Peringatan Hari Ibu 2019
Peringatan Hari Ibu 2019
Jl. Merdeka Barat No. 15, Jakarta 10110 Telp. (021) 3860165, Fax. (021) 3446586
Telp. Sentral: 3842638, 3805563 Ext. 5011, 5022, 5009
atau
email: php.sesdep@gmail.com
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI I
KATA PENGANTAR II
SAMBUTAN MENTERI III
G. Kepanitiaan 7
H. Dana 8
I. Penutup 8
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Panduan Upacara 9
2. Lagu Indonesia Raya 11
3. Pancasila 12
4. Undang-undang Dasar 1945 13
5. Sejarah Singkat Hari Ibu 14
6. Hymne Hari Ibu 16
7. Mars Hari Ibu 17
8. Doa Peringatan Hari Ibu Ke-91 Tahun 2019 18
9. Makna Hari Ibu 19
10. Logo PHI ke-91 Tahun 2019 20
11. Logo Acara 21
12. Surat Keputusan Menteri PPPA 22
I
Pedoman PHI ke-91
KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT., Tuhan Yang
Maha Kuasa yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Tahun 2019 ini
kita kembali dapat memperingati Hari Ibu yang ke-91.
Peringatan Hari Ibu (PHI) setiap tahunnya diselenggarakan dalam rangka mengenang
dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia sebagai bagian yang tidak terpisahkan
dalam merebut dan mengisi kemerdekaan. Peringatan Hari Ibu (PHI) juga dimaksudkan
untuk mempertebal semangat seluruh komponen bangsa dalam mencapai kemajuan
diberbagai bidang pembangunan dengan dilandasi semangat persatuan dan kesatuan.
Tahun 2019, PHI diperingati untuk ke-91 kalinya dengan mengambil tema
“Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”. Perempuan yang berdaya, memiliki daya ungkit
yang besar dalam peningkatan kualitas hidup perempuan sehingga harapan terwujudnya
SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat segera terealisasi. Hal-hal tersebut menjadi
fokus Pembangunan PPPA, sesuai dengan visi Presiden dalam mewujudkan pembangunan
SDM yang unggul.
Berbeda dengan Peringatan Hari Ibu sebelumnya, PHI tahun ini dikemas secara
berbeda namun tetap mengandung makna yang sama. Peringatan Hari Ibu dikemas secara
kreatif dan inovatif sehingga menjadi lebih kekinian. Nuansa baru tersebut diharapkan
dapat menarik perhatian kaum milenial dan para influencer terhadap isu-isu kesetaraan
gender dan penghapusan kekerasan terhadap perempuan.
Untuk itu, sebagai acuan untuk penyelenggaraan kegiatan-kegiatan di tingkat
Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Perwakilan Republik Indonesia di Luar Negeri
disusunlah Pedoman Penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91.
Harapan kami semoga pedoman ini dapat bermanfaat sekaligus sebagai bahan
informasi bagi semua pemangku kepentingan yang terkait, baik ditingkat Nasional,
Provinsi, Kabupaten/Kota, maupun Perwakilan Republik Indonesia di luar negeri ataupun
bagi masyarakat dalam menyelenggarakan Pekan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju.
II
Pedoman PHI ke-91
SAMBUTAN MENTERI
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
rahmat dan karunia-Nya, pada tahun 2019 ini kita dapat memperingati kembali Hari Ibu
yang ke-91.
Hari Ibu lahir dari pergerakan perempuan Indonesia diawali dengan Kongres
Perempuan Pertama 22 Desember 1928 di Yogyakarta telah mengukuhkan semangat dan
tekad bersama untuk mendorong kemerdekaan Indonesia. Tema sentral pembahasan
Kongres Perempuan tersebut adalah memperjuangkan hak perempuan dalam perkawinan,
melawan perkawinan anak, poligami dan pendidikan perempuan. Hakekat Peringatan Hari
Ibu (PHI) setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama
generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan
bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan perempuan
yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu sebagai
apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember
sebagai hari nasional.
Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang harus sadar bahwa mereka
mempunyai akses dan memiliki kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk memperoleh
sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial, dan sebagainya. Begitu juga
pengasuhan dalam keluarga, peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam
pengasuhan anak tidak hanya orang tua namun perlu didukung oleh semua pihak. PHI
diharapkan sebagai momen penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan guna
memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai
sektor pembangunan. Dan pada akhirnya memberikan keyakinan yang besar bahwa
perempuan akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala
potensi dan kemampuan sebagai motor penggerak sekaligus agen perubahan (agent of
change).
Tema PHI ke-91 tahun 2019 ini adalah Perempuan Berdaya, Indonesia Maju yang
dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang masih mengalami
kekerasan, perlakukan diskriminatif, dan lain-lain. Kondisi tersebut memerlukan berbagai
strategi, pelibatan semua unsur masyarakat dan multistakeholder sangat diperlukan,
termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye/gerakan yang mendukung
pencegahan kekerasan, dan pencapaian kesetaraan gender. He for She menjadi salah satu
komitmen global yang harus digelorakan sampai akar rumput.
Saya sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung
terselenggaranya PHI utamanya kepada 7 (tujuh) pimpinan organisasi perempuan yaitu
OASE, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Tim Penggerak PKK Pusat, Dharma Pertiwi,
Bhayangkari, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI),
dan mitra kerja lainnya, provinsi Jawa Tengah dan seluruh lapisan masyarakat yang telah
berpartisipasi aktif terlibat dalam penyelenggaraan Peringatan Hari Ibu.
Harapan saya, Peringatan Hari Ibu ke-91 Tahun 2019 ini dapat mendorong
terciptanya kesetaraan perempuan dan laki-laki dalam setiap aspek kehidupan.
III
Pedoman PHI ke-91
PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PERINGATAN HARI IBU KE-91
TAHUN 2019
A. LATAR BELAKANG
1. Peringatan Hari Ibu (PHI) yang dilaksanakan pada tanggal 22 Desember setiap
tahunnya, merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan menghargai
perjuangan perempuan Indonesia yang telah berjuang dalam merebut dan mengisi
kemerdekaan.
2. Tekad dan perjuangan perempuan Indonesia untuk mewujudkan kemerdekaan
Indonesia, dilandasi oleh cita-cita dan semangat persatuan dan kesatuan menuju
kemerdekaan Indonesia yang aman, tentram, damai, adil dan makmur, telah
dinyatakan semenjak Kongres Perempuan Indonesia yang pertama kali pada
tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta.
3. Peristiwa tersebut merupakan tonggak sejarah bagi perjuangan perempuan
Indonesia dan senantiasa diperingati tiap tahunnya oleh bangsa Indonesia, baik
laki-laki maupun perempuan, dimanapun berada baik di dalam negeri maupun di
luar negeri.
4. Pada Kongres Perempuan Indonesia ke III tahun 1938 di Bandung ditetapkan
tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Kemudian oleh pemerintah Republik
Indonesia berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 316 Tahun
1959 tentang Hari-Hari Nasional Yang Bukan Hari libur, Hari Ibu tanggal 22
Desember dijadikan hari nasional yang diperingati setiap tahun secara khidmat dan
penuh makna oleh segenap bangsa Indonesia. Tahun 2019, Hari Ibu diperingati
untuk yang Ke-91 kalinya.
5. Setiap kali penyelenggaraan PHI senantiasa menggugah ingatan dan pemikiran
bahwa perjuangan perempuan Indonesia ternyata sangat dirasakan manfaat dan
hasilnya, terutama oleh perempuan Indonesia pada khususnya dan bangsa
Indonesia pada umumnya.
6. Perempuan perlu berdaya, dalam arti peran perempuan dalam ekonomi perlu
ditingkatkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Perempuan
berdaya, akan menjadi pendorong terwujudnya peningkatan kualitas hidup
perempuan, yang kemudian akan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas sesuai dengan visi Presiden untuk mewujudkan SDM Unggul, Indonesia
Maju.
1
Pedoman PHI ke-91
luar negeri diselenggarakan berdasarkan pedoman ini, serta disesuaikan dengan
kondisi dan situasi setempat. Keterlibatan semua pihak dalam PHI ke-91 akan
memperkuat dan mendorong tekad dan perjuangan kaum perempuan Indonesia.
C. DASAR
Dasar penyelenggaraan PHI Ke-91 Tahun 2019
2
Pedoman PHI ke-91
D. MAKSUD DAN TUJUAN
1. MAKSUD
a) Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 Tahun 2019 dimaksudkan untuk mewariskan
nilai-nilai luhur dan semangat perjuangan yang terkandung dalam sejarah
perjuangan perempuan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama generasi
muda, untuk mempertebal tekad dan keyakinan dalam melanjutkan perjuangan
mengisi kemerdekaan dan pembangunan serta tekad untuk mewujudkan
perdamaian yang dilandasi semangat persatuan dan kesatuan bangsa sebagai
pengamalan Pancasila.
b) Mengenang dan menyegarkan kembali ingatan kita akan pentingnya pemahaman
dan penghayatan serta arti perjuangan dan kebangkitan perempuan sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari kebangkitan bangsa Indonesia dalam
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
c) Meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap peran dan kedudukan perempuan
Indonesia dalam upaya peningkatan keutuhan dan kesejahteraan keluarga dan
masyarakat melalui peningkatan kualitas peran sertanya baik peran pribadi,
mandiri, maupun organisasinya dalam berbagai aktivitas pembangunan.
2. TUJUAN
a. Umum
Membangkitkan kepedulian masyarakat tentang perspektif “Perempuan
Berdaya” dapat dicapai dan dilakukan oleh setiap perempuan sebagai sebuah
bentuk kesetaraan dalam peran yang bertujuan mewujudkan harmoni antara
laki-laki dan perempuan.
b. Khusus
1. Mendorong terwujudnya kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2. Mendukung penguatan karakter “Perempuan Berdaya” melalui sektor
ekonomi “Kewirausahaan Perempuan” sebagai salah satu solusi penurunan
angka kekerasan terhadap perempuan, peningkatan peran keluarga dalam
pendidikan anak, pencegahan perkawinan anak, dan pencegahan pekerja
anak.
3. Meningkatkan peran serta instansi pemerintah dan non pemerintah dalam
mendorong kewirausahaan perempuan menjadi gerakan bersama yang
dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Organisasi
Perempuan, Lembaga Masyarakat Pemerhati Perempuan, Akademisi, Dunia
Usaha, Media Massa serta masyarakat pada umumnya.
3
Pedoman PHI ke-91
F. PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Penyelenggaraan kegiatan Peringatan Hari Ibu ke-91 Tahun 2019 ini dilaksanakan
melalui gerakan nasional “Pekan Perempuan Berdaya Indonesia Maju”. Pekan
Perempuan Berdaya, Indonesia Maju adalah gerakan bersama, yang dilaksanakan
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Organisasi Perempuan, Lembaga
Masyarakat Pemerhati Perempuan, Akademisi, Dunia Usaha, dan Media Masa, serta
Masyarakat pada umumnya yang merupakan rangkaian acara Peringatan Hari Ibu Ke-
91 tahun 2019.
Pekan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju sebagai upaya untuk memberikan
ruang partisipasi, edukasi dan dukungan seluruh lapisan masyarakat, terhadap
pemahaman tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”, dan dilaksanakan melalui
berbagai acara yang dikemas dengan menonjolkan kreativitas dan kearifan lokal yang
bertujuan untuk mensosialisasikan dukungan terhadap “Perempuan Berdaya” secara
masif di seluruh Indonesia dan perwakilan RI di luar negeri.
Kegiatan-kegiatan utama difokuskan untuk mendorong penguatan karakter
Perempuan Berdaya, melalui kewirausahaan perempuan, yang akan dilaksanakan
melalui program kelas vokasi, mentoring dan ekshibisi. Selain itu kegiatan yang
bersifat partisipatif, edukatif dan kreatif, juga dilaksanakan dalam rangka
mensosialisasikan program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Seluruh aktivitas dalam Pekan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju ini,
diharapkan mampu mensinergikan berbagai peran seluruh stakeholders Kemen PPPA,
dalam membangun dan mendorong terwujudnya “Perempuan Berdaya, Indonesia
Maju”. Kegiatan Pekan Perempuan Berdaya, Indonesia Maju meliputi:
1. Bincang Bintang;
2. Vlog Festival Perempuan Berdaya;
3. PPPA Edu_Aksi;
4. SHEnergy Kreasi;
5. Gerak Jalan Indonesia Sehat;
6. Ekspose (Ekshibisi Karya Perempuan Se-Indonesia);
7. Ziarah ke Taman Makam Pahlawan;
8. Press Conference;
9. Acara Puncak; dan
10. Upacara Bendera.
1) BINCANG BINTANG
Kegiatan dialog yang dilakukan oleh Menteri Bintang dalam rangka memberikan
semangat dan motivasi kepada para nasabah dan pendamping program Menuju
Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar), untuk menumbuhkembangkan perempuan
prasejahtera pelaku usaha ultra mikro melalui pemahaman pemberdayaan
perempuan yang menitikberatkan pada perubahan pola pikir, perilaku dan
penguatan identitas perempuan berdaya, penyadaran hak-hak perempuan dan
peran perempuan dalam ketahanan keluarga, tidak hanya berfokus pada akses
permodalan saja. Kegiatan ini merupakan kerjasama Kementerian PPPA dengan
PT. Permodalan Nasional Madani, selaku pemilik program MEKAAR. Kegiatan ini
4
Pedoman PHI ke-91
dilaksanakan di tingkat Nasional dan Daerah. Untuk Tingkat Nasional, Bincang
Bintang akan dilaksanakan oleh Ibu Menteri PPPA di 3 wilayah Indonesia (Barat,
Tengah dan Timur), sedangkan di tingkat daerah dilaksanakan oleh para Ketua Tim
Penggerak PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota dengan dukungan Dinas PPPA Provinsi
dan Kabupaten/Kota.
Seluruh kegiatan dipublikasikan melalui video liputan, dan dikirimkan ke Kemen
PPPA.
3) PP PA EDU_AKSI:
Terdiri dari dua kegiatan:
a. Kegiatan NOBAR (Nonton Bareng) dan NGOPI (Ngobrol Penuh Inspirasi) yang
diawali dengan Nonton Bareng film edukasi dengan tema pencegahan kekerasan
terhadap perempuan dan anak; peran keluarga dalam pendidikan anak
dilanjutkan dengan NGOPI, diskusi bersama dengan masyarakat, perempuan,
tokoh agama dan tokoh masyarakat.
b. Kegiatan Edu_Aksi kepada siswa sekolah yang merupakan gerakan Kemen PPPA
dan Dinas PPPA mengajar dengan tema pencegahan perkawinan anak dan
pencegahan pekerja anak. Edu_Aksi kepada siswa ini bekerjasama dengan
Kementerian terkait, KOWANI, TP PKK Pusat, serta organisasi perempuan
lainnya. Materi pembelajaran disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-
masing dan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing.
Rangkaian kegiatan PPPA Edu_Aksi ini dilaksanakan sejak tanggal 15-22 Desember,
dilaksanakan di pusat dan daerah, seluruh kegiatan dipublikasikan dan dikirimkan
kepada Kemen PPPA.
4) SHEnergy KREASI
Adalah sharing moment dalam bentuk talkshow interaktif yang bertujuan
mempertemukan wirausaha perempuan milenial yang baru memulai usaha dengan
wirausaha perempuan yang sudah sukses menjalankan usaha, untuk berbagi
pengalaman dan memperluas jejaring usaha di era digital, melalui mentoring class
bersama GoJek, Buka lapak, tokopedia dan lainnya.
Kegiatan ini dilaksanakan di tingkat Nasional dan Daerah. Untuk Tingkat Nasional,
SHEnergy Kreasi, akan dilaksanakan oleh Ibu Menteri PP PA, sedangkan di tingkat
daerah dilaksanakan oleh Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Tim Penggerak PKK
Provinsi, Dharma Wanita Persatuan Provinsi, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Ikatan
5
Pedoman PHI ke-91
Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), dan mitra kerja lainnya dengan dukungan
Dinas PPPA Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Seluruh kegiatan dipublikasikan melalui
video liputan dan dikirimkan ke Kemen PPPA.
6) EKSPOSE
Ekshibisi Karya Perempuan Se-Indonesia seperti Pameran Wirausaha Perempuan
dilakukan selama 2 hari (21 - 22 Desember 2019) di Semarang, Jawa Tengah.
Pameran juga bisa dilakukan di provinsi/kabupaten/kota dalam bentuk pameran
ataupun liputan video aktivitas wirausaha perempuan yang ada di daerah. Kegiatan
ini dilaksanakan di tingkat Nasional dan Daerah. Untuk Tingkat Nasional, Ekspose
akan dilaksanakan oleh Kemen PPPA bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK
Provinsi Jawa Tengah dan Tim Penggerak PKK Kota Semarang dengan dukungan
Dinas PPPA Provinsi Jawa Tengah dan Kota Semarang, sedangkan di tingkat daerah
dilaksanakan oleh Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), Tim Penggerak PKK
Provinsi, Dharma Wanita Persatuan Provinsi, Dharma Pertiwi, Bhayangkari, Ikatan
Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI), dan mitra kerja lainnya dengan dukungan
Dinas PP PA Provinsi dan Kabupaten/Kota. Seluruh kegiatan dipublikasikan melalui
video liputan dan dikirimkan ke Kemen PPPA.
8) PRESS CONFERENCE
Akan dilaksanakan pada tanggal 21 Desember 2019 berlokasi di Kota Semarang.
Adapun narasumber dalam Konferensi Pers antara lain Menteri Koordinator Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak RI, Gubernur Jawa Tengah, dan Walikota Semarang.
6
Pedoman PHI ke-91
9) ACARA PUNCAK
Dilaksanakan pada tanggal 22 Desember 2019 di Kota Semarang dengan susunan
acara (tentative) sebagai berikut:
Waktu Kegiatan
G. KEPANITIAAN
1. Pusat
Penyelenggaraan PHI ke-91 Tahun 2019 di pusat dilaksanakan oleh Panitia
Pelaksana yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak.
2. Daerah
Penyelenggaraan PHI ke-91 Tahun 2019 di provinsi, dan kabupaten/kota
dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana yang ditetapkan berdasarkan Keputusan
Gubernur dan di Kabupaten/Kota berdasarkan Keputusan Bupati/Walikota.
3. Luar Negeri
Penyelenggaraan PHI ke-91 Tahun 2019 di luar negeri dilaksanakan oleh Panitia
Pelaksana yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Perwakilan RI di negara
masing-masing.
7
Pedoman PHI ke-91
H. DANA
Dana untuk pelaksanaan kegiatan PHI Ke-91 Tahun 2019 masing-masing adalah
sebagai berikut:
1. Pusat
a. APBN
b. Swadaya masyarakat
c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
2. Daerah
a. APBD
b. Swadaya masyarakat
c. Sumber lain yang sah dan tidak mengikat
I. PENUTUP
1. Pedoman ini merupakan arahan umum dan pelaksanaannya disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan di daerah dan perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri yang bersangkutan.
2. Hal-hal yang belum diatur dalam pedoman ini dapat diatur oleh penanggung
jawab masing-masing memperhatikan pedoman ini.
3. Setelah Peringatan Hari Ibu diselenggarakan segera melaporkan secara tertulis
kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak selaku
Penanggung Jawab Umum Penyelenggaraan Peringatan Nasional Hari Ibu ke-91
Tahun 2019 dengan melampirkan foto dokumentasi dan dikirim kepada:
8
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 1
PANDUAN UPACARA
Urutan acara:
1. Penghormatan umum kepada inspektur upacara, dipimpin oleh komandan upacara.
2. Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara bahwa upacara siap dimulai.
3. Pengibaran bendera Sang Saka Merah Putih, diiringi dengan menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia Raya oleh seluruh peserta.
4. Mengheningkan cipta, dipimpin oleh inspektur upacara.
5. Pembacaan naskah Pancasila diikuti oleh peserta upacara.
6. Pembacaan naskah Pembukaan UUD 1945.
7. Pembacaan sejarah singkat Hari Ibu.
8. Menyanyikan hymne Hari Ibu.
9. Amanat inspektur upacara, searah dengan tema/fokus dan disesuaikan dengan ruang
lingkup organisasi kemasyarakatan terkait.
10. Menyanyikan Mars Hari Ibu.
11. Pembacaan doa.
12. Laporan komandan upacara kepada inspektur upacara, bahwa upacara telah selesai.
13. Penghormatan umum kepada inspektur upacara, dipimpin oleh komandan upacara.
14. Upacara selesai.
• Peserta
Pejabat pemerintah, anggota TNI, karyawan/karyawati instansi pemerintah, swasta,
anggota organisasi kemasyarakatan, Organisasi Perempuan, lembaga swadaya
masyarakat, dan masyarakat umum serta perwakilan negara asing di Indonesia sebagai
undangan.
9
Pedoman PHI ke-91
• Urutan acara:
1. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
2. Mengheningkan cipta.
3. Pembacaan naskah Pancasila.
4. Pembacaan naskah Pembukaan UUD 1945.
5. Pembacaan sejarah singkat Hari Ibu.
6. Menyanyikan Hymne Hari Ibu.
7. Amanat inspektur upacara.
8. Menyanyikan Mars Hari Ibu.
9. Pembacaan doa.
Setelah upacara usai dapat ditambah dengan acara-acara lain seperti pemberian
penghargaan, pertunjukan kesenian atau hiburan, pasar murah dan lain-lain, sesuai
dengan kondisi dan situasi setempat.
Catatan:
a. Bendera Merah Putih dan lambang Hari Ibu telah terpasang di ruangan upacara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
b. Lambang organisasi perempuan tidak terpasang di dalam ruang upacara.
c. Setiap kegiatan peringatan Hari Ibu baik di gedung maupun di lapangan, hendaknya
diupayakan selalu ditampilkan dan dinyanyikan Mars Hari Ibu dan Hymne Hari Ibu.
10
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 2
11
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 3
PANCASILA
3. PERSATUAN INDONESIA
12
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 4
UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945
PEMBUKAAN
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan berkebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia
menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan
mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
13
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 5
Gema Sumpah Pemuda dan lantunan lagu Indonesia Raya yang pada tanggal 28
Oktober 1928 digelorakan dalam Kongres Pemuda Indonesia menggugah semangat para
pimpinan perkumpulan perempuan untuk mempersatukan diri dalam satu kesatuan wadah
mandiri. Pada saat itu sebagian besar perkumpulan masih merupakan bagian dari
organisasi pemuda pejuang pergerakan bangsa.
Melalui PPPI tersebut terjalin kesatuan semangat juang perempuan untuk bersama-
sama dengan laki-laki berjuang meningkatkan harkat dan martabat bangsa Indonesia
menjadi bangsa yang merdeka serta meningkatkan harkat dan martabat perempuan
Indonesia menjadi perempuan yang maju.
Pada tahun 1938 Kongres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa
tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu. Selanjutnya, dikukuhkan oleh Pemerintah dengan
Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari
Libur tertanggal 16 Desember 1959, yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember
merupakan hari nasional dan bukan hari libur. Tahun 1946 Badan ini menjadi Kongres
Wanita Indonesia disingkat KOWANI, yang sampai saat ini terus berkiprah sesuai aspirasi
dan tuntutan zaman. Peristiwa besar yang terjadi pada tanggal 22 Desember tersebut
kemudian dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia. Hari
Ibu oleh bangsa Indonesia diperingati tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan
sebagai seorang ibu, tetapi juga jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu dan
istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha
Esa, serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakan dan mengisi kemerdekaan dengan
pembangunan nasional.
14
Pedoman PHI ke-91
senantiasa mempertebal tekad untuk melanjutkan perjuangan nasional menuju
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Semboyan pada lambang Hari Ibu Merdeka Melaksanakan Dharma mengandung arti
bahwa tercapainya persamaan kedudukan, hak, kewajiban dan kesempatan antara
perempuan dan laki-laki merupakan kemitrasejajaran yang perlu diwujudkan dalam
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara demi keutuhan,
kemajuan dan kedamaian bangsa Indonesia.
15
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 6
16
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 7
17
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 8
Bismillahirrahmannirrahim
Alhamdulillahirobbil ‘Aalamiin
Allahumma Sholli ‘ala Muhammad wa’alaa Aalihii washahbihi Ajma’iin
Hanya kepada Engkaulah kami berharap dan hanya kepada Engkaulah kami
mengadu. Engkau Maha Mendengar dan Mengabulkan. Kabulkanlah doa kami ini.
18
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 9
Hari Ibu adalah hari kebangkitan perempuan Indonesia dan merupakan persatuan dan
kesatuan kaum perempuan yang tidak terpisahkan dari kebangkitan dan perjuangan
bangsa.
Perempuan Indonesia tidak hanya menjadi pengguna hasil pembangunan, namun juga
ikut berperan melaksanakan dan berpartisipasi di segenap aspek pembangunan nasional.
Peran politik berarti ikut serta dalam proses pengambilan keputusan dalam upaya
membentuk keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Perempuan mempunyai posisi yang lebih dekat dengan keluarga dan telah
menggunakan sebagian besar waktunya untuk keluarga, anak dan orang tua. Oleh karena
itu kebutuhan spesifik perempuan akan lebih terdukung apabila perempuan memperoleh
akses, manfaat, dapat berpartisipasi serta melakukan kontrol disegenap aspek
pembangunan nasional.
Perempuan memiliki hak asasi yang sama dan integral dengan hak asasi manusia.
Oleh karena itu perlu dipelihara kodrat, harkat dan martabatnya sebagai Ibu Bangsa yang
berhasil membina keluarga yang harmonis dan sejahtera.
Perjuangan perempuan agar bebas dari segala bentuk tindak kekerasan, diwujudkan
dalam bentuk kesetaraan dan keadilan dalam segenap aspek kehidupan. Hal ini perlu
diupayakan setiap waktu. Kelanjutan perjuangan persatuan perempuan Indonesia selalu
diperingati pada setiap tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu.
19
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 10
• Angka 91
Sembilan puluh satu tahun sudah para perempuan Indonesia yang tergabung dalam
berbagai organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, baik secara kelompok maupun
individu, turut berpartisipasi aktif membangun bangsa di berbagai sektor.
20
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 11
LOGO ACARA
FILOSOFI LOGO
Logo font
Memberi kesan kuat dalam kesetaraan
gender dan semangat mandiri dalam
berbagai profesi.
21
Pedoman PHI ke-91
Lampiran 12
KEPUTUSAN
MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
PENYELENGGARAAN DAN PEMBENTUKAN PANITIA NASIONAL PERINGATAN
HARI IBU KE-91 TAHUN 2019
Menimbang : a. bahwa Peringatan Hari Ibu (PHI) yang diperingati pada tanggal
22 Desember setiap tahunnya di dalam maupun di luar negeri,
merupakan upaya bangsa Indonesia untuk mengenang dan
menghargai perjuangan perempuan dalam pergerakan
merebut kemerdekaan dan perannya baik sebagai ibu ataupun
anggota masyarakat;
22
Pedoman PHI ke-91
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu
menetapkan Keputusan Menteri tentang Penyelenggaraan dan
Pembentukan Panitia Nasional Peringatan Hari Ibu Ke-91
Tahun 2019.
MEMUTUSKAN
2. Panitia Penyelenggara
a. membuat pedoman penyelenggaraan PHI Ke-91 Tahun 2019
bagi penyelenggaraan peringatan di seluruh wilayah
Indonesia dan di seluruh Perwakilan Republik Indonesia di
luar negeri;
23
Pedoman PHI ke-91
b. melaksanakan PHI Ke-91 Tahun 2019 dengan Tema
“Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”;
c. masing-masing ketua bidang menetapkan rencana, jadwal
pelaksanaan, pembagian tugas dan menyampaikan laporan
perkembangan, persiapan dan pelaksanaan kegiatan di
bidang masing-masing pada setiap rapat pleno; dan
d. masing-masing ketua bidang membuat laporan pelaksanaan
kegiatan dan menyampaikannya kepada Ketua Umum
Panitia Penyelenggara PHI Ke-91 Tahun 2019.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 November 2019
24
Pedoman PHI ke-91
LAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
REPUBLIK INDONESIA
Panitia Penyelenggara
25
Pedoman PHI ke-91
Sekretariat : 1. Aresi Armynuksmono (KemenPPPA)
2. Fivi Diawati (KemenPPPA)
3. Dinno Ardiana (KemenPPPA)
4. Roswinawaty Sitompul (KemenPPPA)
5. Eka Prasetyawati (KemenPPPA)
6. Marni (KemenPPPA)
7. Supriyanto (KemenPPPA)
8. Dwi Ratna Anugrah (KemenPPPA)
9. Andi Lele Ellung Pangerang (KemenPPPA)
10. Sunarti (KemenPPPA)
11. Nuranah (KemenPPPA)
12. Imiarti (KemenPPPA)
1. Bincang Bintang
Ketua : Agustina Erni (Deputi Bidang Kesetaraan Gender
KemenPPPA)
26
Pedoman PHI ke-91
4. Niken Arief (Bhayangkari)
5. Yanti Asep Dian (Dharma Pertiwi)
6. Dyah Pitaloka Fidiansjah (Dharma Wanita
Persatuan)
7. Jurika Fratiwi (IWAPI)
8. Nur Handayani (KemenPPPA)
9. Murdiani Riniartha (KemenPPPA)
3. PPPA Edu_Aksi
Ketua : Indra Gunawan (Deputi Bidang Partisipasi
Masyarakat KemenPPPA)
4. SHEnergy Kreasi
Ketua : Fitri Idham Aziz (Ketua Umum Bhayangkari)
Anggota : 1. OASE
2. Wakil Sekjen (KOWANI)
3. Heni Yuli Hartati (TP PKK PUSAT)
4. Dewi Refdi (Bhayangkari)
5. Aan Rudi Yulianto (Dharma Pertiwi)
6. Ambar Bambang Hendroyono (Dharma Wanita
Persatuan)
7. Kabid Kemitraan IWAPI
27
Pedoman PHI ke-91
8. Sri Prihartini Wijayanti L (Asdep LPDU
KemenPPPA)
9. Nani Dwi Wahyuni (KemenPPPA)
10. Franky Tielung (KemenPPPA)
6. Ziarah ke TMP
Ketua : Nanny Hadi Tjahjanto (Ketua Umum Dharma
Pertiwi)
28
Pedoman PHI ke-91
7. Ekspose (Ekshibisi Karya Perempuan Se-Indonesia)
Ketua : Lenny N. Rosalin (Deputi Bidang Tumbuh Kembang
Anak KemenPPPA)
Anggota : 1. OASE
2. Wakil Sekjen (KOWANI)
3. Sri Sunarti (TP PKK PUSAT)
4. Elly Suntana (Bhayangkari)
5. Aan Rudi Yulianto (Dharma Pertiwi)
6. Farikhah Nizar (Dharma Wanita Persatuan)
7. Kabid Kemitraan (IWAPI)
8. Muhammad Ihsan (KemenPPPA)
9. Hendra Jamal’s (Asdep Pemenuhan Hak Anak
atas Kesehatan dan Kesejahteraan KemenPPPA)
10. Ema Rachmawati (Kepala Dinas Koperasi dan
UKM Provinsi Jawa Tengah)
11. Roswinawaty Sitompul (KemenPPPA)
12. Fivi Diawati (KemenPPPA)
9. Acara Puncak
Ketua : Vennetia R. Danes (KemenPPPA)
29
Pedoman PHI ke-91
3. Asdep Bidang Penanggulangan Kemiskinan,
Perlindungan Sosial, Pemberdayaan Perempuan,
dan Perlindungan Anak Sekretariat Kabinet
4. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
5. Herru Setiadhie (Pj. Sekretaris Daerah Prov. Jawa
Tengah)
6. Hevearita Gunaryanti Rahayu (Wakil Walikota
Semarang)
7. Prijadi Santoso (KemenPPPA)
8. Rafail Walangitan (KemenPPPA)
30
Pedoman PHI ke-91
10. Keamanan dan Kesehatan
Ketua : 1. Ani Elia (Bhayangkari)
2. Rycko Amelza Dahniel (Polda Jawa Tengah)
3. Mochamad Effendi (Pangdam IV Diponegoro)
4. Yulianto Prabowo (Kepala Dinas Kesehatan Prov.
Jawa Tengah)
5. Musyafak (Kepala Pusdokes Polri)
6. Umar Shahab (Polda Metrojaya)
7. Atiek Eko (Persit Jayakarta)
31
Pedoman PHI ke-91
12. Publikasi dan Dokumentasi
Ketua : Margareth Robin Korwa (KemenPPPA)
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 18 November 2019
32
Pedoman PHI ke-91