Anda di halaman 1dari 8

EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 82 - 89

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN SAVI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA


UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI SISWA

Wahyu Sumawardani, Chairil Faif Pasani

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Lambung Mangkurat,


Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayutangi Banjarmasin
e-mail : chfaifp@yahoo.co.id

Abstrak. Salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa adalah model pembelajaran
SAVI (Somatic Auditory Visualization and Intellectualy), karena pada tiap tahapan pada model ini
melibatkan siswa secara keseluruhan dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Berdasarkan
hal tersebut dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui efektivitas model pembelajaran SAVI
untuk mengembangkan karakter mandiri siswa.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan populasi seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 13 Banjarmasin. Teknik pengambilan sampel
yang digunakan adalah purpossive random sampling, yaitu memilih kelas VII-E dan VII-F sebagai
sampel penelitian dengan pertimbangan tertentu yang selanjutnya dipilih kelas VII-E sebagai kelas
eksperimen dan kelas VII-F sebagai kelas kontrol secara random. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah dokumentasi, tes dan observasi. Teknik analisis data menggunakan, uji
normalitas, uji homogenitas dan uji beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
hasil belajar matematika siswa, antara kelas yang menggunakan model pembelajaran SAVI dan
kelas yang menggunakan model pembelajaran langsung. Hasil belajar matematika siswa di kelas
yang menggunakan model pembelajaran SAVI lebih tingggi dibandingkan kelas yang
menggunakan model pembelajaran langsung. Sementara itu untuk karakter mandiri siswa di kelas
yang menggunakan model pembelajaran SAVI dominan berada pada kualifikasi Sudah
Berkembang (SB).

Kata kunci : model pembelajaran SAVI, karakter mandiri, hasil belajar matematika

Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem maupun di kehidupan sehari-hari. Pada jenjang
pendidikan nasional disebutkan bahwa pendidikan sekolah menengah pertama (SMP) merupakan
nasional bertujuan untuk mengembangkan peralihan cara berfikir siswa yang masih sangat
kemampuan potensi siswa agar menjadi manusia konkrit sewaktu di sekolah dasar menuju ke semi
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang konkrit. Sehingga ketika siswa berada pada jenjang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, ini diharapkan dapat menyesuaikan diri dengan
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang pelajaran matematika pada jenjang berikutnya yang
demokratis serta bertanggung jawab. Dalam rangka lebih tinggi.
mewujudkan hal tersebut, pemerintah melalui Pasal I UU SISDIKNAS tahun 2003
lembaga-lembaga pendidikan berusaha mencetak diantara tujuan pendidikan nasional adalah
generasi-generasi yang cerdas, sumber daya mengembangkan potensi siswa untuk memiliki
manusia yang berdaya saing tinggi serta dapat kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Individu
meningkatkan harkat dan martabat bangsa yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
Indonesia. Sebagai salah satu mata pelajaran di membuat keputusan dan siap mempertanggung-
sekolah, matematika memiliki peranan yang sangat jawabkan tiap akibat keputusan yang ia buat. Oleh
penting, karena tujuan pembelajaran matematika karena itu, pentingnya pembentukan karakter
adalah mengajarkan kepada siswa untuk merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.
menumbuhkan kemampuan bernalar yang tercermin Pendidikan karakter adalah segala
melalui kemampuan berfikir logis, rasional, kritis, sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk
sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin mempengaruhi karakter siswa. Model pembelajaran
yang digunakan dalam pemecahan masalah baik di yang dapat digunakan guru di sekolah sangat
bidang matematika, di bidang ilmu yang lainnya beraneka ragam. Untuk meningkatkan berbagai

82
Wahyu Sumawardani, Chairil Faif Pasani, Efektivitas Model Pembelajaran SAVI dalam Pembelajaran Matematika …. 83

karakter siswa, guru haruslah mencoba model-model Di dalam bukunya Djamarah (2011)
pembelajaran yang dapat meningkatkan karakter menuliskan pengertian belajar menurut beberapa
siswa tersebut. Sehingga selain memperkuat para ahli. Menurut Winkel belajar adalah aktivitas
karakter, hasil belajar siswa pun menjadi meningkat. mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
Salah satu model pembelajaran yang mampu aktif dengan lingkungan yang menghasilkan
meningkatkan karakter siswa terutama karakter perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
mandiri adalah model pembelajaran SAVI. pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. Menurut
Hasil pengamatan peneliti pada proses Kingskey belajar adalah proses dimana tingkah laku
pembelajaran khususnya di kelas VII SMP Negeri 13 ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan.
Banjarmasin, terlihat bahwa siswa terbiasa mengikuti Dari pendapat beberapa para ahli, Djamarah (2011)
pembelajaran dengan model pembelajaran menyimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
langsung. Adapun Setelah peneliti melakukan kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
wawancara dengan guru yang bersangkutan, benar perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
adanya bahwa model pembelajaran yang sering pengalaman individu dalam interaksi dengan
digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan
tersebut adalah model pembelajaran langsung. psikomotor. Sedangkan menurut Suprijono (2012)
Model pembelajaran langsung mengacu pada gaya belajar berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju
mengajar dimana guru terlibat aktif dalam perkembangan pribadi seutuhnya.
mengusung isi pelajaran kepada siswa dan Menurut Djamarah (2011) perubahan
mengajarkannya secara langsung kepada seluruh yang terjadi sebagai akibat dari belajar merupakan
kelas. Pada proses pembelajaran ini biasanya hanya hasil dari proses belajar. Untuk mendapatkan hasil
ada beberapa siswa yang aktif dan hal tersebut belajar dari perubahan tersebut harus melalui proses
berpengaruh dalam hasil belajar siswa, tertentu yang dipengaruhi oleh berbagai faktor.
pengembangan karakter siswapun cukup sulit, Berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan
khususnya “Karakter Mandiri”. Karakter mandiri hasil belajar yaitu:
adalah salah satu nilai karakter hubungannya (1) Faktor Luar, terdiri dari:
dengan diri sendiri, yang merupakan sikap dan (a) faktor lingkungan, lingkungan merupakan
perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang bagian dari kehidupan siswa karena dalam
lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Guru lingkungannya siswa hidup dan berinteraksi
matematika yang bersangkutan menambahkan, dalam mata rantai kehidupan.
kesulitan mengembangkan karakter mandiri ini (b) faktor instrumental, setiap sekolah
dikarenakan siswa yang terbiasa mendengarkan, mempunyai tujuan yang akan dicapai,
mengikuti pembelajaran persis sama yang diberikan dalam rangka mewujudkan hal tersebut
guru tanpa belajar sesuatu yang baru yang berasal dibutuhkan seperangkat kelengkapan
dari siswa itu sendiri. misalnya kurikulum, program, sarana dan
Berdasarkan pengamatan pada proses fasilitas serta guru.
pembelajaran dan hasil wawancara dengan guru (2) Faktor Dalam, terdiri dari:
mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 13 (a) faktor fisiologis, kondisi fisiologis pada
Banjarmasin diperoleh keterangan bahwa dengan umumnya sangat berpengaruh terhadap
model pembelajaran langsung, mengembangkan kemampuan belajar seseorang. Aspek
karakter siswa cukup sulit, khususnya karakter fisioligis ini mempengaruhi pengelolaan
mandiri. Selain itu, di kelas VII belum pernah kelas.
diterapkan pembelajaran dengan model (b) faktor psikologis, yaitu minat, kecerdasan,
pembelajaran SAVI karena pada umumnya para bakat, motivasi dan kemampuan-
guru belum mengenal model pembelajaran ini. kemampuan kognitif adalah faktor-faktor
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk psikologis utama yang menpengaruhi
mengetahui (1)Perbedaan hasil belajar siswa yang proses belajar siswa.
dibelajarkan melalui model pembelajaran SAVI Berdasarkan faktor-faktor yang telah
dengan yang dibelajarkan melalui model disebutkan, salah satu yang berpengaruh dalam
pembelajaran langsung di kelas VII SMP Negeri 13 proses belajar yaitu faktor instrumental, dimana
Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013. (2)Karakter didalamnya terdapat faktor guru. Guru merupakan
mandiri siswa yang dibelajarkan melalui model salah satu syarat terjadinya kegiatan belajar
pembelajaran SAVI di kelas VII SMP Negeri 13 mengajar di sekolah. Salah satu tugas guru adalah
Banjarmasin tahun pelajaran 2012/2013. memilih model pembelajaran yang dapat digunakan
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 82 - 89 84

dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga materi (3) Menciptakan bagan, diagram, piktogram.
belajar lebih mudah untuk dimengerti dan dipahami (4) Memperagakan suatu proses, sistem, atau
oleh seluruh siswa di sekolah. Menurut Suprijono seperangkat konsep.
(2012) melalui model pembelajaran guru dapat (5) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan
membantu siswa dalam mendapatkan informasi, ide, kegiatan fisik.
keterampilan, cara berfikir dan mengekspresikan ide. (6) Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi,
Meier (2003) mengungkapkan bahwa permainan belajar, dan lain-lain).
salah satu modalitas dalam belajar anak, yaitu (7) Dalam tim, menciptakan pelatihan
modalitas Intelektual. Sedangkan DePorter (2011) pembelajaran aktif bagi seluruh kelas.
mengatakan bahwa anak memiliki 3 gaya belajar Tidak semua pembelajaran memerlukan
yang berbeda sebagai modalitas awal dalam belajar aktivitas fisik, tetapi dengan berganti-ganti
yaitu Visual, Auditorial dan Kinestetik/Somatik. menjalankan aktivitas belajar aktif dan aktif secara
Pembelajaran tidak otomatis meningkat hanya fisik dapat membantu pembelajaran setiap orang.
dengan menyuruh orang berdiri dan bergerak Belajar auditori merupakan belajar dengan
kesana kemari. Akan tetapi menggabungkan berbicara dan mendengarkan. Pikiran auditori lebih
gerakan fisik dengan aktivitas intelektual dan kuat dari pada yang kita sadari. Kita membuat suara
penggunaan semua indera dapat berpengaruh besar sendiri dengan berbicara, maka beberapa area
pada pembelajaran. penting pada otak kita menjadi aktif. Belajar auditory
Keempat modalitas awal dalam belajar mudah merupakan cara belajar standar bagi semua
diingat, yaitu: masyarakat sejak awal sejarah. Dalam merancang
(1) Somatis: belajar dengan bergerak dan berbuat. pembelajaran yang menarik bagi saluran auditori
(2) Auditori: belajar dengan berbicara dan yang kuat dalam diri siswa, carilah cara untuk
mendengarkan. mengajak mereka membicarakan apa yang sedang
(3) Visual: belajar dengan mengamati dan dipelajari.
menggambarkan. Cara yang dapat ditempuh untuk
(4) Intelektual: belajar dengan pemecahan mengoptimalkan aktivitas belajar auditori dalam
masalah dan refleksi. pembelajaran matematika misalnya:
Selanjutnya Meier (2003) berpendapat (1) Mendengarkan materi yang disampaikan dan
bahwa manusia memiliki empat dimensi yakni: tubuh merangkumnya.
atau somatis (S), pendengaran atau auditori (A), (2) Membicarakan apa yang dipelajari dan
penglihatan atau visual (V), dan pemikiran atau bagaimana menerapkannya.
intelektual (I). Berdasarkan keempat dimensi yang (3) Meminta pelajar memperagakan sesuatu dan
dimiliki manusia tersebut, maka ditemukanlah suatu menjelaskan apa yang dilakukan.
model pembelajaran aktif Somatic Auditory Belajar visual merupakan belajar dengan
Visualization and Intellectualy yang disingkat SAVI. mengamati dan menggambarkan. Dalam otak lebih
Karena semua unsur-unsur dari model pembelajaran banyak perangkat untuk memproses informasi visual
SAVI itu terpadu, sehingga pembelajaran akan daripada semua indra yang lain. Pada belajar visual
berlangsung lebih optimal bila keempat cara yaitu siswa belajar dengan melihat contoh pada dunia
Somatis, Auditori, Visual, dan Intelektual ada dalam nyata, diagram, dan gambaran dari segala macam
pembelajaran dan dilaksanakan secara simultan. hal ketika sedang belajar. Cara yang dapat ditempuh
Model pembelajaran SAVI menekankan untuk mengoptimalkan aktivitas belajar visual dalam
bahwa belajar harus memanfaatkan semua alat pembelajaran matematika antara lain dengan
indra yang dimiliki siswa. Belajar somatik adalah memvisualisasikan hasil kerja kelompok ke dalam
belajar melalui keterlibatan fisik terutama indra bentuk gambar atau menggunakan benda 3 dimensi.
peraba, selama pembelajaran berlangsung. Dalam Belajar intelektual yaitu belajar dengan
belajar somatik tubuh dan pikiran itu satu. Keduanya memecahkan masalah dan merenung. Beberapa
merupakan suatu sistem elektris-kimiawi-biologi cara yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan
yang benar-benar terpadu. Jadi belajar somatik aktivitas belajar intelektual dalam pembelajaran:
adalah belajar dengan bergerak dan berbuat. (1) Pemecahan masalah, misalnya memecahkan
Beberapa cara yang dapat digunakan masalah dalam latihan soal.
untuk mengoptimalkan pembelajaran somatis: (2) Menganalisis pengalaman, kasus.
(1) Membuat model dalam suatu proses. (3) Menciptakan makna pribadi, misalnya dalam
(2) Secara fisik menggerakkan berbagai komponen penarikan kesimpulan.
dalam suatu proses atau sistem.
Wahyu Sumawardani, Chairil Faif Pasani, Efektivitas Model Pembelajaran SAVI dalam Pembelajaran Matematika …. 85

Adapun tahapan-tahapan model dirancang untuk penugasan pengetahuan


pembelajaran SAVI menurut Rusman (2011) adalah prosedural, penugasan deklaratif serta berbagai
sebagai berikut: keterampilan.
(1) Tahap Persiapan Pendekatan utama dalam pembelajaran
Tahap persiapan dilaksanakan dalam kegiatan langsung mengikuti urut-urutan sebagai berikut:
pendahuluan. Pada tahap ini guru (1) Guru mendemonstrasikan perilaku yang
membangkitkan minat siswa, memberikan hendak dicapai sebagai hasil belajar.
perasaan positif mengenai pengalaman belajar (2) Perilaku itu dikaitkan dengan perilaku-perilaku
yang akan datang, dan menempatkan mereka lain yang sudah dimiliki siswa.
dalam situasi optimal untuk belajar. (3) Guru mendemonstrasikan berbagai bagian
(2) Tahap Penyampaian perilaku tersebut dengan cara yang jelas,
Tahap penyampaian dilaksanakan dalam terstruktur dan berurutan disertai penjelasan
kegiatan inti. Pada tahap ini guru hendaknya mengenai apa yang dikerjakannya setelah
membantu siswa menemukan materi belajar setiap langkah telah dikerjakan.
yang baru dengan cara yang menarik, (4) Siswa perlu mengingat langkah-langkah yang
menyenangkan, relevan, melibatkan dilihatnya dan kemudian menirukannya.
pancaindera, dan cocok untuk semua gaya Suprijono (2012) menjabarkan sintaks
belajar. model pembelajaran langsung sebagai berikut :
(3) Tahap Pelatihan Fase 1 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan
Sama seperti tahap penyampaian, tahap siswa
pelatihan juga dilaksanakan dalam kegiatan Fase 2 Mendemonstrasikan pengetahuan atau
inti. Pada tahap ini guru hendaknya membantu keterampilan
siswa mengintegrasikan dan menyerap Fase 3 Membimbing pelatihan
pengetahuan dan keterampilan baru dengan Fase 4 Mengecek pemahaman dan umpan balik
berbagai cara. Fase 5 Memberikan kesempatan untuk pelatihan
(4) Tahap penampilan hasil lanjutan dan penerapan
Tahap penampilan hasil dilaksanakan dalam Dari uraian di atas Suprijono (2012)
kegiatan penutup. Pada tahap ini guru menyimpulkan bahwa dalam model pembelajaran
hendaknya membantu siswa menerapkan dan langsung membutuhkan lingkungan belajar dan
memperluas pengetahuan atau keterampilan sistem pengelolaan. Tugas-tugas yang terkait
baru mereka pada pekerjaan sehingga hasil dengan mengelola lingkungan belajar selama
belajar akan melekat dan penampilan hasil pelajaran hampir identik dengan yang digunakan
akan terus meningkat. guru ketika menerapkan model presentasi. Dalam
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat pembelajaran langsung guru menstrukturisasikan
ditarik kesimpulan bahwa model pembelajaran SAVI lingkungan belajarnya dengan sangat ketat,
ini berpusat pada siswa, dimana siswa diharapkan mempertahankan fokus akademis dan berharap
mampu melibatkan seluruh alat inderanya dalam siswa menjadi pengamat, pendengar dan partisipan
suatu pembelajaran. Model ini juga menekankan yang tekun.
pada aktivitas belajar siswa yakni, belajar somatis Kelebihan model pembelajaran langsung
(belajar dengan bergerak dan berbuat), belajar menurut Brophy dan Good (Tim Pengembangan
auditori (belajar dengan mendengarkan dan Ilmu pendidikan) yaitu efektif untuk mengembangkan
berbicara), belajar visual (belajar dengan melihat keterampilan prosedural karena mampu
dan menggambarkan) dan belajar intelektual (belajar meningkatkan kemampuan berfikir matematik tingkat
berfikir dan refleksi/memecahkan masalah). Dengan rendah, sedangkan kelemahan model pembelajaran
adanya keempat unsur tersebut diharapkan siswa langsung adalah pada soal-soal yang berkaitan
dapat belajar secara optimal. dengan kemampuan tingkat tinggi seperti
Menurut Suprijono (2012) pembelajaran pemecahan masalah, siswa pada umumnya
langsung atau direct instruction dikenal dengan menunjukan hasil belajar yang kurang baik. Selain
sebutan aktive teaching. Pembelajaran langsung itu Anderson menemukan bahwa siswa sangat sulit
juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan memperoleh pengertian dan makna konsep yang
ini mengacu pada gaya mengajar di mana guru dipelajari.
terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada Berdasarkan kajian berbagai nilai agama,
siswa dan mengajarkannya secara langsung norma sosial, peraturan atau hukum, etika akademik,
kepada seluruh siswa. Pembelajaran langsung dan prinsip-prinsip HAM, telah teridentifikasi butir-
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 82 - 89 86

butir nilai yang dikelompokkan lima nilai utama, yaitu (3) Berdiskusi dengan siswa lain.
nilai-nilai perilaku manusia dalam hubungannya (4) Membentuk kelompok belajar atau saling
dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama bertukar informasi dengan teman.
manusia, lingkungan dan kebangsaan. Nilai karakter (5) Mendorong siswa untuk melakukan kegiatan
dalam hubungannya dengan Tuhan adalah nilai belajar yang bertumpu pada aktivitas.
yang bersifat religius. Dengan kata lain, pikiran, (6) Bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar
perkataan dan tindakan seseorang diupayakan yang diikuti.
selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan (7) Disiplinkan dalam mengembangkan
atau ajaran agama. Salah satunya yaitu karakter kemampuan belajar.
Mandiri. Karakter mandiri adalah sikap dan perilaku Dari ciri-ciri tersebut didapat indikator
yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam karakter kemandirian siswa yang dijadikan bahan
menyelesaikan tugas-tugas (Asmani, 2011). dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Rusman (2010) menyebutkan konsep (a) Menyelesaikan semua tugas dan latihan yang
belajar dan pembelajaran mandiri. Kata mandiri menjadi tanggung jawabnya.
mengandung arti tidak tergantung pada orang lain, (b) Menjalankan instruksi yang diberikan selama
bebas dan dapat melakukannya sendiri. proses pembelajaran berlangsung.
Kemandirian dalam belajar perlu diberikan kepada (c) Mengerjakan sendiri tugas yang diberikan
siswa agar mereka mempunyai tanggung jawab dan (tidak mencontek pekerjaan teman atau
mendisiplinkan dirinya dalam mengembangkan kelompok lain).
kemampuan belajar atas kemauan sendiri. Hal yang (d) Dapat memahami dan mendiskusikan tugas
terpenting dalam proses belajar mandiri ialah yang diberikan.
peningkatan kemampuan dan keterampilan siswa (e) Dapat bekerjasama dengan anggota
dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, kelompoknya.
sehingga pada akhirnya siswa tidak tergantung pada (f) Membantu teman satu kelompok yang sedang
guru, pembimbing, teman atau orang lain dalam kesulitan dalam mengerjakan tugas.
belajar. Dalam belajar mandiri, siswa akan berusaha (g) Mampu mengemukakan pendapatnya dalam
sendiri terlebih dahulu untuk memahami isi pelajaran kelompok/kelas.
yang dibaca atau dilihatnya melalui media pandang (h) Menghormati dan menghargai pendapat orang
dengar. Jika mendapatkan kesulitan, barulah siswa lain.
akan bertanya atau mendiskusikan dengan teman, (i) Bertanya
guru atau orang lain. Salah satu model pembelajaran yang
Teman dalam proses belajar mandiri itu mengembangkan karakter mandiri siswa adalah
sangat penting, karena dengan berdiskusi dengan model pembelajaran SAVI yaitu model yang
teman, siswa akan mengetahui tingkat menyajikan suatu sistem lengkap untuk melibatkan
kemampuannya dibandingkan dengan kemampuan kelima indera dan emosi dalam proses belajar yang
temannya. Sesungguhnya belajar mandiri tidak merupakan cara belajar secara alami (Rusman,
berarti belajar sendiri, karena dalam belajar mandiri 2010).
siswa boleh bertanya, berdiskusi atau minta
penjelasan kepada orang lain. Salah satu prinsip METODE
belajar mandiri adalah mampu mengetahui kapan Subjek dalam penelitian ini adalah siswa
membutuhkan bantuan atau dukungan pihak lain. kelas VII-E dan VII-F SMP Negeri 13 Banjarmasin
Pengertian tersebut termasuk kapan perlu bertemu tahun pelajaran 2012/2013 dengan kelas VII-E
atau berdiskusi dengan siswa lain, membentuk sebagai kelas eksperimen sebanyak 34 siswa yang
kelompok belajar atau saling bertukar informasi terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa
dengan teman. Konsep belajar mandiri mendorong perempuan, sedangkan kelas VII-F sebagai kelas
siswa untuk melakukan kegiatan belajar yang kontrol sebanyak 33 siswa yang terdiri dari 14 siswa
bertumpu pada aktivitas dan tanggung jawab laki-laki dan 20 siswa perempuan. Objek penelitian
terhadap kegiatan belajar yang harus dilakukannya. adalah hasil belajar serta karakter mandiri siswa
Berdasarkan pengertian dan penjelasan di pada materi bangun datar segitiga dengan model
atas didapatkan ciri-ciri karakter mandiri, sebagai pembelajaran SAVI.
berikut: Teknik pengumpulan data dalam
(1) Tidak tergantung pada orang lain, bebas dan penelitian ini adalah tes, dokumentasi dan observasi.
dapat melakukannya sendiri. Peneliti menggunakan instrumen soal tes untuk
(2) Dalam belajar mandiri siswa boleh bertanya. mengukur hasil belajar siswa melalui evaluasi di
Wahyu Sumawardani, Chairil Faif Pasani, Efektivitas Model Pembelajaran SAVI dalam Pembelajaran Matematika …. 87

akhir program pembelajaran, pada kelas eksperimen Sementara pembelajaran pada kelas
setelah berlangsungnya penerapan model kontrol diawali dengan penyampaian tujuan
pembelajaran Somatic Auditory Visualization And pembelajaran oleh guru, dilanjutkan dengan
Intellectualy (SAVI), sedangkan pada kelas kontrol, pemberian apersepsi kepada siswa. Setelah itu,
setelah berlangsungnya penerapan model siswa diberikan motivasi tentang pentingnya
pembelajaran langsung. Lembar observasi memahami materi segitiga. Pada kegiatan inti,
digunakan untuk mengetahui karakter mandiri siswa terlebih dahulu guru menjelaskan materi.
setelah mengikuti pembelajaran dengan model Selanjutnya, guru memberikan beberapa contoh soal
SAVI. Adapun teknik yang digunakan untuk untuk dibahas bersama siswa. Setelah siswa
menganalisis data pada penelitian ini yaitu memahami soal yang telah diberikan, guru kemudian
menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan uji memberikan soal untuk dikerjakan oleh masing-
beda. masing siswa dengan batas waktu yang telah
ditentukan. Selanjutnya, salah satu siswa yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN menyelesaikan soal diminta untuk menuliskan hasil
Dalam penelitian ini, pada kelas jawabannya di papan tulis untuk dibahas bersama-
eksperimen kegiatan pembelajaran dilakukan sama. Setelah membahas soal bersama-sama,
sebanyak 6 kali pertemuan. Alokasi waktu untuk kemudian guru memberikan kuis kepada setiap
setiap pertemuan adalah 2  40 menit. Kegiatan siswa.
evaluasi dilakukan sebanyak 1 kali di hari terakhir Pada kelas eksperimen yang
kegiatan pembelajaran dengan pemberian tes menggunakan model pembelajaran SAVI siswa yang
evaluasi hasil belajar. hadir saat dilakukan evaluasi adalah 31 siswa
Pada kegiatan pembelajaran yang karena satu orang siswa pindah sekolah dan dua
menggunakan model pembelajaran SAVI, pertama- orang siswa tidak hadir. Sedangkan pada kelas
tama guru memberikan apersepsi kepada siswa kontrol yang menggunakan model pembelajaran
mengenai pembelajaran sebelumnya yang berkaitan langsung siswa yang hadir saat dilakukan evaluasi
hal ini berguna untuk mengingatkan kembali materi adalah 32 siswa karena satu orang siswa alpa. Pada
pelajaran yang telah dipelajari pada sub bab kelas eksperimen dan kelas kontrol nilai tertinggi
sebelumnya. Pada kegiatan inti, guru memulainya 100, sedangkan nilai terndah pada kelas eksperimen
dengan menjelaskan sedikit materi. Kemudian guru 47,5 dan nilai terendah kelas kontrol 30. Rata-rata
memotivasi siswa agar lebih bersemangat dalam hasil belajar kelas eksperimen 85,97 dan rata-rata
memahami materi yang akan disampaikan. Setelah hasil belajar kelas kontrol 77,42.
guru menjelaskan sedikit materi, guru membagi Hasil belajar siswa kelas eksperimen
siswa kedalam kelompok belajar secara heterogen berdistribusi tidak normal sedangkan hasil belajar
(somatic dalam membentuk kelompok). pada kelas kontrol berdistribusi normal. Setelah
Setelah seluruh siswa berkumpul besama dilakukan uji homogenitas, ternyata hasil belajar
kelompoknya masing-masing, guru membagikan kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut tidak
lembar kerja kelompok (LKK). Siswa secara homogen. Karena data ada yang tidak berdistribusi
berkelompok mengamati LKK tersebut normal dan data tidak homogeny maka dilakukanlah
(Visualization). Selanjutnya, setiap siswa dalam uji U. Uji U menunjukkan adanya perbedaan hasil
kelompoknya diminta untuk bersama-sama belajar antara kelas yang menggunakan model
berdiskusi memahami materi dan contoh soal di LKK pembelajaran SAVI dan kelas yang menggunakan
dengan batas waktu yang telah ditentukan model pembelajaran langsung, karena nilai Asymp
(Intellectualy). Setelah siswa menyelesaikan lembar Sig. (2-tailed) kurang dari 𝛼 = 0,05
kerja kelompok yang diberikan, kemudian guru Untuk mengetahui karakter mandiri siswa
meminta salah satu kelompok untuk terhadap pembelajaran materi bangun datar segitiga
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas di kelas yang menggunakan model pembelajaran
dan meminta siswa lainnya untuk mendengarkan SAVI maupun di kelas yang menggunakan model
(Auditory). Kemudian guru memberikan kesempatan pembelajaran langsung maka digunakanlah lembar
kepada siswa yang lain untuk bertanya jika masih observasi. Lembar observasi ini diisi oleh observer
ada hal yang kurang dipahami. Untuk menambah pada saat proses pembelajaran berlangsung.
keterampilan dan pemahaman siswa, guru Karakter mandiri di kelas yang menggunakan model
memberikan beberapa soal kuis untuk dikerjakan pembelajaran SAVI berada pada kualifikasi mulai
masing-masing siswa. terlihat hingga sudah berkembang. Untuk dapat
melihat perkembangan karakter mandiri siswa, dapat
EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 1, Nomor 1, Oktober 2013, hlm 82 - 89 88

dibandingkan antara pertemuan pertama dan (2) Sebagai alternatif model pembelajaran yang
pertemuan 6 (terakhir). Pada pertemuan pertama dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran
persentase siswa yang masuk kalifikasi mulai terlihat matematika.
yaitu 12,5 %, mulai berkembang 66,7 % dan sudah (3) Pembelajaran matematika dengan model
berkembang 20,8%. Sedangkan pada pertemuan pembelajaran SAVI dapat memotivasi siswa
terakhir persentase siswa yang masuk kalifikasi untuk lebih aktif sehingga dapat meningkatkan
mulai terlihat yaitu 0 %, mulai berkembang 20,8 % kemampuan pengetahuannya terutama mata
dan sudah berkembang 79,2 %. pelajaran matematika.
Karakter siswa dengan menggunakan (4) Dapat dijadikan bahan acuan untuk penelitian
model pembelajaran SAVI dari pertemuan pertama lebih lanjut khususnya penelitian yang
sampai pertemuan keenam, ada beberapa siswa berkenaan dengan hasil penelitian ini dengan
yang karakter mandirinya meningkat mulai dari mengingat berbagai keterbatasan yang ada
kualifikasi mulai terlihat (MT) kemudian masuk dalam penelitian ini.
kualifikasi mulai berkembang (MB) dan terakhir (5) Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan
masuk kualifikasi sudah berkembang (SB). pengetahuan dan wawasan tentang efektivitas
Sementara itu ada juga siswa yang tiap pertemuan model pembelajaran SAVI pada pembelajaran
karakter mandirinya masuk kualifikasi yang berubah- matematika.
ubah dan ada pula yang tetap. Tiap-tiap siswa
perkembangan karakter mandirinya berbeda. Siswa DAFTAR PUSTAKA
yang karakter mandirinya meningkat dari mulai Arikunto, S. 2010. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan
terlihat (MT) menjadi sudah berkembang (SB) ada Bumi Aksara, Jakarta.
tiga siswa, dari mulai berkembang (MB) menjadi Asmani, Jamal M. 2011. Buku Panduan Internalisasi
sudah berkembang (SB) ada dua belas siswa. Pendidikan Karakter di Sekolah. Diva Pers,
Adapun karakter mandiri siswa yang tetap pada Yogyakarta.
kualifikasi mulai berkembang (MB) ada empat siswa, DePorter, B. & Hernacki, M. 2011. Quantum
pada kualifikasi sudah berkembang (SB) ada empat Learning Membiasakan Belajar Nyaman
siswa dan siswa yang karakter mandirinya menurun dan Menyenangkan. Terjemahan Alawiyah
dari kualifikasi sudah berkembang (SB) menjadi Abdurrahman. Kaifa, Bandung.
mulai berkembang (MB) ada satu siswa. Dimyati, & Mudjiono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
SIMPULAN DAN SARAN Djamarah, 2011. Psikologi Belajar.Rineka Cipta,
Simpulan Jakarta.
Berdasarkan penelitian yang telah Martiyono. 2012 Perencanaan Pembelajaran Suatu
dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan Pendekatan Praktis Berdasarkan KTSP
sebagai berikut : Termasuk Model Tematik. Aswara, Jakarta.
(1) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Meier, D. 2003. The Accelerated Learning
hasil belajar siswa yang dibelajarkan melalui Handbook: Panduan Kreatif & Efektif
model pembelajaran SAVI dengan yang Merancang program Pendidikan dan
dibelajarkan melalui model pembelajaran Pelatihan.Terjemahan Rahmani Astuti.
langsung. Kaifa, Bandung.
(2) Karakter mandiri siswa yang dibelajarkan Muslich, M. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab
melalui model pembelajaran SAVI berada pada Tantangan Krisis Multidimensional. Bumi
kualifikasi mulai terlihat (MT) hingga sudah Aksara, Jakarta.
berkembang (SB). Nuharini, Dwi. 2008. Matematika Konsep dan
Saran Apliksainya Untuk SMP/MTs Kelas VII.
Berdasarkan hasil penelitian yang Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
dilakukan, peneliti dapat mengemukakan saran- Nasional, Jakarta.Priyatno. 2011. Buku
saran sebagai berikut : Saku SPSS Analisis Statistik Data Lebih
(1) Model pembelajaran SAVI dapat diterapkan Cepat, Efisien, dan Akurat. Media Kom,
dalam kegiatan pembelajaran karena dapat Yokyakarta.
meningkatkan hasil belajar siswa dibandingkan Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran
dengan model pembelajaran langsung. Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Rajawali Pers, Jakarta.
Wahyu Sumawardani, Chairil Faif Pasani, Efektivitas Model Pembelajaran SAVI dalam Pembelajaran Matematika …. 89

Sugiyono. 2010. Metode penelitian Pendidikan: Karya Ilmiah. Jurusan PMIPA FKIP - Unlam,
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan Banjarmasin.
R&D.Alfabeta, Bandung. Tim Ahli JICA untuk SISTTEMS. 2009. Buku
Supinah, & Parmi. 2011. Pengembangan Pendidikan Petunjuk Guru Untuk Pembelajaran Yang
Budaya dan Karakter Bangsa Melalui lebih Baik. Departemen Pendidikan
Pembelajaran Matematika di SD. Nasional dan Departemen Agama Republik
Kementrian Pendidikan Nasional, Indonesia, International Development
Yokyakarta. Center of Japan.
Suprijono, A. 2010. Cooperative Learning. Tim Pengembangan Ilmu pendidikan. Ilmu & Aplikasi
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Pendidikan Bangian 3 Pendidikan Disiplin
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Ilmu. Grasindo, FIP-UPI.
Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka. Tim Pengembangan MKDP Kurikiulum dan
Supriyoko. 2011. Pendidikan Karakter Membangun: Pembelajaran.2011. Kurikulum dan
Membangun Delapan Karakter Emas Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada,
Menuju Indonesia Bermartabat. Samudra Jakarta.
Biru, Jogjakarta. Wahyudin. 2008. Pembelajaran dan Model-model
Tim MKPBM. 2001. Strategi Pembelajaran Pembelajaran. Bandung.
Matematika Kontemporer. Universitas Zainal, Agus. 2012. Pendidikan Karakter:Berbasis
Pendidikan Indonesia, Bandung. Nilai & Estetika Di Sekolah. Ar-Ruzz,
Tim Dosen Jurusan Pendidikan MIPA FKIP - Unlam, Jogjakarta.
Banjarmasin. 2012. Petunjuk Penulisan

Anda mungkin juga menyukai