Anda di halaman 1dari 14

Perancangan

Pengendalian atau proteksi korosi diawali dari perancangan. Tugas utana perancang
atau pakar konstruksi antara lain:

• Menghasilkan suatu rancangan dengan asumsi berfungsi fabrikasi dan sifar mekanik
( kekuatan dan keuletan)
• Melibatkan proteksi korosi dengan asumsi konstruksi mengalami korosi merata.

Biaya konstruksi hendaknya memperhitungkan segi biaya, antar lain :

• Biaya perawatan setiap bagian


• Biaya pengecatan kembali

Seorang perancang dalam pekerjaanya harus menekankan tahapan berikut:

1) Penentuan pengetesan awal


2) Pemilihan material konstruksi dan perlakuaan permukaan yang sesuai atau proteksi
korosi lainnya.
3) Pelaksaan kerja seorang perancang yang baik

1. Penetuan dasar pengetesan awal

Perhitungan umur suatu konstruksi, tegangan mekanik akan dipengaruhi oleh


pemilihan material, perlakuan atau metoda proteksi korosi yang lain, dan unjuk kerja
seorang perancang yang baik.

Pertanyaan berikut dapat memberikan gambaran kepada perancang sebelum


melakukan tugasnya

a) Dimana konstruksi akan dipergunakan !


b) Berapa umur atau usia konstruksi diperlukan ?
c) Apakah konstruksi perlu perawatan ?
d) Apakah kondisi lingkungan korosif atau tidak ?
e) Tipe korosi apa yang mungkin terjadi ?
f) Mungkinkah korosi lelah atau korosi tegangan terjadi ?
g) Bagaimana kondisi maksimum dilapangan, suhu tinggi, tekanan tinggi, kecepatan
aliran air atau siklus udara tinggi ?
Untuk konstruksi di atmosfir, lokasi geografik memberikan indikasi yang penting,
yaiut bagaimana masalah korosi telah terjadi secara seriurs, misalnya daerah pedesaan,
dekat pantai (laut), atau perkotaan. Korosi terburuk terjadi didaerah industry. Korosivitas
lingkungan naik dengan cepat oleh keasaman, kandungan garam dalam cairan, misalnya
daur ulang air dingin, kandungan debu dan korosivitas gas tinggi ( SO2, SO3, CL2, dan
HCL) di atmosfir. Limpahan variasi cairan korosif paa konstruksi sering dapat
menaikkan masalah korosi. Pelumas oli, solar, dan produk petroleum. Kadang-kadang
menyebabkan korosi berlangsung, tetapi pengecatan dan pemberian varnish seting
berbahaya karea hal ini dapat menyebabkan korosi tidak langsung.

2. Pemilihan Material

Dalam memilih material bagi peralatan pabrik yang akan dipakai pada media atau
lingkungan tertentu. Agar terhindar dari masalah yang besar kita perlu memilih “jodoh”
material yang tepat. Karena masalah yang timbul jelas akan mempengaruhi keuangan
(biaya maintenance yang naik), phsycologis karena munculnya kekhawatiran (terhadap
keselamatan diri / kerja), terus menerus melakukan rekonsiliasi (akhirnya menambah biaya
juga), dsb-nya.

Tiga hal utama yang dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan untuk
memilih material yang tepat untuk peralatan pabrik :

A. Biaya:
Biaya ini ini melibatkan jenis bahan mentah, kuantitas, biaya produksi (kemampuan
di-las), kemampuan dibentuk, kemampuan diproses dengan mensin, tenaga kerja),
serta life time/umur pelayanan yang diharapkan.
B. Ketersediaan :
Meliputi proses pemesanan, pengiriman ke pabrik, ketersediaan di site, dan peralatan
yang dibutuhkan untuk membawanya.
C. Sifat-sifat material :
Meliputi sifat mekanik : kekerasan, ketahanan terhadap creep, lelah, kekakuan,
kompresi, shear, tumbukan, kekuatan tarik, dan pengausan.
Dan juga sifar fisik : kerapatan, elektrik, magnetik, dan kehantaran thermal.
Selain itu juga mempertimbangkan ukuran, sifat kimia, dan ketahanan terhadap
korosi.

Faktor harga dan ketersediaan material / bahan, sama pentingnya dengan sifat-sifat
yang dikehendaki. Vessel yang dilapisi emas tentu saja akan mempunyai ketahanan
terhadap korosi yang istimewa (asal di lingkungan tidak terdapat Hg / Mercuri), tetapi
harganya pasti mahal. Perancangan dalam rekayasa (engineering) tidak dapat dilaksanakan
secara kaku, karena melalui kompromi, akan diperoleh produk yang cukup kuat, mudah
dibuat, sehingga tidak terlalu mahal.

Ketahanan terhadap korosi merupakan bagian yang penting dalam pemilihan bahan
(material), namun sering kurang mendapatkan perhatian dibandingkan sifat-sifat mekanik
lain. Ketahanan korosi yang kurang baik akan selalu mengakibatkan kegagalan dini
betapapun baiknya rancangan komponen ditinjau dari segi-segi lain.

Gambar 1 Logam yang terkorosi

Pada sisi ketahanan korosi, pemilihan material yang cocok / tepat bagi korosi adalah
salah satu upaya untuk menghindari kerusakan akibat berinteraksi dengan lingkungannya.
Seperti apakah material yang cocok terhadap lingkungan korosi itu?

Seperti halnya manusia, kecocokan tersebut bersifat relatif, namun material yang
bersifat mulia pada umumnya memiliki kecocokan lebih besar terhadap berbagai jenis
kondisi lingkungan dibandingkan dengan material yang biasa-biasa saja.

Suatu material dikatakan tahan korosi bila mudah membentuk selaput pada
permukaan material (dan selaput tersebut kuat dan tidak mudah terkelupas) untuk
menghalangi material berinteraksi secara langsung dengan lingkungannya. Olakan yang
terjadi akibat peningkatan laju aliran, dapat melukai selaput permukaan pada beberapa
jenis logam dan menyebabkan kegagalan dini.

Baja nirkarat (stainless steel), membutuhkan pasokan oksigen yang memadai untuk
mempertahankan selaput permukaan yang berfungsi melindungi logam tersebut dari korosi
(seperti pada kolom dan vessel di unit Synthesa pabrik Urea), sehingga ada laju kecepatan
minimum yang harus dipenuhi agar penyediaan oksigen selalu memadai.
Gambar 2 Logam stainless steels

Titanium adalah adalah logam yang sangat aktif, sedangkan ketahanannya yang luar
biasa terhadap korosi dalam berbagai temperatur dan dalam berbagai lingkungan
disebabkan oleh terbentuknya selaput oksida tipis yang melekat erat, asalkan selaput itu
tidak rusak. Selaput-selaput yang terbentuk tanpa air di udara yang mengandung oksidator
kuat, seringkali tidak protektif dan mungkin bahkan menimbulkan reaksi-reaksi piroforik.
Chlorine kering akan menyerang Titanium, namun logam ini akan tahan terhadap chlorine
yang mengandung lebih dari 0,01 % air. Bila pipa titanium yang digunakan, agar
keandalan maksimum, pelat pipa selayaknya dibuat dari logam yang sama.

Berikut contoh karakteristik material bila dipakai untuk sistem pipa air :

Kecepatan batas fluida


Material Karakteristik
(meter per detik)

Besi tuang Tergantung pada oksida Murah; terbukti baik pada laju aliran
yang terbentuk di rendah; cocok untuk sistem distribusi
permukaan; bila selaput air. Umur pipa sering ditentukan mlalui
lekat impermeabel, ± 6 tebalnya.
Baja Galvanisasi - Murah. Sambungan las harus
dilindungi. Umur bergantung pada tebal
lapisan. Digunakan untuk laju aliran
rendah. Tidak tahan terhadap olakan.
Kontak dengan sambungan Cu atau
ion-ion Cu dalam air dapat
mengakibatkan kegagalan dini.

Tembaga 1,0 Tidak tahan terhadap olakan; beracun


bagi organisma pengotor.

Tembaga Nikel 3,6 Sangat baik. Tahan terhadap SCC


90/10 + 1,5 % besi (korosi retak tegang).

Tembaga Nikel 4,6 Paling tahan terhadap korosi


70/30 + 0,5 % besi dibandingkan paduan tembaga lain;
tidak tahan terhadap pencemaran
sulfida, tetapi dapat diperbaiki dengan
penambahan Fe dan Mn.

Baja nirkarat (SS) Tanpa batas Mahal.


paduan tinggi

Titanium Tanpa batas Mahal. Kurang tegar karena Modulus


Young yang rendah.

* Untuk pipa dengan diameter < 75 mm ( < 3 in), kecepatan kritis mungkin hanya 2/3 dari
yang tercantum.

Berikut contoh karakteristik material bila dipakai untuk pipa Condenser :

Kecepatan kritis fluida


Material Karakteristik
(meter per detik)

Aluminium Min. 0,3 Tahan terhadap serangan CO2 dan O2


dalam uap /steam condensat; dibatasi
sampai temperatur maksimum 150°C;
ion Cu sangat sedikit untuk memicu
korosi sumuran pada Al (< 0,1 ppm).

Tembaga (Cu) – Maks. 3,0 Lebih baik dibandingkan kuningan


Ni 90/10 + 1,5 % aluminium dalam air tercemar ion-ion
Fe ammonium.

Tembaga (Cu) – Maks. 3,6 Di antara paduan tembaga yang paling


Ni 70/30 + 0,5 % tahan terhadap aliran cepat; cenderung
Fe gagal bila ada sulfida.

Stainless Steel Min. 1,5 ; tanpa batas Sangat baik dalam lingkungan tercemar
(Baja nirkarat) maksimum (H2S) namun menderita korosi celah bila
316 aliran lambat.

Stainless Steel Tanpa batas Menggantikan tembaga-nikel 70/30


(Baja nirkarat) untuk sistem pendingin air di laut; sangat
paduan tinggi baik dalam air tercemar sulfida.

Inconel 625 Tanpa batas Mahal. Unjuk kerja istimewa. Tahan


pencemaran bahan yang korosif.

Titanium Tanpa batas Mahal; sangat handal; tahan terhadap


pencemaran. Memerlukan penguat
tambahan karena rendahnya Modulus
Young (konstanta hasil perbandingan
antara tegangan/regangan tarik).

Baja karbon rendah akan mengalami korosi hampir di semua lingkungan atmosfer bila
kelembaban relatif melebihi 60%. Apabila buttir-butir air terbenntuk di permukaan logam
atau material, akan menyebabkan kecenderungan korosi di tempat tersebut. Korosi suatu
logam dipengaruhi oleh faktor lingkungan, seperti kandungan oksigen, pH lingkungan, dan
hadirnya ion agresif terutama oksida belerang dan ion klorida.
Gambar 3 Logam baja karbon rendah

Faktor yang mempengaruhi korosi baja karbon di air laut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.

Faktor dalam air laut Pengaruh pada besi dan baja


Ion klorida Sangat korosif terhadap logam mengandung besi, baja karbon
dan logam-logam besi biasa tidak dapat dipasifkan. (Garam
laut mengandung klorida lebih dari 55%)
Kehantaran Listrik Kehantaran yang tinggi memungkinkan dan listrik katoda tetap
bekerja kendati terpisah jauh, jadi peluang terkena korosi
meningkat dan serangan total mungkin jauh lebih parah
dibanding struktur yang sama di air tawar
Oksigen Korosi pada baja sebagian besar dikendalikan secara katodik.
Oksigen, dengan mendepolarisasi katoda, mempermudah
serangan dan kandungan oksigen yang tinggi akan
meningkatkan korosi
Kecepatan Laju korosi meningkat, khususnya bila ada aliran olakan. Air
laut yang bergolak mungkin: (1) menghancurkan lapisan
penghalang karat, dan (2) mengundang lebih banyak oksigen.
Selain itu benturan-benturan mempercepat penetrasi,
sedangkan peronggaan memperbanyak bagian permukaan baja
yang tersingkap sehingga korosi berlanjut
Temperatur Peningkatan temperatur sekitar cenderung mempercepat
serangan. Air laut yang menjadi panas mungkin
mengendapkan lapisan kerak yang protektif, atau kehilangan
sebagian oksigennya; mana pun yang terjadi serangan
cenderung berkurang
Pengotoran biologis Kotorsn berupa menempelnya hewan-hewan berkulit keras
cenderung meredakan serangan karena menghambat masuknya
oksigen. Akan tetapi, kalau sedikit dan terisolasi justru
menyebabkan korosi sumuranakibat aerasi-diferensial dibawah
hewan yang menempel itu. Pada beberapa kasus, bakteri dapat
turut andilbagian dalam reaksi korosi
Tegangan Tegangan yang berulang beraturan kadang-kadang
mempercepat kegagalan pada struktur baja yang terkorosi.
Tegangan tarik yang mendekati titik luluh juga mempercepat
kegagalan dalam situasi-situasi khusus
Pencemaran Sulfida, yang biasanya terdapat dalam air laut tercemar sangat
mempercepat serangan pada baja. Bagaimanapun, kandungan
oksigen yang rendah pada air yang tercemar dapat mengurangi
korosi.
Silt dan sedimen tersuspensi Erosi pada permukaan baja oleh bahan-bahan yang tersuspensi
dalam air laut sangat meningkatkan kecenderungan terkorosi
Pembentukan selaput Lapisan karat dan kerak mineral (garam-garam kalsium dan
magnesium) akan mengganggu difusi oksign ke permukaan
katoda sehingga memperlambat serangan.

3. Pemilihan perlakuan permukaan atau proteksi lain


Konstruksi yang baik memerlukan beberapa perlakuan permukaan. Perlakuan
permukaan ini bertujuan untuk estetika ( keindahan ) dan proteksi terhadap korosi. Oleh
karena itu, seorang perancang perlu mengertahui prinsip perlakuan permukaan.
Pertanyaan berikut dapat membantu perancang untuk merencanakan konstruksi
a) Perlukah konstruksi dicat, diaspal, dilapisi karet atau logam ?
b) Perlukah pada konstruksi dilakukan perawatan dan perawatan yang mungkin dilakukan
adalah perlakuan permukaan !
c) Berapa pengecatan atau perlapisan permukaan yang direncanakan ?
d) Apoakah bebas memilih metoda pembersihan awal, metoda aplikasi, dan waktu
pengeringan coating ?
e) Pelukan toleransi khusus atau pembatas yang telah dipikirakan ?
f) Apakah perlu menggunakan proteksi katodik atau inhibitor sebagai alternative
coating protektif ?

Aspek Perancangan

Untuk menghasilkan suatu perancangan yang baik, maka diperlukan pelaksanaan


kerja uang baik dan teliti. Aspek yang perlu diperhatikan dalam perancangan suatu komponen
atau struktur antara lain :

1) Lingkungan
2) Sel korosi yang disebabkan dua logam
3) Sel aerasi-diferensial
4) System tangki dan perpipaan
1. Lingkungan
Komponen atau struktur akan menghadapi berbagai jenis lingkungan baik selama
pembuatan, pemindahan, dan penyimpanan maupun penggunaanya. Komponen atau
struktur yang bersifat mobil akan selalu berada pada lingkungan yang sering berubah.
Kondisi lingkungan yang menjadi factor penentu perancang antara lain :
a) Kelembapan relative
b) Suhu
c) pH lingkungan
d) konsentrasi oksigen
e) bahan pengotor padat atau terlarut
f) konsentrasi elektrolit
g) laju alir elektrolit

1. Sel korosi dua logam


Penggabungan dua logam yang tidak sejenis akan menimbulkan korosi
galvanic, karena itu hal ini harus dihindari. Pada kenyataannya, penggabungan dua
logam tidka sejenis dapat dihindari, maka seorang perancang harus memanfaatkan
deret galvanic, supaya korosi yang ditimbulkan dapat diminimumkan.
Cara yang mungkin dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Anoda harus selalu diusahakan sebesar mungkin pada bagian tertentu agar
kerapatan arus sekecil-kecilnya.
b) Bila elektrolit mengalir melaluli system, anoda harus tetap berada lebih reaktif
dibandingkan katoda untuk mencegah pertukaran ion yang menyebabkan
kerusakan logam pada anoda secara local.
c) Elektrolit dimodigikasi supaya tidak terlalu agresif
d) Pada sambungan dua logam tidak sejenis diisolasi dari larutan elektrolit atau
kedua logam diisolasi agar tidak terjadi loncatan electron.

1. Sel aerasi – differensial


Sel aerasi diferensial terbentuk akibat perbedaan kandungan oksigen di dalam
elektrolit. Perbedaan kandungan oksigen dapat berkembang di daerah yang
bersentuhan dengan permukaan. Oleh karea itu, permukaan yang mengalami kontak
langsung dengan air atau udara harus dilindungi dengan cat atau system proteksi
katodik.Pembentukan sel aerasi difernsial yang dapat menimbulkan kerusakan
terbesar diantaranya adalah sebagai berikut ini.
a) Celah – celah
Bila dua permukaan logam dipisahkan oleh suatu celah sempit, maka ditempat
tersebut dapat terbentuk sel aerasi difernsial. Butiran air masuk kedalam celah,
air bersentuhan dengan udara, akibatnya tempat yang jauh dari udara kekurangan
oksigen dan terjadi korosi. Celah seambungan yang menggunakan baut, paku
keeling, dan pleat logam yan dipasang besusun atau berlapis-lapis. Cincin Karet
pengekat pada poros baja tahan karat juga dapat menimbulkan korosi celah.
Bebrapa aspek baik dan buruk dalam perancangan yang berhubungan dengan
kemnungkinan terbentuknya celah dapat dilihat pada gambar berikut yang
berhubungan dngan kasus berikut ini.
• Metode penyambungan dua lempeng logam
• Sembungan bertepi lengkung berpeluan mnejadi perangkap air
• Pelipatan atau penekukan lembatan baja
• Penataan geometri yang benat untuk meniadakan terbentuknya celah
Gambar 4 Metoda penyambungan dua lempeng logam

Gambar 5 Sambungan bertepi lengkung berpeluang menjadi perangkap

Serangan korosi celah banyak dijumpai pada kendaraan bermotor dan merupakan
pembatas umur kendataan. Korosi celah terjadi pada lipatan, sudut – sudut blok
mesin, bagian bawah pintu, di balik tepian kaca, dan sebagainya.

a) Perangkap kotoran
Kotoran akan menahan air, misalnya lumpur atau produk korosi. Kotoran atau
produk korosi tersebbut dapat membentuk sel airasi deferensial. Korosi yang
terjadi tidak kelihatan karena tertutup oleh kotoran yang membentuk kerak di
permukaan logam. Untuk menghingari terbentuknya hal ini, maka pembuatan
sudut perlu dirancang sedemikian rupa agar kotoran tidak menumpuk. Misalnya
pembundaran sudut - sudut dan tepi –tepi bagian dalam, sehingga mempermudah
pembersihan dan pengaliran air. Hal ini memperkecil resiko korosi. Gambar
beriktu menunjukkan sudur yang lengkung lebih terawatt daripada sudut siku –
siku.

Gambar 6 Bentuk sudut


b) Pengaliran Air
Apabila hujan gerimis atau percikan air jatuh diatas permukaan logam yang tidak
terlingungi akan terliha bercak – bercak karat setelah air menguap. Hal ini
disebabbkan ion besi ( II) di anoda beraksi dengan ion hidroksil yang
dibangkitkan dari daerah katoda. Untuk menghindari terjadinya hal tersebut
diperlukan permukaan logam yang tetap kering dan bersih dari kotoran. Hal ini
dapat dihasilkan bila pengaliran air atau drainase dan ventilasi udaranya baik.
Suatu kerangka berpenambpang persegi tidak boleh menghambat aliran air,
sehingga tidak terjadi genangan air. Untuk itu, bagian permukaan atau tepi bagian
lubang drainase harus ditutup dengan lapisan pelindung yang mampu menahan
logam terhadap serangan korosi. Selain itu, ventilasi yang cukup sangat
membantu permukaan logam cepat kering. Oleh karena itu, perancangan
konstruksi untuk aliran air harus membuat air dapat mengalir dengan baik dan
permukaan cepat kering.
c) System tangki dan pipa
Dalam merancang system tangki dan pipa untuk pengumpanan dan pengangkutan
elektrolit perlu memperhatikan factor berikut.
• Kemungkinan terjadinya sel galvanic dan sel aerasi diferensial
• Penempatan keran pengeringan
• Perancangan lekukan
• Metoda penyambungan pipa.

Contoh perancangan system tangki dan pipa yang baik atau buruk ditunjukkan pada gambar
dibawah.

Gambar 7 Perancangan system tangki dan pipa

PROTEKSI KOROSI DENGAN PERANCANGAN


DAN PEMILIHAN MATERIAL
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Teknik Pencegahan Korosi

Disusun Oleh :

• Desi Fujanita (08401006)


• Gangan Ginanjar (08401010)
Kelas 3A

JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2010

Anda mungkin juga menyukai