Anda di halaman 1dari 6

BAB II

ISI

A. Landasan teori

Kondensor dan evaporator adalah jenis dari penukar panas (heat exchanger). Refrigeran
melepaskan panas di kondensor dan menyerap panas di evaporator. Salah satu kalisfikasi
kondensor dan evaporator dilihat dari letak refrigeran (di dalam atau di luar tabung) dan dari zat
pendingin yang digunakan (gas atau cair). Klasifikasi ini dijelaskan pada tabel 1. Gas yang
umum digunakan adalah udara dan air merupakan cairan yang sering digunakan sebagai zat
pendingin.

Tabel 1. Klasifikasi refrigeran di kondensor dan evaporator

Komponen Refrigeran Zat pendingin


Di dalam pipa Gas di luar
Cairan di dalam*
Kondensor Di luar pipa Gas di dalam
Cairan di dalam
Di dalam pipa Gas di luar
Cairan di luar
Evaporator Di luar pipa Gas di dalam*
Cairan di luar

* = jarang digunakan

Evaporator dan kodensor umumnya berbentuk pipa. Perpindahan panas terjadi dari refrigeran ke
dinding dalam ke dinding luar lalu ke zat pendingin. Tidak semua panas refrigeran dapat diserap
oleh zat pendingin karena adanya koefisien pindah panas pada dinding pipa. Koefisien pindah
panas ini dihitung dengan persamaan:

............................................................8-1

dengan Uo = koefisien pindah panas keseluruhan (W/m2K)


ho = koefisien pindah panas di dalam pipa (W/m2K)
hi = koefisien pindah panas di luar pipa (W/m2K)
x = tebal pipa (m)
Ao = luas pipa luar (m2)
Am = luas rata-rata pipa (m2)
Ai = luas pipa dalam (m2)

Jika cairan berada di dalam pipa, maka koefisien pindah panas di dalam pipa dihitung dengan:
............................................................8-2

dengan h = koefisien konveksi (W/m2K)


D = diameter dalam pipa (m)
k = konduktifitas termal fluida (W/mK)
V = kecepatan aliran fluida (m/det)
ρ = rapat massa fluida (kg/m3)
μ = viskositas fluida (Pa.detik)
cp = panas jenis fluida (J/kgK)

Pada heat exchanger dengan fluida yang berbeda (cairan dan gas), karena perbedaan nilai
koefisien konveksi, maka akan terjadi perbedaan perpindahn panas. Untuk mengantisipasi hal
ini, pipa pada bagian fluida yang berupa gas, diperluas permukaannya dengan penambahan sitip
(fin). Karenanya, persamaan koefisien pindah panas keseluruhan ditulis kembali menjadi:

............................................................8-3

dengan hf = koefisien konveksi udara (W/m2K)


Ap = luas pipa antara sirip (m2)
Ae = luas sirip (m2)
η = efektifitas sirip
efektifitas sirip bar dihitung dengan persamaan:

............................................................8-4

............................................................8-5

dengan L = panjang sirip (m)


k = konduktifitas bahan sirip (W/m)
y = setengah dari tebal sirip (m)
atau menggunakan grafik di bawah. Grafik di bawah digunakan untuk sirip lingkaran. Pada sirip
persegi, luasan sirip persegi diubah menjadi luasan srip lingkaran untuk mendapatkan diameter
sirip.
B. Kondensor

Berdasarkan zat pendingin yang digunakan, kondensor dibedakan menjadi kondensor


berpendingin udara dan air. Sedangkan menurut konstruksinya, kondensor berpendingin air
dibagi menjadi shell and tube, double pipe, dan shell and coil condensor. Pada kondensor udara,
dibedakan menjadi kondenser dengan aliran udara paksa dan alami. Di bawah adalah gambar
beberapa jenis kondensor.

Gambar 8.1. Kondensor berpendingin udara Gambar 8.2. Kondensor berpendingin air

Laju perpindahan panas pada kondensor adalah fungsi dari kapasitas refrigerasi dan suhu
evaporasi serta suhu kondensasi. Kondensor harus dapat membuang panas yang diserap di
evaporator dan yang ditambahkan di kompresor. Istilah yang umum digunakan untuk
menunjukkan tingkat perpindahan panas dari kondenser ke evaporator adalah rasio pelepasan
panas (heat rejection ratio) yang dihitung dengan persamaan:

...............8-6

namun rasio perpindahan panas ini kurang tepat karena tidak memperhitungkan kerja kompresi.
Nilai rasio perpindahan panas ini juga dapat dihitung dengan bantuan grafik di bawah.

Pada kondensor, terjadi kondensasi pada uap yang mengembun di luar pipa. Koefisien
kondensasi yang terjadi di luar pipa dihitung dengan persamaan:
............................................................8-7

dengan hct = koefisien kondensasi (W/m2K)


g = percepatan gravitasi (m/s2)
ρ = rapat massa fluida (kg/m3)
hfg = kalor laten penguapan (J/kg)
μ = viskositas kondensat (Pa.detik)
Δt = perbedaan suhu antara kondensat dan pipa (K)
N = jumlah pipa dalam baris vertikal
D = diameter luar pipa (m)
saat kondensor berpendingin air telah digunakan selama beberapa waktu, akan terjadi
pengendapan pada pipa karena adanya kotoran pada fluida yang mengalir. Pengendapan ini akan
mengurangi proses pindah panas dan besarnya disebut

sebagai fouling factor Beberapa perusahan menetapkan fouling factor sebesar0.000176


m2K/W.Koefisien pindah panas keseluruhan ditulis ulang menjadi:

............................................................8-8

refrigeran berada dalam keadaan superheat, sebaran suhu digambarkan pada grafik dibawah.
Karena perbedaan penurunan suhu ini, beda temperatur antara refrigeran dan pendingin dihitung
dengan persamaan:

............................................................8-9
C. Evaporator

Pada banyak sistem pendinginan,


refrigeran akan menguap di evaporator
dan mendinginkan fluida yang melalui
evaporator. Evaporator ini disebut
sebagai direct-expansion
evaporator.Berdasarkan zat yang
didinginkan, evaporator dibedakan
menjadi evaporator pendingin udara dan
pendingin cairan. Berdasarkan
konstruksinya, evaporator pendingin
udara dibedakan menjadi plat, bare tube,
dan finned evaporator. Evaporator plat
biasa digunakan pada kulkas rumah.
Evaporator pendingin udara ini
umumnya digunakan untuk sistem
pengkondisian udara (AC).

Gambar 8-3. Evaporator

Evaporator pendingin cairan umumnya digunakan untuk mendinginkan air, susu, jus, dan
kegunaan industri lainnya. Jenis evaporator yang sering digunakan adalah evaporator bare-tube
karena proses pengambilan panas terjadi langsung dari bahan ke ferigeran. Terdapat bebrapa tipe
evaporator yang sering digunakan, seperti pipa ganda, Baudelot cooler, tipe tank, shell and coil
cooler dan shell and tube cooler.
PROSES PERPINDAHAN PANAS PADA EVAPORATOR DAN
KONDENSOR AC

Disusun oleh:

SRI REZKY AMALIA (D091171317)

DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

GOWA

2018

Anda mungkin juga menyukai