Anda di halaman 1dari 20

PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 1 / 20

STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PENGETAHUAN TENTANG PEKERJAAN
(JOB KNOWLEDGE)

100 Pegawai memiliki tingkat pengetahuan yang terkemuka pada tingkat


jabatannya, dan memiliki pengetahuan kerja untuk posisi di atasnya, baik
teknis maupun non teknis. Memiliki pengetahuan pada bidang lain yang
terkait dengan pekerjaan sehari-hari. Tidak pernah mengalami kesulitan
untuk mengerti akan tugas-tugas yang dibebankan. Karena
kemampuannya, segala persoalan yang dihadapinya pada tugas sehari-
hari selalu dapat diselesaikan atau dipecahkan dengan pola pikir yang
logis dan matang. Karena pengetahuan kerjanya, segala persoalan dalam
lingkungannya dapat diatasi dengan baik.

75 Pegawai memiliki pengetahuan yang luas untuk tingkat


jabatannya. Memerlukan bantuan informasi untuk jenis-jenis
pekerjaan yang tidak rutin. Memiliki pengetahuan diluar bidang
pekerjaannya, sehingga ikut memudahkan dalam memecahkan
masalah yang ada.

50 Pegawai memiliki pengetahuan yang baik tentang pekerjaannya.


Pengarahan, dalam banyak hal, tidak diperlukan. Memiliki pengertian
untuk pekerjaan diluar jabatannya. Kadangkala ragu untuk bertindak
karena keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya. Peran atasan masih
sering dibutuhkan.

25 Dengan pengetahuan yang dimilikinya, pegawai mampu


melakukan pekerjaan rutin dan pekerjaan tidak berisiko tinggi.
Arahan selalu diperlukan untuk pekerjaan non-rutin atau yang
spesifik. Selalu memerlukan diskusi pendahuluan sebelum
pekerjaan dimulai.

0 Pegawai tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan sehari-harinya.


Arahan kerja dari atasan selalu dibutuhkan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 2 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI - STAFF


KRITERIA : KEMAUAN UNTUK BELAJAR
(WILLINGNESS TO LEARN)

100 Pegawai memiliki kemampuan dan inisiatif yang tinggi untuk menambah
pengetahuan yang berhubungan dengan lingkungan kerjanya dan
pengembangan dirinya, guna meningkatkan mutu kerja dilingkungannya.
Pegawai tidak hanya tergantung pada program pelatihan resmi, namun
juga memanfaatkan segala sarana yang ada. Pegawai selalu mempunyai
inisiatif dan kemauan yang tinggi untuk mengetahui sesuatu yang baru
dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungan kerjanya. Pola
belajarnya bersifat pro-aktif

75 Pegawai memiliki keinginan untuk meningkatkan pengetahuan,


dibidangnya pengetahuan, baik dibidangnya maupun diluar
bidangnya, baik melalui diskusi

50 Pegawai memiliki pengetahuan yang baik tentang pekerjaannya.


Pengarahan, dalam banyak hal tidak diperlukan. Memiliki pengertian
untuk pekerjaan diluar jabatannya. Kadangkala ragu untuk bertindak
karena keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya. Peran atasan masih
diperlukan.

25 Dengan pengetahuan yang dimilikinya, pegawai mampu


melakukan pekerjaan rutin dan pekerjaan tidak berisiko tinggi.
Arahan selalu diperlukan untuk pekerjaan non-rutin atau yang
spesifik. Selalu memerlukan diskusi pendahuluan sebelum
pekerjaan dimulai.

0 Pegawai tidak memiliki pengetahuan tentang pekerjaan sehari-harinya.


Arahan kerja dari atasan selalu dibutuhkan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 3 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA: PRODUKTIVITAS KERJA
(PRODUCTIVITY)

100 Pegawai dapat menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan cepat, tepat dan
menghasilkan perbaikan-perbaikan di lingkungan kerjanya secara
konsisten. Tugas-tugas tambahan selain pekerjaan rutin, dapat pula
diterima dan dilakukan dengan cepat dan tepat. Selalu berusaha untuk
memanfaatkan waktu kerjanya semaksimal mungkin untuk melakukan
perubahan-perubahan positif dan perbaikan pada lingkungan kerjanya.
Mampu mengatur waktu kerjanya dengan baik dan mengatur prioritas
pada tugas-tugasnya, sehingga semua tugas selalu dapat diselesaikan
dengan baik.

75 Pegawai mampu menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan baik.


Sesekali pegawai melakukan pekerjaan di luar tugas sehari-hari,
yang bermanfaat bagi lingkungan kerjanya. Kadangkala bersikap
reaktif dalam meningkatkan produktivitasnya.

50 Pegawai mampu menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan baik. Karena


kurang mampu mengatur waktu dan skala prioritas, serta kadangkala
memanfaatkan waktu kerja untuk kegiatan yang lain, maka pegawai
jarang melakukan perbaikan-perbaikan untuk lingkungan kerjanya.
Bersikap reaktif dalam setiap usaha peningkatan produktivitas.

25 Karena keterbatasan pengetahuan tentang pengaturan waktu dan


prioritas, pegawai hanya mampu menghasilkan tugas rutin sehari-
hari saja. Kadangkala membutuhkan waktu ekstra untuk
menyelesaikan tugas-tugas tersebut.

0 Pegawai tidak mampu menyelesaikan


pekerjaan rutin, sehingga bantuan sering diberikan atau tugas
dikerjakan dengan tidak sempurna.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 4 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KUALITAS KERJA
(QUALITY OF WORK)

100 Pegawai selalu mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat dan


tepat. Hasil pekerjaannya selalu memenuhi sasaran yang telah
ditetapkan, dilihat dari segi waktu pelaksanaan, dan hasil akhirnya.
Hasil kerjanya selalu dapat dipertanggungjawabkan dan jarang
melakukan kesalahan serta pengulangan kerja. Pengulangan kerja, bila
ada, bukan untuk memperbaiki kesalahan, tapi untuk meningkatkan
mutu kerja.

75 Pegawai dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. Hasil


pekerjaannya memenuhi sasaran yang telah diterapkan.
Sesekali melakukan kesalahan yang berarti, namun pegawai
mengerti akan kesalahannya dan mampu mengerjakannya lagi
sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Kesalahan yang
dibuat biasanya tidak memerlukan pengulangan kerja.

50 Pegawai mampu melakukan pekerjaan sesuai dengan waktu yang


diinginkan. Kadangkala hasil yang dikerjakan tidak memenuhi sasaran
yang telah ditetapkan, sehingga sasaran harus ikut memperbaikinya,
atau paling sedikit ikut menyarankan perbaikannya.

25 Pekerjaannya dapat diselesaikan, namun sering tidak memenuhi


sasaran dan harus dilakukan koreksi dan pengulangan kerja.
Dengan demikian, waktu yang dibutuhkannya pun menjadi
sangat berarti.

00 Pegawai tidak menghasilkan kualitas kerja yang diinginkan. Selalu


melakukan keselahan dan pengulangan kerja. Hasil kerjanya pun tidak
selalu bisa dipertanggungjawabkan secara baik.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 5 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PERENCANAAN KERJA
(PLANNING)

100 Pegawai mampu dan selalu membuat rencana kerja yang matang, baik
untuk pekerjaan rutin maupun yang tidak rutin, sehingga waktu kerja
dapat dimanfaatkan untuk hasil yang maksimal. Perencanaan meliputi
jenis, pola, dan jumlah pekerjaan serta waktu yang dibutuhkan. Pegawai
mampu beradaptasi dengan cepat untuk merubah rencana kerja yang
berubah-ubah. Pegawai mampu membuat skala prioritas untuk
rencana-rencana kerja yang ada. Dengan kemampuannya, pegawai
dapat melakukan perencanaan terhadap seluruh kegiatan kerja yang
menjadi tanggung jawabnya.

75 Pegawai mampu membuat rencana kerja yang baik untuk


pekerjaan rutin maupun non rutin, namun tidak selalu diimbangi
dengan perencanaan waktu yang matang. Akibatnya, pelaksanaan
kerja sering tidak tepat waktu. Mampu beradaptasi untuk merubah
rencana kerja yang mendadak.

50 Kemampuan pegawai sebatas pada perencanaan kerja yang rutin.


Dengan demikian, waktu kerja tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal. Tambahan perencanaan kerja harus diberikan oleh atasan.
Kurang mampu beradaptasi dengan cepat bila ada perubahan yang
mendadak.

25 Pegawai memiliki kemampuan untuk membuat rencana kerja,


namun kurang mempertimbangkan segi-segi yang menyangkut
masalah pola, jadwal, tenaga dan sarana. Dengan demikian,
pelaksanaan kerja sering tidak memenuhi sasaran yang ada.

0 Pegawai tidak mampu membuat rencana kerja sama sekali. Sehingga


rencana kerja, baik yang rutin maupun yang tidak rutin selalu diberikan
oleh atasan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 6 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KEMAMPUAN MENGORGANISASI
(ORGANIZING)

100 Pegawai mampu dan selalu mengatur tugas-tugas kerja kepada


bawahannya, sesuai dengan kemampuan masing-masing individu
maupun kelompok, dan kepentingan pekerjaan itu sendiri. Tugas-tugas
dapat dikerjakan dengan pelaksanaan yang sangat efektif dan efisien.
Pegawai mampu mengorganisir semua kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya, sehingga semua pekerjaan dapat dilaksanakan
dan diselesaikan dalam waktu yang cepat dan tepat. Pegawai juga
mampu mengatur beban kerja dan kemampuan bawahannya sesuai
dengan lingkungan kerja yang berubah dengan cepat.

75 Pegawai selalu mengatur tugas-tugas kerja kepada bawahannya


dengan baik, mampu mengatur tenaga kerja yang ada sesuai
dengan pekerjaan yang dibutuhkan. Kadangkala kurang mampu
untuk mengorganisir satu pekerjaan dengan yang lainnya,
sehingga tidak dapat memanfaatkan sumber daya yang ada
dengan maksimum.

50 Pegawai mampu mengatur tugas-tugas kerja kepada


bawahannya. Namun demikian, kadangkala pegawai tidak mampu
melakukan pengaturan kerja yang sesuai dengan kemampuan bawahan
dan kepentingannya, sehingga kadangkala masih mendapatkan arahan
dari atasan. Akibatnya, sering terjadi ketimpangan pelaksanaan
pekerjaan antara individu/ kelompok yang satu dengan lainnya.

0 Pegawai tidak mampu melakukan pengaturan kerja dan


pelaksanaannya dengan baik. Banyak terjadi penundaan
maupun pengulangan kerja, karena pegawai tidak mampu untuk
menyesuaikan tugas-tugas kerja dengan bawahan yang akan
melaksanakannya.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 7 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KONTROL DAN PELAKSANAAN
(CONTROLLING AND FOLLOW-UP)

100 Pegawai mampu dan selalu melakukan pengontrolan terhadap segala bidang
kegiatan di lingkungan kerjanya secara aktif dan merencanakan program
pengendaliannya. Dengan demikian, segala kegiatan dan kondisinya dapat
diikuti dengan baik. Perbaikan selalu dilakukan di tengah proses kerja tanpa
harus menunggu hasil akhir. Dengan demikian, kerugian dapat ditekan
serendah mungkin. Semua pekerjaan yang tertunda diawasi dengan seksama
dan diselesaikan bila kondisi memungkinkan dan dalam waktu yang telah
direncanakan.

75 Pegawai mampu dan aktif melakukan pengontrolan terhadap segala


bidang kegiatan di lingkungan kerjanya, sehingga semua pekerjaan
dapat dikendalikan dengan baik. Namun demikian, kadangkala
perbaikan dan pengendalian harus dilakukan di akhir proses, karena
pegawai tidak secara aktif melakukan proses lanjutan. Teguran dari
atasan, kadangkala harus diberikan untuk melakukan proses
pengendalian/ lanjutan tersebut.

50 Pegawai melakukan pengontrolan, namun seringkali tidak diikuti dengan


program pengendalian/ kelanjutan yang terkontrol. Dengan demikian, seringkali
perbaikan harus dilakukan pada akhir proses, dan dilakukan dengan
mengorbankan tugas-tugas yang lain. Pekerjaan yang tertunda karena suatu
hal, sering terlupakan, sehingga menimbulkan kerugian yang tidak sedikit.
Kadangkala, program pengendalian dilakukan setelah diingatkan atau
mendapat masukan dari atasan.

25 Pegawai melakukan kontrol namun tidak secara rutin dan kadangkala


harus diingatkan oleh atasan untuk melakukannya. Akibatnya, proses
dari tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya, kadangkala ada di
luar pengetahuannya. Program pengendaliannya pun sering tertunda
dan terabaikan. Biasanya diperlukan waktu, perhatian dan biaya yang
tidak sedikit.

0 Pegawai tidak melakukan kontrol sama sekali terhadap kegiatan yang ada di
lingkungan kerjanya. Akibatnya, pegawai tidak mendapatkan informasi yang
benar dan sering menjadi penyebab untuk pengambilan keputusan yang salah.
Anak buah juga sering mengabaikan program perbaikan/ kelanjutan yang
ditentukan karena kontrol yang lemah dari pegawai sebagai atasannya.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 8 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KOORDINASI
(COORDINATION)

100 Pegawai mampu dan selalu melakukan koordinasi kerja, baik untuk
pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya, maupun dengan kelompok
dari seksi lain. Informasi dari koordinasi kerja selalu dapat disampaikan
dan diterima dengan baik. Dengan demikian, pelaksanaan kerja dapat
dilakukan saling tunjang menunjang. Di samping itu, pelaksanaan kerja
selalu dapat dilakukan tanpa konflik dan diselesaikan tanpa
menimbulkan kerugian, baik waktu, biaya maupun kerja sama antar
kelompok. Jarang menggunakan kekuatan atasannya untuk
menyelesaikan konflik koordinasi dengan seksi lainnya, karena mampu
mengatasinya dengan tanggung jawab jabatan yang diberikannya dan
kemampuan yang dimilikinya.

75 Pegawai mampu melakukan koordinasi di lingkungan kerjanya


dengan baik, sehingga semua pekerjaan dapat terkoordinir
dengan baik dan memenuhi sasaran kerja yang hendak dicapai
tanpa penundaan waktu. Dalam melakukan koordinasi dengan
pihak luar, kadangkala pegawai masih memanfaatkan atasannya
agar koordinasi kerja bisa terjalin dengan baik.

50 Pegawai mampu melakukan koordinasi pada pekerjaan yang dilakukan pada


kelompoknya. Namun demikian, untuk pekerjaan yang berhubungan
dengan seksi lain, pegawai kurang mampu untuk melakukan koordinasi
kerja, dan sering mendapat bantuan atau menggunakan kekuatan
atasannya. Akibatnya, sering timbul kesalahpahaman, kurangnya
informasi, terlambatnya dan tertundanya sebuah pekerjaan.

25 Pegawai mampu melakukan koordinasi di lingkungan kerjanya.


Kadangkala terjadi ketidakserasian pada tugas-tugas yang
dikoordinasikan karena tidak tepat memanfaatkan sumber daya
yang ada. Kadangkala bantuan dari atasan masih diperlukan
untuk mengatasi koordinasi kerja di lingkungannya. Pegawai pun
kurang mampu untuk melakukan koordinasi dengan seksi lain
karena keterbatasan pengetahuan. Atasan banyak terlibat dalam
koordinasi kerja dengan seksi lain.

00 Pegawai tidak mampu melakukan koordinasi kerja, baik di lingkungan


sendiri maupun dengan kelompok lainnya. Akibatnya, banyak waktu
yang terbuang. Terjadi penundaan maupun keterlambatan pelaksanaan
kerja yang menyebabkan naiknya biaya operasi. Selalu terjadi konflik
kerja, baik antara bawahannya maupun dengan kelompok lain.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 9 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PEMECAHAN MASALAH
(PROBLEM SOLVING)

100 Pegawai mampu mengatasi segala persoalan yang terjadi di lingkungan


kerjanya, baik yang berhubungan dengan operasi maupun dengan
manusia, dengan menggunakan metode yang tepat, cepat dan dapat
dimengerti oleh semua pihak. Dalam mengatasi segala masalah dalam
bidang operasi, pegawai mempergunakan penyelesaian yang
sistematik, logis dan dapat dimengerti oleh semua pihak. Mampu
memanfaatkan segala sumber daya yang ada untuk mengatasi
masalah. Selalu mampu untuk mengatasi konflik yang terjadi pada
bawahannya, dan mampu memberikan solusi pada masalah yang
dihadapi bawahannya.

75 Pegawai mampu mengatasi segala masalah yang berhubungan


dengan operasi dan bawahannya. Pegawai mampu menggunakan
sumber daya yang ada untuk menyelesaikan segala masalah
yang berhubungan dengan operasi dan bawahannya. Namun
demikian, bimbingan dan saran-saran dari atasan masih
diperlukan untuk hal-hal yang spesifik. Segala masalah selalu
dapat diselesaikan dengan baik.

50 Pegawai mampu mengatasi segala masalah yang berhubungan dengan


masalah operasi dan bawahannya, namun bimbingan ataupun saran-
saran dari atasan kadangkala masih diperlukan, karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Pegawai kurang mampu
untuk memanfaatkan segala sumber daya untuk menyelesaikan
masalah, baik yang berhubungan dengan teknis maupun manusia,
sehingga kadangkala, masih mendapat bantuan dan saran dari atasan.
Segala masalah di lingkungan kerjanya selalu dapat terselesaikan,
namun memerlukan proses yang cukup berarti.

25 Pegawai kurang mampu mengatasi masalah-masalah rutin yang


dihadapinya sehari-hari. Dalam banyak hal, masalah yang
diselesaikan hanyalah hal-hal yang menjadi kebiasaan sehari-hari/
kebiasaan dalam bekerja. Masalah-masalah yang memerlukan
pemikiran dan pemecahan yang lebih dalam selalu didiskusikan
dengan atasan.

0 Pegawai selalu meminta pendapat dan petunjuk atasan, maupun rekan


kerjanya, untuk menyelesaikan segala masalah, baik yang berhubungan
dengan bidang operasi maupun manusia. Tidak memiliki kemampuan
yang cukup untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 10 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PENGAMBILAN KEPUTUSAN
(DECISION MAKING)

100 Pegawai selalu dan mampu mengambil keputusan dengan cepat dan
tepat untuk segala persoalan yang terjadi di lingkungan kerjanya. Dalam
pengambilan keputusan, pegawai mempergunakan teknik-teknik yang
tepat sesuai dengan lingkungan kerjanya, sehingga keputusan yang
diambilnya selalu mampu menyakinkan semua pihak. Keputusannya
tegas dan menyakinkan rekan kerja dan bawahannya, karena ditunjang
oleh pengetahuan yang baik dan persiapan yang matang.
Keputusannya selalu diterima banyak pihak karena ikut melibatkan
mereka. Kadangkala atasannya ikut melibatkan mengambil keputusan
pada tingkat yang lebih tinggi. Berani mengambil resiko dan
bertanggung jawab terhadap segala keputusan yang telah diambil.
Atasan, bila dilibatkan, hanya pada proses informasi dan bukan
pengambilan keputusan.

75 Pegawai memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dalam


setiap persoalan pada lingkungan kerjanya. Pegawai menguasai
teknik-teknik yang tepat untuk dipakai dalam setiap pengambilan
keputusan. Keputusan yang ditetapkannya pun dapat
menyakinkan semua pihak. Namun demikian, dalam beberapa hal,
masih melibatkan atasannya untuk ikut mengambil keputusan
pada bidang-bidang yang menjadi tanggung jawabnya.

50 Pegawai memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan dalam


setiap persoalan pada lingkungan kerjanya. Akan tetapi, karena tingkat
kemampuan yang dimilikinya, proses pengambilan keputusan kadang-
kadang melibatkan banyak hal, sehingga tampak ragu-ragu dalam
mengambil keputusan akhir. Kurang berani untuk mengambil resiko
sehingga dalam mengambil keputusan akhir untuk penyelesaian tugas-
tugas yang menjadi tanggung jawabnya, sering melibatkan atasannya.

25 Pegawai kurang berani untuk mengambil keputusan karena


keterbatasan kemampuan yang dimilikinya. Selalu ragu-ragu
dalam mengambil keputusan dan cenderung untuk selalu
mengajak rekan kerja atau atasan untuk ikut mengambil
keputusan. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil kadangkala
gagal karena gampang terpengaruh oleh usulan orang lain.

0 Pegawai sama sekali tidak memiliki keberanian untuk mengambil


keputusan akan masalah yang dihadapinya, karena keterbatasan
kemempuan yang dimilikinya. Keputusan selalu diambil oleh atasannya.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 11 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PENGAWASAN TERHADAP BAWAHAN
(SUPERVISING SUBORDINATE)

100 Pegawai selalu dan mampu melakukan pengawasan dan pengarahan


terhadap bawahan baik secara langsung maupun melalui media lain.
Semua pekerjaan dapat diselesaikan tepat waktu, tanpa keterlambatan dan
pengulangan kerja. Kesalahan kerja dapat diantisipasi dengan cepat.
Pegawai mengetahui kemampuan bawahannya, sehingga mampu
mengantisipasi hasil pekerjaan yang kurang dari bawahannya dan
membantu memperbaikinya dalam waktu yang tepat. Pegawai mengetahui
karakter bawahannya, sehingga mampu membedakan teknik-teknik
pengawasan yang baik bagi seluruh bawahannya. Konflik pun dapat selalu
dihindari karena mampu mengaplikasikan metode pengawasan yang tepat

75 Pegawai memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik untuk


melakukan pengawasan dan pengarahan terhadap bawahannya.
Dengan demikian, semua pekerjaan dapat terselesaikan dengan baik
dengan kesalahan yanag minim dan waktu yang tepat. Namun
demikian, pegawai kurang memiliki pengetahuan pengawasan yang
luas, sehingga tidak selalu dapat menggunakan teknik-teknik yang
tepat untuk bawahan yang berbeda. Kadangkala konflikpun terjadi
dengan bawahan, karena tidak mampu mengakomodasi keinginan
bawahan dan tidak mampu menyelesaikan masalah dengaan metode
yang tepat.

50 Pegawai melakukan pengawasan dan pengarahan terhadap pekerjaan


bawahan, namun hanya dititikberatkan pada teknik dan metode tertentu,
sehingga pekerjaan sering mengalami hambatan karena perencanaan yang
kurang matang atau untuk menunggu keputusan. Pegawai memiliki
pengetahuan pengawasan yang cukup, sehingga mampu mengetahui
bagaimana cara yang terbaik untuk melakukan pengawasan terhadap
bawahannya. Namun demikian, karena keterbatasan pengalaman, pegawai
kadangkala mengalami hambatan untuk melakukannya.

25 Pegawai mampu melakukan pengawasan terhadap bawahannya,


namun kadangkala tidak mampu memberikan pengarahan yang baik,
sehingga pelaksanaan pekerjaan sering bertentangan dengan apa
yang telah direncanakan. Metode pengawasan yang dipergunakan
juga sangat terbatas, sehingga hasil yang dicapai acapkali tidak
sempurna, baik dari segi mutu pekerjaan maupun waktu
penyelesaian.

0 Pegawai tidak mampu melakukan pengawasan dan pengarahan yang


efektif terhadap bawahan, sehingga hasil pekerjaan akhir selalu mengalami
keterlambatan, penundaan dan/atau perbaikan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 12 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PENGGERAKAN BAWAHAN
(ACTUATING SUBORDINATE)

100 Pegawai mampu menggunakan kemampuan dan jabatannya untuk


menumbuhkan motivasi pada bawahannya, baik melalui pendelegasian
kerja, perintah yang jelas dan tegas, penghargaan maupun metode lain,
dengan tujuan dan metode kerja yang telah dibicarakan dan disetujui
bersama. Sanggup memadukan unsur-unsur kepemimpinan yang tepat
untuk menggerakkan bawahan, sehingga motivasi tumbuh bersama-
sama, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

75 Pegawai mampu menggunakan kemampuan dan tanggung


jawabnya untuk menggerakkan bawahannya. Dalam
pendelegasian kerja maupun penugasan, mampu
menggabungkan unsur-unsur kepemimpinan yang tepat pada
bawahan. Namun demikian, kurang mampu memberikan
pengertian akan metode yang digunakan kepada bawahan,
sehingga kadangkala bawahan merasakan adanya unsur
keterpaksaan dalam melakukan pekerjaan.

50 Pegawai mampu menggerakkan bawahan. Namun dalam


pendelegasian kerja maupun penugasan, pegawai sering menempatkan
diri dibalik kekuatan orang lain (atasan). Pegawai belum mampu
mengembangkan kemampuannya sendiri.

25 Pegawai kurang mampu menggerakkan bawahannya untuk bekerja,


karena keterbatasan akan teknik-teknik maupun metode
pendelegasian kerja dan penugasan kerja yang dimilikinya.
Dengan demikian, hasil kerja yang didapat bawahannya pun
hanya sekedar menunaikan kewajiban akan tugas sehari-hari,
tanpa ada kemauan untuk berbuat kebih baik.

0 Pegawai sama sekali tidak mampu menumbuhkan motivasi kerja pada


bawahannya. Penuh keraguan dalam bertindak dan menggerakkan
semangat kerja bawahan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 13 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : PENGEMBANGAN BAWAHAN
(DEVELOPING SUBORDINATE)

100 Pegawai mampu menggunakan kemampuannya untuk menyatukan


semua sarana yang ada (wewenang pendelegasian, pelatihan di tempat
kerja, pelatihan di dalam kelas, konsultasi pribadi maupun program
pelatihan resmi perusahaan) untuk mengembangkan bawahan.
Pegawai mampu membuat program pelatihan untuk pengembangan
bawahan, selalu memberikan umpan balik dan pengarahan tentang
cara-cara peningkatan mutu kerja kepada bawahan. Mampu
mengetahui kelemahan dan kekuatan bawahannya, mengoreksi dan
memperbaikinya, untuk meningkatkan kemampuan bawahan secara
menyeluruh. Mampu mengakomodasi segala keluhan dari bawahan
mengenai program pengembangan dan memberikan solusi yang baik.
Mampu dan berani membuat program pengembangan bagi lingkungan
kerjanya.

75 Pegawai kurang mampu untuk menggunakan semua sarana yang


ada untuk pengembangan bawahannya. Program pengembangan
yang ada dilakukan secara tidak konsisten. Pengarahan kepada
pegawai dilakukan pada kondisi yang sangat memaksa. Bawahan
jarang dilibatkan dalam setiap program pengembangan yang ada.

50 Dalam pengembangan bawahan, pegawai banyak bergantung pada


program pelatihan resmi pada perusahaan, tanpa memanfaatkan
kemampuan dan sarana penunjang yang ada di dalam lingkungan
kerjanya. Pegawai jarang memberikan pengarahan dan penugasan
kerja yang dikaitkan untuk peningkatan mutu kerja. Kurang mampu
untuk melaksanakan program pengembangan pegawai.

25 Pegawai tidak secara konsisten melakukan program-program


pengembangan pegawai. Jarang memberikan pengarahan
maupun penugasan kerja yang dimaksudkan untuk
mengembangkan mutu kerja bawahan karena kurangnya
kemampuan untuk mendelegasikan pekerjaan. Tidak mampu
untuk mengajukan program-program pengembangan pegawai.

0 Pegawai tidak memiliki kemampuan untuk menjalankan program


pengembangan bawahan, baik melalui pelatihan resmi dari perusahaan
maupun sarana yang bisa dimanfaatkan di lingkungan kerja. Pegawai
tidak mampu untuk memberikan umpan balik dan pengarahan kepada
bawahannya. Pegawai tidak mampu membuat program pengembangan
bagi lingkungan kerjanya.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 14 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : DAPAT DIANDALKAN
(DEPENDABILITY)

100 Pegawai menguasai penuh teknik-teknik dan kemampuan yang


dibutuhkan oleh bidangnya, baik teknis, personalia maupun
kemampuan dalam bidang pengawasan. Dengan demikian, ada rasa
aman dan percaya diri dari atasannya. Pegawai mampu untuk
memecahkan masalah yang ada dan mengajukan keputusan yang tepat
kepada atasannya. Pegawai mampu melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan atasannya maupun yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam
kondisi memaksa, pegawai berani mengambil keputusan yang cepat
dan tepat tanpa melibatkan atasan, namun demikian informasi dan
koordinasi tetap dilakukan.

75 Pegawai menguasai teknik-teknik dan kemampuan yang


dibutuhkan oleh bidangnya. Tugas-tugas dapat diselesaikan
dengan baik. Rasa aman dan percaya tumbuh pada atasannya.
Dalam kondisi tertentu, pegawai masih tagu-ragu untuk
mengambil keputusan, sehingga peran atasan masih dibutuhkan.

50 Pegawai menguasai penuh teknik-teknik dan kemampuan yang


dibutuhkan bidangnya. Namun demikian, pegawai masih banyak
melibatkan atasan untuk pengambilan keputusan. Dalam kondisi
tertentu, atasan masih meragukan kemampuan pegawai, sehingga
kadangkala banyak memberikan saran dan masukan kepada pegawai.

25 Pegawai kurang menguasai bidang kerja dan tanggung jawabnya,


sehingga atasan hanya memberikan delegasi penuh pada saat-
saat memaksa. Tugas-tugas rutin pun dilaksanakan dengan penuh
keraguan sehingga banyak melibatkan atasan dalam pengambilan
keputusan.

0 Pegawai kurang dapat diandalkan. Selalu ada perasaan khawatir dari


atasan. Pegawai selau ragu dalam mengambil keputusan dan
menyelesaikan masalah keterbatasan pengetahuan yang dimilikinya.
Persoalan tidak pernah tuntas diselesaikan tanpa saran dan bantuan
atasan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 15 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : TANGGUNG JAWAB
(RESPONSIBILITY)

100 Pegawai memiliki rasa tanggung jawab yang penuh terhadap


peleksanaan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Selalu
melaksanakan tugas dengan baik dan sesuai sasaran yang telah
ditetapkan. Pegawai selalu menghasilkan kualitas dan kondisi pekerjaan
yang baik. Selalu melakukan koreksi untuk memperbaiki dan
melaksanakan tugas sebaik mungkin. Pegawai tidak akan menolak
penugasan yang wajar. Mempunyai tanggung jawab yang tinggi
terhadap segala sesuatu yang terjadi pada pekerjaan yang dibebankan
kepadanya.

75 Pegawai memiliki tanggung jawab yang baik, dengan menunjukkan


hasil kerja yang menjadi tugas-tugasnya. Namun demikian
pegawai kurang memperhatikan hal-hal lain yang dibutuhkan, agar
tugas-tugasnya dapat diselesaikan dengan lebih baik. Dalam
kondisi tertentu, saran dari atasan masih sering dilakukan.

50 Pada dasarnya, pegawai sadar akan tugas dan tanggung jawab


terhadap beban-beban kerja yang dimilikinya. Namun demikian pegawai
hanya menjalankan tugas sesuai dengan apa yang harus dikerjakan,
tanpa berusaha untuk meningkatkan mutu maupun efisiensi kerja
secara maksimal. Kadangkala sering menghindari pekerjaan yang
mempunyai tanggung jawab dan resiko yang memberatkan.

25 Kadangkala, tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya


terbengkalai atau terlupakan sehingga menjadi beban buat rekan
kerja atau atasannya. Tidak berusaha untuk mengkoreksi dan
memperbaiki situasi yang ada. Banyak menunda pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.

0 Pegawai tidak menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan


yang dibebankan kepadanya, sehingga hasil akhirnya pun sering
mengecewakan. Tugas-tugas sering terbengkalai dan menjadi beban
rekan kerja atau bahkan atasannya. Selalu berusaha untuk menghindari
pekerjaan yang memiliki tanggung jawab dan resiko yang
memberatkan.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 16 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KESADARAN AKAN BIAYA
(COST CONSCIOUSNESS)

100 Dalam setiap rancangan pekerjaannya, pegawai selalu memperhatikan


baik segi teknis maupun biaya yang terlibat di dalamnya. Selalu
berusaha untuk mencari alternatif yang sanggup menurunkan biaya
operasi, tanpa menurunkan kualitas teknis. Memanfaatkan dan
mengelola segala sumber daya yang ada untuk pelaksanaan tugas
sehari-hari, sehingga dicapai hasil kerja yang seefisien mungkin.
Menguasai segala prosedur dan alat yang berkaitan dengan masalah
biaya, serta aturan-aturan yang dapat memperkecil biaya operasi.

75 Pegawai sadar akan masalah yang berkaitan dengan biaya


dengan memperhitungkan segala kemungkinan yang terjadi,
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya. Namun
demikian, pegawai kurang aktif untuk memanfaatkan dan
mengelola sumber daya yang ada untuk mencapai hasil kerja
yang seefisien mungkin. Kadangkala, kondisi yang tidak ekonomis
tersebut harus berlangsung lama, sehingga mengakibatkan biaya
yang cukup berarti.

50 Pegawai menunjukkan perhatiannya terhadap masalah biaya dalam


pelaksanaan tugas sehari-hari. Namun demikian, pegawai kurang
mempertimbangkan dan mengaitkan tugas sehari-hari dengan
pertimbangan biaya yang ekonomis. Dalam kondisi tertentu, biaya yang
harus dikeluarkan sangat besar tanpa menghasilkan sesuatu yang
optimum. Kurang menguasai prosedur dan alat bantu yang
berhubungan dengan masalah biaya.

25 Pegawai menunjukkan perhatiannya terhadap masalah biaya.


Keterbatasan pengetahuannya tentang peraturan dan alat bantu
yang menyangkut alokasi pembiayaan, serta ketidaktahuan akan
nilai dari barang yang sedang dikerjakan, seringkali membutuhkan
biaya operasi tinggi dengan hasil yang minimum.

0 Pegawai tidak menunjukkan perhatiannya pada masalah-masalah yang


berkaitan dengan biaya. Sering mengambil tindakan dan keputusan
cepat yang mengakibatkan kerugian.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 17 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KESADARAN AKAN KESELAMATAN KERJA
(SAFETY CONSCIOUSNESS)

100 Pegawai memperlihatkan perhatian yang dalam pada segi-segi yang


menyangkut masalah keselamatan, baik yang menyangkut masalah pribadi
maupun kelompok. Pegawai banyak memikirkan dan menghasilkan sesuatu
yang diperuntukkan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan bagi
lingkungannya. Melaksanakan seluruh kegiatan yang menyangkut masalah
keselamatan di lingkungan kerjanya. Secara konsisten pegawai terus
mempelajari dan menganalisa tugas sehari-hari sehingga didapatkan hasil
yang paling baik, dilihat dari sudut keselamatan pekerja. Bersikap proaktif
terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah keselamatan.

75 Pegawai memiliki perhatian yang besar terhadap masalah keselamatan


kerja baik bagi dirinya maupun lingkungannya. Melaksanakan seluruh
kegiatan yang menyangkut masalah keselamatan di lingkungan
kerjanya, namun kurang memikirkan dan menghasilkan sesuatu yang
diperuntukkan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan bagi
lingkungannya. Kurang mengetahui prosedur dan aturan keselamatan
yang ada, namun tetap memperhatikannya. Sikap proaktif terhadap
masalah-masalah yang dihadapinya, tidak dilakukan secara konsisten.

50 Pegawai memiliki kesadaran yang tinggi untuk bekerja dengan selamat.


Selalu menggunakan sarana keselamatan kerja yang memenuhi syarat. Aktif
mengikuti segala kegiatan yang menyangkut masalah keselamatan, namun
tidak berusaha untuk memikirkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
keselamatan lingkungannya. Tidak mengetahui dengan baik aturan dan
prosedur keselamatan yang harus dilakukan. Pengetahuannya hanya
didasarkan atas kebiasaan yang ada. Bersikap reaktif dengan masalah-
masalah yang menyangkut keselamatan kerja. Kadangkala atasan harus
mengingatkannya terlebih dahulu.

25 Pegawai kurang menunjukkan perhatiannya terhadap masalah-masalah


yang menyangkut keselamatan kerja. Kadangkala lalai menggunakan
sarana keselamatan kerja yang ada. Kurang aktif mengikuti maupun
mengadakan kegiatan yang menyangkut masalah keselamatan kerja.
Tindakan selalu bersifat reaktif. Atasan sering mengingatkannya
terlebih dahulu.

0 Pegawai tidak menunjukkan perhatiannya pada masalah-masalah yang


berkaitan dengan keselamatan kerja. Sering lalai untuk menggunakan
peralatan keselamatan kerja. Jarang mengikuti kegiatan yang menyangkut
masalah keselamatan kerja. Segala tindakannya dapat mencelakakan
dirinya maupun orang lain.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 18 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KOMUNIKASI
(COMMUNICATION)

100 Pegawai mampu berkomunikasi dengan baik melalui teknik bicara,


mendengar, menulis dan presentasi. Mampu menjaga komunikasi dua arah,
baik dengan bawahan, rekan kerja maupun atasan, sehingga tidak pernah
terjadi kesalahpahaman di antaranya. Mampu memanfaatkan teknik
komunikasi yang tepat untuk berbagai kepentingan yang berbeda, dan untuk
berhubungan dengan bawahan/ rekan kerja atau atasan yang berbeda.
Mampu menerima, menyaring dan menyimpan informasi dengan baik.

75 Pegawai memiliki kemampuan berkomunikasi melalui teknik bicara,


mendengar, menulis dan presentasi. Namun demikian, pegawai
kurang mampu memanfaatkan teknik-teknik komunikasi yang tepat
untuk suasana, tempat dan manusia yang berbeda. Maka kadangkala
terjadi persepsi yang salah kepada dirinya. Mampu menerima,
menyaring dan menyimpan informasi dengan baik.

50 Mampu berkomunikasi dua arah secara lisan dengan baik kepada


bawahan, rekan kerja dan atasan, sehingga jarang terjadi kesalahpahaman.
Namun demikian, kurang memiliki kemampuan berkomunikasi dengan teknik
presentasi dan tulisan, sehingga terkadang mengalami kesulitan untuk
mengajukan sesuatu/ permintaan kepada atasan. Mampu menerima,
menyaring dan menyimpan informasi yang dibutuhkan untuk tugasnya
sehari-hari.

25 Kurang mampu untuk berkomunikasi dua arah dengan baik kepada


bawahan, rekan kerja atau atasan, sehingga kadangkala terjadi
kesalahpahaman. Namun demikian hal tersebut selalu dapat
diselesaikan, walaupun memerlukan waktu. Kurang menguasai teknik
presentasi dan tulisan, sehingga usulan kepada kepada atasan tidak
segera ditanggapi. Kurang mampu menyaring informasi yang masuk,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup berarti bila harus mencari
informasi yang dibutuhkan.

0 Pegawai tidak memiliki kemauan berkomunikasi dengan


bawahan, rekan kerja dan atasan, sehingga sering mengalami konflik
personal. Tidak mampu berkomunikasi dengan baik melalui teknik tulisan dan
presentasi.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 19 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KERJA SAMA DENGAN ORANG LAINI
(WORKING WITH OTHERS)

100 Pegawai mampu melihat kepentingan bersama untuk melaksanakan


tugas dengan baik. Menjaga tenggang rasa dengan bawahan, rekan kerja
dan atasan agar tercapai tujuan yang telah ditetapkan. Menggunakan
teknik-teknik komunikasi yang diperlukan, sehingga bisa beradaptasi
dengan yang lainnya. Terbuka untuk saling berdiskusi dan selalu
berusaha untuk menggunakan teknik “menang-menang” dalam setiap
perundingan dalam kerja sama. Berinisiatif untuk membantu pekerjaan
kelompok lain yang memerlukan, sehingga dengan kebersamaan,
pekerjaan dapat dikerjakan lebih cepat.

75 Pegawai mampu bekerja sama dengan yang lain. Kurang mampu


untuk menggunakan teknik-teknik komunikasi yang diperlukan
untuk beradaptasi dengan lainnya, sehingga proses kebersamaan
berjalan agak lambat. Namun demikian, pegawai berinisiatif untuk
membantu kelompok lain yang memerlukan. Dengan
keterbatasannya berusaha untuk menggunakan teknik ‘menang-
menang” dalam setiap kerja dengan lainnya.

50 Walaupun pegawai dapat melihat kepentingan bersama untuk melaksanakan


tugas dengan baik, dalam kesempatan tertentu, gaya perundingannya
masih mengarah ke konsep “menang-kalah”, sehingga kadangkala masih
timbul konflik kerja. Kurang berinisiatif untuk membantu pekerjaan dari
kelompok lain, karena hanya melihat kepentingan sepihak saja.

25 Pegawai kurang mampu bekerja dengan orang lain, sering terjadi


konflik kerja karena pegawai memiliki karakter yang kuat untuk
mementingkan kepentingan kelompoknya. Akibatnya, pekerjaan
sering tertunda karena masing-masing memikirkan kelompoknya,

00 Tidak dapat bekerja secara kelompokn karena mementingkan diri sendiri.


Konsep perundingannya selalu “menang-kalah” dan selalu tidak pernah
mengenal kompromi. Tidak pernah mau membantu tugas-tugas dari
kelompok lain.
PETUNJUK PELAKSANAAN PENILAIAN KARYAWAN Hal 20 / 20
STANDAR EVALUASI – STAFF

STANDAR EVALUASI – STAFF


KRITERIA : KREATIVITAS KERJA
(CREATIVITY IN WORK)

100 Pegawai aktif menciptakan dan memberikan hal-hal yang baru untuk
menunjang dan meningkatkan efisiensi kerja yang ada. Disamping itu,
pegawai juga selalu berusaha untuk menemukan metode-metode baru
yang lebih efektif untuk pelaksanaan tugas-tugas kerja, baik dari segi
teknik, pengaturan pekerja maupun sarana administrasi penunjang.
Bersikap pro-aktif dalam setiap tindakannya, tanpa banyak arahan dari
atasannya. Selalu berusaha untuk mencari yang terbaik untuk lingkungan
kerjanya.

75 Pegawai selalu berusaha untuk menciptakan hal-hal positif yang


menguntungkan lingkungan kerjanya. Aktif berusaha untuk
menemukan metode-metode baru maupun pola kerja yang
dihasilkan. Namun kadangkala masih bersikap reaktif dan harus
diingatkan atasannya.

50 Pegawai menunjukkan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang


baru untuk menunjang jalannya tugas-tugas kerja. Pegawai pun
menunjukkan sikap untuk berbuat dan bekerja dengan semaksimal
mungkin. Dalam banyak hal, ide dasar kadangkala datang dari atasan,
rekan kerja atau bawahan. Jadi pegawai ini memiliki kemampuan
mengembangkan ide yang baik dan bukan untuk menciptakan ide.

25 Pegawai kurang menunjukkan kreativitas dalam bekerja. Sering


menunggu atasan untuk memberikan sesuatu yang lain dari
tugas-tugasnya. Masalah-masalah yang terjadi tidak dipikirkan
dengan banyak cara, sehingga pola pemecahannya pun amat
sempit, dan kadangkala memerlukan waktu yang cukup berarti.

00 Pegawai tidak menunjukkan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu


yang baru atau lebih. Bekerja hanya untuk melaksanakan pekerjaan rutin
dengan sistem dan pola yang telah dipikirkan oleh orang lain.

Anda mungkin juga menyukai