2017
Simarmata, Juni
Universitas Sumatera Utara
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/5622
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISA KUALITAS MINYAK SEREH (Cymbopogon nardus
Rendle) SECARA ORGANOLEPTIK DAN FISIKO-KIMIA
BERDASARKAN SPESIFIKASI PERSYARATAN
MUTU SNI 06-3953-1995 DI PSMB MEDAN
TUGAS AKHIR
JUNI SIMARMATA
142401205
TUGAS AKHIR
Madya
JUNI SIMARMATA
142401205
Disetujui di
Medan,Agustus2017
DisetujiOleh:
Ketua Departemen Kimia FMIPA USU
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil karya sendiri. Kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
JUNI SIMARMATA
142401205
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, dimana atas berkat
dan karunianya, penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini dengan lancar.
Dalam menyelesaikan karya ilmiah ini penulis mendapat bantuan dari
berbagai pihak, baik moral maupun materil, sehingga pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati yang tulus penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Kerista Sebayang, M.S. selaku Ketua Dekan Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Dr. Nursahara Pasaribu, M.Sc selaku wakil Dekan I Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Dr. Cut Fatimah Zuhra, M.Si selaku Ketua Departemen KimiaFakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
4. Bapak Dr. Minto Supeno, MS selaku Ketua program Studi D-III Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara.
5. Ibu Dra. Nurhaida Pasaribu, MS selaku dosen pembimbing saya, yang
telah membimbing saya hingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah
ini.
6. Ibu Ir. Novira Dwi S.A, Bapak Indra Rizka Lubis, selaku Kepala UPT.
Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (PSMB) Medan, yang telah
memberikan fasilitas kepada penulis untuk melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan.
7. Ibu Ir. Nazweli Hirawati selaku Manajer Teknis dan seluruh pegawai UPT.
Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (PSMB) Medan yang telah
memberikan fasilitas dan yang telah membantu serta membimbing penulis
dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan.
8. Teristimewa untuk Ayahhanda L. Simarmata, Ibunda L. Naibaho, Kakak
Elma Wati Regina Simarmata, Abang Alfencius Andreanus Simarmata
dan Adik Yunita Simarmata penulis yang tercinta yang telah memberikan
sumbangan doa, moral dan materil yang tak ternilai segingga penulis dapat
menyelesaikan karya ilmiah ini
9. Untuk Eka Ria Fransiska, Muchsinul Aulia, Robbi Muanjani, Alvian
Ambarita yang telah bekerja sama selama melaksanakan Praktik Kerja
Lapangan
10. Untuk sahabat penulis Yessi, Desi, Rossa, Riza, Zarena, Susidan seluruh
teman D-III Kelas E yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan motivasi bagi penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah ini
serta mahasiswa D-III Kimia stambuk 2014.
11. Untuk sahabat saya Agus Rizky Fransena Silaen, Benhat Eljon, Ruth Novi
Aryanti, Juniarti Sinaga, Magdalena Simbolon, Aprita Kasandra Bangun,
Roulina Sianturi, Laurensius Wahyu Setiadi yang telah memberi semangat
dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis
ABSTRAK
ABSTRACK
Citronella oil (Cymbnopogon nardus Rendle) has been analysis of colour, weight,
density, total geraniol, citronella, and solubility in ethanol 80% on PSMB Medan.
This research directly done in Laboratory of Essential Oils by testing the quality
of citronella oil (Cymbopogon nardus Rendle). With several quality parameters as
the object to test organoleptically: colour, test physico-chemical: weight, density,
total geraniol, citronella, and solubility in ethanol 80%. Test result that
organoleptically of citronella oil (Cymbopogon nardus Rendle) is pale yellow.
Test result that physico-chemical of weight is 0,9035, density is 1,467, total
geraniol is 36,0865, citronella is 17,8992, and solubility in ethanol 80% is 1 : 2.
The test data proved that citronella oil (Cymbopogon nardus Rendle) was tested
on colour, weight, density, solubility in ethanol 80% is fulfill the Spesification of
Quality Requirement SNI 06-3953-1995 and the test of total geraniol and
citronella not yet fulfill the Spesification of Quality Requirement SNI 06-3953-
1995.
Keywords: Citronella Oil (Cymbopogon nardus Rendle), Organoleptically
test, Physico-chemical test, SNI 06-3953-1995
Halaman
PERSETUJUAN i
PERNYATAAN ii
PENGHARGAAN iii
ABSTRAK v
ABSTRACK vi
DAFTAR TABEL x
DAFTAR LAMPIRAN xi
BAB 1. PENDAHULUAN
4.1 Hasil 28
4.1.1 Pengujian Kualitas Secara Organoleptik 28
Pada Minyak Sereh (Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2 Pengujian Kualitas Secara Fisiko-Kimia 28
Pada Minyak Sereh (Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2.1 Pengujian Bobot Jenis 29
Pada Minyak Sereh
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2.2 Pengujian Indeks Bias 29
Pada Minyak Sereh
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2.3 Pengujian Total Geraniol 29
Pada Minyak Sereh
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2.4 Pengujian Sitronelal Pada Minyak Sereh 30
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.1.2.5 Pengujian Kelarutan Dalam Etanol 80% 30
Pada Minyak Sereh
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.2 Perhitungan 30
4.2.1 Perhitungan Bobot Jenis Pada Minyak Sereh 31
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.2.2 Perhitungan Total Geraniol Pada Minyak Sereh 31
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.2.3 Perhitungan Sitronelal Pada Minyak Sereh 34
4.3 Pembahasan 35
4.3.1 Pengujian Warna Pada Minyak Sereh 35
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.3.2 Pengujian Bobot Jenis Pada Minyak Sereh 35
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.3.3 Pengujian Indeks Bias Pada Minyak Sereh 35
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.3.4 Pengujian Total Geraniol Pada Minyak sereh 36
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.3.5 Pengujian Sitronelal Pada Minyak Sereh 36
(Cymbopogon nardus Rendle)
4.3.6 Pengujian Kelarutan Dalam Etanol 80% 36
Pada Minyak Sereh (Cymbopogon nardus Rendle)
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
DAFTAR PUSTAKA 39
Lampiran
1 Sampel Minyak Sereh (Cymbopogon nardus
Rendle) 40
2 Penangas Air 40
3 Refraktometer 40
4 Piknometer 41
5 Neraca Analitik 41
6 Termometer 41
(SNI 06-3953-1995)
PENDAHULUAN
Minyak atsiri adalah zat berbau yang terkandung dalam tanaman. Minyak ini
disebut juga minyak menguap, minyak eteris, atau minyak esensial karena pada
suhu biasa (suhu kamar) mudah menguap diudara terbuka. Istilah esensial dipakai
karena minyak atsiri mewakili bau dari tanaman asalnya. Dalam keadaan segar
dan murni tanpa pencemar, minyak atsiri umumnya tidak berwarna. Namun, pada
penyimpanan lama minyak atsiri dapat teroksidasi dan membentuk resin serta
warnayanya berubah menjadi lebih tua (gelap). Untuk mencegah supaya tidak
disimpan dalam bejana gelas yang berwarna gelap. Bejana tersebut juga diisi
oksigen udara, ditutup rapat, serta disimpan ditempat yang kering dan sejuk
Banyak istilah yang digunakan untuk menyebut minyak atsiri. Misalnya dalam
bahasa Inggris disebut essential oils, etherial oils dan volatile oils. Dalam Bahasa
Indonesia ada yang menyebutnya minyak terbang, bahkan ada pula yang
terbang atau minyak kabur? Tiada lain karena minyak atsiri mudah menguap
disebabkan adanya beberapa faktor yang menjadi masalah yang sangat erat
bersaing dengan Negara produsen lain yang dapat memberi jaminan terhadap
Mutu minyak atsiri antara lain terletak pada kemurniannya (tidak ditambah
atau dicampur dengan benda atau cairan lain). Penilaian kemurnian minyak atsiri
penampilan, warna, bau, berat jenis, putaran optik, indeks bias, titik beku,
bilangan ester, bilangan asam, dan tingkat kelarutannya dalam etanol. Kini
pemalsuan minyak atsiri mudah diketahui karena pihak konsumen atau impotir
telah memiliki peralatan untuk mengukur tingkat kemurnian. Selain itu, telah ada
pula standar mutu baku skala internasional. Adanya penyimpangan sedikit saja
dari ketentuan yang telah ditetapkan, minyak atsiri itu dianggap telah dipalsukan
Pada tahun 1951 juga akhir tahun 1970, kualitas minyak serehturun. Hal ini
disebabkan kebutuhan minyak sereh pada saat tersebut naik, hingga untuk
sebelum waktunya dan sebagai akibat, kandungan sitronelal dan total alkohol
tugas akhir ini adalah untuk menganalisa kualitas minyak sereh secara
Manfaat dari percobaan ini dilakukan, yaitu sebagai informasi tentang kualitas
minyak sereh yang yang diuji berdasarkan spesifikasi persyaratan mutu SNI 06-
3953-1995
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
SubDivision : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Poales
Family : Poaceae
Genus : cymbopogon
Tunas mudah yang tumbuh dari pangkal daun induk tumbuh menjadi rumpun dan
berdaun sampai lebih dari 125cm sehingga akhirnya ujung daun dapat menyentuh
tanah. Tanaman sereh (Cymbopogon nardus Rendle) dapat bertahan hidup sampai
umur beberapa (enam) tahun, tetapi produktivitas pada usia tersebut mulai
5. Kunci penutup agar tidak ada uap yang mengalir keluar melalui penutup
ketel
Minyak atsiri yang disuling oleh parah penyuling skala kecil terkadang kurang
menggunakan ketel yang terbuat dari drum bekas. Untuk mempertahankan agar
kualitasnya tetap terjaga, perlu dilakukan pemurnian (Yuliani dan Satuhu, 2012)
nilai jauh lebih tinggi. Metode pemurnian untuk minyak atsiri dapat dilakukan
1. Metode Kimia
dapat menyerap logam-logam pengotor seperti Pb, Zn, dan Fe. Ketika logam
ini bisa ikut tercampur pada proses penyulingan. Proses penyulingan yang
berwarna kecoklatan akibat adanya zat besi yang berasal dari drumnya.
bahan kimia. Berdasarkan cara kerjanya, bahan kimia dapat bersifat sebagai
terpen.
2. Metode Fisika
ulang (redestiation) minyak atsiri atau destilasi terfraksi. Minyak atsiri yang
diperoleh melalui metode ini warnanya lebih jernih dan komponen utamanya
2012)
1. Tanah
Rendle) yang paling tinggi diperoleh dari tanaman yang ditanam pada tanah
geluh pasiran dengan pH 6,00 hingga 6,50. Sedangkan tanah dengan pH lebih
rendah tidak cocok untuk tanaman sereh (Cymbopogon nardus Rendle) (Singh
2. Iklim
Daerah yang beriklim panas dengan cukup sinar matahari dan curah hujan
setiap tahun berkisar 200 hingga 250 cm nerupakan syarat utama untuk
baik. Kekeringan yang berkepanjangan atau curah hujan yang berlebihan akan
3. Ketinggian
nardus Rendle) yang paling sehat dibagi menjadi beberapa bagaian. Dua
batang tanaman yang mengandung dua akar yang sehat ditanam dalam setiap
lubang dengan kedalaman 15 cm. Pada tanah yang subur jarak tanaman
berukuran 90X90 cm (Virmani dan Datta, 1971) atau ukuran 75X75 cm.
Sedangkan jarak tanaman lebih dekat daripada 75X75 akan menurunkan hasil
5. Pemupukan
6. Panen
pagi hari dan tidak pada saat hujan. Pemotongan terlalu pendek akan
7. Destilasi
berikut.
dan 30 gram sambiloto. Tambahkan 2 gelas air ke dalam bahan, lalu rebus
hingga airnya tersisa 1 gelas. Saring, lalu minum airnya selagi hangat bersama
2. Batuk
15 gram kulit jeruk mandarin (Citrus nobili Lour), dan 10 gram jahe. Rebus
bahan dalam 500cc air hingga airnya tersisa 20 cc. Minum ramuan seperti
minum teh.
4. Pegal
termasuk akarnya. Rebus bahan dalam 3 liter air hingga mendidih. Tambahkan
air secukupnya hingga air ramuan yang panas menjadi hangat. Gunakan air
(Lour) Merr.), 10 gram kencur (Kaempferia galanga L.), 15 gram temu hitam
2011)
Rendle)
berikut sebag
Tabel 2.1 persyaratan mutu minyak sereh (Cymbopogon nardus Rendle) SNI
06-3953-1995
dalam rongga-rongga skizogen dan lisigen (pada famili Pinaceae dan Rutaceae),
terkandung di dalam semua jaringan (pada famili Coniferae). Pada bunga mawar,
kandungan minyak atsiri terbanyak terpusat pada mahkota bunga, pada kayu
Umbelliferae banyak terdapat dalam perikarp buah, pada Menthae sp. terdapat
dalam rambut kelenjar batang dan daun, serta pada jeruk terdapat dalam kulit buah
2. Memiliki bau khas. Umumnya bau ini mewakili bau tanaman asalnya. Bau
minyak atsiri satu dengan yang lain berbeda-beda, sangat tergantung dari
rasa kesan hangat sampai panas, atau justru dingin ketika terasa di kulit,
menguap pada suhu kamar sehingga bila diteteskan pada selembar kertas
menjadi tengik (rancid). Ini berbeda dengan minyak lemak yang tersusun
udara, sinar matahari (terutama gelombang ultra violet), dan panas karena
8. Pada umumnya bersifat optis aktif dan memutar bidang polarisasi dengan
atom C asimetrik
9. Pada umumnya tidak dapat bercampur dengan air, tetapi cukup dapat larut
sangat kecil
10. Sangat mudah larut dalam pelarut organik (Gunawan dan Mulyani, 2004)
Minyak atsiri umumnya diisolasi dengan empat metode yang lazim digunakan
sebagai berikut:
Metode ini paling sesuai untuk bahan tanaman yang kering dan untuk
2. Destilasi air, meliputi destilasi air dan uap air dan destilasi uap air
langsung. Metode ini dapat digunakan untuk bahan kering maupun bahan
(Gunawan, 2010).
yaitu:
Pada metode ini, bahan tanaman yang akan disuling mengalami kontak
langsung dengan air mendidih. Bahan dapat mengapung diatas air atau
disuling. Ciri khas model ini yaitu adanya kontak langsung antara bahan dan
air mendidih. Oleh karena itu, sering disebut penyulingan langsung. Minyak
atsiri dari beberapa jenis bahan seperti bubuk buah badam dan bunga mawar
cocok diproduksi dengan cara ini sebab seluruh bagian bahan harus tercelup
dan dapat bergerak bebas dalam air mendidih. Jika disuling dengan cara lain,
pengerjaan sangat mudah, tetapi penyulingan dengan cara langsung ini dapat
persenyawaan zat ester yang dikandung dengan air dan timbulnya berbagai
Model ini disebut juga penyulingan uap atau penyulingan tak langsung.
Pada prinsipnya, model ini sama dengan penyulingan langsung. Hanya saja,
yang digunakan berupa uap jenuh atau uap yang kelewat panas dengan
tekanan lebih dari 1 atmosfer. Didalam proses penyulingan dengan uap ini,
uap dialirkan melalui pipa. Uap berlingkar yang berpori dan berada dibawah
kebagian atas melalui bahan yang disimpan diatas saringan (Lutony, 2000).
Kelebihan dan kekurangan metode ini yaitu sebuah ketel uap dapat
melayani beberapa buah ketel penyulingan yang dipasang seri sehingga proses
penyulingan dengan model ini memerlukan konstruksi ketel yang lebih kuat,
alat-alat pengaman yang lebih baik dan sempurna, biaya yang diperlukan pun
penyulingan diisi dengan air sampai permukaannya tidak jauh dari bagian
bawah saringan. Ciri khas model ini yaitu uap selalu dalam keadaan basah,
jenuh, dan tidak terlalu panas. Bahan tanaman yang akan disuling hanya
berhubungan dengan uap dan tidak dengan air panas (Lutony, 2000).
penyulingan dengan air dan uap memang cukup ekonomis sehingga model
mutunya pun dapat diterima dengan baik oleh konsumen (Lutony, 2000).
Pada dasarnya tidak ada perbedaan yang menyolok pada ketiga metode
1. Difusi atau perembesan minyak atsiri oleh air panas melalui selaput
(expression) tidak banyak dilakukan oleh para perajin minyak atsiri diindonesi
(Lutony, 2000).
stabil dan tidak tahan pemanasan seperti minyak jeruk (citrus). Juga terhadap
minyak-minyak atsiri yang bau dan warnanya berubah akibat pengaruh pelarut
penyari. Metode ini juga cocok untuk minyak atsiri yang rendemennya relatif
penyulingan. Metode ini juga sangat cocok untuk mengambil minyak atsiri yang
kurang stabil dan dapat rusak oleh panas uap air. Untuk skala besar dan
komersial, metode ini juga tepat diterapkan dan bahan pelarutnya tidak terbuang
percuma karena dapat digunakan berulang kali. Jenis bahan pelarut yang banyak
dipakai antara lain petroleum eter, eter, aseton, benzen, butan, dan alkohol
(Lutony, 2000).
Komponen minyak atsiri adalah senyawa yang bertanggung jawab atas bau
dan aroma yang karakteristik serta sifat kimia dan fisika minyak. Demikian pula
peranannya sangat besar dalam menentukan khasiat suatu minyak atsiri sebagai
obat. Atas dasar perbedaan komponen penyusun tersebut maka minyak atsiri
1. Minyak terpentin
(famili Pinaceae) yang terbagi dalam 80-90 jenis (spesies). Diantara jenis-
jenis pinus tersebut yang terpenting dalam perdagangan antara lain Pinus
2. Oleum cubebae
disimpan dalam botol gelap tertutup rapat, di tempat sejuk, dan terlindung
dari cahaya.
jenis, yaitu alkohol asiklis, alkohol monosiklis, dan alkohol disiklis. Contoh
minyak atsiri alkohol ini adalah minyak pipermen yang merupakan minyak
atsiri alkohol yang terpenting. Minyak ini dihasilkan oleh daun tanaman
Mentha piperita Linn (nama daereh: poko, famili: Labiate). Tanaman ini
Minyak cengkeh merupakan minyak atsiri fenol. Minyak ini diperoleh dari
seperti anetol, sineol, pinena, dan felandrena. Contoh dari minyak ini adalah
minyak adas yang berasal dari penyulingan buah Pimpinella anisum atau dari
Minyak kayu putih merupakan minyak atsiri oksida. Diperoleh dari isolasi
Minyak gondopuro merupakan atsiri ester. Minyak atsiri ini diperoleh dari
1. Bobot jenis
Bobot jenis adalah perbandingan berat dari suatu volume contoh pada suhu
250C dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Cara ini dapat
digunakan untuk semua minyak dan lemak yang dicairkan. Alat yang
2. Indeks bias
Indeks bias dari suatu zat ialah perbandingan dari sinus sudut sinar jatuh
dan sinus sudut sinar pantul dari cahaya yang melalui suatu zat. Refraksi atau
pembiasan ini disebabkan adanya interaksi antara gaya elektrostatik dan gaya
3. Total geraniol
Geraniol dapat dioksidasi menjadi sitral dan senyawa ini digunakan pada
karena baunya yang mirip dengan bunga violet. Beta-ionon yang memiliki bau
yang mirip α- dan β-ionon. Geraniol ini lebih lanjut digunakan dalam
rumput, terutama pada daun sereh. Berfungsi untuk mengusir minyak (Besari,
1982)
Kelarutan minyak dalam suatu pelarut ditentukan oleh sifat polaritas asam
lemaknya. Asam lemak yang bersifat polar cenderung larut dalam pelarut
polar, sedangkan asam lemak nonpolar larut dalam pelarut nonpolar (Ketaren,
1985)
METODE PENGUJIAN
3.1.1 Alat
2. Penangas air
3. Piknometer 25 ml dan 10 ml
4. Termometer Fischer
5. Refraktometer
3.1.2. Bahan
1. Minyak sereh
2. Aquadest
3. C2H6O
4. CH3COOH
5. CH3COONa anhidrat
6. NaCl
7. Na2CO3
8. MgSO4 anhidrat
9. Fenolftalein
Sampel diambil dari setiap drum dengan suatu alat pipa logam panjang
± 125 cm, diameter ± 2 cm. Ujung pipa dapat ditutup atau dibuka dengan
kedalam drum. Minyak harus terambil masuk ke dalam alat itu dari bagian
lapisan atas sampai dengan bawah. Contoh diambil empat kali pada empat
menjadi satu dan dikocok. Kemudian dari campuran itu diambil 100 ml
untuk dianalisa dan 100 ml lagi sebagai arsip contoh. Contoh untuk
gelembung udara
keringkan piknometernya
piknometer tersebut
1. Dialirkan air melalui refraktometer agar alat ini berada pada suhu
2. Diatur suhu agar tidak lebih dari ± 20Cdari suhu refrensi dan harus
air suling
sulfat berikutnya sampai minyak yang terasetilasi ini bebas dari air
penyabunan
0,5 N
refluks dipisahkan
semula
asam klorida ke dalam larutan yang ada di dalam salah satu dari
kedua
suhu 200C
lebih lanjut
4.1 Hasil
06-3953-1995
Indonesia 06-3953-1995
Rendle)
Tabel 4.3 Hasil Penentuan Bobot Jenis Pada Minyak Sereh (Cymbopogon
nardus Rendle)
Percobaan M m1 m2
I 31,2434 55,8349 53,5725
II 29,4058 38,7647 37,8269
Rendle)
Rendle)
Tabel 4.4 Hasil Penentuan Total Geraniol Pada Minyak Sereh (Cymbopogon
nardus Rendle)
Rendle)
4.2 Perhitungan
Rendle)
20 𝑚𝑚2−𝑚𝑚
Rumus : Bobot jenis 𝑑𝑑20 =
𝑚𝑚1−𝑚𝑚
Perhitungan :
53,5725 −31,2434
Hasil bobot jenis I =
55,8349−31,2434
22,3291
=
24,5915
= 0,908
37,8269−29,4058
Hasil bobot jenis II =
38,7647 −29,4058
8,4211
=
9,3589
= 0,899
0,908+0,899
Hasil rata-rata bobot jenis =
2
= 0,9035
Rendle)
28,08 (𝑉𝑉𝑉𝑉−𝑉𝑉1)
Rumus : Bilangan ester E =
𝑚𝑚
Perhitungan :
28,08 (21,8−16,4)
Bilangan ester sebelum asetilasi (B) =
4,0151
151,632
=
4,0151
= 37,7654
28,05 (𝑣𝑣1−𝑣𝑣)
Rumus : Bilangan ester setelah asetilasi A =
𝑊𝑊
Keterangan :
Perhitungan :
28,05 (21,8−10,5)
Bilangan ester setelah asetilasi (A) =
2,0596
= 153,8963
𝑀𝑀 (𝐴𝐴−𝐸𝐸)
Rumus : Alkohol bebas (dihitung sebagai alkohol X) =
56,1−0,42 𝐴𝐴
Keterangan :
Perhitungan :
154,24 (153,8963−37,7654 )
Alkohol bebas (dihitung sebagai alkohol X) =
561−0,42 (153,8963)
17912 ,03
=
496,3636
= 36,0865
Rendle)
𝑀𝑀 (𝑉𝑉0−𝑉𝑉1)
Rumus =
20 𝑚𝑚
Keterangan :
Perhitungan :
154,24 (7,4−5,8)
Hasil sampel I =
20 𝑋𝑋 0,7004
246,784
=
14,008
= 17,6173
154,24 (7,4−5,9)
Hasil sampel II =
20 𝑋𝑋 0,7001
231,36
=
14,002
= 16,5233
154,24 (7,4−5,6)
Hasil sampel III =
20 𝑋𝑋 0,7098
277,632
=
14,196
= 17,8992
4.3 Pembahasan
yang diuji adalahkuning pucat. Ini menunjukkan kualitas warna pada minyak
sereh (Cymbopogon nardus Rendle) yang diuji adalah baik karena memenuhi nilai
Rendle)
Rendle) yang diuji adalah 0,9035. Ini menunjukkan minyak sereh (Cymbopogon
nardus Rendle) yang diuji memiliki kualitas yang baik karena memenuhi Standart
Nasional Indonesia 06-3959-1995 yaitu dengan nilai bobot jenis berada pada
Rendle)
Rendle) yang diuji adalah 1,467. Ini menunjukkan minyak sereh (Cymbopogon
nardus Rendle) yang diuji memiliki kualitas yang baik karena memenuhi nilai
pada rentang 1,466 – 1,475 (dapat dilihat pada tabel 4.2 di atas)
Rendle)
(Cymbopogon nardus Rendle) yang diuji memiliki kualitas kurang baik karena
nilai total geraniol minimal 85% (dapat dilihat tabel 4.2 di atas)
(Cymbopogon nardus Rendle) yang memiliki kualitas kurang baik karena belum
nardus Rendle) yang diuji memeliki kualitas yang baik karena memenuhi nilai
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
1. Diharapkan pada saat melakukan pengujian bobot jenis pada minyak atsiri
agar pada saat dilakukan penimbangan di dalam neraca analitik berat yang
2. Diharapkan pada saat melakukan pengujian indeks bias pada minyak atsiri
3. Diharapkanpadasaatmelihatperubahanwarnapadaakhirtitrasisupayalebihtelit
Lampiran 3. Refraktometer
Lampiran 6. Termometer
kecoklat-coklatan
opalesensi