Anda di halaman 1dari 5

Fenomena Gravitasi Newton

Pada permulaan tahun 1600, seorang ahli matematika dan astronomi jerman bernama johanes
kepler 1571–1630

berhasil menganalisis data astronomi tentang gerak planet yang mengitari matahari yang dibuat
oleh gurunya, Tycho Brahe. Berdasarkan hasil analisis tersebut kepler mengaajukan tiga hokum
tentang gerak planet, yaitu sebagai berikut .

Lintasan setiap planet yang mengitari matahari berbentuk elips dengan pusat matahri berada pada
salah satu titik fokusnya hokumIkepler

; suatu garis khayal yang menghubungkan pusat matahari dengan pusat planet akan menyapu
luas daerah yang sama dalam selang waktu yang sama hokumIIkepler; dan perbandingan
kuadrat periode dari dua buah planet sama dengan perbandingan pangkat tiga dari jarak rata –
rata kedua planet tersebut dari matahari hokumIIIkepler

Meskipun ketiga hukum tersebut cukup baik untuk menjelaskan fenomena gerak planet dalam
tata surya, tetapi hokum – hukum tersebut belum dapat menjelaskan bagaimana planet – planet

dapat tetap pada orbit elipsnya pada saat mengitari matahari.

Sekitar tahun 1686, Sir Isaac Newton 1642–1727

seorang ahli fisika dan matematika inggris berfikir bagaimana planet – planet dapat mengitari
matahari dengan tetap berada dalam lintasan elipsnya. Selain itu ia juga berfikir bagaimana bulan
dapat tetap berada pada orbit lingkkarannya saat mengitari bumi.

Berdasarkan hukum pertamanya newton berkesimpulan bahwa harus ada gaya yang bekerja pada
bulan dan planet – planet sehingga bulan dan planet dapat bergerak dengan lintasan seperti itu,
karena apabila gaya ini tidak ada maka bulan dan planet akan bergerak dalam lintasan garis
lurus.
Ketika Newton sedang berfikir tentang gaya Tarik yang bekerja pada suatu benda yang seolah
tidak berhubungan dengan gaya yang bekerja pada bulan dan planet, dia mengamati bahwa
apabila suatu benda yang berada pada ketinggian tertentu di atas permukaan bumi dilepaskan
maka benda tersebut akan selalu jatuh bebas menuju permukaan bumi. Newton menyimpulkan
bahwa terdapat gaya Tarik yang berasal dari pusat bumi yang bekerja pada benda sehingga benda
akan selalu jatuh menuju ke pusat bumi. Gaya Tarik ini disebut dengan gaya gravitasi.
Berdasarkan pengamatannya itu, newton mencoba untuk menemukan penyebab bulan dapat
bergerak pada lintasan melingkar dengan cara mengilustrasikannya dengan menggunakan sebuah
peluru meriam. Ilustrasi yang diberikan oleh newton adalah sebagai berikut :

Jika sebuah peluru meriam ditembakkan secara horizontal dari sebuah gunung yang sangat tinggi
dan tidak ada hambatan udara, dan tidak ada gravitasi, maka peluru meriam akan bergerak
menempuh lintasan garis lurus. Karena terdapat gravitasi, maka peluru meriam akan bergerak ke
bawah dengan lintasan garis lurus dan akhirnya jatuh ke permukaan bumi.

Sekarang jika peluru meriam tersebut ditembakkan secara horizontal lagi dengan kecepatan yang
lebih besar, maka peluru meriam akan menempuh lintasan yang lebih jauh dari lintasan
sebelumnya sampai akhirnya jatuh ke permukaan bumi. Jika terdapat sebuah kelajuan pada
peluru meriam sehingga peluru meriam dapat bergerak mengelilingi bumi sesuai dengan
lengkungan bumi. Kemudian jika peluru meriam diperbesar lagi maka peluru meriam akan
bergerak mengelilingi bumi tanpa saling bertubrukan dan kemudian menjadi orbit satelit dalam
gerak melingkar. Apabila pada saat peluncuran kelajuan peluru meriam sangat besar, maka
peluru meriam akan mengorbit bumi dalam lintasan elips.

Berdasarkan pemisalan tersebut, terbukti bahwa gaya gravitasi menjaga peluru meriam untuk
tetap berada dalam lintasan melingkarnya, kerena apabila tidak ada gaya gravitasi yang bekerja
pada peluru meriam, akan menyebabkan peluru meriam bergerak mengikuti lintasan garis lurus.

Gerak jatuhnya peluru meriam ke bumi akibat adanya gaya gravitasi merupakan analogi gerak
bulan mengorbit bumi. Jika orbit bulan dapat juga dapat dianalogikan dengan jatuhnya peluru
meriam, maka orbit bulan juga dapat dianalogikan dengan jatuhnya benda di atas permukaan
bumi.

Setelah menemukan bahwa gravitasi bumi berpengaruh terhadap bulan, newton mencoba
membandingkan besar gaya gravitasi bumi yang menarik bulan dan benda – benda pada
permukaan bumi. Dari penelitiannya itu newton menyimpulkan bahwa gaya gravitasilah yang
menyebabkan bulan dapat tetap berada pada orbit lingkarannya saat mengitari bumi dan yang
menyebabkan planet – planet dapat mengitari matahari dengan tetap berada dalam lintasan
elipsnya.

Percepatan gravitasi yang dialami setiap benda di permukaan bumi kira – kira adalah 9,8 m/s2.
Percepatan bulan menuju bumi dapat dihitung dari percepatan sentripetal bulan sebagai berikut :

Dengan :
R = Jari – jari orbit bulan (3, 84 x 108 m )

T = Periode bulan (27,3 hari = 2,36 x 106 s)

Sehingga :

m/s2

Perbandingan percepatan bulan menuju bumi dan percepatan benda pada permukaan bumi
dinyatakan sebagai berikut :

Dengan :

gB = Percepatan bulan menuju bumi (m/s2)

gb = percapatan benda menuju bumi (m/s2)

ini berarti percepatan bulan menuju bumi sekitar kali percepatan gravitasi benda di
permukaan bumi. Jarak bulan dari pusat bumi atau jari – jari orbit bulan adalah 3,84 x 108 m dan
jarak permukaan bumi dari pusat bumi atau jari – jari bumi adalah 6,4 x 106 m. jika
dibandingkan jarak bulan dari pusat bumi dengan jarak permukaan bumi dari pusat bumi akan
diperoleh nilai sebagai berikut :

Jadi perbandingan kedua jarak tersebut adalah 60. Ini berarti jarak bulan dari pusat bumi sama
dengan 60 kali jarak permukaan bumi dari pusat bumi.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, newton menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
jarak suatu benda dari bumi dengan besarnya gaya gravitasi bumi yang bekerja pada benda
tersebut. Newton menyatakan bahwa besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda (Fg)
berbanding terbalik dengan kuadrat jarak benda tersebut (r) dari pusat bumi.

Berdasarkan perhitungan, diperoleh bahwa bulan berada sejauh 60 kali jarak benda pada
permukaan bumi. Ini berarti bulan mengalami gaya gravitasi kali gaya gravitasi bumi
yang dialami benda pada permukaan bumi.

Newton menyadari bahwa besarnya gaya gravitasi yang bekerja pada suatu benda tidak hanya
bergantung pada jarak, tetapi bergantung juga pada massa benda.
Berdasarkan hokum III newton, apabila bumi mengerjakan gaya gravitasi pada suatu benda
sepertibulan
, maka benda itu akan mengerjakan gaya pada bumi yang besarnya sama tetapi arahnya
berlawanan.

Besarnya gaya gravitasi yang bekerja di antara bumi dan benda tersebut harus berbanding lurus
dengan massa bumi dan massa benda tersebut, dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak
yang memisahkan pusat bumi dengan pusat benda.

Newton menyimpulkan bahwa besar gaya gravitasi yang bekerja di antara bumi dan benda
tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

Dengan :

mbm = massa bumi kg

mbe = massa benda kg

r = jarak benda dari pusat bumi m

persamaan di atas dapat berlaku secara umum untuk dua buah benda yang Tarik menarik satu
sama lain dengan gaya Tarik gravitasi, sehingga persamaan di atas menjadi :

Dengan :

Fg = gaya gravitas N

m1 = massa benda 1 kg

m2 = massa benda 2 kg

r = jarak diantara kedua benda m

karena gaya gravitasi berbanding lurus dengan massa kedua benda, maka semakin besar massa
salah satu benda, semakin besar pula gaya gravitasi yang bekerja pada kedua benda tersebut. Jika
massa sebuah benda diperbesar menjadi dua kali lipat, maka gaya gravitasi di antara kedua benda
menjadi empat kali lipat dari semula.
Karena gaya gravitasi berbanding terbalik dengan jarak kuadrat yang memisahkan kedua benda,
maka semakin besar jarak diantara kedua benda semakin lemah gaya gravitasi yang bekerja pada
kedua benda tersebut. Jika jarak yang memisahkan kedua benda diperbesar menjadi dua kali lipat
maka gaya gravitasi yang bekerja pada kedua benda tersebut menjadi seperempat kalinya.

Berdasarkan penelitiannya, newton mengemukakan hokum gravitasi umum, yang menyatakan


“gaya gravitasi antara dua benda merupakan gaya Tarik menarik yang besarnya berbanding lurus
dengan massa masing – masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua
pusat benda tersebut”. Secara matematis, hokum tersebut dinyatakan sebagai berikut :

Dengan :

G = Tetapan Gravitasi Umum

Anda mungkin juga menyukai