Pengendalian atau proteksi korosi diawali dari perancangan. Tugas utana perancang
atau pakar konstruksi antara lain:
• Menghasilkan suatu rancangan dengan asumsi berfungsi fabrikasi dan sifar mekanik
( kekuatan dan keuletan)
• Melibatkan proteksi korosi dengan asumsi konstruksi mengalami korosi merata.
2. Pemilihan Material
Dalam memilih material bagi peralatan pabrik yang akan dipakai pada media atau
lingkungan tertentu. Agar terhindar dari masalah yang besar kita perlu memilih “jodoh”
material yang tepat. Karena masalah yang timbul jelas akan mempengaruhi keuangan
(biaya maintenance yang naik), phsycologis karena munculnya kekhawatiran (terhadap
keselamatan diri / kerja), terus menerus melakukan rekonsiliasi (akhirnya menambah biaya
juga), dsb-nya.
Tiga hal utama yang dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan untuk
memilih material yang tepat untuk peralatan pabrik :
A. Biaya:
Biaya ini ini melibatkan jenis bahan mentah, kuantitas, biaya produksi (kemampuan
di-las), kemampuan dibentuk, kemampuan diproses dengan mensin, tenaga kerja),
serta life time/umur pelayanan yang diharapkan.
B. Ketersediaan :
Meliputi proses pemesanan, pengiriman ke pabrik, ketersediaan di site, dan peralatan
yang dibutuhkan untuk membawanya.
C. Sifat-sifat material :
Meliputi sifat mekanik : kekerasan, ketahanan terhadap creep, lelah, kekakuan,
kompresi, shear, tumbukan, kekuatan tarik, dan pengausan.
Dan juga sifar fisik : kerapatan, elektrik, magnetik, dan kehantaran thermal.
Selain itu juga mempertimbangkan ukuran, sifat kimia, dan ketahanan terhadap
korosi.
Faktor harga dan ketersediaan material / bahan, sama pentingnya dengan sifat-sifat
yang dikehendaki. Vessel yang dilapisi emas tentu saja akan mempunyai ketahanan
terhadap korosi yang istimewa (asal di lingkungan tidak terdapat Hg / Mercuri), tetapi
harganya pasti mahal. Perancangan dalam rekayasa (engineering) tidak dapat dilaksanakan
secara kaku, karena melalui kompromi, akan diperoleh produk yang cukup kuat, mudah
dibuat, sehingga tidak terlalu mahal.
Ketahanan terhadap korosi merupakan bagian yang penting dalam pemilihan bahan
(material), namun sering kurang mendapatkan perhatian dibandingkan sifat-sifat mekanik
lain. Ketahanan korosi yang kurang baik akan selalu mengakibatkan kegagalan dini
betapapun baiknya rancangan komponen ditinjau dari segi-segi lain.
Pada sisi ketahanan korosi, pemilihan material yang cocok / tepat bagi korosi adalah
salah satu upaya untuk menghindari kerusakan akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
Seperti apakah material yang cocok terhadap lingkungan korosi itu?
Seperti halnya manusia, kecocokan tersebut bersifat relatif, namun material yang
bersifat mulia pada umumnya memiliki kecocokan lebih besar terhadap berbagai jenis
kondisi lingkungan dibandingkan dengan material yang biasa-biasa saja.
Suatu material dikatakan tahan korosi bila mudah membentuk selaput pada
permukaan material (dan selaput tersebut kuat dan tidak mudah terkelupas) untuk
menghalangi material berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. Olakan yang
terjadi akibat peningkatan laju aliran, dapat melukai selaput permukaan pada beberapa
jenis logam dan menyebabkan kegagalan dini.
Baja nirkarat (stainless steel), membutuhkan pasokan oksigen yang memadai untuk
mempertahankan selaput permukaan yang berfungsi melindungi logam tersebut dari korosi
(seperti pada kolom dan vessel di unit Synthesa pabrik Urea), sehingga ada laju kecepatan
minimum yang harus dipenuhi agar penyediaan oksigen selalu memadai.
Gambar 2 Logam stainless steels
Titanium adalah adalah logam yang sangat aktif, sedangkan ketahanannya yang luar
biasa terhadap korosi dalam berbagai temperatur dan dalam berbagai lingkungan
disebabkan oleh terbentuknya selaput oksida tipis yang melekat erat, asalkan selaput itu
tidak rusak. Selaput-selaput yang terbentuk tanpa air di udara yang mengandung oksidator
kuat, seringkali tidak protektif dan mungkin bahkan menimbulkan reaksi-reaksi piroforik.
Chlorine kering akan menyerang Titanium, namun logam ini akan tahan terhadap chlorine
yang mengandung lebih dari 0,01 % air. Bila pipa titanium yang digunakan, agar
keandalan maksimum, pelat pipa selayaknya dibuat dari logam yang sama.
Berikut contoh karakteristik material bila dipakai untuk sistem pipa air :
Besi tuang Tergantung pada oksida Murah; terbukti baik pada laju aliran
yang terbentuk di rendah; cocok untuk sistem distribusi
permukaan; bila selaput air. Umur pipa sering ditentukan mlalui
lekat impermeabel, ± 6 tebalnya.
Baja Galvanisasi - Murah. Sambungan las harus
dilindungi. Umur bergantung pada tebal
lapisan. Digunakan untuk laju aliran
rendah. Tidak tahan terhadap olakan.
Kontak dengan sambungan Cu atau
ion-ion Cu dalam air dapat
mengakibatkan kegagalan dini.
* Untuk pipa dengan diameter < 75 mm ( < 3 in), kecepatan kritis mungkin hanya 2/3 dari
yang tercantum.
Stainless Steel Min. 1,5 ; tanpa batas Sangat baik dalam lingkungan tercemar
(Baja nirkarat) maksimum (H2S) namun menderita korosi celah bila
316 aliran lambat.
Baja karbon rendah akan mengalami korosi hampir di semua lingkungan atmosfer bila
kelembaban relatif melebihi 60%. Apabila buttir-butir air terbenntuk di permukaan logam
atau material, akan menyebabkan kecenderungan korosi di tempat tersebut. Korosi suatu
logam dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kandungan oksigen, pH lingkungan, dan
hadirnya ion agresif terutama oksida belerang dan ion klorida.
Gambar 3 Logam baja karbon rendah
Faktor yang mempengaruhi korosi baja karbon di air laut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Aspek Perancangan
1) Lingkungan
2) Sel korosi yang disebabkan dua logam
3) Sel aerasi-diferensial
4) System tangki dan perpipaan
1. Lingkungan
Komponen atau struktur akan menghadapi berbagai jenis lingkungan baik selama
pembuatan, pemindahan, dan penyimpanan maupun penggunaanya. Komponen atau
struktur yang bersifat mobil akan selalu berada pada lingkungan yang sering berubah.
Kondisi lingkungan yang menjadi factor penentu perancang antara lain :
a) Kelembapan relative
b) Suhu
c) pH lingkungan
d) konsentrasi oksigen
e) bahan pengotor padat atau terlarut
f) konsentrasi elektrolit
g) laju alir elektrolit
Serangan korosi celah banyak dijumpai pada kendaraan bermotor dan merupakan
pembatas umur kendataan. Korosi celah terjadi pada lipatan, sudut – sudut blok
mesin, bagian bawah pintu, di balik tepian kaca, dan sebagainya.
a) Perangkap kotoran
Kotoran akan menahan air, misalnya lumpur atau produk korosi. Kotoran atau
produk korosi tersebbut dapat membentuk sel airasi deferensial. Korosi yang
terjadi tidak kelihatan karena tertutup oleh kotoran yang membentuk kerak di
permukaan logam. Untuk menghingari terbentuknya hal ini, maka pembuatan
sudut perlu dirancang sedemikian rupa agar kotoran tidak menumpuk. Misalnya
pembundaran sudut - sudut dan tepi –tepi bagian dalam, sehingga mempermudah
pembersihan dan pengaliran air. Hal ini memperkecil resiko korosi. Gambar
beriktu menunjukkan sudur yang lengkung lebih terawatt daripada sudut siku –
siku.
Contoh perancangan system tangki dan pipa yang baik atau buruk ditunjukkan pada gambar
dibawah.
Disusun Oleh :
2010