Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTEK MIKROBIOLOGI

PEMBUATAN MEDIA DAN INOKULASI BAKTERI DENGAN AGAR SWALLOW

Di susun oleh :

1. Octavia Siti Nuryanti 1848201013

Dosen Pengampu :

Surjana Purawisastra, M.Sc

Asisten Dosen :

Orchidita Lystia,S.K.M

PROGRAM STUDI FARMASI

INSTITUT KESEHATAN INDONESIA

JAKARTA

2019
I. Latar Belakang

Sterilisasi adalah proses yang bertujuan untuk menghilangkan semua jenis organisme
hidup, nah dalam hal ini bisa berarti untuk menghilangkan mikroorganisme (protozoa, fungi,
bakteri, mycoplasma, virus) yang ada pada suatu benda. Dalam proses Sterilisasi desain
untuk bisa membunuh atau menghilangkan mikroorganisme yang fungsinya untuk menjaga
kebersihan suatu benda atau objek yang akan di pakai oleh manusia.

Setelah mengetahui tentang sterilisasi, hal selanjutnya yang perlu diketahui ketika
hendak bekerja di laboratorium adalah pembuatan media. Untuk dapat mengetahui banyak
hal tentang mikroorganisme tentunya kita harus menumbuhkan mereka dalam suatu media.
Media atau yang biasa kita sebut medium adalah suatu bahan yang tersusun atas campuran
nutrien yang dipergunakan untuk menumbuhkan mikroba, pengujian sifat fisiologi,untuk
isolasi dan memperbanyak jumlah mikroba serta untuk perhitungan jumlah mikroba. Untuk
itu, kita harus mengerti jenis-jenis nutrien yang diinginkan oleh mikroorganisme dan juga
jenis lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Oleh
karena itu, praktikan pun harus mengetahui macam-macam media, cara pembuatan media,
sekaligus mengetahui bahan-bahan dan komposisi yang digunakan serta fungsi dari masing-
masing bahan dalam membantu pertumbuhan mikroorganisme tersebut. Media buatan
merupakan tempat hidup bagi mikroba. Media yang dipakai pada praktikum ini adalah jenis
agar swallow yang digunakan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan mengamati
morfologi koloni, mengembangkan kultur murni, dan pertumbuhan untuk tes biokimia.

Menurut (Dwijoseputro,1998) Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi


adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam hubungannya dengan medium
agar tetap steril. Hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.

II. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

a. Praktikan mengetahui cara-cara sterilisasi yang benar.


b. Praktikan mengetahui dan memahami macam-macam media kultur.
c. Melatih praktikan agar mampu mempersiapkan media pertumbuhan yang
dibutuhkan untuk bekerja dengan benar dan tidak terkontaminasi.
III. Alat dan Bahan

Alat :

 Autoklaf
 Erlenmeyer
 Cawan Petri Steril
 Gelas Ukur
 Hot Plate
 Timbangan Digital

 Tabung Reaksi

 Kapas

Bahan :

 Agar swallow

 Aqua dest

 Yakult

IV. prosedur (hanya pembuatan di cawan dan miring)

1. Pembuatan media tumbuh mikroba

Sejumlah media yang sesuai dengan volume yang akan di buat ditimbang (konsentrasi
sesuai masing-masing medium dan tertera pada kemasan), masukan kedalam erlemeyer
dan di tambahkan aqua dest sesuai dengan volume yang dikehendaki kemudian diaduk
dan dilarutkan dengan pemanasan.

2. Pembuatan Agar cawan

Untuk membuat agar cawan, tahapan yang dilakukan media agar setelah ditambahkan
dengan aquades, diaduk dan dipanaskan sampai larut menggunakan hot plate.
Pemanasan dilakukan sampai agar larut (bening). Kemudian media langsung
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 ºC selama 15 menit.
Setelah steril, tuangkan agar tersebut secara aseptis kedalam cawan petri sebanyak 15-
20 ml atau kira-kira dengan ketebalan 4-5 mm dan biarkan membeku. Apabila agar
tersebut tidak langsung dipergunakan maka untuk mencegah terjadinya kontaminasi
sebaiknya agar tersebut disimpan di lemari pendinginan dengan suhu 10 ºC.

3. Pembuatan Agar Cawan dengan sampel bakteri I


Untuk membuat agar cawan, tahapan yang dilakukan media agar setelah ditambahkan
dengan aquades, diaduk dan dipanaskan sampai larut menggunakan hot plate.
Pemanasan dilakukan sampai agar larut (bening). Kemudian media langsung
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 ºC selama 15 menit.
Kemudian masukan sampel bakteri dari yakult sebanyak 1-2 tetes. Setelah steril,
tuangkan agar tersebut secara aseptis kedalam cawan petri sebanyak 15-20 ml atau kira-
kira dengan ketebalan 4-5 mm dan biarkan membeku. Kemudia tutup dengan tutup
cawan.
4. Pembuatan Agar Cawan dengan sampel bakteri II
Untuk membuat agar cawan, tahapan yang dilakukan media agar setelah ditambahkan
dengan aquades, diaduk dan dipanaskan sampai larut menggunakan hot plate.
Pemanasan dilakukan sampai agar larut (bening). Kemudian media langsung
disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dengan suhu 121 ºC selama 15 menit.
Kemudian, tuangkan agar tersebut secara aseptis kedalam cawan petri sebanyak 15-20
ml atau kira-kira dengan ketebalan 4-5 mm dan biarkan membeku. Setelah itu masukan
sampel bakteri yakult dengan metode tebar menggunakan batang penyebar. Kemudian
tutup dengan tutup cawan.
5. Pembuatan agar miring
Media agar setelah ditambah kan dengan akuades, diaduk dan dipanaskan sampai larut.
Kemudian media langsung disterilisasi dengan menggunakan autoklaf dengan suhu
121 ºC selama 15 menit. Setelah itu, masukan media dalam tabung reaksi sebanyak 9
ml dengan metode tuang, lalu miringkan dengan bantuan penjepit kau dan biarkan
membeku. Kemudia tabung reaksi ditutup menggunakan kapas agar tetap steril.
V. Hasil dan Pembahasan

A. Hasil

Adapun hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut.

1. Sterilisasi Cawan Petri

 Pertama, cawan petri diletakkan di tengah-tengah kertas koran

 Kertas dilipat ke tengah.

 Sisi sampingnya dilipat membentuk segitiga

 Sisi segitiga yang terbentuk dilipat ke dalam

 Cawan petri yang sudah dibungkus siap dimasukkan ke dalam oven. Atur suhu oven
dengan suhu 180ºC.

2. Pembuatan media agar miring

Gambar Keterangan
Hasil dari Pembuatan media agar
miring. Keadaannya beku sempurna.

B. Pembahasan

Pada praktikum ini menggunakan medium agar swallow. Pada proses pembuatan
media, medium agar swallow menggunakan magnetik stirrer untuk menghomogenkan agar
dengan aquades selama pemasakan agar. Sample bakteri yang digunakan dalam praktikum ini
merupakan Lactobacillus casei yang terdapat pada minuman yakult.

Menurut Anonim (2011), bahan-bahan yang terlarut di dalam air yang digunakan
mikroorganisme untuk membentuk badan sel dan memperoleh energi yang berasal dari bahan
makanan. Pada medium yang telah disterilkan, tidak terdapat mikroba dan tidak terjadi
perubahan fisik seperti perubahan warna, tidak berbau, tidak terlihat permukaan medium
yang tidak ditumbuhi oleh koloni mikroba. Hal ini disebabkan oleh pembuatan bahan
medium yang tidak menggunakan Na ( Nutrient agar). Medium NA mengandung nutrisi-
nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bakteri. Sehingga pertumbuhan bakteri akan
bagus.

C. Macam- macam Sterilisasi yang dapat digunakan yaitu :

1. Sterilisasi panas dengan tekana atau sterilisasi uap (autoklaf). Pada saat melakukan
sterilisasi uap, kita sebenarnya memapakan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu
dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi lain uap yang
mengakibatkan denaturasi atau koagulasi protein sel. Sterilisasi demikian merupakan
sterilisasi paling efektif dan ideal karena :
a. Uap merupakan pembawa (carrier) energy tertanal paling efektif dan semua lapisan
pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakan, sehingga memungkinkan terjadinya
koagulasi.
b. Bersifat nontosik, mudah diperoleh dan relatife mudah dikontrol.
Penggunaan autoklaf ini harus dengan suhu 121 oC selama 15 menit. Factor-faktor yang
mempengaruhi sterilisasi uap ada 3 yaitu : waktu, suhu dan kelembaban.(Stefanus. 2006).
2. Sterilisasi panas kering (Oven)
Proses sterilisasi panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas. Panas akan
diabsurpsi oleh permukaan luar alat yang disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam
permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering
biasanya digunakan untuk alat-alat atau bahan dengan uap tidak dapat penetrasi secara
mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca. Pada sterilisasi panas kering,
pembunuhan mikroorganisme terjadi melalui mikanisme oksidasi sampai-sampai
terjadinya koagulasi protein sel. Karena panas dan kering kurang efektif dalam membunuh
mikroba dari autoklaf, maka sterilisasi memerlukan temperature yang lebih tinggi dan
waktu yang lebih panjang.

Dalam buku (Pelczar,1986) Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum
melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu

a. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar
tidak terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium
pembuatan serum vaksin dan sebagainya/ inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah
kotak kaca (encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui
suatu jalan agar terkena sinar ultraviolet.
b. Pemindahan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk
diambil 1 ml contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni.
c. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina taua nikel, ujungnya boleh lurus
juga boleh berupa kolongan yang diameternya 1-3 mm. Dalam melakukan
penanaman bakteri kawat ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai
cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi
dalam nyala api.
D. Teknik inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme, yaitu:

a. Metode Gores
(Winarni, 1997) Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut
ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh
dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien dalam cawan petri dengan
jarum pindah (lup inokulum). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel yang
cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni.

Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng.


Bila dilakukan dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya
terkadang berbeda pada masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaitu
membuat goresan sebanyak mungkin pada lempeng medium pembiakan.

b. Metode Tebar
(Winarni, 1997) Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium agar
nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan
steril. Inokulasi itu disebar dalam medium betang yang sama dapat digunakan
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah-pisah.

c. Metode Tuang
Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan
pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat hanya
ditemukan satu sel di dalam tabung.

d. Metode Tusuk
Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media.

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolate
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Pradhika, 2008).

Macam-macam media pertumbuhan antara lain:

1. Medium berdasarkan sifat fisik

- Medium padat yaitu media yang mengandung agar 15% sehingga setelah dingin media
menjadi padat.

- Medium setengah padat yaitu media yang mengandung agar 0,3-0,4% sehingga menjadi
sedikit kenyal, tidak padat, tidak begitu cair. Media semi solid dibuat dengan tujuan
supaya pertumbuhan mikroorganisme dapat menyebar ke seluruh media tetapi
tidak mengalami percampuran sempurna jika tergoyang.

· Medium cair yaitu media yang tidak mengandung agar.

2. Medium berdasarkan komposisi

· Medium sintesis yaitu media yang komposisi zat kimianya diketahui jenis dan
takarannya secara pasti, misalnya Glucose Agar, Mac Conkey Agar.

· Medium semi sintesis yaitu media yang sebagian komposisinya diketahui secara pasti,
misanya PDA (Potato Dextrose Agar) yang mengandung agar, dekstrosa dan ekstrak
kentang. Untuk bahan ekstrak kentang, kita tidak dapat mengetahui secara detail
tentang komposisi senyawa penyusunnya

· Medium non sintesis yaitu media yang dibuat dengan komposisi yang tidak dapat
diketahui secara pasti dan biasanya langsung diekstrak dari bahan dasarnya, misalnya
Tomato Juice Agar, Brain Heart Infusion Agar, Pancreatic Extract.

3. Medium berdasarkan tujuan

· Media untuk isolasi, media ini mengandung semua senyawa esensial untuk
pertumbuhan mikroorganisme,misalnya Nutrient Broth, Blood Agar.

· Media selektif/penghambat, media yang selain mengandung nutrisi juga ditambah


suatu zat tertentu sehingga media tersebut dapat menekan pertumbuhan
mikroorganisme lain dan merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang diinginkan.
· Media diperkaya (enrichment), media yang mengandung komponen dasar untuk
pertumbuhan mikroorganisme dan ditambah komponen kompleks seperti darah,
serum, kuning telur. Media diperkaya juga bersifat selektif untuk mikroorganisme
tertentu.

· Media untuk peremajaan kultur, media umum atau spesifik yang digunakan untuk
peremajaan kultur.

· Media untuk menentukan kebutuhan nutrisi spesifik, media ini digunakan unutk
mendiagnosis atau menganalisis metabolisme suatu mikroorganisme.

· Media untuk karakterisasi bakteri, media yang digunakan untuk mengetahui


kemampuan spesifik suatu mikroorganisme.

· Media diferensial, media ini bertujuan untuk mengidentifikasi mikroorganisme dari


campurannya berdasar karakter spesifik yang ditunjukkan pada media diferensial.
(Pradhika, 2008).

· Meskipun telah dijabarkan berbagai macam jenis dari medium, perlu diingat
bahwa tidak ada satupun perangkat kondisi yang memuaskan bagi kultivasi untuk
semua bakteri di laboratorium. Bakteri amat beragam, baik dari persyaratan nutrisi
maupun fisiknya. Beberapa berapa bakteri memiliki persyaratan nutrient yang
sederhana, sedang yang lain memiliki persyaratan yang rumit. Karena alsan ini
kondisi harus disesuaikan sedemikian rupa sehingga bisa menguntungkan bagi
kelompok bakteri yang sedang ditelaah (Pelczar, 1986).

VI . kesimpulan

Kesimpulan dari praktikum ini adalah:

1. Sterilisasi dapat dilakukan dengan Sterilisasi panas dengan tekana atau sterilisasi
uap (autoklaf) dan sterilisasi panas kering.

2. Media diperlukan untuk menumbuhkan mikroorganisme yang akan diisolasi untuk


kemudian dilakukan langkah identifikasi guna menentukan jenis mikroorganisme
tersebut.

3. Secara garis besar, media pertumbuhan mikroorganisme dapat dikelompokkan


berdasarkan sifat fisik, komposisi, dan tujuannya.
VII. Daftar Pustaka
http://www.alatlabor.com/article/detail/283/proses-sterilisasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Yakult

Anonim2. 2011. Pembuatan Media. http://biologiAsik.blogspot.com

Pradhika. 2008. Media Pertumbuhan.http://ekmon saurus.blogspot.com/2008/11/ bab-2-


media-pertumbuhan.html.
Pelczar, M. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Erlangga: Jakarta.
Winarni, D. 1997. Diktat Teknik Fermentasi. Program D3 Teknik Kimia FTI-ITS: Surabaya.

Dwijoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan: Malang

Anda mungkin juga menyukai