Disusun Oleh :
1
LEMBAR PERSETUJUAN
MENYETUJUI,
Coach Mentor
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pegawai Negeri Sipil (PNS) menurut UU No. 5 tahun 2014
adalah Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) yang diangkat sebagai
pegawai tetap oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) dan memiliki
nomor induk pegawai secara nasional. PNS memiliki peranan penting
dalam mewujudkan tujuan negara sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri
sipil (PNS) dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK)
yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai ASN memiliki fungsi
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. Selain itu, pegawai ASN juga berperan sebagai
perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dasar penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS adalah mengacu
pada Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 25 Tahun 2017
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan III. Pelaksanaan Pelatihan dasar CPNS seperti
tercantum dalam Peraturan LAN Nomor 25 Tahun 2017 Tentang
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dilakukan sebagai syarat untuk
dapat diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil yang diharapkan memiliki
nilai-nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu
dan anti korupsi. Serta memahami pentingnya pelayanan publik yang
optimal, managemen ASN dan Whole of Government. Maka disusunlah
rancangan aktualisasi ini sebagai salah satu syarat untuk dapat
menyelesaikan pelatihan dasar CPNS.
3
Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No. 75 tahun 2014,
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Pada Permenkes yang sama juga dijelaskan mengenai sistem
rujukan yang merupakan penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang
mengatur pelimpahan tugas dan tanggungjawab pelayanan kesehatan
secara timbal balik baik vertikal maupun horizontal.
Sistem pelayanan rujukan sejatinya dilaksanakan secara
berjenjang, mulai dari fasilitas kesehatan tingkat pertama seperti
Puskesmas, RS Tipe D, klinik, atau praktik dokter mandiri. Kemudian
jika diperlukan pelayanan lanjutan oleh spesialis tertentu, maka pasien
dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan tingkat II yakni Rumah Sakit Tipe C
atau B, dan jika di fasilitas kesehatan tingkat kedua masih tidak
memungkinkan untuk dilayani karena sarana dan prasarana kurang
memadai maka dokter fasilitas kesehatan tingkat II akan merujuk ke
fasilitas kesehatan tingkat III yang diisi oleh Rumah Sakit Tipe A.
Dewasa ini banyak masyarakat yang masih belum mengetahui
mengenai sistem pelayanan kesehatan secara berjenjang, oleh karena
itu sering terjadi miskomunikasi dalam pelayanan kesehatan. Hal ini lah
yang menjadi latar belakang penulis dalam membuat rancangan
aktualisasi tentang meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
prosedur pelayanan pasien secara berjenjang.
4
B. Deskripsi Umum
1) Gambaran Umum Instansi
Di sebelah Utara:
berbatasan dengan Kecamatan Maro Sebo Kabupaten Muaro Jambi
Di sebelah Selatan:
berbatasan dengan sungai batang hari
Di sebelah Barat :
berbatasan dengan Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi
Di sebelah Timur :
berbatasan dengan Kecamatan Pelayangan Kota Jambi.
5
Gambar 1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi
2) Sumber Daya
Puskesmas Olak Kemang memiliki sumber daya tenaga sebanyak 42
orang dimana 40 orang (95,2%) bertugas di Puskesmas Olak Kemang
(Induk) berjumlah 2 orang (4,8%)
6
9 Apoteker 1 - -
10 Asisten Apoteker 1 - -
11 Sanitasi 1 - -
12 Gizi 1 - -
13 Laboratorium 1 - -
14 Tata Usaha 1 - -
15 Pekarya 0 0 -
16 Tenaga Non Kesehatan 5 0 -
Visi
Terwujudnya Masyarakat Sehat dan Mandiri di Wilayah Kerja
Puskesmas Olak Kemang
Misi
1. Turut serta berpartisipasi dalam menggerakkan pembangunan di
Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi yang berwawasan kesehatan
lingkungan.
2. Mendorong peran serta dan kemandirian masyarakat Kecamatan
Danau Teluk Kota Jambi untuk menerapkan budaya perilaku hidup
bersih dan sehat baik secara individu, keluarga, masyarakat, dan
lingkungannya.
3. Berupaya dan berinovasi dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang berkualitas, professional, adil, terjangkau, aman, dan
paripurna di bidang promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
4. Melaksanakan kemitraan dan rujukan dengan fasilitas kesehatan
tingkat lanjut milik pemerintah dan swasta
5. Memberikan pelayanan prima dengan filosofi motto pelayanan :
Hati ikhlas, Senyum, Sapa, dan Sopan (HIS3), serta berorientasi
memberikan kepuasan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
7
Tata Nilai Puskesmas
O : OBJEKTIF (dalam melayani semua pasien)
L : LANCAR (dalam proses pelayanan pasien)
A : AMANAH (dalam mengemban tugas/ Tupoksi)
K : KOMUNIKATIF (dalam memberikan informasi)
Tugas Pokok :
Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang berkaitan
langsung pada pengobatan penyakit umum atau kuratif melalui tindakan
medis yang sesuai standar operasional, disamping juga memberikan
pelayanan kesehatan secara preventif.
Fungsi:
Sebagai Dokter Puskesmas
Uraian Tugas:
1. Mengkoordinir pelayanan di Puskesmas agar terlaksana sesuai
dengan prosedur pelayanan yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pelayanan medik Umum.
3. Melakukan Tindakan kedaruratan medic
4. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita.
8
5. Menguji kesehatan individu.
6. Melayani dan menerima konsultasi dari dalam dan luar.
7. Melakukan edukasi dan penyuluhan.
8. Membuat catatan rekam medis pasien.
9
5) Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Olak Kemang
10
BAB II
ISU STRATEGIS
8
Akibat masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai prosedur tersebut
membuat masyarakat berorientasi bahwa datang ke puskesmas hanya untuk
meminta rujukan ke Rumah Sakit, padahal jenis penyakit yang diderita termasuk
dalam 144 diagnosis penyakit yang tidak dapat dirujuk dan harus selesai pada
Fasilitas Kesehatan Tingkat I. Hal ini juga menyebabkan angka rujukan di
Puskesmas Olak Kemang begitu tinggi dan mendapat catatan khusus dari pihak
Jaminan Kesehatan Masyarakat dalam hal ini BPJS.
B. Identifikasi Isu
Isu adalah sebuah masalah yang belum terpecahkan yang siap diambil
keputusannya. Isu merepresentasikan suatu kesenjangan antara praktik
organisasi dengan harapan-harapan para stakeholder. Berdasarkan definisi
tersebut, isu merupakan suatu hal yang terjadi baik di dalam maupun di luar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Berkaitan dengan
rancangan aktualisasi ini, sumber isu yang diangkat berasal dari tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi) dokter umum di Puskesmas Olak Kemang. Salah satu tupoksi
yang diangkat ialah: Mengkoordinir pelayanan di Puskesmas agar terlaksana
sesuai dengan prosedur pelayanan yang telah ditetapkan. Berdasarkan tupoksi
tersebut, penulis menemukan beberapa isu sebagai berikut:
1. Belum memadainya ruang pemeriksaan yang tersedia di Puskesmas Olak
Kemang.
2. Masih tingginya minat masyarakat untuk berobat ke mantri daripada ke
Puskesmas.
3. Masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai prosedur pelayanan
pasien secara berjenjang.
9
Puskesma Olak Kemang. Metode ini adalah alat ukur untuk menyusun urutan
prioritas isu yang harus diselesaikan.
Untuk analisis APKL, caranya dengan menconteng kolom APKL berdasarkan
analisis isu yang terjadi saat ini untuk menentukan prioritas isu yang harus di
angkat. Sedangkan untuk analisis USG, caranya dengan menentukan tingkat
keseriusan dengan skala nilai 1 – 5. Isu yang memiliki skor tertinggi adalah yang
terprioritas untuk dicari pemecahan masalahnya terlebih dahulu. Berikut
pengertian dari masing-masing komponennya
a. Urgency : seberapa mendesak isu tersebut berdasarkan tekanan waktu
untuk memecahkan masalah
b. Seriousness : seberapa serius isu tersebut berdasarkan akibat yang timbul
jika terjadi penundaan pemecahan masalah tersebut
c. Growth : seberapa banyak kemungkinan isu tersebut berkembang makin
memburuk jika terjadi penundaan pemecahan masalah.
Berikut hasil analisis APKL dan USG terhadap isu-isu yang ditemukan di
Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi:
10
Tabel 3. Menentukan isu prioritas dengan metode USG
KRITERIA PERING-
NO SITUASI/KESERIUSAN TOTAL
U S G KAT
Belum memadainya ruang
1 pemeriksaan yang tersedia di 4 3 3 10 II
Puskesmas Olak Kemang
Masih rendahnya pemahaman
masyarakat mengenai prosedur
2 4 4 4 12 I
pelayanan kesehatan secara
berjenjang
Berdasarkan tabel analisis alat ukur isu diatas, maka core issue yang akan
diangkat adalah isu atau permasalahan pada nomor dua. Kegiatan aktualisasi
akhirnya difokuskan kepada “Masih rendahnya pemahaman masyarakat
mengenai prosedur pelayanan kesehatan secara berjenjang”
Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
prosedur pelayanan kesehatan secara berjenjang, maka dilaksanakan melalui
kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
11
5. Melakukan sosialisasi mengenai alur pelayanan kesehatan berjenjang
kepada tokoh masyarakat
6. Melakukan penyuluhan mengenai 144 diagnosis penyakit yang tidak dapat
dirujuk dan harus selesai ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
7. Melakukan konseling mengenai alur pelayanan rujukan di puskesmas.
12
Gambar 2. Foto dr. Ratna Sugiati
13
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Rencana Aktualisasi
Unit Kerja : Puskesmas Olak Kemang Kota Jambi
Identifikasi Isu :
1. Belum memadainya ruang pemeriksaan yang tersedia di Puskesmas Olak
Kemang
2. Masih tingginya minat masyarakat untuk berobat ke mantri daripada ke
puskesmas.
3. Masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai prosedur pelayanan
pasien secara berjenjang
Isu yang Diangkat :
Masih rendahnya pemahaman masyarakat mengenai prosedur pelayanan
pasien secara berjenjang.
Kegiatan :
1. Melakukan koordinasi tentang pelaksanaan kegiatan aktualisasi
2. Membuat leaflet mengenai alur pelayanan kesehatan berjenjang.
3. Membuat banner mengenai 144 diagnosis penyakit yang tidak dapat dirujuk
dan harus selesai ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat pertama.
4. Membuat poster alur pelayanan rujukan di puskesmas.
5. Melakukan sosialisasi mengenai alur pelayanan kesehatan berjenjang
kepada tokoh masyarakat
6. Melakukan penyuluhan mengenai 144 diagnosis penyakit yang tidak dapat
dirujuk dan harus selesai ditangani pada fasilitas kesehatan tingkat
pertama.
7. Melakukan konseling mengenai alur pelayanan rujukan di puskesmas.
14
Tabel 5. Rencana Kegiatan, Tahapan Kegiatan, Output yang diharapkan
PENGUA-
KETERKAITAN KONTRIBUSI
TAHAPAN TAN NILAI STAKE
NO. KEGIATAN OUTPUT/ HASIL SUBSTANSI MATA TERHADAP VISI DAN
KEGIATAN ORGANISA- HOLDER
PELATIHAN MISI ORGANISASI
SI
1 2 3 4 5 6 7 8
15
rencana kepada
aktualisasi teman
dengan rekan sejawat
sejawat
2 Membuat 1. Berkonsultasi 1. Persetujuan Akuntabilitas Pembuatan leaflet 1. Komuni- 1. Mentor
leaflet dengan mentor Dalam membuat leaflet mengenai alur katif 2. Rekan
mengenai mentor tentang mengenai alur pelayanan kesehatan 2. Kreatif Sejawat
alur mengenai kegiatan pelayanan kesehatan berjenjang sesuai 3. Musyawa 3. Pihak
pelayanan rancangan aktualisasi berjenjang dilakukan dengan misi rah dan perceta-
kesehatan kegiatan dengan penuh puskesmas ketiga Mufakat kan
2. Terkumpul-
berjenjang. aktualisasi tanggung jawab tanpa yakni berupaya dan leaflet
nya referensi
2. Menyiapkan memanipulasi sumber berinovasi dalam
tentang alur
referensi memberikan
pelayanan
pembuatan Etika Publik pelayanan kesehatan
kesehatan
leaflet alur Saat berkonsultasi yang berkualitas,
secara
pelayanan dengan mentor dengan professional, adil,
berjenjang
kesehatan mengedepankan nilai terjangkau, aman, dan
berjenjang 3. Desain kesopanan paripurna di bidang
3. Menyusun leaflet alur promotif, preventif,
desain leaflet pelayanan kuratif, dan
alur kesehatan rehabilitatif.
16
pelayanan secara Komitmen Mutu
kesehatan berjenjang Pembuatan leaflet
berjenjang berdasarkan referensi
4. Draft leaflet
4. Menyusun yang valid dan
alur
draft leaflet berorientasi mutu
pelayanan
5. Berkoordinasi
kesehatan
kembali Anti Korupsi
secara
dengan Pembuatan leaflet
berjenjang
mentor dilakukan secara
mengenai 5. Diperolehnya mandiri tanpa
daft leaflet gambaran membebankan biaya
6. Finalisasi akhir draft pada pihak lain
7. Mencetak leaflet
leaflet
6. Perbaikan
draft leaflet
7. Leaflet alur
pelayanan
kesehatan
berjenjang
17
3 Membuat 1. Menyiapkan 1. Terkumpul- Akuntabilitas Pembuatan banner 1. Komuni- 1. Mentor
banner referensi nya referensi Banner edukasi dibuat mengenai alur katif 2. Rekan
mengenai pembuatan tentang 144 kreatif dan menarik pelayanan kesehatan Sejawat
2. Kreatif
144 banner diagnosis dengan mengacu pada berjenjang sesuai 3. Pihak
diagnosis mengenai penyakit yang literatur yang valid dengan misi 3. Aman perceta-
penyakit 144 tidak dapat puskesmas ketiga kan
4. Nyaman
yang tidak diagnosis dirujuk dan Etika Publik yakni berupaya dan banner
dapat dirujuk penyakit harus selesai Banner ditempatkan berinovasi dalam 5. Musyawa
dan harus yang tidak ditangani pada tempat yang tidak memberikan rah dan
selesai dapat dirujuk pada fasilitas mengganggu pasien pelayanan kesehatan mufakat
ditangani 2. Menyusun kesehatan dan keluarga pasien yang berkualitas,
pada fasilitas desain tingkat professional, adil,
kesehatan banner pertama. Komitmen Mutu terjangkau, aman, dan
tingkat mengenai Banner edukasi dibuat paripurna di bidang
2. Desain
pertama. 144 sebagai suatu inovasi promotif, preventif,
banner 144
diagnosis yang belum ada di kuratif, dan
diagnosis
penyakit Puskesmas Olak rehabilitatif.
penyakit yang
yang tidak Kemang
tidak dapat
dapat dirujuk
dirujuk
3. Berkoordina- Anti Korupsi
si dengan 3. Draft banner Pembuatan banner
18
mentor 144 diagnosis edukasi dilakukan
mengenai penyakit yang secara mandiri, tanpa
daft banner tidak dapat memungut biaya, dan
4. Finalisasi dirujuk tidak ada melibatkan
5. Mencetak kepentingan lain
4. Perbaikan
banner
draft banner
5. Banner 144
diagnosis
penyakit yang
tidak dapat
dirujuk dan
harus selesai
ditangani
pada fasilitas
kesehatan
tingkat
pertama.
19
4 Membuat 1. Menyiapkan 1. Terkumpul- Akuntabilitas Pembuatan poster alur 1. Komuni- 1. Mentor
poster alur referensi nya referensi Poster edukasi dibuat pelayanan rujukan di katif 2. Rekan
pelayanan poster alur tentang alur kreatif dan menarik puskesmas sejalan 2. Kreatif sejawat
rujukan di pelayanan pelayanan dengan mengacu pada dengan misi 3. Musyawa 3. Pihak
puskesmas. rujukan di rujukan di literatur yang valid puskesmas keempat rah dan perceta-
puskesmas. puskesmas yakni melaksanakan Mufakat kan
2. Menyusun Nasionalisme kemitraan dan rujukan poster
2. Desain
desain poster Poster edukasi dibuat dengan fasilitas
poster
alur menggunakan Bahasa kesehatan tingkat
pelayanan
pelayanan Indonesia yang baik lanjut milik pemerintah
rujukan di
rujukan di dan benar dan swasta
puskesmas
puskesmas.
3. Berkoordinasi 3. Draft poster Komitmen Mutu
dengan alur Pembuatan poster
mentor pelayanan berdasarkan referensi
mengenai rujukan di yang valid dan
daft poster puskesmas berorientasi mutu
4. Finalisasi
4. Perbaikan
5. Mencetak Anti Korupsi
draft poster
poster Pembuatan poster
5. Poster alur dilakukan secara
20
pelayanan mandiri tanpa
rujukan di membebankan biaya
puskesmas pada pihak lain
21
tentang alur masyarakat Komitmen Mutu
pelayanan mendapatkan Agar efektif dan efisien
kesehatan leaflet alur maka penyuluhan akan
berjenjang pelayanan dilakukan tepat waktu
melalui kesehatan tanpa menganggu jam
presentasi berjenjang pelayanan
5. Tanya jawab
4. Tokoh
mengenai alur Anti Korupsi
masyarakat
pelayanan Penyuluhan dilakukan
memahami
kesehatan tanpa memungut biaya
alur
secara dari pihak manapun
pelayanan
berjenjang
kesehatan
berjenjang
5. Pemahaman
lebih dalam
mengenai
alur
pelayanan
kesehatan
22
berjenjang
23
tidak dapat dan 144 dengan cara yang paripurna di bidang
dirujuk melalui diagnosis menarik dan tidak promotif, preventif,
presentasi penyakit yang melupakan senyum, kuratif, dan
penyuluhan tidak dapat salam, sapa, sopan, rehabilitatif.
3. Tanya jawab dirujuk dan santun
mengenai alur melalui
pelayanan presentasi Komitmen Mutu
kesehatan penyuluhan Agar efektif dan efisien
berjenjang dan maka penyuluhan akan
144 diagnosis 3. Pemahaman dilakukan tepat waktu
penyakit yang lebih dalam tanpa menganggu
tidak dapat mengenai pelayanan
dirujuk alur
pelayanan Anti Korupsi
kesehatan Penyuluhan akan saya
berjenjang lakukan tanpa
dan 144 memungut biaya dari
diagnosis pihak manapun
penyakit yang
tidak dapat
dirujuk
24
7 Melakukan 1. Tersusunnya Akuntabilitas
1. Memberikan konseling 1. Lancar Pasien
konseling 1. Menyiapkan materi Konseling mengenari kepada pasien 2. Komuni-
mengenai materi konseling alur pelayanan merupakan penerapan katif
alur konseling mengenai kesehatan berjenjang misi kelima puskesmas 3. Kreatif
pelayanan mengenai alur dilakukan secara yakni memberikan 4. Empati
rujukan di alur pelayanan sistematis berdasarkan pelayanan prima
puskesmas pelayanan rujukan di sumber yang valid dengan filosofi motto
rujukan di puskesmas pelayanan: Hati ikhlas,
puskesmas 2. Pasien Etika Publik Senyum, Sapa, dan
2. Berkoordinas bersedia Konseling dilakukan Sopan (HIS3), serta
i dengan mendengar- dengan cara yang berorientasi
pasien untuk kan menarik dan tidak memberikan kepuasan
menyampaik konseling melupakan senyum, pelayanan kesehatan
an konseling mengenai salam, sapa, sopan, kepada masyarakat.
mengenai alur dan santun
alur pelayanan
pelayanan rujukan di Komitmen Mutu
rujukan di puskesmas Penyampaian
puskesmas 3. Pasien konseling berdasarkan
3. Melakukan memahami referensi yang valid
konseling alur dan berorientasi mutu
25
mengnai alur pelayanan
pelayanan rujukan di Anti Korupsi
rujukan di puskesmas Konseling dilakukan
puskesmas 4. Pemahaman tanpa memungut biaya
4. Tanya jawab lebih dalam dari pihak manapun
mengenai mengenai
alur alur
pelayanan pelayanan
rujukan di rujukan di
puskesmas puskesmas
26