Anda di halaman 1dari 9

“MORFOLOGI DAN ANATOMI BIJI”

LAPORAN PRAKTIKUM

Oleh:

NAMA : INDAHYO TUMANGGOR


NIM : 155040207111141

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang 2 bagian yaitu,
embrio dan kulit biji (need coat atau testa). Embrio terbentuk atau berasal dari
telur yang dibuahi (zygote) dengan mengalami pebelahan sel di dalam embryosac.
Kulit biji terbentuk atau berasal dari integument (satu atau lebih) dari
ovule (Kartasapoetra, 2003).
Biji merupakan suatu organisasi yang tersusun rapi, mempunyai persediaan
bahan makanan yang cukup untuk melindungi serta memperpanjang
kehidupannya. Walaupun banyak hal yang terdapat pada benih, tetapi baik
mengenal jumlah, bentuk maupun strukturnya, mempunyai satu fungsi dan tujuan
yang sama yaitu menjamin kelangsungan hidupnya. Pengetahuan tentang struktur
biji akan memberikan pemahaman yang baik tentang perbedaan kedua struktur
biji tersebut (Hasnunidah, 2011).
Biji adalah suatu bagian dari tanaman yang merupakan cikal bakal suatu
tumbuhan baru yang memiliki cirri atau sifat seperti induknya. Biji memiliki
beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur bagiannya. Biji seharusnya
memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapat merupakan tanaman
yang sehat.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui keadaan anatomi biji dari
beberapa jenis biji tanaman kacang tanah dan jagung yang tergolong dalam biji monokotil
dan dikotil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Biji Monokotil
Struktur biji tanaman monokotil, misalnya Jagung terdiri atas koleoptil,
plumula, radikula, koleoriza, skutelum dan endosperma. Bagian-bagian biji
tersebut mempunyai fungsi masing-masing untuk pertumbuhan tanaman. Pada biji
tanaman dikotil maupun monokotil, plumula merupakan poros embrio yang
tumbuh ke atas yang selanjutnya akan tumbuh menjadi daun pertama, sedangkan
radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar
primer. Pada tanaman monokotil, misalnya Jagung, kotiledon mengalami
modifikasi menjadi skutelum dan koleoptil. Skutelum berfungsi sebagai alat
penyerap makanan yang terdapat di dalam endosperma, sedangkan koleoptil
berfungsi melindungi plumula. Selain itu, pada jagung juga terdapat koleoriza
yang berfungsi melindungi radikula (Rachmawati, 2009)

Gambar 1. Struktur Biji Monokoti (A) Dan Monokotil (B)


2.2 Morfologi Biji Dikotil
Biji adalah alat reproduksi, penyebaran, dan kelangsungan hidup suatu
tumbuhan. Selain itu, bagi tumbuhan berbiji, biji merupakan awal dari kehidupan
tumbuhan baru di luar induknya. Jika biji tanaman dikotil seperti kacang-
kacangan, jika dibelah menjadi dua akan mendapatkan struktur biji yang terdiri
atas plumula, hipokotil, radikula, kotiledon dan embrio (Rachmawati, 2009)
2.3 Perkecambahan Biji Monokotil
Perkecambahan hipogeal ditandai dengan epikotil tumbuh memanjang
kemudian plumula tumbuh ke permukaan tanah menembus kulit biji. Kotiledon
tetap berada di dalam tanah. Contoh tumbuhan yang 12 mengalami
perkecambahan ini adalah kacang ercis, kacang kapri, jagung, dan rumput-
rumputan (Campbell et al., 2000). Biji yang berkecambah belum memiliki
kemampuan untuk menyintesis cadangan makanan sendiri. Kebutuhan karbohidrat
didapatkan dari cadangan makanan (endosperma). Umumnya cadangan makanan
pada biji berupa amilum (pati). Pati tidak dapat ditransportasikan ke sel-sel lain,
oleh karena itu pati harus diubah terlebih dahulu kedalam bentuk gula yang
terlarut dalam air (Pratiwi, 2006).
2.4 Perkecambahan Biji Dikotil
Tipe perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil yang tumbuh
memanjang sehingga plumula dan kotiledon terangkat ke atas (permukaan tanah).
Kotiledon dapat melakukan fotosintesis selama daun belum 11 terbentuk. Contoh
tumbuhan ini adalah kacang hijau, kedelai, bunga matahari dan kacang tanah.
Organ pertama yang muncul ketika biji berkecambah adalah radikula. Radikula
ini kemudian akan tumbuh menembus permukaan tanah. Untuk tanaman dikotil
yang dirangsang dengan cahaya, ruas batang hipokotil akan tumbuh lurus ke
permukaan tanah mengangkat kotiledon dan epikotil. Epikotil akan memunculkan
daun pertama kemudian kotiledon akan rontok ketika cadangan makanan di
dalamnya telah habis digunakan oleh embrio (Campbell et al., 2000).

Gambar 2. Perkecambahan biji epigeal (a) dan perkecambahan biji hipogeal (b)
(Campbell et al., 2000)
BAB 3
BAHAN DAN METODE
3.1 Alat dan Bahan
- Alat
Pisau : berfungsi untuk memotong benih melintang dan membujur

Kamera : untuk dokumentasi

Alat tulis : untuk mencatat hasil

- Bahan

Benih Jagung : Sebagai obyek yang diamati

Benih Kacang : Sebagai obyek yang diamati

3.2 Cara Kerja


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan (Gambar)
Dokumentasi Dokumentasi
No Keterangan
Praktikum Literatur

1. Utuh

Melin-

Monokotil tang

Mem-
bujur

2. Utuh

Dikotil
Melin-
tang
Mem-
bujur

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum struktur benih, benih Jagung (Zea mays)
terdiri dari endosperma, kulit biji, kotiledon, dan embrio. Struktur benih Kacang
Tanah (Arachis hypogaea) terdiri dari kulit benih, kotiledon, plumula dan
radikula. Menurut Sutopo (2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian yaitu
embrio, cadangan makanan, dan pelindung biji. Embrio yang berkembang
sempurna terdiri dari struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk),
hipokotil (calon batang), kotiledon (calon daun), dan radikula (calon akar).
Sedangkan definisi perkecambahan menurut Prihantoro (2000) adalah
berkembangnya struktur penting dari embrio yang ditandai dengan munculnya
struktur tersebut dengan menembus kulit.
Anatomi benih kacang tanah adalah testa, embrio(radikula dan plumula)
dan kotiledon. Testa memiliki sifat yaitu tipis, kaku seperti kulit, keras seperti
kayu/batu dan memiliki keadaan warna yang bervariasi, embrio merupakan calon
individu baru, dan kotiledon jaringan penimbun makanan dan hanya ditemukan
pada tumbuhan dikotil.
Benih jagung adalah termasuk tumbuhan berkeping dua atau dikotil.
Anatomi benih kopi terdiri dari endokarp, testa, embrio (radikula dan plumula),
kotiledon. Endokarp yaitu kulit terluar yaitu tebal berdaging dan warna berubah
dari muda ke tua, testa atau kulit dalam yaitu tipis seperti selaput, sering melekat
pada inti benih. Embrio merupakan calon individu baru, dan kotiledon adalah
jaringan penimbun makanan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya ambil dari praktikum ini adalah kita dapat
mengidentifikasi anatomi dengan detail pada tiap-tiap benih tanaman yang telah
disediakan mulai dari bentuk Embrio, Kotiledon, Radikula, Plumula, dan juga
gambar benih tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., Jane, B., Reece and Lawrence, G. M. 2000. Biolog edisi 5 jilid
3. Alih Bahasa: Wasman Manalu. Erlangga. Jakarta.
Hasnunidah, N. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Kartasapoetra, AG. 2003. Teknologi Benih. Rineka Cipta. Jakarta.
Pratiwi. 2006. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Prihantoro. 2000. Budidaya Pertanian Jagung (Zea mays L.) Sistim Informasi
Manajemen Pembangunan di Pedesaan. Proyek PEMD, BAPPENAS.
Jakarta.
Rachmawati, F., Nurul, U., dan Ari, W. 2009. Biologi untuk SMA/MA kelas XII
Program IPA. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. Rajawali Press. Jakarta. 245 hal.
Tim dosen. 2017. BKPM(Buku Kerja Praktik Mahasiswa) Morfologi dan
Anatomi Benih. Politeknik Negeri Jember.

Anda mungkin juga menyukai