A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan Pendidikan Kesehatan (Penkes), Peserta (Klien) dan
keluarga mengetahui tentang Tanda bahaya kehamilan (hemiperesis
Gravidarum)
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 15 menit, sasaran akan
mampu:
a. Mengetahui pengertian Hemiperesis Gravidarum?
b. Mengetahui penyebab Hemiperesis Gravidarum?
c. Mengetahui tanda dan gejala Hemiperesis Gravidarum?
d. Mengetahui penanganan Hemiperesis Gravidarum?
B. Metode Penyampaian
1. Ceramah dan Tanya jawab
2. Demonstrasi
C. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
D. Materi
1. Pengertian Hemiperesis Gravidarum
2. Penyebab Hemiperesis Gravidarum
3. Tanda dan gejala Hemiperesis Gravidarum
4. Penanganan Hemiperesis Gravidarum
4) Terminasi kehamilan
Pada beberapa kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik bila
keadaan memburuk..
G. Referensi
Manuaba, Ida Bagus , 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita,
Jakarta, Penerbit: Arcan
Prawirohardjo, Sarwono, 2005, Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Babak, Lowdermik, Jensen, 2004, Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Edisi 4; Jakarta, EGC - See more at:
Prawirohardjo, Sarwono, 2005 , Ilmu Kebidanan, Jakarta; Tridasa Printer
Palisuri, dr. H. M. M., Sp. OG & Hafied, dr. H. B. 2007. Hiperemesis
Gravidarum. http://www.geocities.com/klinikobgin/kelainan-kehamilan/hipere
mesis-gravidarum.htm. Diakses 20 April 2015.
Sarwono, Prawirohadjo. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka.
Setiawan, Yasin. 2007. Telaah penanganan Hiperesmesis Gravidarum.
http://siaksoft.net/index.php?
option=com_content&task=view&id=2430&Itemid=101&limit=1&limitstart=
6. Diakses 20 April 2015.
Lampiran
DIARE
A. Pengertian
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyak dari biasanya (normal 100 - 200 ml per jam tinja), dengan tinja
berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai
frekuensi defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif 2000).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
(WHO, 1980).
Diare adalah keadaan di mana seorang individu mengalami atau
beresiko mengalami defekasi sering dengan feses cair, atau feses tidak
berbentuk. (Carpenito, LJ 2001).
B. Etiologi
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor,
antara lain :
1. Faktor infeksi
a. Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi :
infeksi bakteri (vibrio, e.coli, salmonella, shigella, campylobacter,
yersinia, aeromonas), infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie, adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit :
cacing (ascaris, trichuris, oxyuris, strongxloides) protozoa (entamoeba
histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis) jamur (canida
albicous).
b. Infeksi parenteral
adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan
sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur
dibawah 2 tahun.
2. Faktor malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi
laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor psikologis
Rasa takut dan cemas.
5. Makan tanpa mencuci tangan
E. Pencegahan
Menurut Mansjoer, Arif (2000), untuk mencegah penyakit dapat dilakukan
dengan cara berikut :
1. Mencuci tangan sebelum makan atau setiap habis bermain
2. Membiasakan BAB di jamban/WC dan jamban/WC harus selalu bersih
3. Kebersihan lingkungan untuk menghindarkan adanya lalat
4. Makanan harus selalu ditutup
5. Anak dilarang untuk jajan sembarangan
6. Air minum selalu dimasak hingga mendidih
7. Bila anak menderita muntaber, secepatnya diberi banyak minum atau oralit.
F. Penatalaksanaan
Menurut Mansjoer, Arif (2000), penatalaksanaan diare antara lain sebagai
berikut :
1. Pemberian cairan, jenis cairan, cara memberikan cairan, jumlah
pemberiannya
a. Cairan per oral
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang diberikan peroral
berupa cairan yang bersifat NaCl dan NaHCO3 dan glukosa. Untuk diare
akut dan kolera pada anak diatas 6 bulan kadar Natrium 90 mEg/l. Pada
anak dibawah umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan-sedang kadar
natrium 50-60 mEg/l. Formula lengkap disebut oralit, sedangkan larutan
gula garam dan tajin disebut formula yang tidak lengkap karena banyak
mengandung NaCl dan sukrosa.
1) Cara membuat larutan gula garam (LGG)
Gula 1 sendok teh penuh
Garam ¼ sendok teh
Air masak 1 gelas (atau air teh 1 gelas)
Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai larut benar
2) Cara membuat larutan oralit
Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (atau
1 gelas air teh)
Aduk sampai semua bubuk larut
Baca petunjuk lebih lanjut pada bungkus oralit
b. Cairan parenteral
Diberikan pada klien yang mengalami dehidrasi berat, dengan
rincian sebagai berikut :
1) Untuk anak umur 1 bulan sampai 2 tahun berat badan 3-10 kg
2) 1 jam pertama : 40 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infus set
berukuran 1 ml=15 tts atau 13 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20
tetes).
3) 7 jam berikutnya : 12 ml/kgBB/menit= 3 tts/kgBB/mnt (infusset
berukuran 1 ml=15 tts atau 4 tts/kgBB/menit (set infus 1 ml=20 tetes).
4) 16 jam berikutnya : 125 ml/kgBB/ oralit
5) Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg
6) 1 jam pertama : 30 ml/kgBB/jam atau 8 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 10 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
7) Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan berat badan 15-25 kg
8) 1 jam pertama : 20 ml/kgBB/jam atau 5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 7 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
9) 7 jam berikut : 10 ml/kgBB/jam atau 2,5 tts/kgBB/mnt (1 ml=15 tts
atau 3 tts/kgBB/menit (1 ml=20 tetes).
10) 16 jam berikut : 105 ml/kgBB oralit per oral.
11) Untuk bayi baru lahir dengan berat badan 2-3 kg
12) Kebutuhan cairan: 125 ml + 100 ml + 25 ml = 250 ml/kg/BB/24 jam,
jenis cairan 4:1 (4 bagian glukosa 5% + 1 bagian NaHCO3 1½ %.
13) Kecepatan : 4 jam pertama : 25 ml/kgBB/jam atau 6 tts/kgBB/menit
(1 ml = 15 tts) 8 tts/kg/BB/mt (1mt=20 tts).
14) Untuk bayi berat badan lahir rendah
Kebutuhan cairan: 250 ml/kg/BB/24 jam, jenis cairan 4:1 (4 bagian
glukosa 10% + 1 bagian NaHCO3 1½ %).
2. Pengobatan dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan berat
badan kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan lemak tak
jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat (nasi tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan misalnya
susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak yang berantai
sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan
Prinsip pengobatan menggantikan cairan yang hilang dengan cairan
yang mengandung elektrolit dan glukosa atau karbohidrat lain.