Book Review - Syauqie Fuady - 19780002
Book Review - Syauqie Fuady - 19780002
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Umi Sumbulah, M. Ag.
Oleh
Syauqie Fuady
NIM. 1978002
Syauqie Fuady
NIM. 19780002
A. Biografi Penulis
Prof. Dr. H.Muh. Zuhri, M.A. terlahir pada tanggal 26 Maret 1953 di
mendapatkan gelar master pada jurusan Studi Islam pada tahun 1989. Tahun
dalam bidang Tafsir Hadits Ahkam. Beliau juga Mantan Ketua STAIN
di tahun 1998 dan Hukum Islam Keluargaadi UMY pada tahun 2000. Diantara
karya buku beliau adalah: Metode, Sejarah dan Hadis Nabi ditahun 2006, juga
1
http://iainsalatiga.ac.id/web/about/staff/guru-besar/ Diakses pada 23 November 2019.
1
2
B. Kegelisahan Akademik
matan yang tertulis dalam kitab-kitab Hadis, dengan asumsi, Hadis yang
tertulis itu otentik sepenuhnya dari Rasulullah Saw. Bukan hanya itu,
mengamalkan agama pun tidak boleh terlalu jauh dari teks Hadis. Di samping
itu, pelajaran Musthalah Hadis atau Ulumul Hadis juga disampaikan. Tetapi
kelihatannya ilmu ini tidak praktis karena asumsi otentisitas Hadis tersebut.
Setelah orang semakin kritis, kajian terhadap Hadis tidak sebatas itu. Para
Hadis seperti yang pernah dilakukan para ulama terdahulu. Bukankah Imam al-
Bukhari itu mempunyai hafalan ratusan ribu Hadis, tetapi yang ditulis kurang
yang merupakan bagian dari sejarah Islam, tidak luput dari sasaran lslamolog.
Jangankan Hadis, Alquran pun menjadi sasaran kritik mereka. Karena argumen
rasionalitas, maka analisis mereka dirasa perlu ditanggapi secara rasional pula.
Islam. Karena itu terjadi pro kontra terhadap Hadis. Ada yang membela Hadis
secara habis-habisan, ada juga menerima Hadis dengan seleksi ketat, ada pula
menerima Hadis seleksi agak longgar, ada pula yang dikesankan menolak
semua Hadis. Pembelaan Hadis secara total tidak perlu Ilmu Hadis secara
mendalam, begitu juga penolakannya yang total. Karena sikap apriori semacam
3
itu memang tidak memerlukannya. Ilmu ini diperlukan bagi sikap kritis dan
selektif, apakah ketat ataukah longgar. Kritik terhadap Hadis sudah sangat
Hadis. Bagi umat Islam, Hadis tidak akan bertentangan dengan ajaran Islam
kandungan Hadis tersebut. Arti penolakan di sini, tidak yakin kalau Hadis yang
sedang dicermati itu berasal dari Rasulullah karena menyimpang dari ajaran
Islam. 2
perkembangan Hadis dalam kurun ilmu fiqh dan ilmu kalam. Bab II, Duduk
persoalan Hadis dan Sunnah yang sub babnya adalah: Pertautan antara Hadis
Rasulullah proposional, penilaian baik dan buruk dan sunnah dan Fazlur
Rahman, sanad Hadis. Bab III, Berisi Kritik dan pemahaman terhadap suatu
2
Muh. Zuhri, TelaahhMatan Hadis: SebuahhTawaran Metodologis. (Yogyakarta: Lesfi, 2003), x-
ix.
4
hadis: yang memuat langkah dan pendekatan yang sub babnya antara lain:
wacana pendekatan, skema keringkasan pemahaman dan kritik hadis. Bab IV,
Kritik sanad & matan hadits-hadits futuristik, yang sub babnya terdiri dari:
Kritik sanad Hadis tema futuristik dan matan Hadis-Hadis tema futuristik. Bab
V, Penutup.
metodologis telaah matan hadis yang didalam dalam buku ini memuat gagasan
penulis dari berbagai buku-buku ‘ulumul hadis dan literatur-literatur yang lain.
riwayat dalam kitab hadis dengan tema futuristik yang memiliki kandungan
Alquran dan juga perkembangan Hadis dalam kurun ilmu fiqh dan ilmu kalam.
Alquran. Ketka kita hendak mencari dalil ayat Alquran kita membuka kitab
hadis. Tetapi, kitab hadis yang mana yang harus dibuka, itu persoalan. 3
3
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 2-3.
5
kedudukannya satu tingkat lebih rendah dari pada Alquran. Dari segi kekuatan
ada hadis sampai pada martabat mutawatir namun hanya sedikit jumlahnya.4
berasal dari Allah Swt.), dimana seluruh ayatnya terjamin berasal dari Allah
Swt.. Sedangkan hadits nabi ada yang dipastikan bersumber dari Nabi, ada juga
yang diragukan, bahkan ada juga yang tidak bersumber dari beliau. Untuk
mendeteksi perihal yang terkait dengan hadits nabi tersebut, para muhadditsin
telah menyusun ilmu yang dikenal dengan ‘ulumul hadis atau disebut juga ilmu
Pada Bab II, Duduk persoalan hadis dan sunnah. Sunnah disandarkan
agama ini direkam oleh shahabat, kemudian diceritakan kepada orang lain, baik
melalui lisan maupun catatan. Sebagai bahan cerita yang berupa redaksi (baik
lisan maupun tulisan) maka ia disebut “cerita”, dalam istilah arab disebut
Hadis.6
yang terhadap Rasulullah Saw., shahabat, tabi’in, baik itu berupa perkataan,
4
Muhammad Ahmad, UlumullHadis (Bandung: CV PustakaaSetia, 2004), 27.
5
Idrii, StudiiHadis (Jakarta:kKencana, 2010), v.
6
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 20-21.
6
periwayatannya.7
Pada Bab III, berisi tentang kritik dan pemahaman terhadap hadis.
Kritik matan hadits dimasa sahabat pernah dilakukan oleh shahabat senior
disaat Nabi Muhammad Sudah tiada. Pada masa pasca shahabat, dilakukan
oleh para ulama terutama saat ada penyebaran Hadits maudu’ (palsu) yang
dilaksanakan dengan berbagai alat uji. 8 Hadits diuji dengan ajaran yang
terdapat dalam Alquran. Uji hadits bukan menguji kebenaran Rasulullah tetapi
sebuah hadis. Padahal sebenarnya, setiap kajian terhadap teks apapun tidak bisa
dilakukan tanpa memerankan fungsi akal. Akan tetapi para muhaddisin klasik,
7
Muhammad ‘Alawi Al-Maliki, Al-Manhalu Al-Lathifu fi Ushulil Haditsi As-Syariifi (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2006), 47.
8
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 43-45.
9
Ibid., 53.
7
dalam mengkaji matan hadis menuhankan terhadap akal semata, akan tetapi
sanad dari matan ini adalah adanya adagium yang menyatakan bahwa
penelitian hadits itu barulah mempunyai arti apabila sanad hadis tersebut sudah
suatu matan, tidak akan pernah dinyatakan sebagai berasal dari Rasulullah
Saw. tanpa adanya sebuah sanad. Bahkan ada yang mengatakannya sebagai
hadits palsu. Dengan alasan demikianlah, maka para ulama hadits lebih
dibolak-balik sehingga makna kesucian agama menjadi hilang. Oleh sebab itu,
kiranya sangat diperlukan postulat atau asumsi dasar keilmuan Islam sebagai
Selain dipahami secara tekstual, Hadits Nabi itu ada pula yang
dimana historis dan latar belakangnya yang berbeda dengan zaman saat ini.
Dari itu ketika hadits Nabi dipahami secara tekstual, terkesan tidak rasional dan
10
LaluuHeri Afrizal, “Selisik atas Metodologi Kritik Matan UlamaaHadis”, Kalimah, Vol. 14, No.
2 (September, 2016), 191.
11
Umi Sumbulah, Kritik Hadis: Pendekatan Historis Metodologis (Malang: UIN Malang Press,
2008), 14.
12
Daniel Djuned, Ilmu Hadis (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010), 31-31.
8
metode hermeneutik dalam memahami sebuah teks hadits, agar dapat menolak
pola pikir tasaahul dalam pendaifan sebuah hadits, pun juga sekaligus
awal perkembangan studi hadits. Akan tetapi, kitab tentang matan telah ada
kontroversi, baik kontroversi versi hadits dengan hadits shahih. Hadits dengan
akal, maupun dengan Alquran.15 Secara umum, kritik matan yang dilakukan
oleh pemikir new modernism sunnah berkisar pada alasan, bahwa matan hadits
kontra dengan logika, atau dengan Alquran, dan dengan hadis lain.16
diperhatikan terhadap teks hadits tersebut. Ada beberapa tawaran oleh ulama
13
Subhan, “HadissKontekstual: StudiiKritik MatannHadis”, Mazahib, Vol. 10, No. 2 (Desember,
2012), 84.
14
Suryadi, “RekonstruksiiKritik SanaddDan Matan Dalam StudiiHadis”, Esensia, Vol. 16, No. 2
(Oktober, 2015).
15
Bustamin & M. Isa H.A. Salam, MetodologiiKritik Hadis (Jakarta: PT RajaGrafindooPersada,
2004), 61.
16
AbdullMajid Khon, Pemikiranndalam Sunah: Pendektan IlmuuHadis (Jakarta: Kencana, 2011),
268.
9
“Terlepas dari bobot informasi Hadis, ada beberapa hal yang kita perlu
rujukan, dimana untuk sampai pada aktualisasi prilaku perlu sebuah proses.
perilaku keagamaan tersebut tidak secara langsung tercipta oleh ayat Alquran
atau Hadis Nabi, akan tetapi oleh penafsiran & persepsi. Kemudian,
sama, maka hasilnya tidak akan selalu sama, sehingga perilaku keagamaan
pun juga sama. Pendapat yang berbeda dari persepsi yang berbeda tidak
terhindari. 17
1. Pendekatan Kebahasaan
17
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 54.
10
oleh riwayah bil ma’na. sehingga menurut mereka, riwayah bil ma’na
dengan tema yang sama. Maka, jika mereka menemukan sebuah hadis
makna.19
18
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 54-55.
19
SalamahhNoorhidayati, KritikkTeks Hadis (Yogyakarta:tTeras, 2009), 46.
11
ِ
صلهى هللاُ معلمْيه مو مسله مم ذم م
ات ِول ه
اَّلل م ُ قم مام فِينما مر ُس:ول
ُ يم ُق،ض بْ من مسا ِريمةم ِ مَِسع...
ت الْع ْرمَب م
ُ ْ
ول
يل مَي مر ُس م ِ ِ وذمرفم، وِجلمت ِمْن ها الْ ُقلُوب،ً فموعظمنما موعِظمةً بلِيغمة،ي وٍم
فمق م،ت مْن مها الْعُيُو ُن
ْ ُ مم مْ م م م ْ م م ْ م
موال هس ْم ِع،ِاَّلل
«علمْي ُك ْم بِتم ْق موى ه فم مق م،اع مه ْد إِلمْي نما بِ مع ْه ٍد
م:ال
ِ ِه
ْ فم، مو معظْتم نما مم ْوعِظمةم ُم مود ٍع:اَّلل
ِ وإِ هَي ُكم و ْاْلُمور الْمح مد مَث،ضوا علمي ها َِبلنهو ِاج ِذ ِ ِِ ِ
...ت ُْ م ْم ُم مع ُّ م ْ م م،ني ين الْ مم ْهديِ م
ا ْْلُلم مفاء الهراشد م
beliau adalah ‘Irbadh. Hadis ini masuk dalam kitab-kitab Hadis (Abu
Daud, Ibn Majah, al-Darimi) dengan jalur Ahmad bin Hanbal. Dalam
Ahmad maka Hadits ini bernilai hasan, maka ditulis dalam kitab-kitab
Hadits mana pun nilainya yang paling tinggi juga hasan.’Ia memuat
20
Hedhri Nadhiran, “PeriwayatannHadis BillMakna ImplikasiiDan PenerapannyaaSebagai Uji
KritikkMatan Di EraaModern”, JurnallIlmu AgamaaUIN RadennFatah, Vol. 14, No.2 (2013), 188.
12
keempat khalifah (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) itu? Didalam
Rasyidun” pada Hadits tersebut tidak bisa dipahami oleh para shahabat
ini autentik dari Rasulullah Saw., kita kembali kepada riwaayat bil
ada sampai saat ini, sepanjang mereka benar-benar tulus dan cemerlang
kesulitan memberi label para penguasa yang arif sebelum masa dinasti,
misinya baik.21
maka langkah awal yang diambil adalah lafadz yang sulit. Bagi para
21
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 54-55.
14
Rasulullah Saw., secara etimologi, tidak ada yang sukar. Para shahabat
bahasa Arab sebagai bahasa induknya. Karena itulah para ulama Hadits
terhadap orang yang ahli dalm bidang gharib Hadits, karena saya tidak
dikehendaki adalah “as-saqb” pada Hadis yang berbunyi اجلار أحق بسقبه
berbunyi:
15
ْ مع ْن امِب ُهمر ميرةم مع ِن النهىب صلعم "ان ْلجد نمفس مرب ُك ْم
ان: من ْقبل اليمن" وىف رواية
Atsir, kata nafas di sini artinya udara segar dari Allah. Ani kalimat yang
Madinah.” Perlu dicatat di sini bahwa orang seperti Abu Hurairah, suku
Khazraj dan Aus adalah berasal dari Yaman. Untuk sampai kepada arti
“udara segar” tadi para ahli membandingnya dengan doa yang berbunyi
beratku.
berikutnya yang tertarik menulis ilmu ini, seperti, Ibn Qutaibah al-
16
Dainuri (w. 276 H), Abu Sulaiman al-Khatthabi (w. 288 H), dan Ibn al-
c. Memahami Kalimat
“singa itu sedang berpidato” lebih tepat dan lebih ringkas serta
“si polan yang gagah berani itu sedang berpidato.” Alquran juga
22
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…,56-58.
17
bayang pedang, akan tetapi yang dikehendaki dalam Hadis ini, surga
Hadis yang bermuatan informasi alam gaib atau akidah karena tema
23
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 58-60.
18
memaksakan.
haji.
2. Penalarann Induktif.
Cara ini biasa digunakan sebagai salah satu pisau analisis ilmiah.
tentanggsebuah temaddari ayat yang 4 sedang kita cermati. Cara ini dapat
qath ’iyyul wurud. Perlu dicatat di sini bahwa tidak semua Hadis harus
24
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 62-64.
22
Integrated.
ومن
م،اَّللم
اع ه اع ِِن ف مق ْد أطم م
عن اب هريرة رضي هللا عنه أن رسول هللا صلعم قال ممن أطم م
Hadisslain menyebutkan:
Hadis ini dapat kita hadapkan dengan ayat Alquran , “Taatlah kamu
kepada Allah dan Rasulnya, begitu pula kepada Ulil Amri darimu.”
Amri. Yang ada lembaga legislatif atau eksekutif. Dulu, Ulil Amri
،احْي ِه َسا ِ الذَبب ِِف إِ مَن ِء أمح ِد ُكم فمام ُقلُوه فمإِ هن ِِف أ
محد مجنم م
م ُ ْ ْ م ُ أن النهيب صلعم قال إِذما موقم مع ُّ م
25
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 64-67.
25
tidak terlalu terbebani rasa salah atau dosa. Hadis ini secara mudah
ditolak karena tidak dapat diterima akal. Dalam pandangan umum, lalat
ahli di bidang biologi dari Universitas King Abdul Aziz dan Universitas
hewan lalat yang hinggap dalam sebuah tabung berisi air, susu, dan
dalam cairan semisal air, susu, jus, dan makanan lainnya dapat
menurunkan jumlah mikroba dari pada lalat yang hinggap itu dibiarkan
26
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 77-78.
26
3. Penalaran Deduktif
berbunyi:
ص ْل مرِْحمه
ِ ط لمه ِِف ِرْزقِ ِه وي ْنسأم لمه ِِف أمثمِرِه فم ْلي
م ُ مُ م ُ ب أم ْن يُْب مس م
مح ه
« مم ْن أ م:ال
قم م
27
Zaghlul al-Najjar, Al-I’jaz al-‘Ilmi fii as-Sunnah an- Nabawiyah,Terj. Yodi Indrayadi & Tim
Penerjemah Zaman (Jakarta: Zaman, 2013), 386.
28
Ibid., 34.
27
teman juga lebih termudahkan lancar arus komunikasi dan informasi serta
menelusuri makna dasar kalimat yang tidak jelas, kabur dan kontradiktif
bagi pembaca. Kalau itu arti hermeneutika, di dalam tradisi Islam ada
istilah Tafsir untuk Alquran dan syarh untuk al-Hadits. Tentu, karena
berangkat dari latar belakang yang tidak sama, di sana-sini ada tata kerja
29
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 83.
30
Ibid., 84.
28
studi hadis, hermenutika ini adalah “alat bantu” (bukan pengganti) untuk
pendekatan hermeneutik ini yang mengkaji bukan hanya teks, tetapi juga
31
Hauqola, “Hermeneutika Hadis: Upaya Memecah Kebekuan Teks”, Teologia, Vol. 24, No. 1,
(Januari-Juni, 2013).
32
Hasan Su’aidi, “Hermeneutika Hadis Syuhudi Ismail”, Religia, Vol. 20, No.1 (2017), 47.
29
Qardhawi. 33
Pada Bab IV, berisi tentang kritik sanad dan matan hadis-hadis
futuristik, diantaranya ada hadits tentang prilaku Nabi Isa menghadapi Salib,
jizyah dan celeng. Hadis tema ini diriwayatkan beberapa ulama besar, seperti
ب أمنههُ مَِس مع أ ممَب ُهمريْ مرمة مر ِض مي ث ،مع ِن ابْ ِن ِش مه ٍ ٍ
اب ،مع ِن ابْ ِن املسيِ ِ
ُم محدهثمنما قُتم ْي بمةُ بْ ُن مسعِيد ،محدهثمنما اللهْي ُ
وش مك هن أم ْن يمْن ِزمل اَّللِ صلهى هللا علمي ِه وسلهم« :واله ِذي نم ْف ِسي بِي ِدهِ ،لمي ِ
م ُ ول ه م ُ م ْ م م م م ال مر ُس ُ
ول :قم م
اَّللُ معْنهُ ،يم ُق ُ ه
يض املا ُل مح هَّت م ض مع اجلِْزيمةم ،مويمِف ِ
يب ،مويم ْقتُ مل اْلْن ِز مير ،مويم م
م
صلِ فِي ُكم ابن مرمَي ح مكما م ْق ِسطًا ،فميك ِ
ْسمر ال ه م ْ ْ ُ مْ م م ً ُ
م
محد» الم يم ْقبم لمهُ أ م
Imam Muslim meriwayatkan
ث ،مع ِن ابْ ِن ِش مه ٍ ٍِ
اب، مخ مربممَن اللهْي ُ
محدهثمنما قُتم ْي بمةُ بْ ُن مسعيد ،محدهثمنما لمْيث ،ح ،مو محدهثمنما ُُمم هم ُد بْ ُن ُرْم ٍح ،أ ْ
«واله ِذي نم ْف ِسي ِ
صلهى هللاُ معلمْيه مو مسله مم :م
ال رس ُ ِ
ول هللا م ول :قم م م ُ ب ،أمنههُ مَِس مع أ ممَب ُهمريْ مرةم ،يم ُق ُ مع ِن ابْ ِن الْمسيِ ِ
ُم
ِ ِ ِ ِ ِ ِِ ِ
يب،
صل م صلهى هللاُ معلمْيه مو مسله مم مح مك ًما ُم ْقسطًا ،فميمكْسمر ال ه بِيمده ،لميُوش مك هن أم ْن يمْن ِزمل في ُك ْم ابْ ُن مم ْرمَيم م
ِ ِ ِ
محد»ال مح هَّت مال يم ْقبم لمهُ أ م يض الْ مم ُ
ض مع ا ْجل ْزيمةم ،مويمف ُ مويم ْقتُ مل ا ْْلْن ِز مير ،مويم م
Imam at-Turmudzi meriwayatkan
Siti Fahimah, “Hermeneutika Hadis: Tinjauan Pemikiran Yusuf Al-Qordhowi dalam Memahami
33
ِ ٍِ
مع ْن معْبد الهر ْْحم ِن بْ ِن م، مع ْن قمتم مادةم، محدهثمنما مَهه ُام بْ ُن مَْي مَي،محدهثمنما ُه ْدبمةُ بْ ُن مخالد
، مع ْن أِمِب ُهمريْ مرةم،آد مم
فمإِذما، موإِنههُ مَن ِزل- يسى ِ صلهى هللاُ معلمْي ِه مو مسله مم قم م
يم ْع ِِن ع م- يب ٌّ ِس بمْي ِِن موبمْي نمهُ نم " لمْي م:ال هيب مأم هن النِ ه
ِ
ُ موإِ ْن مَلْ يُصْبه، مكأم هن مرأْ مسهُ يم ْقطُُر،ني ِ ْ صرتم
ني ُم ه م بمْ م،اض ِ مر ُجل مم ْربُوع إِ مل ا ْْلُ ْممرِة موالْبم يم:ُاع ِرفُوهْ مرأميْتُ ُموهُ فم
ِ ِ فمي ُد ُّق ال ه،اْلس مَلِم
اَّللُ ِِف
ك ه ُ مويُ ْهل،ض ُع ا ْجلِْزيمةم ِ
مويم م، مويم ْقتُ ُل ا ْْلنْ ِز مير،يب صل م م ْ ِْ هاس معلمى
ِ
فميُ مقات ُل الن م،بململ
ِ ِ ث ِِف ْاْلمر ِ ُ ِ وي هل،اْلس مَلم ِ ِِ
ُثُه،ًني مسنمة ض أ ْمربمع م ْ ُ فميم ْم ُك،ال يح ال هد هج م ك الْ ممس م ْ ُ مزممانه الْملم مل ُكله مها إِهال ِْ ْ م م
"صلِي معلمْي ِه الْ ُم ْسلِ ُمو منيُتم مو هىف فميُ م
Ibnu Majah meriwayatkan
ِ ِ عن سع،الزه ِر ِي
ِ ِيد بْ ِن الْمسي محدهثمنما أمبُو بم ْك ِر بْ ُن أِمِب مشْي بمةم قم م
،ب ُم مع ِن ُّ ْ م ْ م، محدهثمنما ُس ْفيما ُن بْ ُن عُيم ْي نمةم:ال
ِ ِ قم م،صلهى هللاُ معلمْي ِه مو مسله مم ِ ِ مع ِن الن،مع ْن أِمِب ُهمريْ مرةم
يسى ابْ ُن مم ْرمَيم
اعةُ مح هَّت يمنْزمل ع م وم ال هس م ُ «ال تم ُق م:ال هيب م
ِ ِ ِ ِ ْسر ال ه ِ ِ ِ
ال
ُ يض الْ مم مويم م، مويم ْقتُ ُل ا ْْلنْ ِز مير،يب
ُ مويمف،ض ُع ا ْجل ْزيمةم صل م ُ فميمك، موإ مم ًاما مع ْدًال،مح مك ًما ُم ْقسطًا
»محد
مح هَّت مال يم ْقبم لمهُ أ م
Hadis-hadis di atas dengan redaksi yang berdekatan, mengandung informasi
penting bahwa kedatangan Nabi Isa ibn Maryam itu sudah dekat. Ia datang
dengan tidak diperlukan penarikan pajak dan harta melimpah sehingga tidak
seorang pun mau menerima sedekah. Dalam riwayat Abu Daud ada redaksi
“ketika itu Allah akan menghancurkan semua agama kecuali Islam dan Nabi
selalu menjadi persoalan adalah, Hadis yang melalui satu jalur shahabat (Abu
menjadi beragam. Bahkan, ada kalimat pada seorang periwayat (Abu Daud)
yang tidak terdapat pada periwayat lain. Perbedaan redaksi menurut ulama
Hadis menggambarkan bahwa Hadis-hadis ini riwayat bil ma’na. Dari Hadis di
Dari sanad hadis-hadis itu dapat diketahui bahwa Hadis Nabi itu
termasuk kategori ahad. Kemudian, Hadis ini diriwayatkan kepada dua orang,
seterusnya, diriwayatkan oleh lima imam ahli Hadis. Dilihat dari segi
sesuai dengan nomor dan periwayatnya, diketahui bahwa semua sanad dari
bersambung sampai dengan Nabi. Dari segi kualitas sanad dapat dilaporkan
berpredikat shaduq, dan bernama Hammam bin Yahya yang dikenal ثقة وربما
( وهمcermat tetapi terkadang diragukan). Karena itu Hadis jalur Abu Daud ini
Hadisnya hasan. Pada jalur Ibn Majah, semua tokohnya terpercaya, tidak cacat.
Hanya, Sufyan bin Uyainah dikenal ثقة حافظ تغير حفظه بأخره وربما دلس عن الثقات
Bagi ulama yang “ketat” Hadis dengan sanad semacam ini dimasukkan hasan.
tokohnya terpercaya, tidak cacat. Dengan demikian, Hadis melalui tiga jalur
yang disebut terakhir ini berpredikat shahih. Sebagaimana disebut dalam ilmu
Hadis, bila sebuah Hadis diriwayatkan melalui banyak jalur, di jalur tertentu
nilai Hadisnya shahih dan di jalur lain nilainya hasan, maka kesahihannya tidak
terganggu, sebaliknya, yang nilainya kurang baik dapat terangkat oleh yang
“tambahan redaksi” yang berbunyi َويُ ْه ِلكُ ْال َمسِي َح،اْلس ََْل َم
ِ ْ َّللاُ فِي زَ َما ِن ِه ْالمِ لَ َل ُكله َها ِإ هَّل
َويُ ْه ِلكُ ه
32
َ َض أ َ ْربَعِين
سنَة ِ ث فِي ْاْل َ ْر
ُ فَيَ ْم ُك،َ“( الدهجهالketika itu Allah akan menghancurkan semua
agama kecuali Islam dan Nabi Isa akan menghancurkan Dajjal. Ia tinggal di
bumi selama 40 tahun.”) Maka informasi ini nilainya tetap tidak shahih karena
hadis ini riwayat bil ma’na hadits prediktif ini mengaitkan antara berbagai
peristiwa dengan datangnya hari kiamat. Adalah naluri manusia tidak mau
terjerumus dalam neraka. Maka dampak hadis ini memberi motivasi psikologis
berbuat berbuat dosa. Ketika hadis ini dipahami apa adanya, ada beberapa
kesulitan. Misalnya, Nabi Isa yang turun dengan tugas memecah salib dan
mari dengan membawa palu godam dan senjata parang. Ini semua sulit diterima
hadis dhaif, misalnya, tidak langsung dibuang, tetapi dapat dijadikan data
penelitian, setara dengan hadis shahih karena masih berada dalam lingkup
sebuah pembicaraan. 35
34
Muh.zZuhri, TelaahhMatan…, 117-120.
35
Ibid., 152-153.
33
memahami dan melakukan kritik terhadap Hadis, buku ini rasanya penting
kajian tentang Islam terutama dalam kritik terhadap hadis. Sebagaimana yang
melakukan kritik terhadap hadis yang ditawarkan oleh Prof. Dr. Muh. Zuhri
buku ini masih kurangnya contoh kritik Hadis secara detail dari masing-masing
pendekatan tersebut dan tidak ada contohnya dari hermeneutika meskipun itu
A. Buku
B. Jurnal
Afrizal, Lalu Heri “Selisik atas Metodologi Kritik Matan Ulama Hadis”,
Kalimah, Vol. 14, No. 2. September, 2016.
Fahimah, Siti “Hermeneutika Hadis: Tinjauan Pemikiran Yusuf Al-Qordhowi
dalam Memahami Hadis”, Refleksi, Vol 16, No. 1. April, 2017.
Hauqola, “Hermeneutika Hadis: Upaya Memecah Kebekuan Teks”, Teologia,
Vol. 24, No. 1. Januari-Juni, 2013.
Nadhiran, Hedhri “Periwayatan Hadis Bil Makna Implikasi Dan Penerapannya
Sebagai Uji Kritik Matan di Era Modern”, Jurnal Ilmu Agama UIN
Raden Fatah, Vol. 14, No.2. 2013.
Su’aidi, Hasan. “Hermeneutika Hadis Syuhudi Ismail”, Religia, Vol. 20, No.1.
2017.
Subhan, “Hadis Kontekstual: Studi Kritik Matan Hadis”, Mazahib, Vol. 10,
No. 2. Desember, 2012.
Suryadi, “Rekonstruksi Kritik Sanad Dan Matan Dalam Studi Hadis”, Esensia,
Vol. 16, No. 2. Oktober, 2015.
C. Internet
http://iainsalatiga.ac.id/web/about/staff/guru-besar/