PROFESIONAL
Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan komunitas
Dibimbing oleh :
Bagus Sholeh A, S.Kep.Ns, M.Kep
S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pengaruh Politik Terhadap Keperawatan Profesional” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan
Komunitas. Selain itu,makalah ini disusun untuk memperluas ilmu tentang “Pengaruh
Politik Terhadap Keperawatan Profesional”
Kami mengakui masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini karena
pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki masih kurang. Oleh karena itu, kami
berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam rangka
menambah pengetahuan juga wawasan tentang “Pengaruh Politik Terhadap
Keperawatan Profesional”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 TUJUAN PENULISAN
1.3.1 Untuk mengetahui definisi politik
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh politik terhadap keperawatan professional
1.3.3 Untuk mengetahui arti politik bagi perawat
1.3.4 Untuk mengetahui pentingnya dunia politik bagi profesi keperawatan
1.3.5 Untuk mengetahui manfaat keterlibatan perawat di area politik
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Keperawatan
Keperawatan adalah memberikan asuhan keperawatan kepada orang lain
dimana asuhan keperawatan tersebut diberikan kepada individu, keluarga,
kelompok, serta masyarakat. Sedangkan tujuan dari keperawatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, serta
pemulihan kesehatan. Sehingga bisa disimpulkan bahwa keperawatan merupakan
profesi yang mempunyai tujuan untuk kesejahteraan umat manusia. Dalam
menjalankan keperawatan digunakan ilmu dan seni serta mnggunakan proses
keperawatan sebagai metode ilmiah yang dijadikan sebagai pedoman dalam
melaksanakan praktek keperawatan profesional.
4
1987 ). Dahulu, perawat merasa tidak nyaman dengan politik karena mayoritas
perawat adalah wanita dan politik merupakan dominasi laki-laki. Perawat juga
tidak menyadari preseden historis yang ditetap oleh perawat dalam arena politik,
dan karena mereka tidak pada secara politik, perawt kurang mendapatkan
pendidikan politik untuk memenangkan kompetensi dalam berpolitik (Mason dan
Talbott, 1995; mason, 1990).
Keterlibatan perawat dalam politik mendapatkan perhatian yang lebih besar
dalam kurikulum keperawatan, organisai profesional dan tempat perawatan
kesehatan (stanhope dan belcher, 1993). Organisasi keperawatan telah
memperkerjakan seseorang yang mampu melobi untuk mendorong terbentuknya
legislasi negara bagian dan U.S Congress untuk meningkatkan kualitas perawatan
kesehatan. Kalisch dan kalisch (1982) menuliskan bahwa ANA “ bekerja untuk
meningkatkan standar kesehatan dan ketersediaan pelayanan perawatan kesehatan
bagi semua orang; mendorong standar keperawatan yang tinggi, menstimulasi dan
meningkatkan pengembangan perawat profesional dan meningkatkan
kesejahteraan ekonomi dan umum. Tujuan ini tidak dibatasai oleh pertimbangan
kenegaraan, ras, keturunan, gaya hidup, warna kulit, seks dan usia.. “
Perawatan memerlukan Politik di dasari oleh trens dan isu yaitu karena
profesi keperawatan adalah profesi yang dinamis, Terns holistic keperawata,
minimnya keterlibatan perawat dan menentukan keputusan.
5
Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara
active maupun passive dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus
dimiliki bidang politik hingga talenta yang harus di miliki mengenai sense of
politic.
6
Selain itu, dalam regulasi kewenangan ini di harapkan tidak terjadi adanya
overlap dan salah satu yang paling penting adalah menghindari terjadinya
malpraktik yang kemungkinan dapat terjadi.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang perawat sehingga mampu
terjun ke dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah
mendukung salah satu partai politik. Partai politik ini akan menjadi motor
penggerak pembawa di kancah perpolitikan Indonesia. Banyak partai yang
menawarkan posisi legislative, ada partai yang melakukan pengkaderan dari awal
yang mampu menyiapkan calon-calon legislative dari embrio yang akan diberikan
suntikan ideology dari partai tersebut, ada juga partai yang memberikan
kesempatan kepada siapa saja yang siap untuk berjuang bersama-sama
mendukung partainya dan menjadi calon legislative.
Selain penjelasan diatas, pentingnya dunia politik bagi keperawatan adalah:
a. Politik menciptakan iklim yang kondusif bagi keperawatan terutama
mendapatkan legitimasi masyarakat dalam upaya mendukung usaha-usaha
memberikan asuhan keperwatan.
b. Politik memberikan kemudahan terhadap pencapaian tujuan keperawatan
dalam melakukan intervensi kepada masayarakat melalui serangkaian
aktivitas yang dilakukan oleh profesi keperawatan berupa kebijakan strategis
dalam memberikan asuhan keperawatan.
7
Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi
pendidikan keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan
institusi yang tidak melakukan penjaminan mutu akan output perawat yang di
luluskan setiap periodenya.
Dengan regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi terstandardisasi,
profesi keperawatan yang mempunyai nilai tawar, nilai jual dan menjadi
profesi yang di pertimbangkan.
b. Terciptanya suatu regulasi kewenangan perawat di lahan klinik
Tidak kalah pentingnya dengan regulasi pendidikan, dimana regulasi
pendidikan merupakan bagaimana kita melakukan persiapan yang matang
sebelum membuat dan memulai (perencanaan), dimana kita melakukan
pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang mensupport akan
terbentuknya generasi perawat-perawat yang siap tempur.
Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik akan menjadikan profesi
keperawatan semakin mantap dalam langkahnya. Kewenangan perawat yang
mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan perawat semakin
professional dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang harus di
penuhi, selain itu dalam regulasi kewenangan ini di harapkan tidak terjadi
adanya overlap dan salah satu yang paling penting adalah menghindari terjadi
malpraktek yang kemungkinan dapat terjadi.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menjadi bagian dari dunia perpolitikan di Indonesia, diharapkan seorang
perawat mampu mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan
yang ada di profesi keperawatan salah satunya seperti yang disebutkan diatas
yaitu mengenai bagaimana meregulasi pendidikan keperawatan yang hasil
akhirnya diharapkan tercapainya kualitas perawat bisa dipertanggung jawabkan.
Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi pendidikan
keperawatan yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak
melakukan penjaminan mutu akan output perawat yang di luluskan setiap
periodenya. Dengan regulasi pendidikan keperawatan, semua menjadi
terstandarisasi, profesi keperawatan yang mempunyai nilai tawar, nilai jual, dan
menjadi profesi yang dipertimbangkan. Regulasi kewenangan perawat di lahan
klinik tidak kalah pentingnya dengan regulasi pendidikan, di mana regulasi
pendidikan merupakan bagaimana kita melakukan persiapan yang matang
sebelum membuat dan memulai (perencanaan), di mana kita melakukan
pembangunan fondasi yang kokoh dan system yang mensupport akan
terbentuknya generasi perawat-perawat yang siap tempur.
3.2 Saran
Dengan telah terbentuknya regulasi pendidikan keperawatan yang
terstandarisasi, harapannya tidak ada keraguan ladi masyarakat dalam
memandang profesi perawat yang mana terlibat dalam kehidupan dan
berkontribusi dalam pelayanan kesehatan untuk memajukan Indonesia sehat. Hal
yang harus dan terus kita lakukan adalah memperbaiki citra perawat dengan
menunjukkan jati diri perawat.
9
DAFTAR PUSTAKA
Salemba Medika Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
10