Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Perilaku Administrasi Negara
Dosen Pengampu : Dra. Sri Dayati, M.Si, M.P.A
1.1.Latar Belakang
Perilaku individu manusia merupakan cikal bakal perilaku yang ditunjukkan oleh individu di
dalam lingkungan masyarakat atau lingkungan organisasi ketika ia tidak berinteraksi dengan
lingkungan secara luas. Sedangkan perilaku secara kolektif merupakan perilaku yang ditunjukkan
oleh manusia ketika ia berada di dalam lingkungan masayarakat atau organisasi, satu sama lain
saling memerlukan interaksi, sehingga terjadi komunikasi dua arah yang memiliki persepsi yang
sama.
Fakta membuktikan bahwa perilaku manusia dalam kondisi apa pun, cenderung
mementingkan keinginan dan kebutuhannya sendiri. Dalam kondisi seperti ini, manusia perlu
diarahkan oleh orang yang dianggap mampu membimbing dan mengarahkan perilaku-perilaku
individu ke dalam perilaku lingkungan secara kolektif. Posisi orang yang mampu mengarahkan
perilaku-perilaku tersebut dapat berstatus sebagai pemimpin yang berada di dalam lingkungan
organisasi yang sudah dibentuk untuk tujuan tertentu dan dibatasi oleh waktu, maupun pemimpin
yang pada umumnya terbentuk dan diakui oleh masyarakat di dalam lingkungan masyarakat tanpa
terbatasi oleh waktu berlakunya kepemimpinan itu.
Dengan demikian, kepemimpinan merupakan modal dasar kemampuan yang dimiliki
seseorang dalam mengarahkan perilaku orang lain untuk tujuan tertentu. Pada sebuah
organisasi pemerintahan, sumber daya manusia terdiri dari pemimpin dan pegawai. Untuk
mewujudkan sikap kerja pegawai yang baik, diperlukan berbagai cara yang dapat dilakukan
oleh seorang pemimpin suatu organisasi pemerintah, yaitu dengan menggunakan gaya
kepemimpinan yang tepat. Peranan seorang pemimpin penting untuk mencapai tujuan
organisasi yang diinginkan termasuk organisasi pemerintahan terutama berkaitan dengan
peningkatan kinerja pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Kinerja pegawai
merupakan hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi sesuai wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka mewujudkan
tujuan organisasi. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka “Pengaruh
Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai dalam Organisasi Pemerintah” merupakan judul
dalam makalah ini.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepemimpinan yang efektif untuk meningkatkan kinerja pegawai pemerintahan ?
2. Bagaimanakah kinerja pegawai pada umumnya ?
3. Bagaimanakah pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dalam organisasi
pemerintahan ?
1.3. Tujuan
1. Mengidentifikasi gaya kepemimpinan yang efektif
2. Menganalisis pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja pegawai dalam organisasi
pemerintahan
3. Meningkatkan kinerja pegawai dan pemimpin
4. Dapat menerapkan gaya kepemimpinan pada pengambilan keputusan sesuai dengan
kebutuhan pegawai
5. Dapat memperbaiki kinerja dan produktivitas pegawai,
6. Dapat menjadi referensi bagi peneliti
7. Berguna sebagai sarana belajar untuk memahami permasalahan yang menjadi topik kajian.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB III
PEMBAHASAN
Menurut Kerlinger dan Padhazur (2002) faktor kepemimpinan mempunyai peran yang
sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena kepemimpinan yang efektif
memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan
organisasi. Susilo (1998) menyatakan bahwa kepemimpinan merupakan keseluruhan aktivitas
dalam rangka mempengaruhi orang-orang agar mau bekerjasama untuk mencapai suatu
tujuan yang memang diinginkan bersama.
Gaya kepemimpinan yang efektif dibutuhkan pemimpin untuk dapat meningkatkan
kinerja semua pegawai dalam mencapai tujuan organisasi sebagai instansi pelayanan
publik. Selain untuk meningkatkan kinerja pegawai dan pemimpin, dapat menerapkan gaya
kepemimpinan pada pengambilan keputusan sesuai dengan kebutuhan pegawai dalam
memperbaiki kinerja dan produktivitas pegawai, sehingga pegawai pemerintah dapat
meningkatkan pelayanannya terhadap masyarakat dalam hal pelayanan publik.
Kinerja karyawan yang merupakan hasil olah pikir dan tenaga dari seorang karyawan
terhadap pekerjaan yang dilakukannya, dapat berwujud, dilihat, dihitung jumlahnya, akan
tetapi dalam banyak hal hasil olah pikiran dan tenaga tidak dapat dihitung dan dilihat, seperti
ide-ide pemecahan suatu persoalan, inovasi baru suatu produk barang atau jasa, bisa juga
merupakan penemuan atas prosedur kerja yang lebih efisien.
Dengan pemahaman akan tugas-tugas yang diemban, dan pemahaman karakteristik
bawahannya, maka seorang pemimpin akan dapat memberikan bimbingan, dorongan serta
motivasi kepada seluruh anggotanya untuk mencapai tujuan. Jika dalam proses interaksi
tersebut berhasil dengan baik, maka ia akan mampu memberikan kepuasan yang sekaligus
dapat meningkatkan kinerjanya.
Kinerja dapat diartikan sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan
suatu kegiatan atau program atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi
organisasi yang tertuang dalam rencana strategi suatu organisasi. Menurut Dessler (1997),
kinerja merupakan prosedur yang meliputi (1) penetapan standar kinerja; (2) penilaian kinerja
aktual pegawai dalam hubungan dengan standar-standar ini; (3) memberi umpan balik kepada
pegawai dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan kemerosotan kinerja
atau terus berkinerja lebih tinggi lagi.
Mengenai ukuran-ukuran kinerja pegawai, Ranupandojo dan Husnan (2000)
menjelaskan secara rinci sejumlah aspek yang meliputi:
1. Kualitas kerja adalah mutu hasil kerja yang didasarkan pada standar yang ditetapkan. Kualitas
kerja diukur dengan indikator ketepatan, ketelitian, keterampilan dan keberhasilan
kerja. Kualitas kerja meliputi ketepatan, ketelitian, kerapihan dan kebersihan hasil pekerjaan.
2. Kuantitas kerja yaitu banyaknya hasil kerja sesuai dengan waktu kerja yang ada, yang perlu
diperhatikan bukan hasil rutin tetapi seberapa cepat pekerjaan dapat terselesaikan. Kuantitas
kerja meliputi output, serta perlu diperhatikan pula tidak hanya output yang rutin saja, tetapi
juga seberapa cepat dia dapat menyelesaikan pekerjaan yang ekstra.
3. Dapat tidaknya diandalkan termasuk dalam hal ini yaitu mengikuti instruksi, inisiatif, rajin,
serta sikap hati-hati.
4. Sikap, yaitu sikap terhadap pegawai perusahaan dan pekerjaan serta kerjasama[5]
Kepemimpinan merupakan suatu cara yang dimiliki oleh seseorang dalam
mempengaruhi sekelompok orang atau bawahan untuk bekerja sama dan berdaya upaya
dengan penuh semangat dan keyakinan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Keberhasilan suatu organisasi baik sebagai keseluruhan maupun berbagai kelompok dalam
suatu organisasi tertentu, sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan yang terdapat
dalam organisasi yang bersangkutan. Dapat dikatakan bahwa mutu kepemimpinan yang
terdapat dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat dominan dalam
keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama
terlihat dalam kinerja para pegawainya (Siagian, 1999).
Pemimpin yang terdapat pada organisasi harus memiliki kelebihan-kelebihan
dibandingkan dengan bawahannya, yaitu pegawai yang terdapat di organisasi yang
bersangkutan, sehingga dapat menunjukkan kepada bawahannya untuk bergerak, bergiat,
berdaya upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Akan tetapi
hanya mengerahkan seluruh pegawai saja tidak cukup, sehingga perlu adanya suatu dorongan
agar para pegawainya mempunyai minat yang besar terhadap pekerjaanya. Atas dasar inilah
selama perhatian pemimpin diarahkan kepada bawahannya, maka kinerja pegawainya akan
tinggi.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Tugas utama dari seorang pemimpin adalah mengambil keputusan. Segala sesuatu
yang terjadi dalam organisasi sebaiknya adalah karena diputuskan demikian, bukan karena
secara kebetulan terjadi. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam organisasi maka
semakin besar bobot dari keputusan yang diambilnya meskipun sering ke putusan tersebut
bersifat umum dan kwalitatif. Dalam sebuah organisasi harus selalu terdapat pendelegasian
wewenang. Hal ini disebabkan karena keterbatasan-keterbatasan dari manajer dalam
melaksanakan tugasnya.
Kepemimpinan sangat berpengaruh terhadap kinerja pegawai dalam organisasi
pemerintahan. Karena kepemimpinan merupakan keseluruhan dari gaya kepemimpinan yang
paling tepat tergantung pada beberapa variabel yang saling berhubungan yaitu antara
pemimpin dan pegawai. Adanya pengaruh tersebut akan dapat memperbaiki kinerja pegawai
dan pemimpin serta meningkatkan kinerja antara pimpinan dan pegawai dalam hal melayani
masyarakat.
Saran
Berdasarkan hasil makalah tersebut, Seorang pemimpin harus mampu menjadi
figur yang mampu mambangun dan meningkatkan motifasi kerja karyawan. Untuk
meningkatkan kinerja pemimpin harus berupaya seefektif mungkin mengoptimalkan
gaya kepemimpinan demokrasi. Karena semakin efektifnya gaya kepemimpinan
demokrasi akan meningkatkan kinerja. Pemimpin harus meningkatkan komunikasi
dengan karyawan, sehingga hubungan dengan karyawan terjalin dengan baik. Dengan
semakin baiknya hubungan dengan karyawan secara otomatis akan meningkatkan
kinerja.
DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan, Malayu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Prof. Dr. Mar’at. 1985. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta Timur : Ghalia Indonesia.
[1] Hasibuan, Malayu, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2004), hlmn 170
[2] Prof. Dr. Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1985), hlmn 20
[3] Prof. Dr. Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1985), hlmn 27
[4] Prof. Dr. Mar’at, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta Timur : Ghalia Indonesia, 1985), hlmn 27
[5] Ranupandojo, H, Suad Husnan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: BPFE-UGM, 2000)