Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU SISDIKNAS No. 2 tahun 1989 “ pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan , pengajaran, dan atau latihan bagi
peranannya di masa yang akan datang”. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting
yang harus di miliki oleh tiap orang secara umum. Oleh karena itu di perlukan fasilitas yang
menunjang tercapainya proses Pendidikan tersebut.
Lembaga Pendidikan merupakan salah satu Lembaga yang mengadakan proses
Pendidikan. Dalam upaya tercapainya tujuan Pendidikan tersebut Lembaga Pendidikan harus
menyediakan fasilitas yang baik supaya tujuan tersebut bisa tercapai secara efektif dan
efisien,fasilitas tersebut meliputi sarana dan prasarana.
Untuk mewujudkan dan mengatur hal tersebut pemerintah melalui PP No. 19 Tahun
2005 tentang Standar nasional Pendidikan, pasal 1 ayat (8) mengemukakan standar sarana
dan prasarana adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat olah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja,
tempat bermain, tempat berekreasi dan berkreasi, serta sumber belajar lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran termasuk penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi. pada Bab VII Pasal 42 dengan tegas disebutkan bahwa; (1) Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang
diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.
Sarana dan prasarana merupakan sesuatu yang sangat penting yang menjadi tolak ukur
mutu Lembaga Pendidikan, namun faktanya masih banyak Lembaga Pendidikan yang tidak
memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu sangat di perlukan pemahaman yang luas
mengenai pengelolaan fasilitas Pendidikan dan kesadaran dalam mewujudkannya supaya bisa
mencapai tujuan Pendidikan dengan baik. Dalam hal ini kami akan menyusun makalah
mengenai pengelolaan fasilitas Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan fasilitas pendididikan ?
2. Apa saja prinsip prinsip dan tujuan fasilitas pendidikan?
3. Bagaimana pengelolaan fasilitas Pendidikan ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan tujuan fasilitas pendidikan.
3. Untuk mengetahui pengelolaan fasilitas pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertisn Fasilitas Pendidikan


Dalam proses perwujudan tujuan pendidikan ada salah satu faktor penting yang perlu
di perhatikan yaitu fasilitas pendidikan.oleh karena itu perlu di pahami apa yang dimaksud
dengan fasilitas pendidikan.
Fasilitas dalam KBBI adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi. Menurut
Prof. Dr. Hj. Zakiah Drajat fasilitas adalah segala sesuatu yang bisa mempermudah upaya
serta memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan tertentu. Dari definisi di atas
bisa di pahami bahwa fasilitas mencakup sarana dan prasarana yang membantu lancarnya
pelaksanaan fungsi. Fasilitas pendidikan adalah semua sarana dan prasarana yang mendukung
aktifitas pembelajaran.
Sarana menurut KBBI adalah segala sesuatu yang dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan
penunjang utama terselenggaranya suatu proses. Menurut ketentuan umum permendiknas
(peraturan Menteri Pendidikan nasional ) no. 24 tahun 2007, sarana adalah perlengkapan
pembelajaran yang dapat dipindah-pindah, sedangkan prasarana adalah fasilitas dasar untuk
menjalankan fungsi sekolah/madrasah. Secara umum sarana adalah segala sesuatu yang dapat
dipakai sebagai alat dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi,
seperti ; sabit,cangkul dll. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunnjang
terselenggaranya proses produksi, seperti ; lahan, jalan, parit , pabrik, tempat kerja dll.
Menurut tim penyusun pedoman pembukuan media pendidikan dan kebudayan, sarana
merupakan sesuatu yang diperlukan dalam proses belajar mengajar,baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak agar pencapain tujuan pendidikan dapat berjalan dengan
lancar,teratur,efektif dan efesien.
Menurut Dr.E.Mulayasa sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang
secara langsung di pergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses belajar
mengajar seperti;gedung,ruangan kelas,meja,kursi,serta alat alat dan media pembelajaran”.
Menurut Syahril sarana merupakan unsur yang secara langsung menunjang atau
digunakan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar unsur tersebut dapat berbentuk seperti
meja,kursi,kapur,papan tulis,alat peraga,dan sebagainya;
Jadi dapat disimpulkan yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua
fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses belajar

3
mengajar.baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan yang
efektif dan efesien.
Menurut Ibrahim bafadal bahwa prasana pendidikan adalah semua perangkat
perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di
sekolah’
Menurut Syahril prasarana adalah barang atau benda yang secara tidak lansung dapat
berfungsi sebagai penunjang dalam pelaksanaan kegiatan, dalam pelaksanaan pendidikan
unsur tersebut dapat berbentuk seperti taman sekolah,gedung,ruangan,halaman
sekolah,wc,dan sebagainya’
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah
fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya proses pendidikan atau
pengajaran,seperti; halaman,taman sekolah,jalan menuju sekolah,seperti taman sekolah untuk
belajar biologi,komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.
B. Prinsip-Prinsip dan Tujuan Pengelolaan Fasilitas Pendidikan
1. Prinsip-prinsip pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan
Agar tujuan –tujuan menejemen perlengkapan bisa tercapai ada beberapa prinsip yang perlu
diperhatikan dalam mengelola perlengkapan disekolah prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
a. Prinsip Pencapaian Tujuan
Pada dasarnya menejemen perlengkapan sekolah dilakukan dengan maksud agar
semua Fasilitas sekolah dalam keadaan kondisi siap pakai. Oleh sebab itu, menejemen
perlengkapan sekolah dapat dikatakan berhasil bilaman fasilitas sekolah iti selalu siap
pakai setiap saat, pada setiap seorang personil sekolah akan menggunakannya.
b. Prinsip Efisiensi
Dengan prinsip efisiensi semua kegiatan pengadaan sarana dan prasarana sekolah
dilakukan dengan perencanaan yang hati-hati sehingga bisa memperoleh fasilitas yang
berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Dengan prinsif efisiensi pemakaina
semua fasilitas sekolah hendaknya dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat
mengurangi pemborosan. Maka perlengkapan sekolah hendaknya dilengkapi dengan
petunjuk teknis penggunaan dan pemeliharaannya.
c. Prinsif Administratif
Di indonesia terdapat sejumlah peraturan perundangan-undangan yang berkenaan
yang berkenaan dengan sarana dan prasarana pendidikan sebagai contoh ada;lah
peraturan tentang inventarisasi dan penghapusan perlengkapan milik negara. Dengan
prinsip administratif berarti semua prilaku pengelolaan perlengkapan pendidikan

4
disekolah itu hendaknya selalu memperhatikan undang-undang, peraturan, instruksi,
dan pedoman yg telah dilakukan oleh pemerintah.
d. Prinsip Kejelasan Tanggung Jawab
Di indonesia tidak sedikit adanya kelembagaaan pendidikan yang sangat besar dan
maju oleh karna besar sarana dan prasarananya sangat banyak sehingga
menejemennya melibatkan banyak orang bilamana hal itu terjadi maka perlu adannya
perorganisasian kerja pengelolaan perlengkapan pendidikan.
e. Prinsip Kekohesifan
Dengan prinsif kekohesifan berarti menejemen perlengkapan pendidikan disekolah
hendaknya terrealisasikan dalam bentuk proses bentuk sekolah yang sangat kompak.
2. Tujuan Pengelolaan Fasilitas Pendidikan
Secara umum tujuan menejemen saran prasarana pendidikan adalah memberi layanan
secara profesional di bidang sarana prasaran pendidikan dalam rangka terselenggaranya
proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci tujuannya adalah sebagai berikut
:
a. Untuk mengupayakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama . dengan perkataan ini melalui
menejemen perlengkapan pendidikan diharapkan semua perlengkapan yang
didapatkan oleh sekolah adalah saran dan prasarana pendidikan yang berkualitas
tinggi. Sesuai dengan kebutuhan sekolah dan dengan dana yang efisien
b. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien
c. Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasana sekolah, sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai setiap diperlikan oleh semua personil
sekolah.

C. Pengelolaan Fasilitas Pendidikan


Banyak sekali Lembaga Pendidikan yang kurang memperhatikan mengenai fasilitas
Pendidikan. Padahal hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat penting dalam perwujudan
tujuan Pendidikan. Pengelolaan erat kaitannya dengan manajemen, oleh karena itu
pengelolaan fasilitas Pendidikan akan tercapai dengan memperhatikan fungsi-fungsi
manajemen. Untuk lebih mengetahui tentang manajemen kami akan membahas mengenai
manjemen terlebih dahulu.
a. Pengertian Manajemen

5
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan
melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu. Jadi
manajemen itu merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Karena manajemen diartikan mengatur maka timbul beberapa pertanyaan bagi kita.
1. Apa yang diatur ?
Yang diatur adalah semua unsur-unsur manajemen yang terdiri dari men, money,
methods, materials, machines, and market, disingkat dengan 6M dan semua
aktivitas yang ditimbulkannya dalam proses manajemen itu.
2. Kenapa harus diatur ?
Agar 6M itu lebih berdaya guna, berhasil guna, terintegrasi, dan terkoordinasi
dalam mencapai tujuan yang optimal.
3. Siapa yang mengatur ?
Yang mengatur adalah pemimpin dengan wewenang kepemimpinannya melalui
intruksi atau persuasi, sehingga 6M dan semua proses manajemen tertuju serta
terarah kepada tujuan yang diinginkannya.
4. Bagaimana mengaturnya ?
Mengaturnya melalui proses dari urutan fungsi-fungsi manajemen (perencanaan.
Pengorganisasian, pengarahan, pengendalian = planning , organizing, directing,
controlling).
5. Di mana harus diatur ?
6. Dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena organisasi merupakan suatu alat
dan wadah untuk mengatur 6M dan semua aktivitas proses manajemen dalam
mencapai tujuannya.
Perlu dihayati bahwa manajenen dan organisasi bukan tujuan, tetapi hanya merupakan
alat dan wadah untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang ingin dicapai itu
adalah pelayanan dan atau laba (profit).
Walaupun manajemen dan organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja tetapi
harus diatur dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dan organisasi ini baik maka
tujuan optimal dapat diwujudkan, pemborosan terhindari, dan semua potensi yang dimiliki
akan lebih bermanfaat.
Mismanagement (salah urus) harus dihindari, karena mismanagement akan menimbulkan
kerugian, pemborosan, bahkan tujuan tidak akan tercapai. Untuk lebih jelasnya kita
perhatikan pengetian manajemen menurut para ahlinya.
1. Drs. H. Malayu S.P Hasibuan

6
Manjemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.
2. Andrew F. Sikula
Management is general refers to planning, organizing, controlling, staffing.
Leading, motivating, communicating, and decision making activities performed bay
any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to
bring an efficient creation of some product or service.
Artinya ;
Manajemen pada umumnya di kaitkan dengan akitivitas-aktivitas perencanaan,
perorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komukasi dan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk
mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga
akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
3. G. R Terry
Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating,
and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of
human being and other resources.
Artinya :
Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian yang dlakukan, untuk
menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah di tentukan melalui
pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
4. Haroold koontz and cryil o’donnel
Management is getting things done trough people. In bringing about this
coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organize, staffs.
Direct and control the activities other people.
Artinya :
Manajemen adalah usaha mencapaai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan
orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penenmpatan, pengarahan,
dan pengendalian.
Dalam menjalankan fungsi manajemen tersebut perlu harus didasari dengan asas-asas
manajemen supaya terhindar dari kesalahan-kesalahan dasar dalam menjalankannya, dan

7
kepercayaan pada diri sendiripun akan semakin besar. Adapun asas-asas umum manajemen
(general principles of management) menurut Henry Fayol adalah sebagai berikut,
1. Division Of Work (asas pembagian kerja)
Asas ini sangat penting, karena adanya limit factors, artinya adanya keterbatasan-
keterbatasan manusia dalam menjalankan semua pekerjaan, yaitu;
a) Keterbatasan waktu
b) Keterbatasan pengetahuan
c) Keterbatasan kemampuan
d) Keterbatasan perhatian
Keterbasan-keterbatasan ini mengharuskan diadaakannya pembagian pekerjaan.
Tujuannya untuk memperoleh efisiensi organisasi dan pembagian kerja yang
berdasarkan spesialisasi sangat diperlukan, baik pada bidang teknis maupun pada
bidang kepemimpinan.
2. Authority and Responsibility (asas wewenang dan tanggiung jawab)
Menurut asas ini perlu adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab
antara atasan dan bawahan, wewenang harus seimbang dengan tanggung jawab.
Misalnya wewenang sebesar X maka tanggung jawab pun sebesar X. wewenang akan
menimbulkan hak, sedangkan tanggung jawab akan menimbulkan kewajiban. Hak dan
kewajiban menyebabkan adanya interaksi atau komunikasi antara atasan dan
bawahan.
3. Discipline (asas disiplin)
Menurut asas ini hendaklah semua perjanjian, peraturan yang telah ditetapkan,
dan perintah atasan harus dihormati, dipatuhi, serta dilaksanakan sepenuhnya.
4. Unity of Command ( asas kesatuan perintah )
Menurut asas ini, hendaknya setiap bawahan hanya menerima perintah dari
seorang atasan dan bertanggung jawab hanya kepada seorang atasan pula. Tetapi
seorang atasan dapat memberikan perintah kepada beberapa orang bawahan. Asas
kesatuan perintah ini perlu, karena jika seorang bawahan diperintah oleh beberapa
orang atasan maka ia akang bingung.
5. Unity of Direction ( asas kesatuan arah)
Setiap orang (kelompok) bawahan hanya mempunyai satu rencana, satu
tujuan, satu perintah, dan satu atasan, supaya terwujud kesatuan arah, kesatuan gerak
dan kesatuan tindakan menuju sasaran yang sama. Unity of command berhubungan

8
dengan karyawan, sedangkan unity of direction bersangkutan dengan seluruh
perusahaan.
6. Subordination of Individual Interest Into General Interest (asas kepentingan umum
diatas kepentingan pribadi)
Setiap orang dalam organisasi harus mengutamakan kepentingan bersama,
diatas kepentingan pribadi. Misalnya pekerjaan kantor sehari-hari harus diutamakan
daripada pekerjaan sendiri.
7. Remuneration of Personel (asas pembagian gaji yang wajar)
Menurut asas ini, hendaknya gaji dan jaminan-jaminan social harus adil, wajar
dan seimbang dengan kebutuhan, sehingga memberikan kepuasan yang maksimal baik
bagi karyawan maupun majikan.
8. Centralization (asas pemusatan wewenang )
Setiap organisasi harus memiliki pusat wewenang, artinya wewenang itu
dipusatkan atau dibagi-bagikan tanpa mengabaikan situasi khas, yang akan
memberikan hasil keseluruhan yang memuaskan. Centralization ini sifatnya dalam arti
relative bukan absolut (mutlak).
9. Scalar of Chain (asas hierarki atau asas rantai berkala)
Saluran perintah atau wewenang yang mengalir dari atas ke bawah harus
merupakan mata rantai vertical yang jelas, tidak terputus, dan dengan jarak yang
terpendek. Maksudnya perintah harus berjenjang dari jabatan tertinggi ke jabatan
terendah dengan car berurutan.
10. Order (asas keteraturan)
Asas ini dibagi atas material order dan social order, artinya keteraturan dan
ketertiban dalam penempatan barang-barang dan karyawan. Material order artinya
barang-barang atau alat-alat organisasi perusahaan harus ditempatkan pada tempat
yang sebenarnya, jangan disimpan di rumah. Social order artinya penempatan
karyawan harus sesuai keahlian atau bidang sepesialisnya.
11. Equity (asaste keadilan)
Pemimpin harus berlaku adil terhadap semua karyaawan dalam pemberian gaji
dan jaminan social, pekerjaan dan hukuman. Perlakuan yang adil akan mendorong
bawahan mematuhi perintah-perintah atasan dan gairah kerja. Jika tidak adil bawahan
akan malas dan cenderung menyepelekan tugas-tugas dan perintah-perintah
atasannya.
12. Initiative (asas insiatif)

9
Menurut asas ini, seorang pemimpin harus memberikan dorongan dan
kesempatan kepada bawahannya untuk berinsiatif, dengan memberikan kebebasan
agar bawahan secara aktif memikirkan dan menyelesaikan sendiri tugas-tugasnya.
13. Esprit de Corps (asas kesatuan)
Menurut asas ini, kesatuan kelompok harus dikembangkan dan dibina melalui
sisten komukasi yang baik, sehingga terwujud kekompakan kerja dan timbul
keinginan untuk mencapai hasil yang baik. Pimpinan perusahaan harus membina
bawahannya sedemikian rupa, supaya karyawan merasa ikut memiliki perusahaan itu.
14. Stability of Turn-Over Of Personnel (kestabilan jabatan karyawan)
Menurut asas ini, pimpinan perusahaan harus berusaha agar mutasi dan keluar
masuknya karyawan tidak terlalu sering, karena akan mengakibatkan ketidakstabilan
organisasi, biaya-biaya semakin besar, dan perusahaan tidak mendapat karyawan yang
berpengalaman. Pimipinan perusahaan harus berusaha, agar setiap karyawan betah
bekerja sampai masa pensiunnya. Jika karyawan sering berhenti perlu manajer
menyelidiki penyebabnya. Apakah karena gaji terlalu kecil, perlakuan yang kurang
dan lain sebagainya.
b. Prosedur Pengelolaan Fasilitas Pendidikan
Setelah kita memahami apa itu manajemen, maka kita bisa mengaplikasikannya dalam
rangka mengelola fasilitas Pendidikan. Adapun tahapan penegeloalaan fasilitas Pendidikan
adalah sebagai berikut;
1. Perencanaan
2. Pengadaan
3. Penyimpanan
4. inventarisasi
5. Penataan
6. Penggunaan
7. Pemeliharaan
8. Penghapusan
Tahapan diatas merupakan serangkaian kegiatan yang perlu dilakukan oleh setiap
Lembaga Pendidikan dengan memperhatikan fungsi-fungsi serta asas-asas manajemen,
supaya bisa dilakukan secara efektif dan efisien. Sebelumnya kita perlu memahami satu-
persatu dari tahapan diatas.
1. Perencanaan

10
Perencanaan ini merupakan tahap awal dalam melakukan segala sesuatu.
Perencanaan disini meliputi beberapa hal;
a) Perencanaan Kebutuhan, Pengadaan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana
Pendidikan.
Perencanaan sarana dan prasarana pendididkan merupakan pekerjaan
yang komplek, karena harus terintegrasi dengan rencana pembangunan, baik
nasional, regional maupun lokal, perencanaan ini merupakan sistem
perencanaan terpadu dengan perencanaan pembangunan tersebut. perencanaan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan tergantung pada jenis program
pendidikan dan tujuan yang ditetapkan.
Program pendidikan yang berorientasi pada pemenuhan kebutuhan
tenaga kerja akan berbeda dengan program pendidikan yang berorientasi pada
pemerataan kesempatan belajar, dalam hal sarana dan prasarananya, karena itu
dalam perencanaan kebutuhan tersebut tersebut perlu dikaji sistem internal
pendidikan dan aspek eksternalnya seperti masalah demographi, ekonomi
kebijakan-kebijakan yang ada. Kegagalan dalam tahap perencanaan ini akan
merupakan pemborosan. Prinsip prinsip umum dalam perencanaan seperti
komprehensif, obyektif, fleksibel dan interdisiplin perlu diperhatikan.
b) Perencanaan Pengadaan Tanah Untuk Gedung atau Bangunan Sekolah
Sekolah tidak bisa dibangun disembarang tempat. Menurut Frabk
W.Banghart sekolah hendaknya dibangun pada tempat atau lokasi yang baik
yang dapat memberikan pengaruh positif pada perkembangan siswa. Selain itu
Soerjani (1988:135) mengemukakan: “Dalam mensirikan gedung sekolah,
perlu diperhatikan tentang letak sekolah dan lingkungannya. Letak dan
lingkungan sekolah adalah salah satu komponen yang dapat menunjang atau
menghambat usaha meningkatkan ketahanan sekolah”.
Dengan memperhatikan pendapat diatas maka tempat atau letak tanah
untuk bangunan sekolah harus benar-benar memperhatikan, dan
mempertimbangkan keadaan lingkungan sekolah, kebutuhan murid-murid
sekolah, serta kurikulum sekolah itu sendiri.
Adapun syarat-syarat yang harus diperhatikan menurut J.Mamusung antara
lain:
1) Mudah dicapai dengan berjalan kaki ataupun berkendaraan

11
2) Terletak disuatu lingkungan yang banyak hubungan dengan
kepentingan pendidikan (sekolah)
3) Cukup luas, bentuk maupun tofogafinya akan memenuhi kebutuhan
4) Mudah menjadi kering jika digenangi air, bebas dari pembusukan dan
tidak merupakan tanah yang konstruksinya adalah hasil buatan /
timbangan / urugan.
5) Tanahnya yang subur, sehingga mudah ditanami dan indah
pemandangan alam sekitarnya
6) Cukup air ataupun mudah dan tidak tinggi biayanya jika harus
menggali sumur ataupun memasang pipa-pipa perairan
7) Terdapat air yang bersih dan berkualitas
8) Memperoleh sinar matahari yang cukup selama waktu sekolah
berlangsung, sehingga kelancaran dan kesehatan terjamin
9) Tidak terletak di tepi jalan/persimpangan jalan yang ramai dan
berbahaya dan tidak berdekatan dengan rumah sakit, kuburan, pabrik-
pabrik yang membisingkan, pasar dan tempat-tempat lain yang dapat
memberikan pengaruh-pengaruh negatif
10) Harganya tidak terlalu mahal (murah).
Dengan memperhatikan syarat-syarat diatas tidak semua tanah dapat
dijadikan untuk tempat pendidikan. Untuk sebelum tanah itu dibeli perlu
terlebih dahulu adanya perencanaan. Dalam pengadaan tanah yang meliputi :
1) Membuat rencana pengdaan tanah, luas dan lokasi sesuai dengan
kebutuhan.
2) Melakukan survey, dilakukan untuk menentukan lokasi tujuan dan
perencanaan tata kota.
3) Melakukan survey untuk melihat kondisi fisik lainnya, misalnya: jalan,
listrik, transportasi, air dan sebagianya.
4) Harga tanah, dilakukan untuk bahan pengajuan rencana anggaran.
c) Perencanaan Pengadaan Bangunan Gedung Sekolah.
Sekolah merupakan lembaga tempat mendidik anak agar menjadi
warga Negara yang kreatif dan produktif. Untuk itu menunut adanya gedung
yang memadai sehingga pada tiap murid ada perasaan bangga dan bersekolah
selama dididik dalam gedung tersebut. selain itu untuk menumbuhkan

12
penghormatan murid terhadap lembaga tempat ia dididik, seyogyanya sekolah
didirikan dalam lingkungan yang cukup terhormat.
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu bangunan yang ideal,
J.Mumusung (1981:16) mengemukakan sebagia berikut:
1) Memenuhi kebutuhan dan syarat pedagogis
2) Ukuran dan bentuk ruangan disesuaikan dengan kebutuhan.
3) Datangnya dan Masuknya sinar matahri harus diperhatikan, yaitu dari
arah sebelah kiri.
4) Tinggi rendahnya tembok, letak jendela dan kusen disesuaikan dengan
kondisi anak-anak.
5) Pengunaan warna yang cocok
6) Aman, artinya material dan kontruksi bangunannya benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan baik kekuatan atau kekokohan bangunan itu
sendiri, maupun pengaruh erosi, angin, getaran, petir dan pohon yang
berbahaya.
7) Menurut syarat kesehatan, sinar matahari cukup bagi setiap ruangan
memungkinkan adanya pergantian udara yang segar selalu.
8) Menyenangkan untuk melakukan kegiatan-kegiatan pendidikan dan
tidak saling mengganggu.
9) Dapat memungkinkan untuk memperluas tanpa memakan biaya lagi
yang besar.
10) Fleksibel, artinya melihat kebutuhan hari depannya dan dapat pula
dirubah-rubah setiap saat diperlukan.
11) Memenuhi syarat keindahan.
12) Ekonomis.
Agar syarat-syarat diatas dapat terpenuhi maka hendaknya sebelum gedung
itu dibangun perlu dibuat perencanaan terlebih dahulu, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Mengadakan survey untuk mengetahui kesesuaian antara gedung yang
akan dibangun dengan kebutuhan sekolah, baik tingkat maupun
jenisnya, serta ukurannya.
2) Menentukan ruang dan perlengkapan dalam arti kualitas bahan, jumlah
ruangan, luas ruangan, banyaknya perabot, kualitas dan ukurannya.
3) Mengadakan survey untuk menentukan lokasi.

13
4) Menyusun anggaran biaya yang disesuaikan dengan harga standar yang
berlaku di daerah bersangkutan.
d) Perencanaan Pembangunan Bangunan Sekolah
Seperti halnya sarana lainnya, pembangunan gedung sekolah harus
direncanakan terlebih dahulu. Sesuai dengan fungsinya gedung sekolah
tersebut merupakan tempat anak-anak belajar, sudah sepantasnya gedung
sekolah yang dibangun harus cukup cahaya masuk agar ruangan menjadi
terang, cukup ventilasi, gedung tersebut mempunyai kualitas yang baik, bagi
dari segi konstruksi maupun dari segi keindahannya dan juga memperhatikan
segi kesehatan.
Sebagai sarana atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar
mengajar, gedung sekolah yang akan dibangun selain harus memperhatikan
segi kualitas juga memeperhatikan kurikulum pendidikan sekolah, untuk itu
maka dalam membangun gedung sekolah menuntut adanya suatu perencanaan
dengan prosedur sebagai berikut:
1) Melakukan survey berkenaan dengan bangunan sekolah yang akan
dibangun, yang meliputi :
(a) Fungsi bangunan
(b) Jumlah pemakai, baik pegawai, guru dan murid.
(c) Program pendidikan atau kurikulum sekolah
(d) Jenis dan jumlah alat-alat atau perabot yang akan ditempatkan
pada gedung sekolah tersebut
2) Mengadakan perhitungan luas bangunan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan disusun berdasarkan hasil survey tersebut.
3) Menyusun anggaran biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan
gedung tersebut. yang disusun dengan harga standar yang berlaku pada
daerah tempat tersebut akan dibangun.
Dalam perencanaan pembangunan gedung sekolah ini juga harus
drencanakan mengenai keadaan gedung sekolah itu sendiri, untuk itu maka
perlu dibuat gambar kerja dengan maksud sebagai pedoman dalam
pelaksanaan pembangunan gedung. Dalam penyusunannya, hendaknya
berpedoman pada standar yang ditentukan pada buku pedoman departemen
yang telah ditetapkan oleh departemen.
e) Perencanaan Pengadaan Perabot dan Perlengkapan Pendidikan

14
Dengan perabot dan perlengkapan yang asal saja, sudah pasti tentu
proses pendidikan berjalan kurang efektif, sehingga akan mengakibatkan
lulusannya mempunyai kecakapan yang tidak sesuai dengan harapan.
Kegiatan pendidikan merupakan usaha yang terencana dan mempunyai
tujuan yang jelas, kerana itu hendaknya perabot pendidikan direncanakan
sesuai dengan dengan kebutuhan anak yang beraneka ragam sifat dan
keperluannya, baik secara individual ataupun kelompok dan kurikulum atau
program pendidikan yang akan dilakukan oleh sekolah. Ini berati adanya
keharusan untuk memilih dan memiliki perabot dan perlengkapan yang sesuai
dengan umur, minat serta tarap perkembangan fisik maupun phsyshis dari
setiap murid dan kurikulum sekolah yang bersangkutan.
Dilandasi pemikiran diatas maka perabot dan perlengkapan yang dibuat
harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Sesuai dengan aktivitas murid dalam PBM.
2) Kuat, mudah memeliharanya, dan mudah dibersihkan.
3) Mempunyai pola dasar yang sederhana.
4) Mudah dan ringan untuk disusun/disimpan.
5) Flexible sehingga mudah diguakan dan dapat pula berdiri sendiri.
6) Kontruksinya harus memenuhi syarat berikut:
(a) Kuat dan tahan lama.
(b) Mudah dikerjakan secara masal.
(c) Tidak tergantung keamanan pemakainya.
(d) Bahan yang mudah didapat dipasaran dan disesuaikan dengan
keadaan setempat.
Dalam perencanaan perlengkapan dan perabot sekolah. Depdiknas
mengelompokannya menjadi barang-barang yang habis dipakai barang-barang
yang tak habis dipakai. Untuk perencanaannya adalah sebagai berikut
(Depdiknas,1980):
1) Barang yang habis dipakai, direncanakan dengan urutan sebagai
berikut:
(a) Menyusun daftar perlengkapan yang disesuaikan dengan
kebutuhan dari rencana kegiatan sekolah tiap bulan.
(b) Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan
barang tersebut tiap bulan.

15
(c) Menyusun rencana pengadaan barang tersebut menjadi rencana
triwulan dan kemudian menjadi rencana tahunan.
2) Barang tak habis pakai, direncanakan dengan urutan sebagai berikut:
(a) Menganalisis dan menyusun keperluan perlengkapan sesuai
dengan rencana kegiatan sekolah serta memperhatikan
perlengkapan yang direncanakan dengan memperhatikan
perlengkapan yang masih ada dan masih dapat dipakai.
(b) Memperkirakan biaya perlengkapan yang direncanakan dengan
memperhatikan standar yang telah dilakuakan
(c) Menetapkan skala prioritas menurut dan yang tersedia, urgensi
kebutuhan dan menyusun rencana pengadaan tahunan.
2. Pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan
Untuk pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dapat dilakukan dengan
berbagai cara. Misalnya untuk pengadaan tanah bisa dilakuakn dengan cara membeli,
menerima hibah, menerima hak pakai, menukar dan sebgainya. Dalam pengadaan
gedung/bangunan dapat dilakukan dengan cara membangun baru, membeli, menyewa,
menerima hibah, atau menukar bangunan.
Untuk pengadaan perlengkapan atau perabot sekolah dapat dilkukan dengan
jalan membeli. Perabot yang akan dibeli dapat berbentuk yang sudah jadi, atau yang
belum jadi. Dalam pengadaan perlengkapan ini juga dapat dilakukan dengan jalan
membuat sendiri atau menerima bantuan dari instansi pemerintah dari luar
Departemen Pendidikan Nasional, badan-badan swasta, masyarakat, perorangan dan
sebagainya.
Dalam pengadaan sarana diatas selain perlu diperhatikan segi kualitas dan
kuantitas, juga diperhatikan prosedur atau dasar hukum yang berlaku, sehingga sarana
yang sudah ada tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Misalnya dalam
pembelian tanah perlu jelas surat-surat tanah yang akan dibeli, demikian juga dengan
akta jual belinya, demikian juga kalau menerima hibah dari pihak lain supaya ada
dasar hukumnya, sebaiknya dalam pelaksanaanya dilakukan dengan Akta Notaris
pejabat pembuat akta tanah setempat. Sedangkan untuk yang sifatnya hak pakai,
seperti lahan hendaknya disertai dokumen serah terima dari pihak yang memberikan
hak pakai.
Untuk sarana yang diperoleh melalui siswa perlu juga dibuat surat perjanjian
(kontrak) antar pihak penyewa dan pihak yang menyewakan dan sebagainya.

16
3. Penyimpanan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pada setiap sekolah harus ada petugas khusus yang melaksanakan tugas
berkaitan dengan urusan perlengkapan. Kegiatannya meliputi, menerima, menyimpan
dan mengeluarkan barang dari tempat penyimpanan barang/gudang. Barang atau
sarana pendidikan yang ada pada setiap sekolah banyak macamnya. Dalam
menyimpan barang-barang tersebut hendaknya diperhatikan sifat-sifat barang tersebut.
Dalam penyimpanan barang-barang juga perlu diperhatikan tempat penyimpanan
barang tersebut. gudang hendaknya ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau,
fasilitas pendukungnya, seperti : listrik, air, dan sebagainya. Gudang tersebut
kondisnya harus baik. Untuk terjaminnya pelaksanaaan peyimpanan barang atau
sarana pendidikan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Syarat-syarat pergudangan yang berlaku.
b) Sifat barang yang disimpan.
c) Jangka waktu penyimpanan.
d) Alat-alat atau sarana lain yang diperlukan untuk penyimpanan.
e) Dana atau biaya untuk pemeliharaan.
f) Prosedur kerja penyimpanan yang jelas dan disesuaikan dengan sifat barang
yang disimpan.
4. Inventarisasi Sarana dan Prasarana Pendidikan
Semua sarana dan prasarana sekolah hendaknya diinventarisir, melalui
inventarisasi memungkinkan dapat dikethui jumlah, jenis barang, kualitas, tahun
pembuatan, merek.ukuran, haraga dan sebagainya. Khususnya untuk sarana dan
prasarana pendidikan yang berasal dari pemerintah (milik Negara) wajib diadakan
inventarisasi secara cermat, dengan menggunakan format-format yang telah
ditetapkan. Atau mencatat inventarisasinya di dalam buku Induk Barang Inventaris
dan Buku Golongan Inventaris. Buku inventaris ini mencatat semua barang barang
inventaris milik menurut urutan tunggal. Sedangkan buku golongan barang inventaris
mencatat barang inventaris menurut golongan barang yang telah ditentukan.
5. Penataan sarana dan prasarana Pendidikan
Sarana dan prasarana merupakan sumber utama yang memerlukan penataan
sehingga fungsional, aman dan aktif untuk keperluan proses belajar di sekolah. Secara
fisik sarana dan prasarana harus menjamin adanya kondisi yang higienik dan secara
psikologis dapat menimbulkan minat belajar, hampir dari separuh waktunya siswa-
siswa bekerja, belajar dan bermain di sekolah, karena itu lingkungan sekolah (sarana

17
dan prasarana) harus aman, sehat, dan menimbulkan presefesi positif bagi siswa-
siswanya.
Lingkungan yang demikian dapat menimbulkan rasa bangga dan rasa memiliki
siswa terhadap sekolahnya. Hal ini memungkinkan apabila sarana dan prasarana itu
fungsional bagi kepentingan pendidikan. Dalam hal ini guru sangat berkepentingan
untuk memperlihatkan unjuk kerjanya dan menjadikan lingkungan sekolah sebagai
aset dalam proses belajar mengajar.
Beberapa teknis yang berkenaan dengan bagaimana menata sarana dan prasarana
pendidikan:
a) Penataan Ruang dan Bangunan Sekolah
Dalam mengatur ruang yang dibangun bagi suatu lembaga pendidikan
atau sekolah, hendaknya dipertimbangkan hubungan antara satu ruang dengan
ruang yang lainnya. Hubungan antara ruang-ruang yang dibutuhkan dengan
pengaturan letaknya tergantung kepada kurikulum yang berlaku dan tentu saja
ini akan memberikan pengaruh terhadap penyusunan jadwal pelajaran.
b) Penataan perabot sekolah
Tata perabot sekolah mencakup pengaturan barang-barang yang
dipergunakan oleh sekolah, sehingga menimbulkan kesan kontribusi yang baik
pada kegiatan pendidikan. Dalam mengatur perabot sekolah hendaknya
diperhatikan macam dan bentuk perabot itu sendiri. Apakah perabot tunggal
atau ganda, individual atau klasikal, hal yang harus diperhatikan dalam
pengaturan perabot sekolah antara lain:
1) Perbandingan antara luas lantai dan ukuran perabot yang akan dipakai
dalam ruangan tersebut
2) Kelonggaran jarak dan dinding kiri-kanan
3) Jarak satu perabot dengan perabot lainnya
4) Jarak deret perabot (meja-kursi) terdepan dengan papan tulis
5) Jarak deret perabot (meja-kursi) paling belakang dengan tembok batas
6) Arah menghadapnya perabot
7) Kesesuaian dan keseimbangan
c) Penataan perlengkapan sekolah
Penataan perlengkapan sekolah mencakup perlengkapan di ruang
kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang guru, dan kelas, ruang BP, ruang
perpustakaan dan sebagainya. Ruang-ruang tersebut perlengkapannya perlu

18
ditata sedemekian rupa sehingga menimbulkan kesan yang baik kepada
penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di sekolah dan menimbulkan
perasaan dan betah pada guru yang mengajar dan siswa yang sedang belajar.
6. Penggunaan sarana dan prasarana Pendidikan
Penggunaan atau pemakaian sarana dan prasarana pendidikan disekolah
merupakan tanggungjawab kepala sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Untuk
kelancaran kegiatan tersebut, bagi kepala sekolah yang mempunyai wakil bidang
sarana dan prasarana atau petugas yang berhubungan dengan penanganan sarana dan
prasarana sekolah diberi tanggung jawab untuk menyusun jadwal tersebut. yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan saran dan prasarana adalah:
a) Penyusunan jadwal harus dihindari benturan dengan kelompok lainnya
b) Hendaklah kegiatan-kegiatan pokok sekolah merupakan prioritas utama
c) Waktu/jadwal penggunaan hendaknya diajukan pada awal tahun pelajaran
d) Penugasan / penunjukan personil sesuai dengan dengan keahlian pada
bidangnya.
e) Penjadwalan dalam penggunaan sarana dan prasarana sekolah, antar kegiatan
intrakulikuler dengan ekstrakulikuler harus jelas.
7. Pemeliharaan sarana dan prasaran Pendidikan
Sarana dan prasarana merupakan penunjang untuk keaktifan proses belajar
mengajar. Barang-barang tersebut kondisinya tidak akan tetap, tetapi lama kelamaan
akan mengarah pada kerusakan, kehancuran bahkan kepunahan. Namun agar saran
dan prasarana tersebut tidak cepat rusak atau hancur diperlukan usaha pemeliharaan
yang baik dari pihak pemakainya. Pemeliharaan atau maintenanace merupakan suatu
kegiatan yang kontinu untuk mengusahakan agar sarana dan prasarana pendidikan
yang ada tetap dalam keadaan baik dan siap untuk dipergunakan.
Pemeliharaan adalah suatu kegiatan dengan pengadaan biaya yang termasuk
dalam keseluruhan anggaran persekolahan dan diperuntukan bagi kelangsungan
“building”, “equipment”, serta “furniture”, termasuk penyediaan biaya bagi
kepentingan perbaikan dan pemugaran, serta penggantian. Perlunya pemeliharaan
yang baik terhadap bangunan, perabot dan perlengkapan sekolah dikarenakan
kerusakan sebenarnya telah dimulai semenjak hari pertama gedung, perabot dan
perlengkapan itu diterima dari pihak pemborong, penjual atau pembeli sarana tersebut,
kemudian disusul oleh proses kepunahan, meskipun pemeliharaan yang baik telah
dilakukan terhadapa sarana tersebut selama dipergunakan.

19
Ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan, perabot dan
perlengkapan sekolah, yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh J. Mamusung :
a) Kerusakan dikarenakan pemakaian dan pengrusakan, baik disengaja maupun
yang tidak oleh pemakai.
b) Kerusakan dikeranakan pengaruh udara, cuaca, musim, maupun keadaan
lingkungan.
c) Keusangan (out of date) disebabkan moderenisasi di bidang pendidikan serta
perkembangannya
d) Kerusakan karena kecelakaan atau bencana disebabkan kecerobohan dalam
perencanaan, pemeliharaan, pelaksanaan, maupun penggunaan yang salah
e) Kerusakan karena timbulnya bencana alam seperti banjir gempa dan lain-lain.
Menurut waktunya kegiatan pemeliharaan terhadap bangunan dan perlengkapan
serta perabot sekolah dapat dibedakan menjadi pemeliharaan yang dilakukan setiap
hari dan pemeliharaan yang dilakukan secara berkala.
8. Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Barang-barang yang sudah ada di sekolah, terutama yang berasal dari
pemerintah (khusus sekolah negeri) tidak akan selamanya bisa digunakanan dan
dimanfaatkan untuk kepentingan pendidikan, hal ini dikarenakan rusak berat sehingga
tidak bisa dipergunakan lagi, barang tersebut sudah tidak sesuai dengan kebutuhan
dan keadaan, biaya pemeliharaan yang tinggi, jumlah barang tersebut berlebihan
sehingga tidak bisa dimanfaatkan, dan nilai guna barang tersebut tidak perlu
dimanfaatkan.
Dengan keadaan seperti diatas maka barang-barang tersebut harus segera
dihapus, artinya, menghapus barang-barang inventaris itu (milik Negara) dari daftar
inventaris sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dengan adanya penghapusan ini maka barang tersebut dibebaskan dari biaya
perbaikan dan pemeliharaan, selain itu dengan adanya penghapusan ini akan
meringankan beban kerja inventaris dan membebaskan tanggung jawab sekolah
terhadap barang tesebut.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fasilitas Pendidikan disini meliputi sarana dan prasarana. Sarana pendidikan adalah
semua fasilitas yang secara langsung dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses
belajar mengajar.baik yang bergerak maupun tidak bergerak agar pencapaian tujuan
pendidikan yang efektif dan efesien.
Prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalanya
proses pendidikan atau pengajaran,seperti; halaman,taman sekolah,jalan menuju
sekolah,seperti taman sekolah untuk belajar biologi,komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan.
Prinsip-prinsip pengelolaan fasilitas Pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Prinsip pencapaian tujuan
2. Prinsip efisien
3. Prinsip administrative
4. Prinsip kejelasan tanggung jawab
5. Prinsip kekohesifan
Tujuan pengelolaan fasilitas Pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana prasarana pendidikan melalui sistem
perencanaan dan pengadaan yang hati-hati dan seksama.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana prasarana sekolah secara tepat dan efisien
3. Untuk menupayakan pemeliharaan sarana dan prasana sekolah, sehingga
keberadaannya selalu dalam kondisi siap pakai setiap diperlikan oleh semua personil
sekolah.
Prosedur pengelolan fasilitas Pendidikan adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
2. Pengadaan sarana dan prasarana Pendidikan
3. Penyimpanan sarana dan prasarana Pendidikan
4. Inventarisasi sarana dan prasarana Pendidikan
5. Penataan sarana dan prasarana Pendidikan
6. Penggunaan sarana dan prasarana Pendidikan
7. Pemeliharaan sarana dan prasarana Pendidikan
8. Penghapusan sarana dan prasarana Pendidikan.

21
B. Saran
Untuk mewujudkan kualitas Pendidikan yang sangat baik, maka perhatikanlah sarana
dan prasana Pendidikan.

22

Anda mungkin juga menyukai