Anda di halaman 1dari 12

POKOK-POKOK PIKIRAN

DPN APINDO TERHADAP


PERUNDANGAN KETENAGAKERJAAN
I. Prinsip Perundangan Ketenagakerjaan

1 Perundangan Ketenagakerjaan mengatur kewajiban


secara proporsional antara Pengusaha, Pekerja, dan Negara
sesuai dengan peran dan tanggungjawab masing-masing.

2 Perundangan Ketenagakerjaan mengatur persyaratan-


persyaratan yang bersifat standar minimal dalam
mempekerjakan pekerja, dengan tetap mendorong
produktivitas dan memberikan perlindungan bagi pekerja (tidak
boleh ada eksploitasi pekerja).

2 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


3 Pengintegrasian ketentuan tentang beban biaya
pemutusan hubungan kerja (kompensasi PHK) dengan
ketentuan jaminan sosial dalam konsep unemployment
insurance, yang mengacu kepada ketentuan kompensasi
PHK yang baru.

4 Perundangan Ketenagakerjaan dapat menjamin


ketersediaan tenaga kerja yang kompeten (pengetahuan,
keterampilan dan karakter) sesuai dengan kebutuhan dunia
usaha. Upaya untuk menjamin ketersediaan tenaga kerja
yang kompeten antara lain adalah melalui skill development
fund yang merupakan bagian dari program unemployment
insurance.

3 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


5 Penerapan prinsip easy hiring and easy firing, dengan
tetap memperhatikan aspek perlindungan terhadap pekerja
dengan adanya unemployment insurance dan skill
development fund.

6 Pengaturan pengupahan merupakan kewenangan


pengusaha. Pemerintah hanya mengatur upah minimum
sebagai safety net dengan definisi yang jelas.

4 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


7 Peraturan ketenagakerjaan hanya mengatur
hubungan antara pengusaha dan pekerja dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan yang diperjanjikan di antara
keduanya.

5 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


II. Usulan Substansi UU Ketenagakerjaan
ATURAN SAAT INI USULAN ALASAN
A. HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja adalah hubungan Definisi baru: Hubungan Kerja Kalimat yang mengandung unsur
antara pengusaha dengan adalah hubungan antara pekerjaan, perintah dan upah
pekerja/buruh berdasarkan pengusaha/pemberi kerja dihapus, karena tidak dapat
perjanjian kerja, yang mempunyai dengan Pekerja berdasarkan diterapkan dalam hubungan
unsur pekerjaan, upah, dan perintah. perjanjian kerja. kerja dalam perusahaan yang
menerapkan outsourcing.
B. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
PKWT hanya untuk pekerjaan Definisi baru: PKWT adalah Batas waktu yang diperjanjikan
tertentu yang jenis dan sifat atau Perjanjian kerja yang dibuat para pihak sudah
kegiatan pekerjaannya akan selesai untuk batas waktu tertentu memperhitungkan durasi
dalam waktu tertentu. selesainya pekerjaan.
Semua pekerjaan dapat
PKWT paling lama 2 tahun dan hanya dilakukan PKWT dengan Untuk menampung dinamika
boleh diperpanjang 1 kali maksimal 1 maksimal 5 (lima) tahun. dunia usaha, Agar PKWT menjadi
tahun. lebih fleksibel.

Rumusan yang ada saat ini


sering mengundang multi tafsir
dan sulit diimplementasikan.
6 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan
B. PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)
PKWT tidak mendapatkan program Pekerja PKWT diberi Sebagai proteksi bagi pekerja
unemployement insurance dan skill perlindungan berupa PKWT
development fund kompensasi phk dalam program
unemployement insurance dan
skill development fund

C. OUTSOURCING
Pengaturan Penyerahan sebagian Penyerahan sebagian Perjanjian Penyerahan sebagian
pelaksanaan pekerjaan kepada pelaksanaan pekerjaan pelaksanaan pekerjaan
perusahaan lain, diatur dalam UU dikeluarkan dari aturan merupakan perjanjian antara
13/2003 ketenagakerjaan sesama pengusaha (B to B) yang
diatur dalam ranah Perdata

D. WAKTU KERJA
Waktu kerja, meliputi : Dapat mengakomodir Menyesuaikan perkembangan
a. 7 (tujuh) jam 1 (satu) hari dan 40 pekerjaan berbasis satuan jam saat ini: gig economy
(empat puluh) jam 1 (satu) kerja
minggu untuk 6 (enam) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu; atau
b.8 (delapan) jam 1 (satu) hari dan
40 (empat puluh) jam 1 (satu)
minggu untuk 5 (lima) hari kerja
dalam 1 (satu) minggu.

7 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


E. PENGUPAHAN
Upah minimum diarahkan kepada Upah Minimum bersifat jaring Upah minimum yang berlaku saat
pencapaian kebutuhan hidup pengaman (safety net) yang ini sudah melampaui konsep
layak. (Ps 89 Ayat 2 UU 13/2003) ditetapkan oleh Pemerintah safety net
berdasarkan pada standar
kebutuhan pekerja lajang dan
tidak harus dilakukan setiap
tahun.
Selain Upah Minimum Provinsi/ Tidak diatur lagi upah minimum Kemampuan perusahaan di satu
Kabupaten/Kota, terdapat pula sektoral sektor yang sama ber-beda-beda
Upah Minimum Sektoral Provinsi/
Kabupaten/Kota
Upah Minimum ditetapkan oleh Upah Minimum ditetapkan oleh Terdapat Pemerintahan Daerah
Gubernur Pemerintah (Pusat) untuk yang menetapkan Upah Minimum
Kabupaten/ Kota berdasarkan bertentangan dengan regulasi.
tingkat inflasi regional.
Yang berlaku saat ini berdasarkan
inflasi nasional dan PDB nasional,
sehingga tidak mencerminkan
kondisi sebenarnya di regional
tersebut.
Belum mengakomodir upah per- Mengakomodasi upah per-jam Untuk mengakomodasi pekerja
jam paruh waktu terutama pekerja
perempuan dan pekerjaan-
pekerjaan flexy time
8 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan
F. UPAH LEMBUR
Perhitungan Upah Lembur Perhitungan Upah Lembur tidak Dalam Peraturan Menteri,
bersifat progresif diatur secara progresif (flat rate). rumusan perhitungan upah
lembur jumlah tertingginya hingga
Upah Lembur pada hari libur 2x 4X
lebih besar dari upah lembur pada
hari kerja normal. Contoh Negara Vietnam,
penghitungan upah lembur
bersifat flat
G. KOMPENSASI PHK
Besaran Kompensasi PHK Dilakukan penghitungan kembali Berdasarkan peraturan
terdiri dari: seluruh biaya pemutusan hubungan perundangan saat ini, pekerja
1.Uang Pesangon (maksimal kerja (kompensasi PHK). Dengan yang ter phk memperoleh
9 bulan upah) besaran maksimal 12 bulan upah kompensasi:
2.Uang Penghargaan Masa sebagai pesangon untuk masa kerja 1. Pesangon,
Kerja (maksimal 10 bulan diatas 12 tahun. 2. Uang Penghargaan Masa
upah) Kerja (UPMK)
3.Uang Penggantian Hak Pembayaran kompensasi phk 3. Jaminan Hari Tua (JHT)
4.Uang Pisah dilakukan melalui program 4. Jaminan Pensiun (untuk
unemployement insurance, PHK karena memasuki usia
pensiun)
Berdasarkan konsep baru,
Pengusaha hanya mengiur Hal ini memberatkan pengusaha.
unemployment insurance yang
terdiri uang pesangon.
9 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan
G. KOMPENSASI PHK (Lanjutan)
Kompensasi PHK Biaya kompensasi PHK dan Hal ini agar tidak menambah beban baru
sepenuhnya ditanggung pelatihan diambilkan dari dana bagi pengusaha
Pemberi Kerja unemployment insurance.
Nilai kompensasi PHK Kompensasi phk bagi pekerja Agar pemberian kompensasi phk
berbeda antara phk yang di-PHK dengan alasan dilakukan oleh pengelola unemployment
dengan alasan yang satu apapun mengacu pada ketentuan insurance
dengan alasan lainnya. unemployment insurance
H. PHK KARENA MENCAPAI USIA PENSIUN
Pekerja yang mencapai Berakhirnya hubungan kerja Hal ini untuk pembedaan pekerja yang
usia pensiun disebut phk karena pensiun, tidak disebut phk sebelum usia pensiun dengan yang
dan berhak atas dengan terminologi phk. diputus hubungan kerjanya karena
kompensasi phk berupa mencapai usia pensiun. Filosofi pesangon
uang pesangon, uang Bagi pekerja yang diputus adalah bekal bagi pekerja sementara
penghargaan masa kerja, hubungan kerjanya karena mencari pekerjaan lain.
dan uang penggantian hak. memasuki usia pensiun tidak
berhak uang pesangon, tapi Mereka yang memasuki pensiun sudah
berhak atas jaminan Pensiun mendapatkan jaminan pensiun
(yang diatur dalam BPJS berdasarkan UU SJSN. Bila terdapat
Ketenagakerjaan). perubahan ini, perlu disesuaikan dengan
aturan penerimaan manfaat Jampen, dan
pekerja yang sebelumnya telah berlaku
UU 13/2003. Jadi program baru untuk
pekerja setelah berlakunya regulasi baru.
10 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan
I. PHK KARENA KECELAKAAN KERJA
PHK karena kecelakaan kerja hanya Pengusaha dapat menginisiasi Sebab ini telah dicover oleh BPJS
dapat dilakukan atas permohonan PHK karyawan yang mengalami Ketenagakerjaan dan BPJS
pekerja kecelakaan kerja setelah melalui Kesehatan.
12 bulan

J. MOGOK KERJA
Mogok kerja disebut sebagai hak Mogok kerja sebagai hak serikat Karena yang saat ini mogok kerja
dasar dan dapat dilakukan secara pekerja yang dilakukan secara juga merupakan hak individu
individu sah, tertib, dan damai sebagai pekerja
akibat gagalnya perundingan.

K. SANKSI
Terdapat pengaturan sanksi pidana Perselisihan yang sifatnya Sebab saat ini masih terdapat
pada perselisihan yang sifatnya pemenuhan hak yang diatur perselisihan yang sifatnya
pemenuhan hak, misalnya: dalam perjanjian kerja pemenuhan hak, dikenakan
pembayaran upah diselesaikan melalui mekanisme sanksi pidana.
penyelesaian perselisihan
hubungan industrial (tidak
masuk dalam ranah hukum
pidana)

11 Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan


TERIMA KASIH

Pokok – Pokok Pikiran DPN APINDO Terhadap Perundangan Ketenagakerjaan

Anda mungkin juga menyukai