Anda di halaman 1dari 4

PENINGKATAN KETERAMPILAN LAY UP BOLA BASKET

MENGGUNAKAN MEDIA SEDERHANA BAN BEKAS PADA PESERTA


DIDIK KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 MAGETAN

PROPOSAL
Untuk memenuhi tugas lokakarya
Pendidikan Profesi Guru

Oleh :
AGUS PURNOMO S.Pd

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN OLAHRAGA
PENDIDIKAN PROFESI GURU
JUNI 2019

1
2

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam bab I ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan


masalah, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, ruang lingkup dan keterbatasan
penelitian, serta definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan jasmani dan olahraga adalah proses pendidikan melalui
aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan
pendidikan, Mahendra (dalam Paturusi, 2012:4). Dengan demikian pendidikan
jasmani dan olahraga dapat diartikan suatu kegiatan mendidik anak dengan proses
pendidikan melalui aktivitas jasmani dan olahraga. Kegiatan pembelajaran
olahraga tidak akan terlaksana dengan maksimal jika sistematika dalam
pembelajaran tidak berjalan dengan baik, salah satu bentuk pembelajaran olahraga
yang digemari peserta didik yaitu bola basket.
Sudarsini (2013:24) “permainan bolabasket yaitu permainan bola besar
yang dimainkan oleh dua regu yang masing-masing regu dimainkan oleh lima
orang pemain”. Jadi, bola basket merupakan jenis olahraga bola besar
berkelompok yang terdiri dari dua tim yang masing-masing tim beranggotakan
lima orang pemain yang saling bertanding mencetak point dengan memasukkan
bola ke dalam keranjang lawan dengan melakukan hal-hal yang sebaik-baiknya.
Dalam permainan bolabasket ada beberapa teknik yang harus dikuasai salah
satunya yaitu lay up.
Moh. Gilang (139-140) Lay up adalah tembakan yang dilakukan dengan
jarak dekat sekali dari ring basket sehingga seolah-olah bola itu diletakkan ke
dalam ring basket yang didahului dengan gerakkan dua langkah. Untuk siswa
SMP khususnya kelas VIII, belajar lay up tidaklah mudah apalagi jika tidak
menggunakan strategi mengajar dan media pembelajaran yang tepat. Karena siswa
SMP berada pada tahap periode perkembangan Operasional formal (umur 11/12-
18 tahun). Ciri pokok perkembangan pada tahap ini adalah anak sudah mampu
berpikir abstrak dan logis. Model berfikir ilmiah dengan tipe hipotetico-deductive
dan inductive sudah mulai dimiliki anak, dengan kemampuan menarik
kesimpulan, menafsirkan dan mengembangkan hipotesa (Asri Budiningsih, 2005:
39).
Tahap kognitif yaitu dengan memberikan pemahaman konsep gerak yang
benar kepada anak agar anak benar – benar paham mengenai konsep gerak yang
dilakukan dan tujuannya. Tahap asosiatif ditandai dengan adanya gerakan-gerakan
yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar
untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan
suatu gerakan. Dengan repetisi atau pengulangan peserta didik diharapkan
membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-
3

gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya


dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan
dalam perkembangan psikomotor. Tahap otonomi seorang peserta didik telah
mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap
meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap
ini disebut tahap autonomi karena peserta didik sudah tidak memerlukan
kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan, oleh karena itu perlu
digunakannya strategi pembelajaran yang menggunakan media-media yang
manfaatnya mempermudah proses belajar mengajar, salah satunya menggunakan
media sederhana.
(Miarso:1989) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa untuk belajar. Menurut Djamarah (1995:136) media adalah alat
bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
pembelajaran. Sederhana adalah tidak berlebih-lebihan, jadi media sederhana
merupakan media pembelajaran yang tidak berbasis teknologi dan dapat dibuat
sendiri. Media pembelajaran sederhana identik dengan hal yang simple yang tidak
memerlukan biaya mahal contohnya seperti ban bekas. Bas bekas mempunyai
bentuk bundar yang mempunyai titik tengah sehingga mempermudah siswa dalam
belajar lay up.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan,maka peneliti ingin
meningkatkan keterampilan lay up, melalui penelitian yang berjudul
“Peningkatan Keterampilan Lay Up bola basket menggunakan media
sederhana ban bekas pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah 1
Magetan”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan media
sederhana ban bekas dapat meningkatkan keterampilan lay up bolabasket pada
peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
media pembelajaran ban bekas terhadap hasil pembelajaran Lay Up pada siswa
kelas VII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.
4

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Guru
Media sederhana ban bekas yang digunakan peneliti sebagai media atau
alat dapat meningkatkan (memperbaiki) keterampilan lay up bolabasket pada
peserta didik kelas VIII SMP Muhammadiyah 1 Magetan.

2. Bagi Peserta Didik Kelas VIII


Dengan adanya penelitian ini diharapkan peserta didik dapat
meningkatkan (memperbaiki)penguasaan keterampilan lay up bolabasket,
sehingga keterampilan lay up menjadi lebih baik.

3. Bagi Sekolah
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tolak
ukur keberhasilan dalam pembelajaran permainan bola besar khususnya bola
basket.

4. Bagi Peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat digunakan peneliti dalam
memperoleh pengalaman nyata dari ilmu yang diperoleh selama kuliah dengan
melakukan penelitian tersebut.

5. Bagi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang


Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah daftar pustaka
di laboratorium Fakultas Ilmu Keolahragaan dan dapat dipergunakan sebagai
bahan informasi ilmiah bagi pihak yang ingin mengkaji lebih dalam tentang
penelitian yang sejenis.

Anda mungkin juga menyukai