1. Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang diperoleh pada setiap akhir jangka waktu tertentu yang tidak
mempengaruhi besarnya modal yang dipinjam. Perhitungan bunga setiap periode selalu dihitung
berdasarkan besarnya modal yang tetap, yaitu:
2. Bunga Majemuk
Apabila bunga yang dibebankan untuk setiap periode (satu tahun, misalnya) didasarkan pada sisa
pinjaman pokok ditambah setiap beban bunga yang terakumulasi sampai dengan awal periode,
maka bunga itu disebut bunga majemuk atau bunga berbunga (compound interest)
Secara sederhana rumus bunga majemuk dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabungan Novia Irianti di bank sebesar Rp1.000.000.00 dan bank memberikan bunga 10%/tahun.
Jika bunga tidak pernah diambil dan dianggap tidak ada biaya administrasi bank. Tentukan jumlah
bunga yang diperoleh X setelah modal mengendap selama 3 tahun.
Jawab:
Akhir tahun pertama, bunga yang diperoleh: B = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.000.000.00
= Rp100.000,00
Awal tahun ke dua, modal menjadi:
M2= M + B= Rp1.000.000,00 + Rp100.000,00= Rp1.100.000,00
Akhir tahun ke dua, bunga yang diperoleh : B2 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.100.000,00
= Rp 110.000,00
Awal tahun ke tiga modal menjadi:
M3=M2+B= Rp 1.100.000,00 + Rp 110.000,00 = Rp 1.210.000,00
Akhir tahun ke tiga, bunga yang diperoleh : B3 = suku bunga x modal
= 10% x Rp1.210.000,00
= Rp 121.000,00
Jadi jumlah bunga yang diperoleh setelah mengendap tiga tahun:= Rp100.000,00 + Rp110.000,00 +
Rp121.000,00 = Rp331.000,00.
Berdasarkan contoh sederhana diatas dapat dijabarkan rumus sebagai berikut:
Jadi dapat disimpulkan jika suatu modal M dibungakan dengan bunga majemuk i% periode selama n
periode maka modal akhir:
Mn = M ( 1 + i )n
1. Pak Tri memiliki modal di Bank Rp1.000.000,00 dibungakan dengan bunga tunggal selama 3 tahun
dengan suku bunga 18%/tahun. Tentukan bunga yang diperoleh dan modal setelah dibungakan!
Diketahui : M = Rp1.000.000,00
i = 18%/tahun
t = 3 tahun
Ditanya : B = ?
Ma=?
Jawab : B = M x i x t
100
= Rp1.000.000,00 X 18 X 3
100
= Rp540.000,00
Ma = M + B
= Rp1.000.000,00 + Rp540.000,00
= Rp 1.540.000,00
Jadi modal akhir yang diterima yaitu Rp 1.540.000,00
2. Handi Satrio menanam modal sebesar Rp.200.000,00 dengan bunga majemuk 5%. Berapakah
besar modal setelah 2 tahun?
Penyelesaian:
Diketahui : M = Rp.200.000,00
i=5%
t = 2 tahun
Ditanya : M2=?
Jawab : Mn = M ( 1 + i )n
= Rp.200.000,00 (1 + 5%)2
= Rp 220.500,00
Jadi modal yang diperoleh setelah 2 tahun sebesar Rp 220.500,00
Sumber: http://novihandayani05.blogspot.co.id/2013/03/definisi-bunga-tunggal-dan-
bunga-majemuk.html
Novi Handayani
Mn = M0 (1 + nr)
Keterangan:
Contoh:
Modal sebesar 1.000.000 di investasikan dengan system bunga tunggal 12% per tahun.
Tentukan modal pada bulan ke -5 !
Mn = M0 (1 + nr)
M0 = 1.000.000
n = 5 bulan
r = 12% / tahun 12% / 12 (per bulan) = 1% per tahun
M5 = 1.000.000 (1 + 5 x 1 %)
1.000.000 x (1,5)
1.050.000
Mt= M0 (1 + i)t
Contoh soal :
Sebuah bank memberi pinjaman kepada nasabahnya atas dasar bunga majemuk 3% / tahun.
Jika seorang nasabah meminjam modal sebesar Rp5.000.000 dan bank membungakan
majemuk per bulan, berapakah modal yang harus dikembalikan setelah 1 tahun?
M0 = 5.000.000
i= 3% = 0,03
t= 12 bulan
Mt = M0 (1 + i)t
M12 = Rp. 5.000.000 (1 + 0,03)12
= Rp. 7.128.800