Anda di halaman 1dari 62

Rencana Strategis

Badan Karantina
Pertanian
Tahun 2015-2019

Badan Karantina Pertanian


Kementerian Pertanian
2015

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 1


Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 2
Kata Pengantar
Dalam rangka pelaksanaan Undang Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, serta penjabaran Peraturan Presiden No. 2
Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN),
Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) telah menetapkan Rencana Strategis
Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 pada tahun 2015.
Mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis dalam pelaksanaan
pembangunan nasional dan pembangunan pertanian sejak tahun 2010 sampai tahun
2014, diperlukan langkah-langkah terobosan yang bukan merupakan upaya terpisah
dari kebijakan sebelumnya, tetapi merupakan upaya terintegrasi yang saling
memperkuat dalam rangka percepatan pembangunan karantina pertanian, terutama
untuk meningkatkan upaya perlindungan terhadap kelestarian sumberdaya alam
hayati hewan dan tumbuhan, lingkungan, dan keanekaragaman hayati, serta
keamanan pangan. Badan Karantina Pertanian akan meningkatkan peran guna
melakukan mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan melalui perlindungan
kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan hama dan
penyakit hewan karantina (HPHK), dan organisme pengganggu tumbuhan
karantina (OPTK), kemudian mendukung terwujudnya keamanan pangan,
memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
akses pasar komoditas pertanian, serta meningkatkan citra dan kualitas pelayanan
publik.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Karantina Pertanian telah melakukan
review Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian 2010-2014 dengan menetapkan
visi, misi, tujuan, sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama, program dan kegiatan,
serta anggaran yang diperlukan dalam rencana strategis Badan Karantina Pertanian
2015–2019 dengan mengacu pada Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun
2015-2019 yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor:
19/Permentan/HK.140/4/2015.
Rencana Strategis Badan Karantina Pertanian Tahun 2015-2019 ini selanjutnya
digunakan sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
pembangunan karantina pertanian tahun 2015-2019. Diharapkan pembangunan
karantina pertanian dapat meningkatkan kontribusi terhadap perekonomian
nasional dan kesejahteraan masyarakat.
Jakarta, Juni 2015
Kepala Badan Karantina Pertanian

Banun Harpini

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 1


BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum

Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor penting
dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut
digambarkan dalam kontribusi nyata pada penyediaan bahan pangan dan bahan
baku industri kecil dan menengah, penyumbang nyata Produk Domestik
Bruto(PDB), penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja, sumber utama
pendapatan rumah tangga perdesaan, penyediaan bahan pakan dan bioenergi, serta
berperan dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca.

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045,


pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan
mengacu pula pada paradigma pertanian untuk pembangunan (agriculture for
development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak transformasi
pembangunan yang berimbang dan menyuluruh mencakup aspek demografi,
ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan tata kelola pembangunan.

Sasaran pembangunan pertanian ke depan yang disesuaikan dengan cakupan


pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna
mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan mencermati
hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan paradigma
sebagaimana tertuang dalam SIPP, maka sasaran strategis Kementerian Pertanian
adalah: (1) peningkatanketahanan atau kedaulatan pangan; (2) peningkatan nilai
tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor ; (3) penyediaan dan peningkatan
bahan baku bioindustri dan bioenergi; serta (4) peningkatan kesejahteraan petani.

Pendirian Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) merupakan amanat dari Undang


Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Dengan demikian, keberadaan BARANTAN tidak terlepas dari strategi pemerintah
untuk menjaga kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan melalui
penyelenggaraan perkarantinaan. Dalam perkembangan perencanaan dan strategi
pembangunan nasional, BARANTAN memegang peran besar dalam mendukung
kebijakan ketahanan atau kedaulatan pangan melalui mitigasi gangguan terhadap
ketahanan pangan.

Mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan merupakan salah satu faktor


strategis yang berpengaruh besar terhadap keberhasilan perwujudan kedaulatan
pangan nasional. Oleh karena itu, penyelenggaraan tata kelola pemerintahan yang
baik (good governance) di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan diperlukan
guna mewujudkan pencapaian sasaran strategis Kementerian Pertanian, yakni
peningkatan ketahanan pangan dan peningkatan nilai tambah dan daya saing.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 1


Dinamika lingkungan strategis pembangunan di Indonesia turut mempengaruhi
perkembangan tugas dan fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN).
Setidaknya terdapat 3 (tiga) aspek yang memiliki relevansi dengan tugas dan fungsi
tersebut, yakni: Pertama, aspek fundamental (mendasar), yakni bagaimana tugas,
fungsi dan peran Badan Karantina Pertanian mampu memberikan kontribusi pada
pencapaian tujuan dan arah pembangunan nasional yang tertuang dalam RPJMN
2015-2019; Kedua, aspek esensial (penting), yakni bagaimana tugas dan fungsi ini
mampu meningkatkan ketahanan pangan nasionaldan daya saing bangsa; serta
Ketiga, aspek kekinian, yakni kemampuan Badan Karantina Pertanian mengikuti
dinamika lingkungan strategis organisasi, khususnya untuk menyelaraskan diri
dengan visi dan misi kepemimpinan nasional.

•Kesesuaian dengan
RPJMN 2015-2019
Penting
•Kesesuaian dengan 9 •Visi Misi Presiden
Agenda Prioritas •Dinamika lingkungan
•Peningkatan strategis organisasi,
Pembangunan ketahanan pangan
•UU Karantina Hewan, baik eksternal
nasional maupun internal
Ikan, & Tumbuhan •Peningkatan daya
saing produk
pertanian
Mendasar Kekinian

Gambar 1. Relevansi Misi & Fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN)

Gambar 1 di atas menjelaskan bagaimana ketiga aspek tersebut menjadikan


keberadaan dan misi Badan Karantina Pertanian memiliki keterkaitan erat dengan
pencapaian RPJMN 2015-2019, yakniketerkaitannya dengan upaya mendukung
agenda pembangunan ekonomi di bidang ketahanan pangan. Aktualisasi peran
Badan Karantina Pertanian untuk berkontribusi guna mengimplementasikan
kebijakan ketahanan pangan nasional yakni melalui peningkatan ketersediaan
pangan, kualitas distribusi pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan,
peningkatan perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi masyarakat, serta
mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan.

Pada 7 misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, terdapat 2 misi
yang memiliki relevansi secara langsung dengan Badan Karantina Pertanian

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 2


(BARANTAN), yakni pada misi ke-4, mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia
yang tinggi, maju, dan sejahtera, serta misi ke-5, mewujudkan bangsa yang berdaya
saing. Keberadaan peran dan fungsi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN)
dengan demikian akan memberikan kontribusi secara langsung guna
menjagakelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan. Keberhasilan
dalam menjalankan tugas dan fungsi ini akan memberikan dampak terhadap
peningkatan kualitas lingkungan dan produksi pertanian, memajukan standar
pengelolaan sistem produksi pertanian yang diterima secara internasional, dan
perbaikan tingkat kesejahteraan para petani secara keseluruhan. Penciptaan kondisi
perbaikan lingkungan, standarisasi proses produksi, distribusi dan pemasaran, serta
kesejahteraan petani akan memberikan dampak berganda pada peningkatan mutu
produk pertanian Indonesia baik di pasar domestik maupun internasional yang
berkorelasi positif dengan peningkatan daya saing bangsa.

Terkait dengan Sembilan Agenda Pembangunan Prioritas (NAWA CITA), keberadaan


tugas, fungsi, dan peran Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) memiliki
keterkaitan erat dengan agenda ke-6 “peningkatan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar internasional” dan agenda ke-7 “mewujudkan kemandirian ekonomi
dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik”. Dengan
demikian, keberadaan Badan Karantina Pertanian (BARANTAN) turut berkontribusi
guna mendukung dan mewujudkan visi kepemimpinan nasional untuk mewujudkan
swasembada pangan nasional.

Salah satu fungsi utama Kementerian Pertanian yang diperankan oleh Badan
Karantina Pertanian adalah berkaitan dengan penyediaan sumberdaya pertanian
yang berkelanjutan guna menjamin keamanan pangan. Pelaksanaan fungsi tersebut
dilakukan melalui kegiatan pengawasan dan sertifikasi impor dan ekspor, verifikasi
dan audit kesesuaian persyaratan teknis, serta penetapan kawasan/area dan
sertifikasi karantina antar area dalam rangka mewujudkan daya saing pasar
internasional.

1.2 Potensi dan Permasalahan

Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki luas wilayah laut
dan garis pantai yang sangat panjang, sehingga sangat besar kemungkinan
masuknya berbagai hama dan penyakit hewan dan tumbuhan melalui aktivitas lalu
lintas keluar masuknya produk pertanian, baik dari luar negeri maupun antar area
di dalam wilayah RI. Berkaitan dengan hal tersebut maka keberadaan Badan
Karantina Pertanian (BARANTAN) menjadi sangat penting sebagai garda terdepan
dalam mencegah masuknya/ keluarhama penyakit hewan karantina (HPHK) dan
organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) ke dalam/dari wilayah Negara
Republik Indonesia dan penyebarannya dari suatu area ke area lain.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 3


Globalisasi dalam kerangka perdagangan internasional, mendorong semakin
meningkatnya arus lalulintas dan menurunnya secara bertahap hambatan tarif
(tariff barrier) dalam perdagangan hasil pertanian antar negara. Keadaan ini
mendorong masing-masing negara memperketat persyaratan jaminan kesehatan,
mutu dan keamanan hasil pertanian sebagai instrumen pengendalian perdagangan
antar negara.

Pada saat ini ancaman yang dapat mengganggu kelestarian sumberdaya alam,
ketentraman dan kesehatan masyarakat, kesehatan pangan, gangguan terhadap
produksi sektor pertanian, serta lingkungan telah didefinisikan sebagai ancaman
yang perlu untuk dicegah masuk dan penyebarannya. Ancaman yang secara global
telah diidentifikasi dapat dikendalikan secara efektif melalui penyelenggaraan
perkarantinaan antara lain: 1) ancaman terhadap kesehatan hewan dan tumbuhan;
2) jenis asing invasif (invasive species); 3) penyakit Zoonosis; 4) Bioterorism; 5)
pangan yang tidak sehat termasuk Genetic Modified Organism (GMO) yang belum
dapat diidentifikasi keamanannya; 6) kelestarian plasma nutfah/keanekaragaman
hayati; 7) hambatan teknis perdagangan; dan 8) ancaman terhadap kestabilan
perekonomian Nasional.

Perdagangan internasional diatur oleh organisasi perdagangan dunia disebut World


Trade Organization (WTO), dalam implementasinya organisasi tersebut
menerbitkan berbagai perjanjian yang berkaitan dengan pengaturan dan prosedur
dibidang perdagangan internasional. Beberapa perjanjian yang telah diterbitkan
antara lain: General Agreement on Tariffs and Trade (GATT), Agreement on Trade
Related Aspects of Intelectual Property Rights (TRIPS), Agreement on Application of
Sanitary and Phytosanitary Measure (SPS).

Perjanjian SPS diberlakukan untuk mengatur tata cara perlindungan terhadap


kesehatan manusia, hewan dan tumbuhan serta lingkungan hidupnya dalam
hubungannya dengan perdagangan internasional. Kesepakatan SPS berlaku dan
mengikat secara global seluruh Negara yang menjadi anggota WTO. Indonesia,
sebagai salah satu negara anggota WTO berkewajiban melaksanakan kesepakatan
tersebut. Peran BARANTAN yaitu: 1) mengoperasionalkan persyaratan teknis
(persyaratan karantina) impor yang ditetapkan di 3 (tiga) titik yaitu sebelum masuk
(pre border), di tempat pemasukkan (at border) dan setelah pemasukan (post
border) dalam upaya tindakan perlindungan terhadap kesehatan manusia, hewan,
tumbuhan dan lingkungan; 2) memfasilitasi ekspor komoditas pertanian melalui
pemeriksaan, audit, verifikasi dan sertifikasi karantina ekspor agar persyaratan
teknis yang ditentukan negara pengimpor dapat terpenuhi; 3) turut serta
memverifikasi persyaratan teknis negara tujuan ekspor agar tetap dalam koridor
perjanjian SPS; 4) sebagai ‘Notification Body’ dan ‘National Enquiry Point’ SPS, peran
tersebut merupakan salah satu bentuk dari komunikasi persyaratan teknis (dengan
organisasi internasional dan negara mitra) yang akan diberlakukan.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 4


Dalam rangka memulihkan ekonomi kawasan dan kepercayaan investor asing,
negara-negara ASEAN sepakat melakukan integrasi ekonomi agar kawasan ASEAN
lebih menarik investor. Masyarakat Ekonomi ASEAN-2015 (MEA) terdiri dari tiga
pilar, yaitu (a) politik dan keamanan, (b) ekonomi, dan (c) sosial budaya. Pilar
ekonomi merupakan pilar yang perlu diprioritaskan karena berdampak secara
langsung terhadap keberlangsungan dan daya saing perdagangan produk pertanian
Indonesia. Pilar ekonomi ini memiliki 4 (empat) target strategis, yaitu: (1) Adanya
pasar tunggal dan basis produksi; (2) Menuju kawasan berdaya saing tinggi; (3)
Pembangunan ekonomi merata; dan (4) Integrasi ASEAN ke dalam ekonomi global.
Untuk pilar ekonomi ini target peningkatan daya saing harus mendapatkan prioritas
utama dalam langkah dan upaya tindak lanjut ke depan. Daya saing tidak saja untuk
komoditas atau produk, tetapi juga dalam aspek manajemen dan organisasi serta
pengembangan inovasi dan teknologi.

Dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan terbangun pasar tunggal dan basis
produksi, dimana terdapat aliran barang, jasa, investasi dan tenaga kerja terampil
yang lebih bebas, kawasan berdaya saing tinggi, pembangunan ekonomi merata,
pengembangan UKM ASEAN, serta integrasi ASEAN ke dalam ekonomi global. Wujud
kinerja MEA 2015 dari sisi karantina adalah fasilitasi kelancaran arus
barang/produk pertanian yang diperdagangkan. Dengan demikian, salah satu fokus
yang perlu mendapatkan perhatian serius menyangkut kesetaraan sistem
manajemen risiko antar negara anggota MEA.

Perubahan iklim (Dewan Nasional Perubahan Iklim, 2012)1, merupakan isu utama di
dunia saat ini karena berdampak pada keberlanjutan dan eksistensi kehidupan
manusia di bumi. Perubahan iklim ditandai dengan peningkatan temperatur global
dan peningkatan muka air laut. Perubahan temperatur global berimplikasi pada
perubahan pola temperatur permukaan bumi sehingga mempengaruhi perubahan
pola cuaca yang ada di permukaan bumi. Sektor pertanian, terutama sub sektor
tanaman pangan, mengalami dampak perubahan iklim yang cukup besar.

Kementerian Pertanian telah menempatkan ancaman perubahan iklim sebagai


ancaman terhadap sumber daya lahan dan lingkungan pertanian. Dampak
perubahan iklim yang telah dipetakan oleh Kementrian Pertanian diantaranya
adalah degradasi sumberdaya lahan dan air, infrastrukur (irigasi), banjir dan
kekeringan dan penciutan serta degradasi lahan yang berpotensi mengancam
penurunan produktivitas, produksi, mutu hasil, efesiensi dan lainnya yang berujung
kepada ketahanan pangan, dan pada akhirnya terhadap kehidupan sosial dan
ekonomi serta kesejahteraan petani dan masyarakat produsen.

1
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim Indonesia. 2012. Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI).
Dokumen ini sebagai masukan dalam penyusunan RAN (Rencana Aksi Nasional) Adaptasi yang dilakukan oleh
Bappenas, Kementerian Lingkungan Hidup, dan DNPI.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 5


Untuk dapat menjadi basis perekonomian nasional, maka komoditas pertanian
Indonesia harus memiliki daya saing pasar yang kuat, baik di lingkup domestik
maupun pasar internasional. Keberlanjutan perekonomian yang ditunjang oleh
komoditas pertanian, dan kontribusinya pada perdagangan, serta pasar
internasional ditentukan oleh beberapa faktor, yakni: (a) kualitas dan kontinuitas
komoditas pertanian yang didukung oleh informasi tata kelola produksi yang baik
(GAP/GFP/SOP); (b) kemampuan promosi dan negosiasi internasional dengan
prinsip saling menguntungkan; dan (c) keberadaan dan status penyakit.

Satu satunya faktor yang didefinisikan sebagai hambatan teknis adalah


keberadaan/status penyakit, yang berdasarkan ketentuan internasional berkaitan
dengan prevalensi hama dan penyakit serta organisme pengganggu tumbuhan di
suatu area/kawasan, sistem surveilans yang dimiliki dan dilaksanakan, dan sistem
pengendalian yang dibangun.

Berdasarkan Analisis SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman), banyak


faktor yang berhubungan dengan ancaman resiko penyakit pada hewan dan
tumbuhan, serta status penyakit di suatu area yang terkait dengan fungsi
BARANTAN sebagai berikut :

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 6


Tabel 1.Faktor Internal

No Aspek Kekuatan Kelemahan


(Strengths) (Weaknesses)
1 Regulasi/Kebijakan a. Karantina merupakan salah a. Kebijakan teknis
satu dari 3 unsur teknis (CIQ) operasional yang
berdasarkan ketentuan merupakan tindak lanjut
international (Annex IX) amanah PP Nomor 82/2000
bertanggung jawab dan yang belum ditindaklanjuti
mempunyai kewenangan di dalam bentuk Permentan
tempat pemasukan dan ada 10 Pasal sedangkan PP
pengeluaran suatu negara Nomor 14/2002 ada yang
b. Berdasarkan peraturan belum ditindaklanjuti
perundang-undangan dan SK dalam bentuk Permentan
Mentan Badan Karantina ada 4 Pasal
Pertanian mempunyai tugas b. Proses revisi UU Nomor
dan fungsi melaksanakan 16/1992, pengamatan
perkarantinaan hewan dan fungsi terkait keamanan
tumbuhan serta pengawasan hayati, tentang pengawasan
keamanan hayati dan penindakan,
c. Peraturan Nomor penambahan sanksi masih
49/Permentan/OT.140/8/20 belum selesai.
12 menetapkan tempat- c. Protokol karantina antar
tempat pemasukan / negara
pengeluaran yang merupakan pengimpor/pengekspor
tanggung jawab Badan (MOU) masih perlu
Karantina Pertanian ditingkatkan terkait dalam
d. Karantina memiliki landasan pelaksanaan sistem
hukum yang kuat dalam perkarantinaan
operasionalnya, yang terdiri d. Kebijakan teknis
dari Undang-undang (UU), operasional, standar teknik
Peraturan Pemerintah (PP), dan metoda masih perlu
Kep/Peraturan Menteri serta dilengkapi untuk
Juklak/Juknis dan Manual meningkatkan cakupan
pengendalian resiko dan
akuntabilitas pelaksanaan
pengawasan dan pelayanan
2 Kelembagaan dan a. Keanggotaan Indonesia dalam a. Sistem informasi tingkat
manajemen organisasi organisasi internasional yaitu Pusat dan UPT perlu
Organisasi Perdagangan peningkatan pelaporan dan
Dunia (WTO), Organisasi manajemen internal
Pangan & Pertanian (FAO), b. Data dan pelaporan tingkat
Organisasi Kesehatan Hewan UPT - Pusat - UPT untuk
Sedunia (OIE), Konvensi proses pengambilan sistem
International Perlindungan keputusan belum
Tanaman (IPPC) dan Komisi terintegrasi
Kesehatan Pangan Sedunia c. Kemampuan analisa resiko
(CODEX) dibidang karantina hewan
masih lemah dan belum
didokumentasikan sebagai
salah satu dasar
pelaksanaan sistem
perkarantinaan
d. Kelembagaan karantina
masih memerlukan
penyesuaian terhadap
strategi perlindungan
sumberdaya hayati dan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 7


No Aspek Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weaknesses)
keamanan pangan
e. Perlu penyempurnaan
dalam sistem pengendalian
dan sistem pengukuran
kinerja mengikuti
perkembangan reformasi
birokrasi

3 Sumber daya manusia a. BARANTAN telah memiliki a. Distribusi SDM belum


SDM yang berkompeten memperhitungkan analisis
dalam penyelenggaraan beban kerja baik tingkat
perkarantinaan dan Pusat dan UPT
pengawasan keamanan b. Kualitas, kompetensi dan
hayati, yang terdiri dari jumlah SDM masih
tenaga fungsional karantina memerlukan peningkatan
hewan (Medik Veteriner dan mengikuti meningkatnya
Paramedik Veteriner), beban kerja operasional
fungsional karantina
tumbuhan (Pengendali
Organisme Penganggu
Tumbuhan – POPT), Penyidik
Pegawai Negeri Sipil (PPNS),
POLSUS, dan Intelijen
Karantina
b. Kompetensi SDM BARANTAN
semakin meningkat
c. Kemampuan BARANTAN
dalam penyediaan diklat
teknis meningkat
4 Sarana a. Mempunyai sarana dan a. Sarana/prasarana
prasarana/infrastruktur prasarana operasional pokok operasional perlu
diseluruh provinsi di penataan dan peningkatan
Indonesia yang mampu kualitas sesuai
mendukung terlaksananya peruntukkannya dan
operasional pengawasan dan standar
pelayanan karantina b. Belum semua sarana
pelayanan memenuhi
standar minimal
c. Teknologi dan sistem
informasi belum cukup
memuaskan
pemanfaatannya dalam
meningkatkan pelayanan
dan manajemen kinerja
internal
d. Sarana dan Prasarana
Operasional masih
memerlukan penataan dan
peningkatan kualitas
mengikuti peningkatan
beban operasional dan
kepuasan masyarakat
dalam pelayanan
5 Pelayanan Publik a. Komitmen dari pimpinan dan a. Sistem pelayanan dan
pegawai BARANTAN untuk pengawasan pelaksanaan
meningkatkan kualitas perkarantinaan yang telah
pelayanan publik semakin dituangkan dalam suatu

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 8


No Aspek Kekuatan Kelemahan
(Strengths) (Weaknesses)
menguat produk hukum belum
b. Semakin membaiknya mutu optimal penerapannya
sarana prasarana untuk
peningkatan kualitas
pelayanan publik kepada
masyarakat;
c. Telah adanya pengukuran
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) sebagai bagian dari
sistem monev perbaikan
pelayanan publik.

6 Pengelolaan Anggaran a. Dari aspek pendanaan, selain a. Alokasi anggaran


APBN Rupiah Murni, operasional BARANTAN
Barantan mempunyai masih terbatas
Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang sampai
dengan saat ini merupakan
PNBP terbesar di lingkungan
Kementerian Pertanian

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 9


Tabel 2.Faktor Eksternal

No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)


1 Sistem a. Peningkatan jumlah a. Semakin meningkatnya
Ekonomi/Perdagangan konsumen produk pertanian hambatan non tarif
Internasional dunia terhadap produk-produk
b. Integrasi perdagangan dunia pangan yang dikenakan
atau antar kawasan (WTO, oleh Negara tujuan ekspor
MEA, APEC, EU, dsb) utama (USA, EU, Asia
c. Globalisasi dan liberalisasi Timur Jauh, dan Australia)
perdagangan dunia terutama terkait dengan
menghasilkan sejumlah Sanitary and Phytosanitary
perjanjian dan kesepakatan (SPS).
d. Adanya ketentuan-ketentuan b. Meningkatnya volume dan
antar Negara yang harus kompleksitas perdagangan
disepakati dan telah harmoni c. Kebijakan proteksi dari
di dalam MoU negara mitra
e. Terdapat berbagai d. Standarisasi produk
kesepakatan internasional pertanian dari negara
terkait penjaminan akses pengimpor
pasar (OIE, Codex, dsb) e. Tingginya frekuensi lalu
f. Berlakunya Kebijakan lintas perdagangan
Perjanjian Perdagangan internasional untuk
Bebas (Free Trade Agreement produk pertanian
- FTA). Antara lain yaitu f. Meningkatnya permintaan
Indonesia – China; Indonesia konsumen di negara tujuan
– Korea; Indonesia – Jepang ekspor terkait produksi
pertanian yang sehat
bermutu dan aman
konsumsi serta bebas
penyakit
g. Meningkatnya ancaman
kelestarian sumberdaya
alam hayati hewan dan
tumbuhan selain HPHK
dan OPTK, seperti IAS dan
GMO serta ancaman
terhadap keanekaragaman
hayati
h. Adanya kebijakan zoning
dalam importasi produk
hewan (daging)
2 Perkembangan Iptek a. Kerjasama penerapan a. Data hasil riset yang
standarisasi mutu secara dilakukan oleh pihak
internasional berbasis ISO Indonesia sangat mudah
b. Pembelajaran dari praktik diakses pihak luar
Otoritas Kompeten dari b. Data hasil riset yang
negara-negara lain dilakukan pihak asing
c. Tawaran kerjasama sangat sulit diakses oleh
pengembangan jejaring riset peneliti Indonesia
internasional c. Kemajuan teknologi
d. Ketersediaan sumber transportasi, perdagangan
pendanaan internasional dan pariwisata
e. Kesempatan mengikuti mengakibatkan
pendidikan dan pelatihan di peningkatan kegiatan lalu
luar negeri lintas komoditas
d. Kemajuan dalam bidang
bioteknologi dan teknologi
pengolahan pangan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 10


No Aspek Peluang (Opportunities) Tantangan (Threats)
e. Banyaknya HPHK dan
OPTK dari berbagai
negara
f. Makin beragamnya jenis
media pembawa HPHK &
OPTK
3 Volume & kompleksitas a. Pengembangan dan a. Adanya bioterorisme.
perdagangan produksi berbagai produk b. Semakin beragamnya
untuk kesehatan hewan dan bentuk dan jenis
tanaman (pencegahan, komoditas berkaitan
diagnosis dan pengobatan) dengan produk produk
b. Jenis asing invasif (Invassive rekayasa genetik
Allien Species/IAS) telah (Genetically Modified
dapat diidentifikasi Organism/GMO)
berdampak penting c. Sulitnya menelusuri
terhadap lingkungan dan tempat asal suatu produk.
kelestarian sumberdaya
hayati

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 11


BAB II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi


Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden R.I Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian, serta Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian (BARANTAN)
adalah melaksanakan perkarantinaan Pertanian. Di dalam melaksanakan tugas tersebut,
BARANTAN menyelenggarakan fungsi :

1. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan


dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
2. pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati;
3. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan
4. pelaksanaan administrasi Badan Karantina Pertanian.

2.1 Visi

Visi Pembangunan Nasional 2015-2019 adalah “Terwujudnya Indonesia yang


Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.

Visi Kementerian Pertanian adalah “Terwujudnya sistem pertanian-bioindustri


berkelanjutan yang menghasilkan beragam pangan sehat dan produk bernilai
tambah tinggi berbasis sumberdaya lokal untuk kedaulatan pangan dan
kesejahteraan petani.”

Visi dalam Renstra Kementerian Pertanian di atas, selanjutnya menjadi acuan dalam
penyusunan Visi Badan Karantina Pertanian (BARANTAN), yaitu: “Menjadi Instansi
yang Tangguh dan Terpercaya Dalam Perlindungan Kelestarian Sumberdaya
Alam Hayati Hewan dan Tumbuhan, Lingkungan dan Keanekaragaman Hayati
serta Keamanan Pangan”.

2.2 Misi

Untuk mewujudkan visi di atas, terdapat 7 misi pemerintahan Presiden Joko Widodo,
yaitu:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,


menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim,
dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan
Negara hukum.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 12


3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai
Negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi Negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan
berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam kaitannya dengan tugas pokok dan fungsi BARANTAN, maka Misi BARANTAN,
yaitu:

1. Melindungi kelestarian sumberdaya alam hayati hewan dan tumbuhan dari


tumbuhan dari serangan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK), dan
Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK)
2. Mendukung terwujudnya keamanan pangan
3. Memfasilitasi perdagangan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan
akses pasar komoditas pertanian
4. Memperkuat kemitraan perkarantinaan
5. Meningkatkan citra dan kualitas layanan publik .

2.3 Tujuan

1. Terjaganya sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan HPHK
dan OPTK
2. Terjaminnya keamanan produk pertanian yang berasal dari hewan dan
tumbuhan
3. Pengendalian importasi dan percepatan eksportasi melalui pencegahan masuk
dan keluarnya media HPHK dan OPTK
4. Memberdayakan masyarakat dalam pelaksanaan perkarantinaan
5. Mewujudkan pelayanan prima

2.4 Sasaran Program

Sasaran Program (SP) adalah kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BARANTAN
dalam pembangunan lima tahun mendatang sebagai dampak/hasil (outcome) dari
program/kegiatan yang mengacu pada sasaran strategis Kementerian Pertanian.
Menurut Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala
Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelahaan Rencana
Strategis Kementerian/Lembaga, kedudukan Sasaran Strategis berada pada level
kementerian. Sedangkan pada level eselon I, dalam hal ini BARANTAN, maka istilah
yang dipergunakan adalah Sasaran Program (SP), untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada Gambar 2 berikut:

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 13


Gambar2. Kerangka Logis Penyusunan Renstra K/L
(Sumber: Peraturan Menteri PPN/Ka Bappenas No 5 Tahun 2014)

Sasaran Program BARANTAN adalah :

1. Meningkatnya efektivitas pengendalian risiko masuk, tersebar dan keluarnya


HPHK dan OPTK.
2. Meningkatnya kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan
keamanan hayati terhadap ekspor Media Pembawa HPHK dan OPTK dan
keamanan hayati.
3. Meningkatnya kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian.

Peningkatan efektivitas pengendalian resiko masuk, tersebar dan keluarnya HPHK dan
OPTK diperlukan dalam rangka memaksimalkan tugas dan fungsi BARANTAN,
mengingat besarnya ancaman dan risiko berbagai jenis HPHK dan OPTK yang dapat
masuk dan tersebar ke wilayah RI karena sangat luasnya wilayah yang harus diawasi
dan dijaga. Besarnya risiko dan ancaman tersebut berdampak terhadap kesiapsiagaan
seluruh jajaran BARANTAN dalam menjaga wilayah RI sehingga diperlukan
implementasi yang konsisten dalam pelaksanaan dan efektivitas tindakan karantina
mulai dari tingkat pre border, at border dan post border.

Peningkatan kualitas pelayanan tindakan karantina dan pengawasan keamanan hayati


terhadap ekspor media pembawa HPHK dan OPTK dan keamanan hayati, diperlukan
dalam rangka memberikan pelayanan perkarantinaan yang maksimal sesuai dengan
standar internasional. Pengembangan sistem pengendalian resiko penyakit hewan
secara In-line Inspection akan mampu mendukung upaya pengawasan, dan penegakan
hukum yang sekaligus mendukung rangkaian proses penjaminan kesehatan sehingga

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 14


pemasaran produk pertanian yang sesuai standar dapat diterima oleh negara mitra
yang sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Peningkatan kepatuhan dan kepuasan pengguna jasa karantina pertanian diperlukan


dalam rangka memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keamanan produk
pertanian kepada masyarakat Indonesia dan negara mitra sesuai tata aturan
internasional. Pemerintah, dalam hal ini BARANTAN sebagai regulator perkarantinaan
memiliki mandat konstitusional untuk memberikan perlindungan terhadap warga
negara Indonesia dalam rangka penyediaan kebutuhan produk pertanian yang bermutu
tinggi dan produk yang akan diekspor sesuai persyaratan negara mitra. Oleh karena itu
memberikan kepastian regulasi yang harus ditaati dan melaksanakannya dengan
konsisten dan konsekuan serta perbaikan sistem pelayanan publik dapat memberikan
kepuasan kepada pengguna jasa karantina pertanian dalam kegiatan ekspor dan impor
produk pertanian.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 15


BAB III. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN
KERANGKA KELEMBAGAAN

Undang Undang Dasar 1945 pasal 33 (ayat 3) menyatakan bahwa bumi dan air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kekayaan tanah air dan wilayah negara
Indonesia yang kaya akan sumberdaya alam hayati perlu dijaga, dilindungi dan
dipelihara kelestariannya dari ancaman dan gangguan HPHK dan OPTK. Ancaman
terhadap kelestarian dan keamanan hayati akan menimbulkan dampak yang sangat luas
pada stabilitas ekonomi, keberhasilan usaha agribisnis dan kestabilan ketahanan
pangan nasional.

Sebagai upaya perlindungan sumber daya alam hayati khususnya hewan dan tumbuhan
di dalam negeri, serta dukungan akselerasi ekspor produk pertanian, maka diperlukan
adanya penguatan sistem perkarantinaan. Upaya perlindungan terhadap produk
pertanian dilakukan sebagai wujud dukungan pada pencapaian target sukses
Kementerian Pertanian yakni swasembada berkelanjutan, khususnya padi, jagung, serta
daging sapi. Kemampuan BARANTAN diperlukan guna melakukan cegah tangkal
terhadap HPHK dan OPTK.

Penguatan sistem karantina hewan dan karantina tumbuhan senantiasa terus dilakukan
dari tahun ke tahun guna memberikan pengaruh terhadap penurunan volume importasi
produk pangan. Selain itu, penguatan pintu pemasukan guna meningkatkan efektivitas
tindakan cegah tangkal introduksi HPHK & OPTK yang selaras dengan ketentuan dalam
WTO-SPS. Perlindungan terhadap produk tumbuhan dilakukan pula untuk komoditas
pertanian ekspor. Kualitas produk tumbuhan senantiasa harus terjaga, terutama
terhadap kesehatan tumbuhan guna menghindari adanya catatan tidak kesesuaian
(notification of non-compliance) di negara tujuan.

3.1 Arah Kebijakan dan Strategi

Arah kebijakan merupakan penjabaran urusan pemerintahan dan/atau prioritas


pembangunan sesuai dengan visi dan misi presiden yang rumusannya mencerminkan
bidang urusan perkarantinaan.

Strategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk


mewujudkan visi dan misi BARANTAN. Oleh karena itu, arah kebijakan dan strategi
BARANTAN dalam rangka mendukung perwujudan visi dan misi presiden, serta
implementasi Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 sebagai berikut:

1. Memperkuat sistem perkarantinaan pertanian dan pengawasan keamanan


hayati yang modern, tangguh dan terpercaya melalui strategi:

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 16


a. Peningkatan sistem karantina hewan dan keamanan hayati hewani.
b. Peningkatan sistem karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
c. Peningkatan kualitas pelayanan karantina pertanian dan pengawasan
keamanan hayati
d. Peningkatan kualitas penyelenggaraan laboratorium uji standar dan uji terap
teknik dan metode karantina pertanian
e. Peningkatan kepatuhan, kerjasama dan pengembangan sistem informasi
perkarantinaan.
f. Dukungan manajemen dan dukungan teknis lainnya pada BARANTAN yang
meliputi penguatan kelembagaan, penguatan SDM dan pengembangan
infrastruktur (sarana/prasarana).

2. Mengikutsertakan masyarakat dalam penyelenggaraan karantina melalui


strategi peningkatan kesadaran dan partisipasi masyarakat tentang
perkarantinaan.

3.2 Kerangka Regulasi

Kerangka regulasi adalah perencanaan pembentukan peraturan perundang undangan


dalam rangka memfasilitasi, mendorong, dan mengatur perilaku masyarakat dan
penyelenggara negara dalam rangka mencapai tujuan bernegara.

Penyelenggaraan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan


hayati merupakan bagian dari sistem perlindungan sumberdaya alam hayati hewan
dan tumbuhan, dan merupakan bagian dari implementasi standar keamanan pangan
nasional. Oleh sebab itu, akuntabilitas penyelenggaraan perkarantinaan sangat
ditentukan oleh ketersediaan berbagai kebijakan/peraturan yang dibutuhkan.

Kebijakan teknis operasional perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati yang


selanjutnya disebut kebijakan karantina merupakan landasan operasional dalam
melaksanakan pelayanan karantina dan pengawasan keamanan hayati, kebijakan
karantina dapat berupa peraturan/keputusan menteri atau keputusan Kepala Badan
Karantina Pertanian. Kebijakan karantina meliputi semua pengaturan dan arahan yang
bertujuan mengefektifkan pelaksanaan kegiatan operasional perkarantinaan dan
pengawasan keamanan hayati. Pada tingkat strategis kebijakan karantina merupakan
aspek perencanaan dari pelaksanaan operasional perkarantinaan termasuk tindakan
karantina.

Kebijakan karantina merupakan salah satu rangkaian kebijakan dibidang perlindungan


sumberdaya hayati hewan dan tumbuhan serta keamanan pangan. Kebijakan karantina
hewan sesuai dengan PP Nomor 82 Tahun 2000 merupakan rangkaian dari kesatuan
sistem kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner. Sedangkan kebijakan
karantina tumbuhan merupakan satu kesatuan rangkaian dari kebijakan perlindungan
tumbuhan nasional (National Plant Protection Organization - NPPO) dan BARANTAN
ditetapkan sebagai ‘Focal Point’ sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor
264/Kpts/OT.140/4/2006.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 17


Walaupun karantina diartikan sebagai tempat dan tindakan, ruang lingkup pengaturan
di bidang perkarantinaan meliputi :

a) Persyaratan karantina;
b) Tindakan karantina;
c) Kawasan karantina;
d) Jenis jenis hama dan penyakit, media pembawa dan daerah sebarannya;
e) Tempat tempat pemasukkan.

Ruang lingkup obyek yang berkaitan dengan karantina yaitu orang, alat angkut dalam
perhubungan, hewan dan produk hewan, tumbuhan dan produk tumbuhan, barang-
barang perdagangan lainnya yang dilalulintaskan, diletakkan pada prinsip bahwa
segala sesuatu yang ditetapkan berdasarkan penilaian resiko dapat ditetapkan menjadi
media pembawa hama dan penyakit hewan serta organisme pengganggu tumbuhan.

Perkarantinaan diselenggarakan berdasarkan asas kelestarian sumberdaya alam hayati


hewan, dan tumbuhan. Hal ini mengandung arti bahwa segala tindakan karantina yang
dilakukan semata-mata ditujukan untuk melindungi kelestarian sumberdaya alam
hayati hewan, dan tumbuhan dari serangan hama dan penyakit hewan karantina, hama
atau organisme pengganggu tumbuhan karantina, dan tidak untuk tujuan-tujuan
lainnya.

Proses penyusunan dan penyempurnaan berbagai jenis kebijakan/peraturan dibidang


perkarantinaan masih terus berlangsung. Realisasi penyusunan kebijakan teknis
sebagai pelaksanaan Peraturan Pemerintah (PP) yang terkait dengan urusan karantina
hewan dalam kurun waktu 2009-2010 sebanyak 6 Permentan (dari 21 regulasi yang
diamanatkan PP 82/2009) atau 29%. Sedangkan untuk regulasi di bidang karantina
tumbuhan telah diselesaikan sebanyak 10 Permentan (dari 19 regulasi yang
diamanatkan PP 14/2009) atau sebanyak 52%.

Regulasi yang dibutuhkan di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan yang masih
dalam proses penyusunan, dan/atau yang belum disusun yaitu:

1. Revisi UU No. 16 / 1992 tentang Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan


2. Revisi PP No. 82 / 2000 tentang Karantina Hewan
3. Revisi PP No 14 / 2002 tentang Karantina Tumbuhan
4. Penyusunan Peraturan Menteri Pertanian terkait Karantina Hewan dan
Karantina Tumbuhan
5. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait Karantina
Hewan dan Karantina Tumbuhan
6. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Pengelolaan Data dan Teknologi Informasi
7. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Penyelenggaraan Pelayanan Publik Perkarantinaan
8. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Pengawasan dan Kepatuhan Kegiatan Perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 18


9. Penyusunan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian terkait
Standarisasi Infrastruktur dan Kompetensi SDM BARANTAN

3.3 Kerangka Kelembagaan

Kerangka kelembagaan adalah perangkat institusional BARANTAN berupa struktur


organisasi, ketatalaksanaan, dan pengelolaan aparatur sipil negara yang digunakan
untuk mencapai visi, misi, tujuan, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan
pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya yang disusun berpedoman pada RPJM
Nasional.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015-2019 bahwa keberadaan


BARANTAN berperan guna mendukung perwujudan misi Kementerian Pertanian, yakni:

1) Misi ke-1: “mewujudkan kedaulatan pangan melalui peningkatan produksi,


produktivitas dan mutu pangan yang beragam dan sehat.”
2) Misi ke-3: “meningkatkan nilai tambah, daya saing, ekspor dan subtitusi impor
produk pertanian.”
3) Misi ke-8: meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan aparatur pemerintah
bidang pertanian yang amanah dan profesional.

Sejak tahun 2008 BARANTAN telah melakukan penataan organisasi yang merupakan
salah satu bentuk implementasi dari reformasi birokrasi melalui terbitnya Keputusan
Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja UPT Karantina Pertanian.

Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi


Kementerian Negara, dan Peraturan Presiden R.I Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian, serta Peraturan Menteri Pertanian No.
61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Pertanian, menyatakan bahwa tugas pokok Badan Karantina Pertanian adalah
melaksanakan perkarantinaan pertanian.

Tujuan perkarantinaan hewan dan tumbuhan di Indonesia adalah:

a) Mencegah masuknya HPHK dan OPTK ke dalam wilayah Negara Republik


Indonesia serta penyebarannya dari suatu area ke area lain didalam wilayah
Negara Republik Indonesia;
b) Mencegah keluarnya HPHK ke luar negeri; dan
c) Mencegah keluarnya OPTK tertentu dari wilayah Negara Republik Indonesia
ke luar negeri apabila di persyaratkan oleh negara tujuan.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut diatas, BARANTAN menyelenggarakan


fungsi:

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 19


a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program perkarantinaan hewan
dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
b. pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan
keamanan hayati;
c. pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan perkarantinaan hewan dan
tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati; dan
d. pelaksanaan administrasi BARANTAN.

Dalam rangka menjalankan tugas dan fungsinya, maka BARANTAN didukung oleh :

a. Sekretariat BARANTAN;
b. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani;
c. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati;
d. Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan.

Untuk melaksanakan tugas tugas operasional maka sesuai Permentan No.


22/Permentan/OT.140/4/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Karantina Pertanian ditetapkan UPT Karantina Pertanian yang terdiri
dari:

1. Balai Besar Karantina Pertanian, (5 UPT);


2. Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian (1 UPT);
3. Balai Uji Terap Tehnik dan Metode (1 UPT);
4. Balai Karantina Pertanian Kelas I (15 UPT);
5. Balai Karantina Pertanian Kelas II (11 UPT);
6. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I (14 UPT), dan
7. Stasiun Karantina Pertanian Kelas II, (5 UPT)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 20


KEPALA BADAN
KARANTINA PERTANIAN

SEKRETARIAT
BADAN

PUSAT KEPATUHAN, PUSAT KARANTINA PUSAT KARANTINA


KERJASAMA DAN INFORMASI TUMBUHAN DAN HEWAN DAN KEAMANAN
PERKARANTINAAN KEAMANAN HAYATI NABATI HAYATI HEWANI

UPT

50 UPT
BALAI UJI TERAP OPERASIONAL
BALAI BESAR UJI
TEKNIK DAN
STANDAR
METODE
KARANTINA BALAI BESAR /
KARANTINA
PERTANIAN BALAI / STASIUN
PERTANIAN
KARANTINA
PERTANIAN

Gambar 3: Struktur Organisasi BARANTAN

Kedudukan, tugas dan fungsi BARANTAN merupakan unsur pendukung pada


Kementerian Pertanian. BARANTAN dipimpin oleh Kepala Badan yang berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Menteri.

BARANTAN terdiri atas: (a) Sekretariat Badan; (b) Pusat Karantina Hewan dan
Keamanan Hayati Hewani; (c) Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati;
dan (d) Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan.

A. Sekretariat Badan

Sekretariat BARANTAN mempunyai tugas memberikan pelayanan teknis dan


administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BARANTAN. Dalam
melaksanakan tugas tersebut, Sekretariat BARANTAN menyelenggarakan fungsi:

a. Koordinasi dan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan


hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati;
b. Pengelolaan urusan keuangan dan perlengkapan;
c. Evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, serta pengelolaan
urusan kepegawaian;

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 21


d. Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan
hubungan masyarakat dan informasi publik; dan
e. Pelaksanaan urusan tata usaha BARANTAN.

Sekretariat BARANTAN terdiri atas: (a) Bagian Perencanaan; (b) Bagian Keuangan dan
Perlengkapan; (c) Bagian Umum; (d) Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat; dan (e)
Kelompok Jabatan Fungsional.

A1. Bagian Perencanaan

Bagian Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan


program di bidang perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan
hayati. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Bagian Perencanaan menyelenggarakan
fungsi:

a. Penyiapan penyusunan rencana dan program di bidang perkarantinaan;


b. Penyiapan penyusunan anggaran; dan
c. Penyiapan analisis, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan kegiatan
perkarantinaan serta pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

A2. Bagian Keuangan dan Perlengkapan

Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan


dan perlengkapan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Keuangan dan Perlengkapan
menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan urusan perbendaharaan, penerimaan negara bukan pajak (PNBP),


dan penyiapan pengujian dan penerbitan surat perintah membayar (SPM);
b. Pelaksanaan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran; dan
c. Pelaksanaan urusan perlengkapan.

A3. Bagian Umum

Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan evaluasi dan penyempurnaan organisasi


dan tata laksana, pengelolaan urusan kepegawaian, serta urusan tata usaha. Dalam
melaksanakan tugasnya, Bagian Umum menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan tata laksana, dan


fasilitasi kegiatan skim audit;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian; dan
c. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 22


A4. Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat

Bagian Hukum dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan


penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pelaksanaan urusan hubungan
masyarakat dan informasi publik. Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Hukum dan
Hubungan Masyarakat menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, perjanjian,


pertimbangan, dan bantuan hukum, serta dokumentasi hukum di bidang
perkarantinaan hewan dan pengawasan keamanan hayati hewani;
b. Penyiapan penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, perjanjian,
pertimbangan, dan bantuan hukum, serta dokumentasi hukum di bidang
perkarantinaan tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati;
c. Penyiapan pelaksanaan hubungan masyarakat, informasi publik dan publikasi.

A5. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan


jenjang jabatan fungsional masing-masing. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas
beberapa jabatan fungsional yang mendukung pelaksanaan tugas kesekretariatan yang
terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

B. Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani

Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 Tanggal 15


Oktober 2010 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pertanian dinyatakan
bahwa tugas dan fungsi Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani
mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis perkarantinaan hewan
dan pengawasan keamanan hayati hewani. Dalam melaksanakan tugasnya maka PKH
dan Kehani menjalankan fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,


serta evaluasi di bidang perkarantinaan hewan hidup;
b. penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang perkarantinaan produk hewan; dan
c. penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang pengawasan jenis asing invasif (invasive alien species),
agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain
impor, ekspor serta antar area.

Program pembangunan pertanian yang telah dituangkan ke dalam program


pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan. Dalam hal ini BARANTAN
mempunyai visi : menuju karantina pertanian yang profesional dengan mewujudkan
pelayanan pertanian yang tangguh dan terpercaya, mengakselerasi terwujudnya

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 23


masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui pelayanan karantina hewan
yang tangguh dan terpercaya.

Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Pusat Karantina Hewan dan Keamanan
Hayati Hewani menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut:

1. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,


serta evaluasi dibidang perkarantinaan hewan hidup;
2. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi dibidang perkarantinaan produk hewan; dan
3. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi dibidang pengawasan jenis asing invasive (invasive alien species),
agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain
impor, ekspor serta antar area

Struktur organisasi Pusat Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani didasarkan
pada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian, terdiri atas:

1. Bidang Karantina Hewan Hidup;


2. Bidang Karantina Produk Hewan;
3. Bidang Keamanan Hayati Hewani; dan
4. Kelompok Jabatan Fungsional

B1. Bidang Karantina Hewan Hidup

Bidang Karantina Hewan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan


teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di bidang
perkarantinaan hewan hidup. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Karantina Hewan
Hidup menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan


pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan dan laboratorium, serta
analisis risiko hama penyakit hewan karantina hewan hidup impor; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan serta analisis risiko hama
penyakit hewan karantina hewan ekspor dan antar area.

B2. Bidang Karantina Produk Hewan

Bidang Karantina Produk Hewan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan


kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
perkarantinaan produk hewan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Karantina
Produk Hewan menyelenggarakan fungsi:

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 24


a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama penyakit hewan
karantina produk hewan impor; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan
evaluasi pelaksanaan perkarantinaan, serta analisis risiko hama penyakit hewan
karantina produk hewan ekspor dan antar area.

B3. Bidang Keamanan Hayati Hewani

Bidang Keamanan Hayati Hewani mempunyai tugas melaksanakan penyusunan


kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta evaluasi di
bidang pengawasan jenis asing invasif (invasive alien species), agensia hayati, produk
rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa lain impor, ekspor serta antar area.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Keamanan Hayati Hewani menyelenggarakan
fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan


pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan jenis asing invasif (invasive
alien species), agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media
pembawa lain impor; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan jenis asing invasif (invasive
alien species), agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media
pembawa lain ekspor dan antar area.

B4. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok jabatan fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan


peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri
atas jabatan fungsional Medik Veteriner dan Paramedik Veteriner yang dikoordinasikan
oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pusat/ Kepala Unit
Pelaksana Teknis. Kelompok jabatan fungsional Medik Veteriner dan fungsional
Paramedik Veteriner mempunyai tugas :

 Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,


penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK);
 Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
 Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
 Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
 Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 25


C. Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas


melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan teknis perkarantinaan
tumbuhan dan pengawasan keamanan hayati nabati. Dalam melaksanakan tugasnya,
Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,


serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan benih;
b. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang perkarantinaan tumbuhan non benih; dan
c. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan,
serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan, jenis asing
invasif (invasive alien species), agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda
lain dan media pembawa lain impor, ekspor, dan antar area.

Pusat Karantina Tumbuhan dan Keamanan Hayati Nabati terdiri atas: (a) Bidang
Karantina Tumbuhan Benih; (b) Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih; (c) Bidang
Keamanan Hayati Nabati; dan (d) Kelompok Jabatan Fungsional.

C1. Bidang Karantina Tumbuhan Benih

Bidang Karantina Tumbuhan Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan benih. Dalam menjalankan tugasnya, Bidang
Karantina Tumbuhan Benih menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan


pemantauan serta evaluasi di bidang perkarantinaan dan laboratorium, serta
analisis risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina benih impor; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan, serta analisis risiko
organisme pengganggu tumbuhan karantina benih ekspor dan atar area.

C2. Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih

Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta
evaluasi pelaksanaan perkarantinaan tumbuhan non benih. Dalam melaksanakan
tugasnya, Bidang Karantina Tumbuhan Non Benih menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,


dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan, serta analisis
risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina non benih impor; dan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 26


b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
dan pemantauan, serta evaluasi di bidang perkarantinaan, serta analisis
risiko organisme pengganggu tumbuhan karantina non benih ekspor dan
antar area.

C3. Bidang Keamanan Hayati Nabati

Bidang Keamanan Hayati Nabati mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan pemantauan, serta
evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan, jenis asing invasif (invasive
alien species), agensia hayati, produk rekayasa genetika, benda lain dan media pembawa
lain impor, ekspor serta antar area. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Keamanan
Hayati Nabati menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan


pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan,
jenis asing invasif (invasive alien species), agensia hayati, produk rekayasa
genetika, benda lain dan media pembawa lain impor; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, dan
pemantauan, serta evaluasi di bidang pengawasan pangan segar asal tumbuhan,
jenis asing invasif (invasive alien species), agensia hayati, produk rekayasa
genetika, benda lain dan media pembawa lain ekspor dan antar area.

C4. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan


peraturan perundang undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas
jabatan fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan yang dikoordinasikan
oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pusat.

D. Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan

Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan mempunyai tugas


melaksanakan penyusunan kebijakan teknis di bidang pengawasan dan penindakan,
dan pelaksanaan kerjasama, serta pengelolaan informasi perkarantinaan. Dalam
melaksanakan tugasnya, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan, dan


evaluasi di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan;
b. Pelaksanaan kerjasama perkarantinaan; dan
c. Pengelolaan informasi perkarantinaan.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 27


Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan terdiri atas: (a) Bidang
Kepatuhan Perkarantinaan; (b) Bidang Kerjasama Perkarantinaan; dan (c) Bidang
Informasi Perkarantinaan.

D1. Bidang Kepatuhan Perkarantinaan

Bidang Kepatuhan Perkarantinaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi
di bidang pengawasan dan penindakan perkarantinaan. Dalam melaksanakan tugasnya,
Bidang Kepatuhan Perkarantinaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,


pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
perkarantinaan hewan serta keamanan hayati hewani; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan teknis, pemberian bimbingan teknis,
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran
perkarantinaan tumbuhan serta keamanan hayati nabati.

D2. Bidang Kerjasama Perkarantinaan

Bidang Kerjasama Perkarantinaan mempunyai tugas melaksanakan kerjasama


perkarantinaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Kerjasama Perkarantinaan
menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan kerjasama, monitoring dan evaluasi pelaksanaan kerja


sama sanitari dan fitosanitari, notifikasi serta pelaksanaan inquiry point; dan
b. Penyiapan penyusunan kebijakan, monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kerjasama perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta keamanan hayati hewani
dan nabati.

D3. Bidang Informasi Perkarantinaan

Bidang Informasi Perkarantinaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan


pengelolaan informasi perkarantinaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang
Informasi Perkarantinaan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan penyusunan pengembangan, pemeliharaan dan pemberian bimbingan


teknis, serta pemantauan dan evaluasi sistem informasi; dan
b. Penyiapan pelaksanaan pengolahan data, pelayanan sistem dan penyebaran data
informasi perkarantinaan hewan, tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 28


E. Unit Pelaksana Teknis Lingkup Badan Karantina Pertanian

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22/Permentan/OT.140/4/2008


tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian (UPT-KP) diklasifikasikan dalam 5 (lima) kelas
yang terdiri dari: Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP), Balai Karantina Pertanian
Kelas I (BKP Kelas I), Balai Karantina Pertanian Kelas II (BKP Kelas II), Stasiun
Karantina Pertanian Kelas I (SKP Kelas I), dan Stasiun Karantina Pertanian Kelas II (SKP
Kelas II). Pelaksanaan teknis operasional perkarantinaan hewan di UPT dibawah
bidang Karantina Hewan menyelenggarakan fungsi:

 Pemberian pelayanan operasional karantina hewan;


 Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani;
 Pemberian pelayanan sarana teknik karantina hewan;
 Pelaksanaan pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi karantina hewan.

Kelompok jabatan fungsional Medik Veteriner dan fungsional Paramedik Veteriner


mempunyai tugas :

1. melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,


penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa HPHK
2. melakukan pemantauan daerah sebar HPHK
3. melakukan pembuatan koleksi HPHK
4. melakukan pengawasan keamanan hayati hewani
5. melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 29


BAB IV. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

4.1 Target Kinerja

Sebagai tolok ukur keberhasilan kinerja pembangunan perkarantinaan hewan dan


tumbuhan berdasarkan perspektif Balaced Score Card (BSC), maka indikator kinerja
dalam rangka pencapaian sasaran strategis pembangunan karantina pertanian adalah
sebagai berikut (Gambar 4) :

Gambar 4. Peta Strategi BARANTAN 2015-2019

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 30


Tabel 3. Sasaran Program dan Indikator Kinerja BARANTAN 2015-2019

SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI

1 STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1 Meningkatnya IKU. 001 Persentase media pembawa yang 98%
efektivitas memenuhi sistem jaminan kesehatan
pengendalian resiko melalui sertifikasi karantina impor di
masuk, tersebar dan tempat pemasukan yang telah
keluarnya HPHK dan ditetapkan pada tahun bersangkutan
OPTK IKU. 002 Persentase media pembawa yang 90%
memenuhi sistem jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina antar area
di tempat pemasukan yang telah
ditetapkan pada tahun bersangkutan
IKU. 003 Persentase media pembawa yang 90%
memenuhi sistem jaminan kesehatan
melalui sertifikasi karantina antar area
di tempat pengeluaran yang telah
ditetapkan pada tahun bersangkutan
2 Meningkatnya kualitas IKU. 004 Persentase jumlah sertifikat ekspor yang ≤ 0,1%
pelayanan tindakan ditolak oleh negara tujuan melalui
karantina dan tempat pengeluaran yang ditetapkan
pengawasan pada tahun bersangkutan
keamanan hayati
terhadap ekspor MP
HPHK dan OPTK dan
keamanan hayati
2 CUSTOMER PERSPECTIVE
3 Meningkatnya IKU. 005 Penurunan persentase kasus 5%
kepatuhan dan pelanggaran perkarantinaan dibanding
kepuasan pengguna tahun sebelumnya
jasa karantina IKU. 006 Nilai Indeks Kepuasan Masyarakat 81
pertanian (IKM)
3 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
4 Tersusunnya IKK. 001 Jumlah peraturan/keputusan Menteri 10
kebijakan teknis tentang pencegahan masuk dan
perkarantinaan menyebarnya HPHK, dan keamanan
hayati hewani
IKK. 002 Jumlah peraturan/keputusan Menteri 10
tentang pencegahan masuk dan
menyebarnya OPTK dan keamanan
hayati nabati
IKK. 003 Jumlah keputusan Kepala Badan 40
Karantina Pertanian tentang
pencegahan masuk dan menyebarnya
HPHK, dan keamanan hayati hewani
IKK. 004 Jumlah keputusan Kepala Badan 50
Karantina Pertanian tentang
pencegahan masuk dan menyebarnya
OPTK dan keamanan hayati nabati
IKK. 005 Jumlah keputusan Kepala Badan 10
Karantina Pertanian tentang
pengawasan dan penindakan
perkarantinaan pertanian
IKK. 006 Jumlah dokumen pembinaan, dokumen 90
bimbingan teknis dan dokumen
monitoring pencegahan masuk dan
menyebarnya HPHK dan keamanan
hayati hewani

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 31


SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
IKK. 007 Jumlah dokumen pembinaan, dokumen 90
bimbingan teknis dan dokumen
monitoring pencegahan masuk dan
menyebarnya OPTK dan keamanan
hayati nabati
IKK. 008 Jumlah dokumen pembinaan, dokumen 20
bimbingan teknis dan dokumen
monitoring pengawasan dan
penindakan
5 Meningkatnya kualitas IKK. 009 Jumlah UPT yang laboratoriumnya 30
Laboratorium UPT terakreditasi sesuai ruang lingkup
Karantina Pertanian tugasnya
6 Meningkatnya IKK. 010 Jumlah dokumen Analisis Resiko HPHK 50
kemampuan deteksi IKK. 011 Jumlah dokumen Analisis Resiko OPTK 50
risiko
7 Meningkatnya kualitas IKK. 012 Jumlah harmonisasi kerjasama 8
kerjasama perkarantinaan dengan negara mitra
nasional/internasional yang terimplementasikan
IKK. 013 Jumlah MOU dengan K/L terkait yang 5
terimplementasikan
8 Meningkatnya IKK. 014 Jumlah desiminasi SPS 5
desiminasi SPS dengan
stakeholder dan
instansi terkait
9 Tersedianya informasi IKK. 015 Jumlah Aplikasi berbasis IT terkait 10
yang valid, handal dan internal dan eksternal perkarantinaan
mudah diakses pertanian

10 Pengembangan teknik IKK. 016 Jumlah Teknik dan Metode Uji Terap 15
dan metoda Uji Terap yang dikembangkan
IKK. 017 Jumlah Uji Terap yang dapat 5
dipublikasikan melalui Jurnal
Nasional/Internasional
IKK. 018 Jumlah Juklak/Juknis yang di Desiminasi 30
11 Pengembangan teknik IKK. 019 Jumlah teknik dan metoda pengujian 33
dan metoda Pengujian laboratorium yang dikembangkan
Laboratorium IKK. 020 Jumlah Validasi Metode Pengujian 33
IKK. 021 Jumlah Koleksi HPHK dan OPTK 50
IKK. 022 Jumlah Akreditasi Ruang Lingkup 30
Pengujian HPHK dan OPTK
IKK. 023 Jumlah Sampel Uji Rujukan 1050
IKK. 024 Jumlah ruang lingkup yang tersertifikasi 5
12 Meningkatnya IKK. 025 Jumlah sertifikat karantina impor, 5.000.000
Tindakan Karantina ekspor dan antar area terhadap media
pembawa OPTK dan HPHK melalui
pelaksanaan tindakan karantina

4 LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE


13 Tersedianya SDM IKK. 026 Jumlah kegiatan pelatihan yang 58
aparatur yang diselenggarakan
kompeten dan IKK.027 Jumlah aparatur yang telah mengikuti 2500
profesional pendidikan / pelatihan (ORG)
14 Terkelolanya IKK. 028 Opini BPK terhadap laporan keuangan WTP
anggaran secara BARANTAN
optimal

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 32


SASARAN PROGRAM INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI
15 Terwujudnya good IKK. 029 Jumlah Dokumen Perencanaan, Evaluasi 85
governance & clean & Pelaporan Karantina Pertanian
government IKK. 030 Jumlah Dokumen Rencana Kinerja & 325
Penyusunan Anggaran
IKK. 031 Jumlah Dokumen Pengembangan & 25
Pengelolaan Kepegawaian
IKK. 032 Jumlah Dokumen Pengembangan 13
Integritas Barantan dan Reformasi
Birokrasi
IKK. 033 Jumlah Dokumen Tata Laksana dan 13
Inisiatif Anti Korupsi
IKK. 034 Jumlah Peraturan Perkarantinaan yang 15
telah disahkan
IKK. 035 Jumlah Laporan Indeks Kepuasan 12
Informasi Layanan Perkarantinaan
IKK. 036 Jumlah Laporan Pengelolaan TU & 12
Rumah Tangga
IKK. 037 Dukungan Internal Administrasi 12
IKK. 038 Tingkat Dukungan Aparatur pegawai & 12
Layanan Perkantoran Kantor Pusat
16 Tersedianya sarana IKK. 039 Jumlah dan jenis sarana, infrastruktur, 10949
dan prasarana teknologi informasi yang sesuai
perkarantinaan yang kebutuhan dan memadai
memadai
IKK.040 Penambahan Jumlah Instalasi Karantina 20%
Hewan dan Tumbuhan yang sesuai
standar

4.2 Kerangka Pendanaan

Kerangka pendanaan unit kerja instansi pemerintah sebagaimana diatur dalam UU No.
17 Tahun 2003 tentang keuangan Negara, tidak dapat dipisahkan dari landasan
perencanaan pembangunan yang diatur dalam UU No. 25 Tahun 2004 tentang sistem
perencanaan pembangunan nasional.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 33


BAB V. PENUTUP

Rencana strategis BARANTAN 2015-2019 merupakan suatu dokumen yang disusun


sesuai dengan amanat Undang Undang No. 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional. Rencana strategis BARANTAN ini mengacu pula pada Undang
Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
Tahun 2005-2025, Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,
Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara Republik Indonesia, visi dan misi Presiden Joko Widodo
dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, serta program kerja Kabinet Kerja masa bakti 2015-
2019.

Dengan adanya penyesuaian terhadap visi, misi, tujuan, sasaran strategis, dan Indikator
Kinerja Utama (IKU), arah kebijakan dan strategi pembangunan karantina hewan dan
tumbuhan yang tertuang dalam dokumen Renstra BARANTAN 2015-2019, maka
dokumen ini menjadi acuan bagi penyusunan Rencana Kerja (Renja) BARANTAN dan
Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) BARANTAN tahun 2015-2019.

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan karantina hewan dan tumbuhan memerlukan


adanya dukungan dan kerjasama antar unit kerja eselon I terkait, serta partisipasi
masyarakat. Komitmen dan kerja keras dari pimpinan dan seluruh pegawai ASN
(Aparatur Sipil Negara) BARANTAN, serta sinergitas dengan semua pihak terkait sangat
diperlukan dalam rangka mewujudkan harapan untuk menjadikan pembangunan
karantina hewan dan tumbuhan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk
kesejahteraan masyarakat.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 34


Lampiran-Lampiran

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 35


Lampiran1. Matrik Keterkaitan Visi Dengan Strategi dan Program Tahun 2015 – 2019

SASARAN ARAH
VISI MISI TUJUAN IKU STRATEGI PROGRAM
PROGRAM KEBIJAKAN

Menjadi 1. Melindungi 1. Terjaganya 1. Meningkatnya 1. Persentase media 1. Memperkuat 1. Peningkatan Peningkatan


Instansi yang kelestarian Sumber daya efektivitas pembawa yang sistem Kepatuhan, Kualitas
Tangguh dan sumberdaya alam alam hayati pengendalian memenuhi Perkarantinaan Kerjasama dan Pengkarantina
Terpercaya hayati hewan dan hewan dan resiko masuk, system jaminan Pertanian dan Pengembangan an Pertanian
Dalam tumbuhan dari tumbuhan dari tersebar dan kesehatan melalui pengawasan Sistem dan
Perlindungan tumbuhan dari serangan hama keluarnya HPHK sertifikasi keamanan Informasi Pengawasan
Kelestarian serangan hama penyakit hewan dan OPTK karantina impor hayati Perkarantinaan Keamanan
Sumberdaya dan penyakit karantina dan di tempat berlandaskan Hayati
2. Meningkatnya 2. Peningkatan
Alam Hayati hewan karantina organisme pemasukan yang analisa resiko.
kualitas Sistem
Hewan dan (HPHK), dan pengganggu telah ditetapkan.
pelayanan 2. Mengikutsertak Karantina
Tumbuhan, Organisme tumbuhan
tindakan 2. Persentase media an masyarakat Hewan dan
Lingkungan pengganggu karantina.
karantina dan pembawa yang dalam Keamanan
dan tumbuhan
2. Terjaminnya pengawasan memenuhi penyelenggaraa Hayati Hewani
Keanekaragam karantina (OPTK)
keamanan keamanan hayati system jaminan n karantina
an Hayati serta 3. Peningkatan
2. Mendukung produk pertanian terhadap ekspor kesehatan melalui
Keamanan Sistem
terwujudnya yang berasal dari MP HPHK dan sertifikasi
Pangan”. Karantina
keamanan pangan hewan dan OPTK dan karantina antar
Tumbuhan dan
tumbuhan keamanan hayati area di tempat
3. Memfasilitasi Keamanan
pemasukan yang
perdagangan 3. Pengendalian 3. Meningkatnya Hayati Nabati
telah ditetapkan
dalam rangka importasi dan kepatuhan dan
4. Dukungan
mempertahankan percepatan kepuasan 3. Persentase media
Manajemen dan
dan meningkatkan eksportasi pengguna jasa pembawa yang
Dukungan
akses pasar komoditas karantina memenuhi
Teknis Lainnya
komoditas pertanian pertanian system jaminan
pada Badan
pertanian kesehatan melalui
4. Memberdayakan Karantina
sertifikasi
4. Memperkuat masyarakat Pertanian
karantina antar
kemitraan dalam
area di tempat 5. Peningkatan
perkarantinaan pelaksanaan
pengeluaran yang Kualitas
perkarantinaan
5. Meningkatkan telah ditetapkan Penyelenggaraa

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 36


SASARAN ARAH
VISI MISI TUJUAN IKU STRATEGI PROGRAM
PROGRAM KEBIJAKAN

Citra dan Kualitas 5. Mewujudkan 4. Persentase n Laboratorium


Layanan Publik Pelayanan Prima jumlah Sertifikasi Uji Standar dan
Ekspor yang Uji Terap
ditolak oleh Teknik dan
negara tujuan Metode
melalui tempat Karantina
pengeluaran yang Pertanian
telah ditetapkan
6. Peningkatan
5. Penurunan Kualitas
persentase kasus Pelayanan
pelanggaran Karantina
perkarantinaan Pertanian dan
Pengawasan
6. Nilai IKM (Indeks
Keamanan
Kepuasan
Hayati
Masyarakat)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 37


Lampiran 2. Matrik Kinerja dan Pendanaan

TARGET UNIT
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

PROGRAM
PENINGKATAN KUALITAS
PERKARANTINAAN
PERTANIAN DAN
PENGAWASAN
KEAMANAN HAYATI

SASARAN PROGRAM 1:
Meningkatnya efektifitas IKU.1 Persentase media pembawa 94% 95% 96% 97% 98%
pengendalian resiko yang memenuhi sistem
masuk, tersebar dan jaminan kesehatan melalui
keluarnya HPHK dan OPTK sertifikasi karantina impor
di tempat pemasukan yang
telah ditetapkan

IKU.2 Persentase media pembawa 86% 87% 88% 89% 90%


yang memenuhi sistem
jaminan kesehatan melalui
sertifikasi karantina antar
area di tempat pemasukan
yang telah ditetapkan

IKU.3 Persentase media pembawa 86% 87% 88% 89% 90%


yang memenuhi sistem
jaminan kesehatan melalui
sertifikasi karantina antar
area di tempat pengeluaran
yang telah ditetapkan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 38


TARGET UNIT
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SASARAN PROGRAM 2:
Meningkatnya kualitas IKU.4 Persentase jumlah sertifikat 0,1% 0,1% ≤0,1% ≤0,1% ≤0,1%
pelayanan tindakan ekspor yang ditolak oleh
karantina dan pengawasan negara tujuan melalui
keamanan hayati terhadap tempat pengeluaran yang
ekspor MP HPHK dan ditetapkan
OPTK dan keamanan
hayati
SASARAN PROGRAM 3:
Meningkatnya kepatuhan IKU.5 Penurunan persentase kasus 5% 5% 5% 5% 5%
dan kepuasan pengguna pelanggaran
jasa karantina pertanian perkarantinaan dibanding
tahun sebelumnya
IKU.6 Nilai Indeks Kepuasan 77 78 79 80 81
Masyarakat (IKM)
1 Peningkatan
Kepatuhan, Kerja
Sama dan
Pengembangan
Sistem Informasi
Perkarantinaan

SASARAN KEGIATAN 1
Tersusunnya kebijakan IKK. 005 Jumlah keputusan Kepala 2 2 2 2 2
teknis perkarantinaan Badan Karantina Pertanian
tentang pengawasan dan
penindakan perkarantinaan
pertanian (DOKUMEN)

IKK. 008 Jumlah dokumen 4 4 4 4 4


pembinaan, dokumen
bimbingan teknis dan
dokumen monitoring
pengawasan dan
penindakan (LAPORAN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 39


TARGET UNIT
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA LOKASI ORGANISASI
2015 2016 2017 2018 2019 PELAKSANA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
SASARAN KEGIATAN 2
Meningkatnya kualitas IKK. 012 Jumlah harmonisasi 1 2 2 2 1
kerjasama kerjasama perkarantinaan
nasional/internasional dengan negara mitra yang
terimplementasikan
(LAPORAN)

IKK. 013 Jumlah MOU dengan K/L 1 1 1 1 1


terkait yang
terimplementasikan
(DOKUMEN)
SASARAN KEGIATAN 3
Meningkatnya desiminasi IKK. 014 Jumlah desiminasi SPS 1 1 1 1 1
SPS dengan stakeholder
dan instansi terkait
SASARAN KEGIATAN 4
Tersedianya informasi IKK. 015 Jumlah Aplikasi berbasis IT 2 2 2 2 2
yang valid, handal dan terkait internal dan
mudah diakses eksternal perkarantinaan
pertanian (APLIKASI)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 40


2 Peningkatan Sistem
Karantina Hewan
dan Keamanan
Hayati Hewani
SASARAN KEGIATAN 5
Tersusunnya kebijakan IKK. 001 Jumlah 2 2 2 2 2
teknis perkarantinaan peraturan/keputusan
Menteri tentang pencegahan
masuk dan menyebarnya
HPHK, dan keamanan hayati
hewani (DOKUMEN)
IKK. 003 Jumlah keputusan Kepala 8 8 8 8 8
Badan Karantina Pertanian
tentang pencegahan masuk
dan menyebarnya HPHK,
dan keamanan hayati
hewani (DOKUMEN)

IKK. 006 Jumlah dokumen 18 18 18 18 18


pembinaan, dokumen
bimbingan teknis dan
dokumen monitoring
pencegahan masuk dan
menyebarnya HPHK dan
keamanan hayati hewani
(LAPORAN)
SASARAN KEGIATAN 6
Meningkatnya kualitas IKK. 009 Jumlah UPT yang 3 3 3 3 3
laboratorium UPT laboratoriumnya
karantina pertanian terakreditasi sesuai ruang
lingkup tugasnya
SASARAN KEGIATAN 7
Meningkatnya IKK. 010 Jumlah dokumen Analisis 10 10 10 10 10
kemampuan deteksi risiko Resiko HPHK (DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 41


3 Peningkatan Sistem
Karantina
Tumbuhan dan
Keamanan Hayati
Nabati

SASARAN KEGIATAN 8
Tersusunnya kebijakan IKK. 002 Jumlah 2 2 2 2 2
teknis perkarantinaan peraturan/keputusan
Menteri tentang pencegahan
masuk dan menyebarnya
OPTK dan keamanan hayati
nabati (DOKUMEN)
IKK. 004 Jumlah keputusan Kepala 10 10 10 10 10
Badan Karantina Pertanian
tentang pencegahan masuk
dan menyebarnya OPTK dan
keamanan hayati nabati
(DOKUMEN)

IKK. 007 Jumlah dokumen 18 18 18 18 18


pembinaan, dokumen
bimbingan teknis dan
dokumen monitoring
pencegahan masuk dan
menyebarnya OPTK dan
keamanan hayati nabati
(LAPORAN)
SASARAN KEGIATAN 9
Meningkatnya Kualitas IKK. 009 Jumlah UPT yang 3 3 3 3 3
Laboratorium UPT laboratoriumnya
Karantina Pertanian terakreditasi sesuai ruang
lingkup tugasnya
SASARAN KEGIATAN 10
Meningkatnya IKK. 011 Jumlah dokumen Analisis 10 10 10 10 10
kemampuan deteksi risiko Resiko OPTK (DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 42


4 Dukungan
Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya pada
Badan Karantina
Pertanian
SASARAN KEGIATAN 11
Tersedianya SDM aparatur IKK. 026 Jumlah kegiatan pelatihan 6 13 13 13 13
yang kompeten dan yang diselenggarakan (KEG)
professional IKK. 027 Jumlah aparatur yang 500 500 500 500 500
mengikuti pendidikan /
pelatihan (ORG)
SASARAN KEGIATAN 12
Terkelolanya anggaran IKK. 028 Opini BPK terhadap laporan WTP WTP WTP WTP WTP
secara optimal keuangan BARANTAN
SASARAN KEGIATAN 13
Terwujudnya good IKK. 029 Jumlah dokumen 17 17 17 17 17
governance & clean perencanaan, evaluasi &
government pelaporan karantina
pertanian (Dokumen)
IKK. 030 Jumlah dokumen rencana 65 65 65 65 65
kinerja & penyusunan
anggaran
IKK. 031 Jumlah dokumen 5 5 5 5 5
pengembangan &
pengelolaan kepegawaian
(Dokumen)
IKK. 032 Jumlah dokumen 1 3 3 3 3
pengembangan integritas
barantan dan reformasi
birokrasi (Dokumen)
IKK. 033 Jumlah dokumen tata 1 3 3 3 3
laksana dan inisiatif anti
korupsi
IKK. 034 Jumlah peraturan 3 3 3 3 3
perkarantinaan yang telah
disahkan (Dokumen)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 43


IKK. 035 Jumlah laporan indeks 12 12 12 12 12
kepuasan informasi layanan
perkarantinaan (Bulan
Layanan)
IKK. 036 Jumlah laporan pengelolaan 12 12 12 12 12
TU & rumah tangga
(Laporan)
IKK. 038 Tingkat Dukungan Aparatur 12 12 12 12 12
pegawai & Layanan
Perkantoran (BULAN
LAYANAN)
SASARAN KEGIATAN 14
Tersedianya sarana dan IKK. 039 Jumlah dan jenis sarana, 88 100 100 100 100
prasarana perkarantinaan infrastruktur, teknologi
yang memadai informasi yang sesuai
kebutuhan dan memadai
(UNIT)

5 Peningkatan
Kualitas
Penyelenggaraan
Laboratorium Uji
Standar dan Uji
Terap Teknik dan
Metoda Karantina
Pertanian
SASARAN KEGIATAN 15
Pengembangan teknik dan IKK. 019 Jumlah teknik dan metoda 1 8 8 8 8
metoda pengujian pengujian laboratorium
laboratorium yang dikembangkan
(DOKUMEN)

IKK. 020 Jumlah validasi metode 1 8 8 8 8


pengujian (LAPORAN)

IKK. 021 Jumlah koleksi HPHK dan 10 10 10 10 10


OPTK (DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 44


IKK. 022 Jumlah akreditasi ruang 6 6 6 6 6
lingkup pengujian HPHK dan
OPTK (LAPORAN)
IKK. 023 Jumlah Sampel Uji Rujukan 1600 1440 1296 1166 1050
(LAPORAN)
IKK. 024 Jumlah ruang lingkup yang 1 1 1 1 1
tersertifikasi (LAPORAN)

IKK. 037 Dukungan Internal 12 12 12 12 12


Administrasi (BULAN)
SASARAN KEGIATAN 16
pengembangan teknik dan IKK. 016 Jumlah teknik dan metode 3 3 3 3 3
metoda uji terap uji terap yang
dikembangkan (DOKUMEN)
IKK. 017 Jumlah uji terap yang dapat 1 1 1 1 1
dipublikasikan melalui
jurnal nasional /
internasional (DOKUMEN)
IKK. 018 Jumlah juklak/juknis yang di 6 6 6 6 6
desiminasi

IKK. 037 Dukungan Internal 12 12 12 12 12


Administrasi (BULAN)

SASARAN KEGIATAN 17
Terwujudnya good IKK. 038 Dukungan aparatur pegawai 12 12 12 12 12
governance & clean & layanan perkantoran
government (BULAN LAYANAN)

SASARAN KEGIATAN 18
Tersedianya sarana dan IKK. 039 Jumlah dan jenis sarana, 79 100 100 100 100
prasarana perkarantinaan infrastruktur, teknologi
yang memadai informasi yang sesuai
kebutuhan dan memadai
(UNIT)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 45


6 Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Karantina
Pertanian dan
Pengawasan
Keamanan Hayati
SASARAN KEGIATAN 19
Meningkatnya tindakan IKK. 025 Jumlah sertifikat karantina
karantina Impor, ekspor dan Antar 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000 1.000.000
Area terhadap media
pembawa OPTK dan HPHK
melalui pelaksanaan
tindakan karantina
(LAPORAN)

IKK. 037 Dukungan Internal 12 12 12 12 12


Administrasi pengelolaan
Sertifikasi Karantina
Pertanian (BULAN)
SASARAN KEGIATAN 20
Terwujudnya good IKK. 038 Dukungan Aparatur 12 12 12 12 12
governance & clean Pegawai & Layanan
government Perkantoran (BULAN
LAYANAN)
SASARAN KEGIATAN 21
Tersedianya sarana dan IKK. 039 Jumlah dan jenis sarana, 1982 2000 2000 2000 2000
prasarana perkarantinaan infrastruktur, teknologi
yang memadai informasi yang sesuai
kebutuhan dan memadai
(UNIT) :
IKK. 040 Penambahan jumlah 20% 20% 20% 20% 20%
instalasi karantina hewan
dan tumbuhan yang sesuai
standar

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 46


Lampiran3. Matrik Kegiatan, Target dan Alokasi Anggaran

MATRIKS RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2015-2019


UNIT ORGANISASI BADAN KARANTINA PERTANIAN
KEMENTERIAN PERTANIAN

TOTAL
ALOKASI
TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
2015- LOKA
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
2019 SI
(Rp
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Miliar)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

PROGRAM PENINGKATAN 747,9 976,9 1442,9 1479,8 1501,7 6430,0


KUALITAS
PERKARANTINAAN
PERTANIAN DAN
PENGAWASAN
KEAMANAN HAYATI
SASARAN PROGRAM 1:

Meningkatnya
efektifitas
pengendalian
resiko masuk,
tersebar dan
keluarnya HPHK
dan OPTK
IKU.1 Persentase media 94% 95% 96% 97% 98%
pembawa yang
memenuhi sistem
jaminan kesehatan
melalui sertifikasi
karantina impor di
tempat pemasukan
yang telah
ditetapkan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 47


TOTAL
ALOKASI
TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
2015- LOKA
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
2019 SI
(Rp
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Miliar)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
IKU.2 Persentase media 86% 87% 88% 89% 90%
pembawa yang
memenuhi sistem
jaminan kesehatan
melalui sertifikasi
karantina antar
area di tempat
pemasukan yang
telah ditetapkan
IKU.3 Persentase media 86% 87% 88% 89% 90%
pembawa yang
memenuhi sistem
jaminan kesehatan
melalui sertifikasi
karantina antar
area di tempat
pengeluaran yang
telah ditetapkan
SASARAN PROGRAM 2:
Meningkatnya
kualitas
pelayanan
tindakan
karantina dan
pengawasan
keamanan hayati
terhadap ekspor
MP HPHK dan
OPTK dan
keamanan hayati
IKU.4 Persentase jumlah 0,1% 0,1% ≤0,1% ≤0,1% ≤0,1%
sertifikat ekspor
yang ditolak oleh
negara tujuan
melalui tempat
pengeluaran yang
ditetapkan

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 48


TOTAL
ALOKASI
TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
2015- LOKA
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
2019 SI
(Rp
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Miliar)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
SASARAN PROGRAM 3:
Meningkatnya
kepatuhan dan
kepuasan
pengguna jasa
karantina
pertanian
IKU.5 Penurunan 5% 5% 5% 5% 5%
Persentase kasus
pelanggaran
perkarantinaan
dibanding tahun
sebelumnya
IKU.6 Nilai Indeks 77 78 79 80 81
Kepuasan
Masyarakat (IKM)

1 Peningkatan 10,5 9,8 18,9 20,6 22,8


Kepatuhan, Kerja
Sama dan
Pengembangan
Sistem Informasi
Perkarantinaan
Tersusunnya
kebijakan teknis
perkarantinaan
IKK. Jumlah keputusan 2 2 2 2 2
005 Kepala Badan
Karantina
Pertanian tentang
pengawasan dan
penindakan
perkarantinaan
pertanian
(DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 49


TOTAL
ALOKASI
TARGET ALOKASI (Rp Miliar)
2015- LOKA
PROGRAM/KEGIATAN SASARAN INDIKATOR KINERJA
2019 SI
(Rp
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019
Miliar)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
IKK. Jumlah dokumen 4 4 4 4 4
008 pembinaan,
dokumen
bimbingan teknis
dan dokumen
monitoring
pengawasan dan
penindakan
(LAPORAN)

Meningkatnya
kualitas
kerjasama
nasional /
internasional
IKK. Jumlah harmonisasi 1 2 2 2 1
012 kerjasama
perkarantinaan
dengan negara
mitra yang
terimplementasikan
(LAPORAN)
IKK. Jumlah MOU dengan 1 1 1 1 1
013 K/L terkait yang
terimplementasikan
(DOKUMEN)

Meningkatnya
desiminasi SPS
dengan
stakeholder dan
instansi terkait
IKK. Jumlah desiminasi 1 1 1 1 1
014 SPS (DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 50


Tersedianya
informasi yang
valid, handal dan
mudah diakses
IKK. Jumlah aplikasi 2 2 2 2 2
015 berbasis IT terkait
internal dan
eksternal
perkarantinaan
pertanian
(APLIKASI)

2 Peningkatan Sistem 8,2 8,5 13,8 15,2 16,8


Karantina Hewan
dan Keamanan
Hayati Hewani
Tersusunnya
kebijakan teknis
perkarantinaan
IKK. Jumlah 2 2 2 2 2
001 peraturan/keputusa
n Menteri tentang
pencegahan masuk
dan menyebarnya
HPHK, dan
keamanan hayati
hewani (DOKUMEN)
IKK. Jumlah keputusan 8 8 8 8 8
003 Kepala Badan
Karantina
Pertanian tentang
pencegahan masuk
dan menyebarnya
HPHK, dan
keamanan hayati
hewani (DOKUMEN)
IKK. Jumlah dokumen 18 18 18 18 18
006 pembinaan,
dokumen
bimbingan teknis
dan dokumen
monitoring
pencegahan masuk
dan menyebarnya

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 51


HPHK dan
keamanan hayati
hewani (LAPORAN)

Meningkatnya
kualitas
laboratorium
UPT karantina
pertanian
IKK. Jumlah UPT yang 3 3 3 3 3
009 laboratoriumnya
terakreditasi sesuai
ruang lingkup
tugasnya
(DOKUMEN)

Meningkatnya
kemampuan
deteksi risiko
IKK. Jumlah dokumen 10 10 10 10 10
010 Analisis Resiko
HPHK (DOKUMEN)

3 Peningkatan Sistem 9,9 9,9 13,8 15,2 16,8


Karantina
Tumbuhan dan
Keamanan Hayati
Nabati
Tersusunnya
kebijakan teknis
perkarantinaan
IKK. Jumlah 2 2 2 2 2
002 peraturan/keputusa
n Menteri tentang
pencegahan masuk
dan menyebarnya
OPTK dan
keamanan hayati
nabati (DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 52


IKK. Jumlah keputusan 10 10 10 10 10
004 Kepala Badan
Karantina
Pertanian tentang
pencegahan masuk
dan menyebarnya
OPTK dan
keamanan hayati
nabati (DOKUMEN)
IKK. Jumlah dokumen 18 18 18 18 18
007 pembinaan,
dokumen
bimbingan teknis
dan dokumen
monitoring
pencegahan masuk
dan menyebarnya
OPTK dan
keamanan hayati
nabati (LAPORAN)

Meningkatnya
kualitas
laboratorium
UPT karantina
pertanian
IKK. Jumlah UPT yang 3 3 3 3 3
009 laboratoriumnya
terakreditasi sesuai
ruang lingkup
tugasnya
(DOKUMEN)

Meningkatnya
kemampuan
deteksi risiko
IKK. Jumlah dokumen 10 10 10 10 10
011 Analisis Resiko
OPTK (DOKUMEN)

4 Dukungan 118,7 120,0 142,7 157,0 172,6


Manajemen dan
Dukungan Teknis
Lainnya pada Badan
Karantina Pertanian

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 53


Tersedianya
SDM aparatur
yang kompeten
dan professional
IKK. Jumlah kegiatan 6 13 13 13 13
026 pelatihan yang
diselenggarakan
(KEG)
IKK. Jumlah aparatur 500 500 500 500 500
027 yang mengikuti
pendidikan /
pelatihan (ORG)

Terkelolanya
anggaran secara
optimal
IKK. Opini BPK terhadap WTP WTP WTP WTP WTP
028 laporan keuangan
BARANTAN
(Laporan)

Terwujudnya
good governance
& clean
government
IKK. Jumlah dokumen 17 17 17 17 17
029 perencanaan,
evaluasi &
pelaporan
karantina pertanian
(Dokumen)
IKK. Jumlah dokumen 65 65 65 65 65
030 rencana kinerja &
penyusunan
anggaran
IKK. Jumlah dokumen 5 5 5 5 5
031 pengembangan &
pengelolaan
kepegawaian
(Dokumen)
IKK. Jumlah dokumen 1 3 3 3 3
032 pengembangan
integritas barantan
dan reformasi
birokrasi
(Dokumen)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 54


IKK. Jumlah dokumen 1 3 3 3 3
033 tata laksana dan
inisiatif anti korupsi
IKK. Jumlah peraturan 3 3 3 3 3
034 perkarantinaan
yang telah disahkan
(Dokumen)
IKK. Jumlah laporan 12 12 12 12 12
035 indeks kepuasan
informasi layanan
perkarantinaan
(Bulan Layanan)
IKK. Jumlah laporan 12 12 12 12 12
036 pengelolaan TU &
rumah tangga
(Laporan)
IKK. Tingkat dukungan 12 12 12 12 12
038 aparatur pegawai &
layanan
perkantoran
(BULAN LAYANAN)

Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
IKK. Jumlah dan jenis 88 100 100 100 100
039 sarana,
infrastruktur,
teknologi informasi
yang sesuai
kebutuhan dan
memadai (UNIT)

5 Peningkatan 35,3 65,8 55,7 60,5 66,2


Kualitas
Penyelenggaraan
Laboratorium Uji
Standar dan Uji
Terap Teknik dan
Metoda Karantina
Pertanian
Pengembangan
teknik dan
metoda
pengujian

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 55


laboratorium

IKK. Jumlah teknik dan 1 8 8 8 8


019 metoda pengujian
laboratorium yang
dikembangkan
(DOKUMEN)
IKK. Jumlah validasi 1 8 8 8 8
020 metode pengujian
(LAPORAN)
IKK. Jumlah koleksi 10 10 10 10 10
021 HPHK dan OPTK
(DOKUMEN)
IKK. Jumlah akreditasi 6 6 6 6 6
022 ruang lingkup
pengujian HPHK
dan OPTK
(LAPORAN)
IKK. Jumlah sampel uji 1600 1440 1296 1166 1050
023 rujukan (LAPORAN)

IKK. Jumlah ruang 1 1 1 1 1


024 lingkup yang
tersertifikasi
(LAPORAN)
IKK. Dukungan internal 12 12 12 12 12
037 administrasi
(BULAN)

Pengembangan
teknik dan
metoda uji terap
IKK. Jumlah teknik dan 3 3 3 3 3
016 metode uji terap
yang dikembangkan
(DOKUMEN)
IKK. Jumlah uji terap 1 1 1 1 1
017 yang dapat
dipublikasikan
melalui jurnal
nasional/internasio
nal (DOKUMEN)
IKK. Jumlah juklak/ 6 6 6 6 6
018 juknis yang
didesiminasi
(DOKUMEN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 56


IKK. Dukungan internal 12 12 12 12 12
037 administrasi
(BULAN)

Terwujudnya
good governance
& clean
government
IKK. Dukungan aparatur 12 12 12 12 12
038 pegawai & layanan
perkantoran
(BULAN LAYANAN)

Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
IKK. Jumlah dan jenis 79 100 100 100 100
039 sarana,
infrastruktur,
teknologi informasi
yang sesuai
kebutuhan dan
memadai (UNIT)

6 Peningkatan 565,3 762,7 1198,0 1211,3 1206,5


kualitas pelayanan
karantina pertanian
dan pengawasan
keamanan hayati
Meningkatnya
tindakan
karantina
IKK. Jumlah sertifikasi
025 karantina Impor, 1.000. 1.000. 1.000. 1.000. 1.000.
ekspor dan antar 000 000 000 000 000
area terhadap
media pembawa
OPTK dan HPHK
melalui
pelaksanaan
tindakan karantina
(LAPORAN)

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 57


IKK. Dukungan Internal 12 12 12 12 12
037 Administrasi
pengelolaan
sertifikasi karantina
pertanian (BULAN)
Terwujudnya
good governance
& clean
government
IKK. Dukungan aparatur 12 12 12 12 12
038 pegawai & layanan
perkantoran
(BULAN LAYANAN)

Tersedianya
sarana dan
prasarana
perkarantinaan
yang memadai
IKK. Jumlah dan jenis 1982 2000 2000 2000 2000
039 sarana,
infrastruktur,
teknologi informasi
yang sesuai
kebutuhan dan
memadai (UNIT)
IKK. Penambahan 20% 20% 20% 20% 20%
040 jumlah instalasi
karantina hewan
dan tumbuhan yang
sesuai standar

747,9 976,7 1442,9 1479,8 1501,7 6.430,0

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 58


Lampiran4. Matrik Kata Kunci Visi

No Kata Kunci Visi BARANTAN Makna/Arti


1 Instansi yang tangguh Menjadikan BARANTAN sebagai institusi yang senantiasa mampu menyesuaikan diri
(adaptif) terhadap berbagai tantangan dan dinamika/perubahan lingkungan organisasi
secara multidimensional (lingkungan alam, politik, sosial, ekonomi, teknologi, sistem
hukum dan regulasi), baik dari dalam maupun luar negeri, serta
2 Instansi yang terpercaya Menjadikan BARANTAN sebagai institusi yang memegang teguh prinsip-prinsip
profesionalisme dan integritas dalam menjalankan tugas dan fungsi melalui penerapan
tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di bidang karantina hewan dan
tumbuhan.
3 Perlindungan Kelestarian BARANTAN memiliki komitmen yang tinggi dalam mendukung Visi dan Misi
Sumberdaya alam hayati hewan Kementerian Pertanian guna mewujudkan perlindungan kelestarian sumberdaya alam
dan tumbuhan, Lingkungan dan hayati hewan dan tumbuhan guna mendukung upaya pemerintah dalam menjaga
Keanekaragaman Hayati kelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
4 Keamanan pangan BARANTAN mengembangkan standar kebijakan di bidang karantina hewan dan
tumbuhan guna meningkatkan standar keamanan mutu pangan yang berasal dari
produk pertanian yang layak konsumsi sehingga mampu memberikan perlindungan
pada masyarakat, serta mendukung perwujudan swasembada pangan nasional.

Rencana Strategis Barantan Tahun 2015-2019 59

Anda mungkin juga menyukai