Anda di halaman 1dari 17

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

a. Pengertian

Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat

badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai dengan 2499

gram) Berat badan lahir merupakan indicator penting kesehatan bayi,

faktor determinan kelangsungan hidup dan faktor untuk pertumbuhan

fisik dan mental bayi di masa yang akan datang. (Prawiroharjo, 2011).

World Health Organization (WHO) mendefinisikan berat bayi

lahir rendah (BBLR) sebagai bayi yang terlahir dengan berat badan

kurang dari 2500 gram. BBLR masih terus menjadi masalah kesehatan

masyarakatan yang signifikan secara global karena karena efek jangka

pendek maupun panjangnya terhadap kesehatan (WHO 2014) pada

tahun 2011, 15% bayi diseluruh dunia ( lebh dari 20 juta jiwa ), lahir

dengan BBLR ( UNICEF, 2013 ). Sebagian besar bayi dengan BBLR

dilahirkan dinegara berkembang termasuk Indonesia, khususnya di

daerah yang populasinya rentan.BBLR bukan hanya penyebab utama

kematian prenatal dan penyebab kesakitan. Studi terbaru menemukan

bahwa BBLR juga meningkat kan factor risiko untuk penyakit tidak

menular sepeti diabetes, dan kardiovaskuler di kemudian hari (WHO


2014). Begitu seriusnya perhatian dunia terhadap permasalahan ini

sehingga World Health Assembly padatahun 2012 mengesahkan

Comprehensive Implementation Plan on Maternal, Infant and Young

Child Nutrition dengan menargetkan 30% penurunan tentang BBLR

tahun 2025 (WHO, 2014)

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bayi

berat lahir rendah yaitu berat badannya kurang dari 2500 gram tanpa

memandang usia gestasi yang ditimbang dalam 1 jam setelah lahir dab

bias terjadi pada bayi kurang bulan (<37 minggu).

Bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : (buku

kuliah FK UI IKA):

1) Kecil untuk masa kehamilan(KMK)

Bayi yang beratnya kurang dari berat semestinya menurut masa

kehamilan. Berarti bayi mengalami retardasi intra uterine dan

dapat disebut dismaturitas

2) Premature murni

Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu

dan badanya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu.atau

biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan.

b. Klasifikasi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) sebagai berikut:

1) Berdasarkan masa kehamilan/Gestational age yaitu;


a) Preterm/bayi kurang bulan, yaitu masa kehamilan <37

minggu (≤259 hari)

b) Late preterm, yaitu usia kehamilan 34-36 minggu (239-259

hari)

c) Early preterm, yaitu usia kehamilan 22-34 minggu

d) Term/bayi cukup bulan, yaitu usia kehamilan 37-41 minggu

(260-294 hari)

e) Post term/bayi lebih bulan, yaitu usia kehamilan 42 minggu

atau lebih (≥295 hari).

2) Berdasarkan berat lahir/Birthweight

a) Berat lahir amat sangat rendah/Extremely low birthweight

(ELBW), yaitu bayi dengan berat lahir <1000 gram

b) Berat lahir sangat rendah/Very Low birthweigt (VLBW),

yaitu bayi dengan berat lahir <1500 gram

c) Berat lahir rendah/Low birthweight (LBW), yaitu bayi

dengan berat lahir <2500 gram.

3) Berdasarkan berat lahir dan masa kehamilan

a) Sesuai masa kehamilan/Appropriate for gestational age

(AGA) adalah berat lahir antara 10 persentil dan 90 persentil

untuk usia kehamilan.

b) Kecil masa kehamilan/Small for gestational age (SGA)/IUGR

adalah berat lahir 2 standar deviasi dibawah berat badan rata-


rata untuk masa kehamilan atau dibawah 10 persentil untuk

masa kehamilan.

c) IUGR (Intrauterine Growth Restriction)/pertumbuhan

janin yang terhambat/terganggu adalah kondisi janin

yang mengalami gangguan pertumbuhan dalam rahim

(intrauterine). Kegagalan dalam pertumbuhan rahim yang

optimal disebabkan oleh suatu in utero.

d) Besar masa kehamilan/Large for Gestational Age (LGA)

LGA di defenisikan sebagai berat lahir 2 standar deviasi diatas

rata-rata berat untuk masa kehamilan atau di atas 90 persentil

untuk masa kehamilan. LGA dapat di lihat pada bayi

yang ibunya mengalami diabetes, bayi dengan sindrom

Beckwith-Wiedemandan sindrom lainya, bayi lebih bulan (usia

kehamilan > 42 minggu), dan bayi dengan hydrops fetalis. Bayi

LGA juga berhubungan dengan peningkatan berat badan ibu

saat hamil, multiparitas, jenis kelamin bayi laki-laki,

penyakit jantung bawaan, khusunya perubahan pada arteri

besar, displasia sel, dan etnik tertentu (hispanik)

c. Permasalahan BBLR

1) Hipoglikemi

Kecepatan glukosa yang diambil janin tergantung dari kadar


gula darah ibu karena terputusnya hubungan plasenta dan janin

menyebabkan terhentinya pemberian glukosa. Bayi berat lahir

rendah dapat mempertahankan kadar gula darah selama 72 jam

pertama dalam kadar 40 mg/dl.

2) Ketidakstabilan suhu tubuh

Dalam kandungan ibu, bayi berada pada suhu lingkungan 36°C-

37°C dan segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu

lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu ini

memberi pengaruh pada kehilangan panas tubuh bayi. Hipotermia

juga terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan panas dan

kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas karena

pertumbuhan otototot yang belum cukup memadai,

ketidakmampuan untuk menggigil, sedikitnya lemak subkutan,

produksi panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai,

belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, rasio luas

permukaan tubuh relatif lebih besar dibanding berat badan sehingga

mudah kehilangan panas.

3) Gangguan pernafasan Akibat dari defisiensi surfaktan paru, toraks

yang lunak dan otot respirasi yang lemah sehingga mudah terjadi

periodik apneu. Disamping itu lemahnya reflek batuk, hisap, dan

menelan dapat mengakibatkan resiko terjadinya aspirasi.


4) Imaturitas imunologis Pada bayi kurang bulan tidak mengalami

transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga

kehamilan karena pemindahan substansi kekebalan dari ibu ke janin

terjadi pada minggu terakhir masa kehamilan. Akibatnya,

fagositosis dan pembentukan antibodi menjadi terganggu. Selain itu

kulit dan selaput lendir membran tidak memiliki perlindungan

seperti bayi cukup bulan sehingga bayi mudah menderita infeksi.

d. Faktor Risiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)

1) Faktor Internal

Faktor internal meliputi umur ibu, jarak kelahiran,paritas.

a) Umur Ibu

Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada

usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun. Umur ibu

berhubungan. dengan kejadian BBLR. Ibu hamil dengan umur

<20 tahun berisiko untuk melahirkan bayi BBLR karena secara

biologis organ reproduksi ibu belum matang. Organ reproduksi

yang belum matang dapat menyebabkan berkurangnya suplai

aliran darah ke serviks dan uterus yang dapat mengakibatkan

kurangnya asupan nutrisi terhadap janin yang sedang

berkembang. Sementara pada ibu hamil dengan usia >35 tahun

organ reproduksi telah mengalami perubahan.Organ reproduksi

telah mengalami penuaan dan berpotensi untuk adanya


kekakuan pada jalan lahir.Ibu yang berumur >35 tahun lebih

rentan terkena berbagai macam penyakit sehingga dapat

mengakibatkan beberapa risiko yang dapat merugikan bagi

kandungan. Risiko pada ibu hamil dengan umur >35 tahun di

antaranya adalah tekanan darah tinggi, ketuban pecah dini,

persalinan macet, perdarahan, serta berisiko melahirkan bayi

dengan berat kurang dari 2500 gram (Rochjati, 2011).

Faktor usia ibu kurang dari 20 tahun atau diatas 35 tahun salah

satu penyebab kematian perinatal, dimana ibu-ibu yang terlalu

muda seringkali secara emosional dan fisik belum matang,

selain pendidikan pada umumnya rendah, ibu yang masih

muda masih tergantung kepada orang lain.

Penelitian Subekti, R (2014). menunjukkan bahwa umur ibu

< 20 tahun atau > 35 tahun merupakan faktor risiko

kejadian BBLR.

b) Jarak kelahiran

Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 2

tahun). Persalinan lebih dari tiga kali berisiko terjadinya

komplikasi seperti perdarahan dan infeksi sehingga ada

kecenderungan bayi lahir dengan kondisi BBLR. Jarak

kelahiran yang pendek (< 24 bulan) akan menyebabkan

seorang ibu belum cukup waktu untuk memulihkan kondisi


tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya, sehingga berisiko

terganggunya sistem reproduksi yang akan berpengaruh

terhadap berat badan lahir (Kardjati, 2009)

c) Paritas

Menurut pendapat Wikipedia (2010) jumlah anak lebih dari 3

dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin sehingga

melahirkan bayi dengan berat lahir rendah. Jumlah anak yang

dilahirkan lebih dari 3 orang dapat menurunkan kesehatan

reproduksi dengan resiko antara lain keguguran anemia,

perdarahan hebat, melahirkan bayi dengan BBLR, dan dapat

menambah beban ekonomi keluarga sehingga pertumbuhan

dan perkembangan anak kurang optimal.

2) Faktor Eksternal

Berdasarkan faktor-faktor sosial budaya yang mempengaruhi

kejadian kelahiran BBLR, dapat dijelaskan sebagai berikut ini.

a) Keadaan sosial ekonomi

1) Kejadian tertinggi pada golongan sosial konomi rendah.

Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan

antenatal yang kurang.

2) Aktivitas fisik yang berlebihan

3) Perkawinan yang tidak sah.

b) Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mendasari

pengambilan keputusan. Pendidikan menentukan

kemampuan menerima dan mengembangkan pengetahuan

dan teknologi. Semakin tinggi pendidikan ibu akan

semakin mampu mengambil keputusan bahwa pelayanan

kesehatan selama hamil dapat mencegah gangguan sedini

mungkin bagi ibu dan janinnya, Tinggi rendahnya taraf

pendidikan seseorang akan mendukung dan memberi

terhadap daya serap ilmu pengetahuan dan keinginan serta

kemauan untuk mengetahui setiap hal yang berkaitan

dengan kehamilan.

2. Berat badan ibu selama hamil

a. Pengertian Berat Badan Ibu Hamil

Kenaikan berat badan pada tiap ibu hamil tidaklah sama. Hal

ini tergantung dari indeks massa tubuh (IMT) dan berat badan sebelum

kehamilan. Angka IMT diperoleh dari membagi berat badan dalam

satuan kilogram (kg) dengan tinggi tubuh dalam satuan meter kuadrat.

Kenaikan berat badan selama hamil berpengaruh pada kesehatan ibu

dan bayi saat lahir. Ibu hamil yang mempunyai berat badan berlebih

selama hamil meningkatkan risiko mengalami penyakit yang

berhubungan dengan kehamilan. Sedangkan ibu hamil yang

mempunyai berat badan kurang selama hamil dapat ( Allert B, 2019).


b. Indicator pengukuran kenaikan berat badan ibu

1) Tinggi Badan

Tinggi badan selain ditentukan oleh faktor genetik juga ditentukan

oleh status gizi sewaktu masa kanak-kanak. Keadaan ini dapat

diartikan bahwa gangguan gizi waktu kanak-kanak pengaruhnya

sangat jauh, yaitu sampai produk kehamilannya. Ukuran tubuh

pada wanita yang pendek sering ditemukan adanya panggul yang

sempit dan keadaan ini dapat menghambat jalannya persalinan

sehingga menyebabkan berat badan bayi yang dilahirkan rendah.

Tinggi badan ibu hamil yang berisiko BBLR adalah kurang dari

sama dengan 145 cm (Sitorus, 2009)

2) Lingkar Lengan Atas (LILA)

LILA ibu berhubungan dengan BBLR.Faktor penentu terjadinya

BBLR tidak hanya saat kehamilan saja tetapi juga sebelum

kehamilan, Maka dari itu status gizi ibu sebelum hamil seharusnya

dalam keadaan baik. Kenaikan berat badan selama hamil sangat

penting bagi bayi karena berat badan bayi saat lahir dan status

kesehatan bayi tergantung pada berat badan ibu saat hamil. (Arinda

V, 2016)

3) Pengukuran Hemoglobin (HB)

Hemoglobin merupakan protein dalam darah yang berfungsi

dalam menangkap oksigen dan memberi warna merah pada darah.


Kekurangan Hb dapat menyebabkan Anemia, orang yang

menderita Anemia dapat disebabkan oleh banyak factor. Salah satu

factor terbesar adalah kekurangan zat besi. Khususnya pada Ibu

hamil, yang memerlukan kandungan gizi dan darah yang besar

kekurangan zat besi sehingga terjadi anemia pada Ibu hamil. Hal

ini sangat berbahanya bagi si ibu hamil, tidak hanya berbahaya

bagi janin namun sangat berbahaya bagi Ibu hamil. cPenyebab

c. Penyebab Kenaikan Berat Badan Pada Ibu Hamil

1) Berat cairan ketuban

Berat cairan ketuban bisa mencapai 1 kg. Puncak volumenya ada

di usia kehamilan 36-38 minggu. Cairan ketuban tidak hanya berisi

air, namun juga mengandung elektrolit, protein, dan nutrisi penting

yang membantu tumbuh kembang janin. Ketuban juga berfungsi

untuk melindungi bayi dari goncangan di dalam tubuh, serta

membuatnya tetap hangat.

2) Pembesaran volume rahim

Saat tidak hamil, rahim seorang wanita memiliki ketebalan 1,25

cm, dan panjang sekitar 7,5cm, dengan berat sekitar 50-80 gram.

Dan ketika hamil, ketebalan dinding rahim meningkat hingga

1,5cm, panjangnya mencapai 35cm, dengan berat 900 gram hingga

1 kg.

3) Meningkatnya jumlah cairan di tubuh Ibu Hamil


Salah satu penyebab yang membuat kenaikan berat badan saat

hamil terjadi dengan drastis ialah, meningkatnya jumlah cairan

dalam tubuh. Selama 9 bulan, cairan di tubuh bisa meningkat

hingga 6,5 liter. Atau sekitar 2 kg. Cairan tubuh yang meningkat,

membantu organ dan sel tubuh terhidrasi dengan baik. Juga

membantu aliran darah dan nutrisi dalam tubuh berjalan tanpa

hambatan. Cairan ini terkandung dalam semua jaringan di tubuh,

membantu transfer nutrisi ke bayi lebih efisien. Beberapa bagian

tubuh akan terlihat bengkak karena retensi cairan tubuh ini.

4) Volume darah meningkat

Sejak usia kandungan 10 minggu, volume darah di tubuh akan

meningkat, bahkan mencapai 30% pada usia kandungan 30-32

minggu. Peningkatan volume darah ini bisa menyumbang kenaikan

berat badan hingga 2 kg.

5) Payudara bertambah besar

Selama hamil payudara akan bertambah besar kelenjar ASI akan

mulai aktif, dan jaringan payudara membengkak. Pembesaran

payudara bisa menyumbang 1 kg kenaikan berat badan saat hamil.

6) Cadangan lemak

Selama hamil, tubuh menyimpan cadangan lemak di bagian pantat,

pinggul dan paha. Cadangan lemak ini akan membantu produksi


ASI ketika bayi sudah lahir. Dan cadangan lemak ini menyumbang

kenaikan berat badan saat hamil dari 2,5 kg sampai 5 kg.

7) Berat ari-ari

Plasenta adalah tempat semua nutrisi dari tubuh ibu disalurkan ke

bayi. Dan ari-ari menyumbang kenaikan berat badan sebanyak 750

gram.

8) Berat bayi

Berat bayi di dalam kandungan. Sekitar 3,5 kg berat di kecil Bunda

bawa kemana-mana selama berbulan-bulan. Tapi Bunda baru

menyadari betapa beratnya dia ketika si kecil sudah lahir.

(id.theasianparent.com)

9) Asupan makanan

Asupan Makanan ibu yang terganggu akan mempengaruhi

penyimpanan dan kebutuhan energi bagi ibu dan janin yang

sedang dalam pertumbuhan. Selain peningkatan deposit,

penambahan berat badan ibu selama kehamilan juga disebabkan

oleh pertumbuhan uterus dan isinya (Mochtar, 2010).

3. Ukuran lingkar lengan atas pada ibu (LILA)

a) Pengertian lingkar lengan atas pada ibu (LILA)

Lingkar lengan atas adalah salah satu ukuran yang digunakan

sebagai indikator untuk menilai status gizi ibu hamil. Pengukuran

Lingkar lengan atas adalah salah satu cara deteksi dini untuk
mengetahui risiko kekurangan energi kronis. Pengukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) adalah suatu cara untuk mengetahui risiko

kekurangan energy protein (KEP) wanita usia subur (WUS).

Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau perobahan

status gizi dalam jangka pendek. Pengukuran LILA digunakan karena

pengukurannya sangat mudah dan dapat dilakukan oleh siapa saja

(Supariasa, 2001).Standar LILA yang dipakai di Indonesia seperti

yang tertera padapita LILA yaitu bila LILA < 23,5 cm berarti ibu

dengan status gizi buruk, sedangkan LILA >23,5 cm adalah ibu yang

memiliki status gizi baik dan buruk karena obesitas (Rike, 2013).

Pengukuran LILA biasanya dilakukan terutama kepada wanita usia

subur (WUS 15-45 tahun) yaitu kepada remaja, ibu hamil, ibu

menyusui, dan pasangan usia subur.

b) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalan pengukuran LILA

1) Pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku

lengan kiri.

2) Lengan harus dalam posisi bebas.

3) Lengan baju dan otot lengan dalam keadaan tidak tegang atau

kencang.

4) Alat pengukur dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut atau

sudah dilipat-lipat sehingga permukaannya tidak rata (Arisman,

2007).
c) Cara Mengukur LILA

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakkan pita antara bahu dan siku.

3) Tentukan titik tengah lengan.

4) Lingkaran pita LILA pada tengah lengan.

5) Pita jangan telalu ketat.

6) Pita jangan terlalu longgar.

7) Cara pembacaan skala yang benar. (Arisman, 2007)

B. Kerangka Teori

Faktor penyebab BBLR


Faktor internal Faktor internal

1. Keadaan social (Golongan


1. Umur ekonomi rendah, Aktivitas
2. Jarak kelahiran fisik berlebihan,
3. paritas
Perkawinan yang tidak sah)
2. Tingkat pendidikan
Masalah pada BBLR 3. Indicator kenaikan BB ibu
1. Hipoglikemi
2. Ketidakstabilan suhu tubuh a. Pengukuran
3. Gangguan pernafasan 1) Tingi badan
4. Imaturitas imunologi
2) Lingkar lengan atas
(LILA)
3)
Mengakibatkan Menu jukan kondisi
BBLR Kenaikan berat badan ibu
selama hamil

: Variabel yang tidak diteliti 3) Pemeriksaan HB

: Variabel yang diteliti

Gambar 2.1 kerangka teori


Sumber : Allert (2019)

C. Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini dapat digambarkan

sebagai berikut ini.


variabel independen

lingkar lengan atas


(LILA)
variabel dependen
Kejadian kelahiran berat
variabel independen
bayi lahir rendah
Kenaikan berat badan ibu (BBLR)
selama hamil

Gambar 2,2 Kerangka konsep

D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka kopsep di atas, maka hipotesis penelitian dapat

dibuat sebagai berikut ini.

1. Ho = lingkar lengan atas (LILA) tidak berhubungan dengan kejadian

kelahiran BBLR

2. Ha = lingkar lengan atas (LILA) berhubungan dengan kejadian

kelahiran BBLR

3. Ho = Kenaikan berat badan ibu selama hamil tidak berhubungan dengan

kejadihan kelahiran BBLR

4. Ha = Kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan dengan

kejadihan kelahiran BBLR.

Anda mungkin juga menyukai