Radial
Sub-dendritik
Sub-paralel
Sub-dendritik
Pola pengaliran sub-dendritik terdapat di bagian Barat daerah penelitian,
merupakan pola aliran yang paling dominan dengan dominasi litologi berupa
batulempung, batugamping, dan batu andesit. Pola pengaliran ini mencakup
sekitar 70% dari keseluruhan pengaliran sungai di daerah penelitian.
Sub-paralel
Pola pengaliran sub-paralel terdapat di bagian Tenggara daerah penelitian, yang
mana didominasi oleh litologi batulempung. Pola pengaliran ini mencakup sekitar
15% dari keseluruhan pengaliran di daerah penelitian.
Radial
Pola pengaliran radial terdapat di bagian Barat laut daerah penelitian, yang
mengalir menuruni bukit andesit. Pola pengaliran ini mencakup sekitar 15% dari
keseluruhan pengaliran di daerah penelitian.
Relief
Relief permukaan bumi memiliki pengertian yaitu perbedaan tinggi rendah
permukaan bumi. Pengelompokan relief pada daerah penelitian dapat digunakan
sebagai parameter dalam menentukan batas-batas satuan geomorfologi di daerah
penelitian ini. Pengelompokan relief dilakukan berdasarkan van Zuidam 1985
yang telah dibahas pada bab II.
Berdasarkan data kemiringan lereng dan elevasi yang telah diperoleh serta litologi
yang telah dideskripsikan, maka dapat dibuat satuan geomorfologi. Satuan
geomorfologi didasari pada aspek-aspek geomorfologi, seperti aspek morfografi,
morfogenetik, dan aspek morfometri. Daerah penelitian dapat dikelompokkan
menjadi beberapa satuan geomorfologi :
1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai Sedimen
2. Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai Vulkanik
3. Satuan Geomorfologi Perbukitan Agak Curam Vulkanik
4. Satuan Geomorfologi Perbukitan Curam Vulkanik
5. Satuan Geomorfologi Perbukitan Karst
4.1.1. Satuan Geomorfologi Perbukitan Landai Sedimen
Satuan ini memiliki bentuk lahan perbukitan landai dengan elevasi 100 – 200
mdpl, mencakup sekitar 45% dari total luas daerah dan menempati sisi utara
daerah penelitian, membentang dari barat hingga timur. Satuan ini memiliki
kemiringan lereng berkisar antara 2-15o, dengan pola pengaliran dominan sub-
dendritik, dan lembah berbentuk U. Satuan ini tersusun atas sedimen silisiklastik.
Proses utama yang bekerja pada satuan ini adalah proses eksogen, yaitu berupa
proses pelapukan dan erosi.
Anggota Batulempung
Aspek
Satuan Batulempung (Tmbl) Formasi Bojongmanik
Kesebandingan
(Sujatmiko dkk, 1992)
Didominasi oleh litologi batu- Penyusun berupa batulem-
lempung disertai dengan sisipan pung, batulempung
batupasir. Batulempung dicirikan pasiran, serta lignit.
Litologi
dengan ketidakberadaan karbonat,
sementara sisipan pasir mengan-
dung karbonat.
Umur Miosen Tengah – Miosen Akhir Miosen Akhir
Lingkungan Neritik Tengah – Netitik Luar Litoral
Pengendapan
Dialasi secara selaras oleh Satuan Diendapkan secara tidak
Batugamping. Dialasi secara tidak selaras di atas Formasi
selaras oleh Satuan Batu Lapili Badui. Dialasi secara se-
Hubungan Tuf. Dialasi secara tidak selaras laras oleh Anggota Batu-
Stratigrafi oleh Satuan Batu Andesit Lava. gamping Formasi Bojong-
manik. Dialasi secara
tidak selaras oleh Batu
Gunung-api Endut.
4.2.2. Satuan Batugamping (Tmbg)
4.2.2.1. Karakteristik Litologi
Satuan ini terdiri dari batugamping terumbu, batugamping klastik, dan
batulempung karbonat. Batugamping memiliki warna segar abu-abu kekuningan
dengan warna lapuk abu-abu gelap kecoklatan atau hijau karena vegetasi
tumbuhan tingkat rendah, kemas tertutup, komponen berupa fragmen anthozoa,
cangkang gastropoda dan bivalvia, foram besar, alga, dan fragmen makhluk
lainnya yang tidak teridentifikasi, kekerasan sangat keras dan struktur masif dan
berlapis. Batulempung memiliki warna segar abu-abu dan warna lapuk abu-abu
kecoklatan, kemas tertutup, pemilahan baik, permeabilitas buruk, kekerasan dapat
diremas.
Analisis petrografi dilakukan pada sampel batuan dari stasiun Z.4.11. Berdasarkan
analisis petrografi sayatan tipis batugamping memiliki warna abu-abu, memiliki
komposisi berupa matriks sebanyak 75% dan fragmen sebanyak 25%, dengan
fragmen berupa makhluk hidup dari kelas anthozoa dan beberapa kalsit hasil dari
rekristalisasi. Sayatan ini terdapat banyak mud yang berperan sebagai matriks,
namun terdapat banyak fosil utuh dari kelas anthozoa yang menyokong
terbentuknya batugamping. Berdasarkan klasifikasi Dunham (1962) sampel
tersebut merupakan Boundstone.
Penyebaran satuan batugamping berada pada bagian selatan daerah penelitian
dengan batas persebaran berupa elevasi dan kemiringan lereng yang lebih ekstrim
berupa perbukitan andesit, yang menjadi satuan batuan lainnya. Daerah ini
mencakup sekitar 20% dari daerah penelitian.
Dari analisis sampel stasiun Z.6.5, hanya ditemukan satu spesies foraminifera
planktonik, sehingga digunakan foraminifera bentonik yang lain untuk membantu
menentukan umur relatif, meskipun pada hakikatnya foraminifera bentonik lebih
baik digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan. Berdasarkan analisis
mikropaleontologi dari fosil foraminifera planktonik dan bentonik yang telah
dilakukan maka didapatkan bahwa umur dari satuan batugamping adalah lebih
muda dari Miosen Akhir (N16-N18).
Satuan yang dipengaruhi oleh struktur ini adalah Satuan Batulempung, yang mana
singkapan yang bersangkutan memiliki litologi batulempung perselingan
batupasir. Lipatan ini cenderung memuncak ke arah Utara - Selatan. Berdasarkan
Fleuty (1964), Lipatan dapat diklasifikasikan sebagai sub-horizontal, upright,
gentle fold.