Anda di halaman 1dari 12

Langkah 1:

1. Antibiotik: kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara membunuh dan menghentikan bakteri
berkembang biak di dalam tubuh.
2. Antiinflamasi: kelompok obat yang digunakan untuk mengurangi peradangan,
sehingga meredakan nyeri dan menurunkan demam.
3. Antiparasit: obat yang dikategorikan dapat bekerja melawan/menginaktifkan berbagai
jenis parasite.
- kelas obat yang diindikasikan untuk pengobatan penyakit parasit , seperti yang
disebabkan oleh cacing , [1] amuba , [2] ektoparasit , jamur
parasit , [3]dan protozoa.
- Obat antiparasit dapat terdiri dari beberapa kelompok (obat endoparasitisidal dan
obat ektoparasitisidal) yang dapat melawan jenis parasit tertentu. Obat
endoparasitisidal merupakan obat yang dapat melawan/menginaktifkan berbagai
jenis endoparasit seperti cacing dan protozoa, sedangkan obat ektoparasitisidal
merupakan obat yang dapat melawan/menginaktifkan berbagai jenis ektoparasit.
Obat endoparasitisidal terdiri atas anthelmintic dan obat antiprotozoa.
4. Antivirus: golongan obat yang digunakan untuk menangani penyakit-penyakit yang
disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja dengan cara mematikan serangan
virus, menghambat, serta membatasi reproduksi virus di dalam tubuh.
5. Antifungi: suatu golongan obat yang bersifat fungisida atau fungistatik yang dapat
digunakan untuk mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air, kurap,
kandidiasis, infeksi sistemik serius seperti meningitis kriptokokus, dan lain-lain.
6. Kemoterapi: terapi dengan obat-obat khusus untuk menghancurkan sel-sel kanker
yang menyerang tubuh. Obat tesebut bekerja dengan memperlambat maupun
menghentikan pertumbuhan sel kanker.

Langkah 2:
1. Bagaimana kerja obat antibiotic? -
2. Bagaimana penggolongan obat antibiotic?-
3. Bagaimana kerja obat antiinflamasi?
4. Bagaimana prinsip kerja obat antivirus?
5. Bagaimana pengelompokkan obat antivirus?
6. Bagaimana penggolongan obat antifungi?
7. Apa efek samping obat kemoterapi kanker?
8. Bagaimana prinsip kerja obat antiparasit?
9. Apa guna dokter memberikan terapi antibiotic kepada tari?-
10. Bagaimana efek samping pemberian antibiotic?-
11. Mengapa obat antibiotic yang tidak dihabiskan/ dihentikan pengobatannya dapat
menyebabkan resisten?-

Langkah 4:
1. Secara umum, memang antibiotik berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri
yang menginfeksi tubuh. Tetapi, antibiotik sebenarnya dibagi menjadi dua kategori
jika dilihat dari cara bekerjanya, yaitu:

 Antibiotik yang bersifat untuk membunuh bakteri, alias bactericidal. Obat jenis
ini biasanya merusak satu per satu bakteri yang menginfeksi dengan cara
menghancurkan dinding sel bakteri, sehingga bakteri tersebut mati. Penicillin
adalah jenis bactericidal.
 Antibiotik yang menghentikan perkembangan bakteri, atau disebut juga dengan
bacteriostatic. Ketika obat antibiotik berhasil menekan perkembangan serta
pertumbuhan bakteri, maka bakteri hanya akan berjumlah sama dan tidak
bertambah. Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita dapat mengatasinya
langsung tanpa khawatir akan ‘kalah’.

2. Klasifikasi antibiotik juga bisa dilakukan dengan mengelompokkannya berdasarkan


kemampuannya melawan jenis bakteri, yaitu

 Antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik yang dapat menghancurkan hampir


segala jenis bakteri, seperti amoxycilin dan gentamicin
 Antibiotik berspektrum sempit, merupakan jenis antibiotik yang hanya dapat
melawan beberapa jenis bakteri saja, contohnya penicillin.

Jenis golongan antibiotik yang utama meliputi:


 Penicillins, contohnya penicillin G, ampicillin, nafcillin, oxacycline,flucloxacillin,
and amoxicillin.
 Cephalosporins, contohnya cefaclor, cefixime,
cefotetan, cefadroxil, cefalexin cefpirome, cefepime .
 Aminoglycosides, contohnya gentamicin, amikacin,kanamycin, neomycin and
tobramycin.
 Macrolides, contohnya erythromycin, azithromycin, clarithromycin, Clindamycin,
dirithromycin.
 Carbapenem contohnya ertapenem, emienem, meropenem
 Monobactams : contohnya Aztreonam
 Quinolones, contohnya ciprofloxacin, levofloxacin, and norfloxacin.
 Golongan lainnya Tetracyclines, doxycycline, , minocycline, Sulfonamides and
trimethoprim (co-trimoxazole) rifampin, metronidazole

3. Berikut adalah efek samping NSAIDs yang paling sering terjadi:

 Mual
 Mutah
 Konstipasi
 Diare
 Penurunan nafsu makan
 Sakit kepala
 Pusing
 Ruam kulit

Selain itu, ada juga efek samping lainnya yang lebih serius, yaitu:

 Masalah pencernaan
 Tekanan darah tinggi
 Perdarahan saluran cerna
 Gangguan hati dan ginjal
 Gangguan jantung

4. Obat antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani penyakit-
penyakit yang disebabkan infeksi virus. Obat antivirus bekerja dengan cara
mematikan serangan virus, menghambat, serta membatasi reproduksi virus di dalam
tubuh.
Efek samping obat antivirus:

 Sakit kepala
 Mual dan muntah
 Sakit perut dan diare
 Sulit tidur
 Masalah kulit
 Perubahan perilaku
 Halusinasi.

5. PENGELOMPOKAN OBAT ANTIVIRUS

Masing-masing obat antivirus dikelompokkan berdasarkan cara kerjanya, yang berupa:

 Interferon: peginterferon alfa-2a, peginterferon alfa-2b


 Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI): efavirenz, nevirapine,
rilpivirine, etravirine
 Nucleoside reverse transcriptase inhibitors (NRTI): adefovir, entecavir, lamivudine,
stavudine, telbivudine, tenofovir, zidovudine
 Penghambat neuraminidase: oseltamivir, zanamivir
 Penghambat protease: darunavir, ritonavir, lopinavir/ritonavir, simeprevir
 Penghambat RNA: ribavirin
 Penghambat DNA polimerase: acyclovir, valacyclovir, famciclovir, ganciclovir,
valganciclovir
 Direct acting: sofosbuvir, daclatasvir, elbasvir/grazoprevir.
 Golongan obat antivirus NNRTI, NRTI, dan penghambat protease juga dikenal
dengan obat antiretroviral (ARV), yaitu obat untuk mengatasi HIV/AIDS
6. Antijamur adalah kelompok obat yang berfungsi untuk menyembuhkan infeksi pada
tubuh akibat jamur atau fungi. Umumnya infeksi jamur terjadi pada kulit, rambut, dan
kuku. Namun pada beberapa kasus, infeksi ini juga dapat terjadi pada organ bagian
dalam sehingga cukup berbahaya dan memerlukan perawatan intensif.
Seringkali infeksi jamur yang bersifat serius terjadi akibat penderita memiliki daya
tahan tubuh yang lemah, misalnya akibat mengonsumsi obat imunosupresan atau
menderita HIV.
Terdapat beberapa kelompok obat antijamur berdasarkan jenis dan cara kerjanya,
yaitu:
 Antijamur golongan azole. Ini merupakan antijamur yang berspektrum luas, artinya
dapat membunuh berbagai jenis jamur. Antijamur golongan azole bekerja dengan cara
merusak membran sel jamur. Jika membran sel jamur rusak, maka sel tersebut akan
mengalami kematian. Contoh obat ini adalah:
o Clotrimazole.
o Fluconazole.
o Ketoconazole.
o Itraconazole.
o Miconazole.
o Voriconazole.
 Echinocadin. Ini merupakan antijamur yang bekerja dengan cara merusak dinding sel
jamur. Jika dinding sel jamur tidak dapat dibentuk maka sel tersebut akan mengalami
kematian. Contoh obat ini adalah:
o Anidulafungin.
o Micafungin.
 Polyene. Antijamur golongan polyene dikenal juga sebagai obat antimikotik. Obat ini
juga bekerja dengan cara merusak membran sel jamur sehingga menyebabkan
kematian sel tersebut. Contoh obat antijamur polyene adalah:
o Nystatin.
o Amphotericin B.
Selain yang telah disebutkan, terdapat juga antijamur lain yang tidak digolongkan
namun juga dapat membunuh jamur, seperti griseofulvin dan terbinafine. Obat
antijamur umumnya dapat diperoleh dalam bentuk topikal (oles), oral (minum),
intravena (suntik atau infus), maupun intravagina (ovula).

7. Efek samping kemoterapi muncul karena obat-obatan tersebut tidak memiliki


kemampuan membedakan sel kanker yang berkembang pesat secara abnormal dengan
sel sehat yang secara normal juga memiliki perkembangan pesat. Misalnya sel darah,
sel kulit, serta sel-sel yang ada di dalam perut akan mengalami efek negatif akibat
kemoterapi. Berikut adalah efek samping yang bisa terjadi akibat kemoterapi:

 Rambut rontok.

 Nyeri.

 Kehilangan nafsu makan.

 Mual dan muntah.

 Sesak napas dan kelainan detak jantung akibat anemia.Kulit kering dan terasa perih.

 Pendarahan seperti mudah memar, gusi berdarah, dan mimisan.

 Sering terkena infeksi.

 Sulit tidur.

 Gangguan psikologis seperti depresi, stres, dan cemas.

 Gairah seksual menurun dan gangguan kesuburan (infertiltas).

 Rasa lelah dan lemah sepanjang hari.

 Konstipasi atau diare.

 Sariawan.

Cara pengobatan kemoterapi yang dilakukan tergantung kepada jenis kanker yang diderita,
terdiri dari:
 Topikal. Melalui krim yang dioleskan pada kulit.

 Oral. Kemoterapi dalam bentuk pil, kapsul, atau cairan yang diminum.

 Suntik. Diberikan melalui suntikan pada otot atau lapisan lemak, misalnya di lengan,
paha, atau perut.

 Intraperitoneal (IP). Kemoterapi langsung diberikan melalui prosedur operasi atau


lewat selang khusus ke dalam rongga perut di mana terdapat usus, hati, dan lambung.

 Intraarteri (IA). Kemoterapi langsung dimasukkan ke dalam arteri yang menyalurkan


darah ke kanker.

 Intravena (IV). Kemoterapi langsung dimasukkan ke pembuluh darah vena.

Cara kerjanya adalah dengan menghentikan atau menghambat pertumbuhan sel kanker yang
berkembang dan membelah diri dengan cepat. Tergantung kepada jenis kanker dan sudah
sampai di stadium berapa.
Adapun manfaat kemoterapi, yaitu:

 Meringankan gejala
Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.

 Mengendalikan
Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus
menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.

 Menyembuhkan
Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini
mencegah kekambuhan atau berkembangnya kanker di dalam tubuh kembali.

8. Antiprotozoa
Artikel utama: Antiprotozoal
 Melarsoprol (untuk pengobatan penyakit tidur yang disebabkan oleh Trypanosoma brucei )
 Eflornithine (untuk penyakit tidur )
 Metronidazole (untuk vaginitis yang disebabkan oleh Trichomonas )
 Tinidazole (untuk infeksi usus yang disebabkan oleh Giardia lamblia )
 Miltefosine (untuk perawatan leishmaniasis visceral dan kulit, saat ini sedang diselidiki
untuk penyakit Chagas )

Antihelminthic
Artikel utama: Antihelminthic
Antinematoda

Ancylostoma caninum, sejenis cacing tambang, menempel pada mukosa usus.


 Mebendazole (untuk sebagian besar infeksi nematoda)
 Pyrantel pamoate (untuk sebagian besar infeksi nematoda)
 Thiabendazole (untuk infeksi cacing gelang )
 Diethylcarbamazine (untuk pengobatan filariasis Limfatik )
 Ivermectin (untuk pencegahan kebutaan sungai )

Anticestodes
 Niclosamide (untuk infeksi cacing pita )
 Praziquantel (untuk infeksi cacing pita)
 Albendazole (spektrum luas)

Antitrematoda

 Praziquantel

Antiamoebik
 Rifampin
 Amfoterisin B

Antijamur

 Fumagillin (untuk mikrosporidiosis ) [3] [9]

9. Sebenarnya, sebelum bakteri berkembang biak dan menghasilkan berbagai gejala


serta tanda, sistem kekebalan tubuh sudah bekerja untuk menghancurkan dan
menghentikan bakteri tersebut. Sistem kekebalan tubuh memiliki sel darah putih yang
bertanggung jawab untuk melakukan penyerangan. Tetapi ketika tubuh tidak bisa
menangani pertumbuhan bakteri, maka bakteri akan terus menekan sistem kekebalan
tubuh dan akhirnya berhasil menginfeksi tubuh. Saat kondisi tersebutlah antibiotik
diperlukan.

Penyakit infeksi yang sering disebabkan oleh virus, maka tidak


memerlukan antibiotik. Bahkan penyakit infeksi bakteri yang ringan, juga tidak perlu
karena sistem kekebalan tubuh dapat mengusirnya.

10. Di beberapa kasus yang umum, antibiotik bisa menimbulkan beberapa gejala seperti:

 Diare
 Perasaan tidak enak pada seluruh tubuh
 Gangguan pada mulut
 Sedangkan beberapa gejala berikut ini jarang terjadi, tetapi masih mungkin saja
muncul yaitu
 Berisiko mengalami batu ginjal (jika mengonsumsi sulphonamides)
 Mengalami pengentalan darah yang terjadi pada orang yang mengonsumsi
cephalosporins
 Sensitif terhadap cahaya matahari, jika mengonsumsi tetracyline
 Gangguan pada pembuluh darah, mungin terjadi saat meminum trimethoprim

11. Jika pemakaian dan pengonsumsian antibiotik tidak benar serta tidak sesuai, maka
berisiko untuk mengalami resistensi antibiotik. Resisten antibiotik adalah kondisi di
mana antibiotik tersebut tidak lagi bisa menghancurkan serta mencegah pertumbuhan
bakteri, justru bakteri bertambah kuat dan kebal, sehingga bisa menghalangi kerja
antibiotik tersebut. Hal ini biasanya terjadi akibat konsumsi antibiotik yang tidak
benar, seperti tidak habis, tidak sesuai anjuran dokter, atau bahkan pemakaian yang
berlebihan.

Bakteri yang bersifat resisten alias kebal terhadap antibiotik biasanya lebih kuat dan
lebih berbahaya. Pada keadaan sebelumnya, bakteri membelah diri setiap 20 menit
sekali. Tetapi saat terjadi resistensi antibiotik terjadi, perkembangannya akan lebih
cepat dan lebih banyak dari pada sebelumnya. Hal tersebutlah yang membuatnya
lebih berbahaya dibandingkan sebelumnya. Jika resistensi terjadi, maka dokter atau
ahli medis akan mengadakan kultur jaringan untuk mengetahui jenis antibiotik apa
yang bisa efektif membunuh bakteri tersebut.

STEP 1

Antibiotik adalah kelompok obat yang digunakan untuk mengatasi dan mencegah infeksi bakteri.

Antiinflamasi didefinisikan sebagai obat-obat atau golongan obat yang memiliki aktivitas menekan
atau mengurangi peradangan

antiparasit merupakan jenis obat yang dikategorikan dapat bekerja melawan/menginaktifkan


berbagai jenis parasit.

Antijamur (atau dapat disebut juga antifungal) adalah suatu golongan obat yang bersifat fungisida
atau fungistatik yang dapat digunakan untuk mengobati dan mencegah mikosis seperti kutu air,
kurap, kandidiasis, infeksi sistemik serius seperti meningitis kriptokokus, dan lain-lain.

antivirus adalah golongan obat yang digunakan untuk menangani penyakit-penyakit yang
disebabkan infeksi virus.

Kemoterapi atau biasa disebut kemo dikenal sebagai pengobatan untuk membunuh sel kanker.

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah
menjadi sel kanker.

Infeksi adalah proses invasif oleh mikroorganisme dan berproliferasi di dalam tubuh yang
menyebabkan sakit

12. manfaat kemoterapi, yaitu:


 Meringankan gejala
Kemoterapi dapat memperkecil tumor yang mengakibatkan rasa sakit.

 Mengendalikan
Kemoterapi dapat mencegah penyebaran, memperlambat pertumbuhan, sekaligus
menghancurkan sel kanker yang berkembang ke bagian tubuh yang lain.

 Menyembuhkan
Kemoterapi dapat menghancurkan semua sel kanker hingga sempurna dan ini
mencegah kekambuhan atau berkembangnya kanker di dalam tubuh kembali.

13. Ada 3 jenis organisme yang bisa menginfeksi tubuh Anda, yaitu:
1. Protozoa

Protozoa adalah organisme bersel tunggal yang dapat hidup dan berkembang biak di dalam
tubuh. Beberapa infeksi yang disebabkan oleh protozoa termasuk giardiasis. Giardiasis
adalah infeksi serius yang biasanya muncul setelah Anda minum air yang
terkontaminasi protozoa Giardia.

2. Cacing

Cacing adalah organisme multisel yang dapat hidup di dalam atau di luar tubuh Anda.
Kebanyakan cacing hidup di usus, antara lain seperti cacing pipih, cacing pita, cacing kremi,
dan cacing gelang.

3. Ektoparasit

Ektoparasit adalah organisme multisel yang disebarkan oleh serangga atau arachnida seperti
nyamuk, kutu, dan tungau yang bertindak sebagai inang pembawa penyakit.

Sebagai contoh, malaria yang disebabkan oleh nyamuk Anopheles pembawa parasit
Plasmodium. Ektoparasit ini dapat berpindah ke manusia saat nyamuk tersebut menggigit
kulit untuk mengisap darah.

14.Gejala infkesi parasite

 Masalah pencernaan berkepanjangan: sembelit, diare, perut kembung/bergas, mual-


muntah, sakit perut/kram perut, tidak pernah merasa kenyang, ada bercak putih di
feses; dapat muncul setelah bepergian dari tempat baru.
 Gejala keracunan makanan yang muncul setelah bepergian ke tempat baru atau jajan
sembarangan.
 Masalah tidur: Sulit tidur atau terbangun beberapa kali di malam
hari, menggemeretakan gigi saat tidur (sebelumnya tidak pernah), gampang marah.
 Masalah kulit: iritasi, kulit ruam merah tiba-tiba yang disertai gatal-gatal
 Masalah otot: pegal linu, nyeri otot, nyeri persendian yang bisa bertahan hingga
sebulan.
 Masalah daya tahan tubuh: Sering kelelahan, kecapekan, selalu letih, gejala depresi.
 Masalah berat badan turun drastis tanpa sebab jelas, susah dinaikkan.

15. Secara umum, memang antibiotik berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri yang
menginfeksi tubuh. Tetapi, antibiotik sebenarnya dibagi menjadi dua kategori jika dilihat dari
cara bekerjanya, yaitu:

 Antibiotik yang bersifat untuk membunuh bakteri, alias bactericidal. Obat jenis ini
biasanya merusak satu per satu bakteri yang menginfeksi dengan cara menghancurkan
dinding sel bakteri, sehingga bakteri tersebut mati. Penicillin adalah jenis bactericidal.
 Antibiotik yang menghentikan perkembangan bakteri, atau disebut juga dengan
bacteriostatic. Ketika obat antibiotik berhasil menekan perkembangan serta
pertumbuhan bakteri, maka bakteri hanya akan berjumlah sama dan tidak bertambah.
Dengan begitu sistem kekebalan tubuh kita dapat mengatasinya langsung tanpa
khawatir akan ‘kalah’.

16. Klasifikasi antibiotik juga bisa dilakukan dengan mengelompokkannya berdasarkan


kemampuannya melawan jenis bakteri, yaitu

 Antibiotik berspektrum luas, yaitu antibiotik yang dapat menghancurkan hampir


segala jenis bakteri, seperti amoxycilin dan gentamicin.
 Antibiotik berspektrum sempit, merupakan jenis antibiotik yang hanya dapat melawan
beberapa jenis bakteri saja, contohnya penicillin.

17. Alas an minum biotik harus habis

Bakteri bisa tumbuh lagi

Jika Anda tidak menghabiskan antibiotik yang diresepkan, maka bakteri yang sebelumnya
telah Anda bunuh bisa kambuh lagi. Hal ini akan membuat penyakit bisa kambuh dan itu
malah berbahaya bagi kesehatan tubuh Anda.

Infeksi bisa kambuh

Selain bakteri yang bisa tumbuh lagi, alasan utama kenapa Anda harus menghabiskan
antibiotik Anda adalah infeksi yang bisa kambuh lagi. Kambuhnya penyakit dalam interval
waktu yang singkat justru berbahaya untuk kesehatan Anda.

Antibiotik tidak akan bekerja secara maksimal

Menurut pendapat para dokter, antibiotik bisa bekerja secara maksimal di tubuh jika sudah
dikonsumsi dalam dosis tertentu. Namun jika Anda menghentikan konsumsi antibiotik
tersebut, maka efeknya tidak akan Anda dapat secara maksimal.

Sistem kekebalan tubuh masih lemah

Selain dapat membuat bakteri bisa tumbuh kembali, konsumsi antibiotik yang kurang juga
tidak mampu mendukung kekuatan sistem kekebalan tubuh. Sehingga sistem kekebalan tubuh
Anda masih lemah dan penyakit dapat dengan mudah lahir kembali di tubuh Anda.

Mempercepat proses pemulihan

Memulihkan diri dari penyakit adalah hal yang penting. Dan itu adalah salah satu tugas dari
obat antibiotik. Sehingga jika Anda tidak menghabiskannya, maka proses pemulihan akan
berlangsung lebih lama.

Terhindar dari infeksi yang sama

Dengan menghabiskan obat antibiotik Anda, maka Anda akan menghindarkan tubuh Anda
dari penyakit yang sama.
18. OBAT ANTI INFLAMASI DIBAGI MENJADI DUA, yaitu Steroid dan NSAID. Obat anti
inflamasi (anti radang) non steroid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan NSAID (Non Steroidal
Anti-inflammatory Drugs)/AINS adalah suatu golongan obat yang memiliki khasiat analgesik (pereda
nyeri), anti piretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti radang). Obat golongan NSAID dinyatakan
sebagai obat anti inflamasi non steroid, karena ada obat golongan steroid yang juga berfungsi sebagai
anti inflamasi. Obat golongan steroid bekerja di sistem yang lebih tinggi dibanding NSAID, yaitu
menghambat konversi fosfolipid menjadi asam arakhidonat melalui penghambatan terhadap enzim
fosfolipase.

19. Penyebab radang tenggorokan yang paling sering adalah virus dan bakteri. Virus dan
bakteri yang menyebabkan pilek dan influenza-lah yang biasanya membuat seseorang
mengalami faringitis.

Radang tenggorokanbiasanya menyebar di antara orang-orang dengan menghirup bakteri atau


virus yang menyebar di udara, atau dengan menyentuh permukaan dengan kuman di atasnya.

Selain itu, terdapat berbagai virus yang biasanya menyebabkan radang tenggorokan, yaitu:

 Mononukleosis (demam kelenjar)


 Campak
 Cacar air
 Virus penyebab croup seperti parainfluenza RSV, campak, adenovirus, dan influenza.

Sementara itu, infeksi bakteri yang bisa menyebabkan sakit tenggorokan adalah
Streptococcus pyogenes dan Streptococcus kelompok A.

Selain virus dan bakteri, radang tenggorokan juga bisa disebabkan oleh beberapa hal seperti:

Alergi

Alergi pada bulu binatang peliharaan, jamur, debu, dan serbuk sari bunga bisa menyebabkan
Anda sakit tenggorokan. Postnasal drip adalah penyebab utama dalam kasus alergi yang
disebabkan radang tenggorokan.

Postnasal drip terjadi ketika mampet pada sinus mengalir ke tenggorokan, menyebabkan rasa
menggelitik atau rasa sakit dan gatal.

Udara

Udara yang pengap dan panas di dalam sebuah ruangan bisa membuat tenggorokan Anda
terasa kasar dan gatal, terutama di pagi hari saat Anda bangun tidur. Selain itu, terlalu sering
bernapas melalui mulut karena hidung tersumbat juga bisa menyebabkan radang.

Iritan (bahan kimia)

Polusi udara di luar bisa menyebabkan iritasi tenggorokan yang terus-menerus. Selain itu,
polusi udara di dalam ruangan karena rokok atau bahan kimia juga bisa menyebabkan radang
tenggorokan. Mengunyah tembakau, minum alkohol, dan makan makanan pedas juga bisa
membuat tenggorokan Anda sakit.

Otot tegang pada tenggorokan

Otot di tenggorokan bisa menegang. Kondisi ini biasanya muncul karena Anda sering
berteriak, seperti pada acara olahraga, berbicara keras, atau berbicara dalam waktu lama
tanpa jeda.

Penyakit gastroesophageal reflux (GERD)

GERD adalah kondisi yang ditandai dengan nyeri pada ulu hati atau sensasi terbakar di dada
akibat naiknya asam lambung menuju esofagus.

Esofagus yang juga dikenal sebagai kerongkongan adalah bagian dari saluran pencernaan
yang menghubungkan mulut dan lambung. Saat Anda mengalami GERD, tenggorokan
biasanya terasa tidak nyaman. Kondisi ini bisa memicu faringitis.

Infeksi HIV

Faringitis dan gejala flu lainnya terkadang muncul lebih awal pada seseorang yang terinfeksi
HIV. Seseorang yang positif HIV, mungkin akan mengalami sakit tenggorokan kronis atau
berulang karena infeksi. Infeksi ini lebih sering terjadi karena orang dengan HIV memiliki
sistem kekebalan yang lemah.

Tumor

Tumor kanker tenggorokan, lidah, dan laring sering kali ditandai dengan radang tenggorokan.
Tanda atau gejala lain yang menyertainya yaitu suara serak, sulit menelan, sesak napas,
benjolan di leher, dan darah dalam air liur.

Faktor risiko

Siapa yang berisiko terkena radang tenggorokan (faringitis)?

Setiap orang memiliki kemungkinan untuk terkena radang tenggorokan. Namun ada beberapa
hal yang membuat Anda lebih rentan terkena radang tenggorokan, yaitu:

Usia

Anak-anak dan remaja memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami faringitis.
Faringitis atau radang tenggorokan pada anak-anak biasanya banyak disebabkan oleh infeksi
bakteri.

Asap rokok

Merokok dan asap rokok bisa mengiritasi tenggorokan Anda hingga membuatnya meradang.
Tak hanya itu, penggunaan produk tembakau juga bisa meningkatkan risiko kanker mulut,
tenggorokan dan laring (kotak suara).
Alergi

Jika Anda memiliki alergi terhadap debu, jamur, atau bulu hewan peliharaan, risiko Anda
untuk terkena faringitis jauh lebih besar. Pasalnya, alergi bisa memicu dan membuat radang
tenggorokan lebih parah dari orang yang tak memiliki alergi.

Paparan iritan kimia

Polusi udara yang dihasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil dan bahan kimia rumah
tangga bisa mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan radang tenggorokan. Jika Anda
tinggal atau bekerja di lingkungan yang terpapar bahan kimia, risiko untuk terkena radang
tenggorokan atau faringitis cukup tinggi.

Infeksi sinus parah

Lendir atau mukus yang dihasilkan oleh sinus berfungsi membantu mengendalikan suhu dan
kelembapan udara yang masuk ke paru-paru.

Lendir ini mengalir ke hidung melalui saluran-saluran kecil. Namun, saluran ini bisa
terhalang jika sinus terinfeksi atau mengalami peradangan hingga menyebabkan faringitis.

Berada di ruangan ramai dan tertutup

Infeksi virus dan bakteri bisa menyebar dengan mudah di tempat yang ramai dan tertutup.
Untuk Anda yang sering berada pusat penitipan anak, ruang kelas, atau kerap bepergian
dengan pesawat terbang, jagalah kesehatan tubuh agar tak mudah terinfeksi virus dan bakteri.

Sistem imun lemah

Anda akan lebih rentan terhadap infeksi jika daya tahan tubuh Anda lemah. Sistem imun
yang lemah ini biasanya disebabkan oleh berbagai penyakit seperti HIV/AIDS, diabetes,
pengobatan dengan steroid, kemoterapi, lupus, dan masalah kesehatan serius lainnya.

Jika Anda tidak termasuk salah satu dari golongan orang yang berisiko, bukan berarti bahwa
Anda tidak bisa terkena. Konsultasikan selalu kondisi kesehatan kepada dokter jika Anda
merasakan ada perubahan tidak normal pada tubuh Anda.

Anda mungkin juga menyukai