Anda di halaman 1dari 7

MATERI – 9

INTRODUCTION TO DCS AND SCADA


DCS
A. Pemahaman Dasar & Sejarah Perkembangan DCS
DCS (Distributed Control System) adalah suatu pengembangan sistem kontrol dengan
menggunakan komputer dan alat elektronoik lainnya agar didapat pengontrol suatu loop sistem
yang lebih terpadu dan dapat dilakukan semua orang dengan sepat dan mudah.

Untuk memahami suatu sistem kontrol dengan DCS kita harus mengerti dahulu apa yang
disebut dengan loop sistem dimana pada suatu loop sistem terdiri dari:

1. Alat pengukur (sensor equipment)


2. Alat kontrol untuk pengaturan proses (controler)
3. Alat ukur aktualisasi (actuator)

Sebelum berkembang menjadi sistem DCS sebelumnya dikenal nama DDC (Direct Digital
Control). Perkembangan dari DDC menjadi DCS hanya sekitar 5 tahun saja, hal ini disebabkan
karena perkembangan teknologi elektronik dan komputerisasi yang cukup pesat.
DDC menggunakan sistem elektronik cabin area dimana pengukuran dan kontrol ditempatkan
dalam satu ruangan sehingga bisa dimasukan menjadi satu data analog lalu ditampilkan pada
layar operator.

Pada sistem DCS data pengukuran dan pengontrolan dimasukan dalam satu sistem CPU yang
data langsung dapat dilihat operator dan untuk action yang diperlukan untuk satu loop bisa
langsung diatur secara otomatis karena didalam komputer sudah ada sistem pengontrol yang
diperlukan oleh sistem tersebut.

Sejarah kontrol proses berkomputer


- Aplikasi awal komputer dalam bidang kontrol proses: sistem kontrol suvervisi dan monitoring
pada stasiun pembangkit sistem tenaga pada tahun 1958
- Evolusi selanjutnya adalah aplikasi komputer pada loop kontrolnya itu sendiri (dikenal dengan
nama DDC-Direct Digital Control) yang pertama kali diinstal di perusahaan pertokimia,
inggris sekitar tahun 1962. Pada sistem DDC tersebut, ada 224 variabel proses yang diukur
dan 129 valve yang dikontrol secara langsung oleh komputer.
- Sekitar tahun 1975, untuk pertama kalinya Honneywell meluncurkan produk kontrol proses
komersil yang diistilahkan sebagai DCS-Distributed Control System (Produk TDS 2000)
B. Pengertian DCS

Definisi dari sistem adalah suatu kumpulan dari beberapa bagian atau komponen yang saling
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujan yang sama. Distributed system control
merupakan suatu sistem kontrol yang berfungsi untuk mengontrol atau mengatur jalannya
proses pada suatu sistem/plan dengan mendistribusikan kontrolnya. Ada juga yang mengatakan
DCS adalah suatu sistem kontrol yang terdistribusi dimana komponen atau bagian-bagian dari
DCS yang terdistribusi ke berbagai tempat.

DCS adalah suatu teknologi kontrol baru yang menggunakan teknologi komputer untuk
memonitor, beroperasi, mengatur dam mendistribusikan banyak unit kontrol. Dengan aplikasi
DCS, permasalahan keterbatasan jarak pendistribusian jarak unit kontrol dan pengintegrasian
sistem kontrol berkomputer pada sistem manufaktur (industri) menjadi permasalahan yang
mudah diselesaikan. Pengertian terdistribusi dalam DCS meliputi terdistribusi secara: (1)
geografis (2) resiko kegagalan operasi (3) fungsional.

C. Arsitektur DCS

D. Fungsi DCS
Alat untuk melakukan kontrol suatu loop sisyem dimana satu loop bisa terjadi beberapa
proses kontrol
Berfungsi sebagai pengganti alat-alat kontrol manual dan auto yang terpisah-pisah menjadi
satu kesatuan sehingga lebih mudah untuk pemeliharaan dan penggunaannya.
Sarana pengumpul dan pengolah data agar didapat suatu proses yang benar-benar
diinginkan.
E. Cara Kerja DCS

DCS sebagai suatu sistem kontrol otomatis bekerja dengan cara:

1. Mengumpulkan data yang diperoleh dari lapangan


2. Mengolah data tersebut menjadi signal standar
3. Mengolah data signal standar yang didapat dengan sistem pengontrolan yang berlaku
sehingga bisa diterapkan untuk mendapatkan nilai yang cocok untuk koreksi signal
4. Bila terjadi error atau simpangan data maka dilakukan koreksi dari data yang didapat guna
mencapai nilai standar yang dituju
5. Setelah terjadi koreksi dari simpangan data dilakukan pengukuran atau pengumpulan data
ulang dari lapangan.

F. Komponen-komponen DCS
Secara umum komponen dari DCS terdiri dari 3 komponen dasar yaitu: Human Machine
Interface (HMI), Field Control Unit (FCU), dan connectivity-nya.
A. Human Machine Interface (HMI)
HMI metupakan tempat dimana user malakukan pengawasan atau monitoring pada proses
yang ada disistem. HMI digunakan sebagai interface dari sistem secara keseluruhan atau biasa
juga dikenal dengan kumpulan dari beberapa HIS (Human Interface Station). Fungsi HIS:
pembuatan program kontroler, pengontrol jalannya proses, pengawas jalannya proses.
B. Field Control Unit (FCU)
Komponen ini bisa dikatakan bagian utama dari DCS itu sendiri. FCS ini merupakan pusat
kontrol atau sebagai otak dari dari seluruh pengendalian dari DCS. FCS berfungsi sebagai pusat
yang menghubungkan input output dari field
instrument sehingga dapat dimonitoring atau dikontrol dari HIS. Pada umumnya bentuk FCS
berupa isi yang ada pada lemari atau rak besar yang biasa ditemui di rung kontrol. Tetapi ada
juga yang dapat ditemui di field, misalnya FCS milik vendor Yokogawa dengan tipe Remote
Input Output (RIO).
Fungsi dari FCS adalah: mengambil input, menghitung signal kontrol, mengirim signal
kontrol ke aktuator. Komponen: Central Processor Unit (CPU), Power Supplay Unit (PSU),
modul masukan/keluaran(I/O module).
C. Connectivity
Connectivity ini merupakan sistem komunikasi yang digunakan oleh DCS. Baik komunikasi
antar HIS ke FCS, FCS ke Field atau bahkan HIS ke HIS. Biasanya menggunakan jenis ethernet,
field bus, dll tergantung dari tiap-tiap vendor sendiri.
G. Vendor DCS
1. ABB
2. Emerson
3. Honeywell
4. Invensys
5. Siemens
6. Yokogawa

SCADA
A. Definisi SCADA
SCADA atau Supervisory Control and Data Acquition adalah sebuah sistem yang dirancang
untuk sebuah pengendalian dan pengambilan data dalam pengawasan (Operator/Manusia).
biasanya SCADA digunakan untuk pengendalian suatu proses pada industri.
Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power plant, sistem
pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau apa saja.
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor dan luaran
kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, membolehkan Anda
melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-komponen sistem tersebut.
SCADA (Supervisory Control And Data Acquisition) umumnya mengacu pada sistem
kontrol industri: sistem komputer yang memantau dan mengkontrol industri, infrastruktur, atau
fasilitas berbasis proses.
B. PERBEDAAN SCADA VS DCS
SCADA (Supervisory Control and Data Acquisition) merupakan bentuk sistem kontrol
proses yang diaplikasikan untuk plant berskala besar dengan lokasi yang tersebar secara luas.
SCADA memiliki struktur yang relatif sama dengan DCS dengan beberapa perbedaan
sebagaimana dijelaskan dalam Tabel

SCADA DCS
(Supervisory Contr. & Data Acq.) (Distributed Control System)

Umumnya berupa kontrol loop terbuka Umumnya berupa kontrol loop


(level supervisor) tertutup (continous control)

Daerah jangkauan luas Daerah jangkauan terbatas

Umumnya menggunakan teknologi Menggunakan teknologi komunikasi jarak


komunikasi jarak jauh dekat

Membutuhkan sistem komunikasi dengan Membutuhkan sistem komunikasi dengan


kecepatan rendah. kecepatan dan kehandalan tinggi

C. ARSITEKTUR SCADA.
Berikut merupakan gambaran umum arsitektur SCADA.

1. HMI (Human Machine Interface)


2. MTU (Master Terminal Unit)
3. RTU (Remote Terminal Unit)
4. PLC atau Device Lainnya
5. Sistem Komunikasi (Antar MTU dan RTU)
6. Data Acquisition
1. HMI Adalah subsistem dari SCADA yang berfungsi menampilkan data dari hasil pengukuran
di RTU ataupun menampilkan proses yang sedang terjadi pada keseluruhan sistem. HMI
merupakan sebuah software pada computer berbasis grafis yang berfungsi untuk mempermudah
pengawasan (Supervisory) kepada sang operator. HMI mengubah data-data dan angka kedalam
animasi, grafik/trend, dan bentuk yang mudah diterjemahkan oleh sang operator.
2. MTU atau Master Terminal Unit merupakan sebuah sistem komputer(bisa komputer bisa PLC
ataubahkan microcontroller) yang bertugas memberikan data kepada HMI dari RTU. di lain sisi
MTU ini juga bertugas mengambil data dari tiap-tiap RTU (jika RTU lebih dari 1) untuk
diterjemahkan dan di berikan ke HMI. sistem pengambilan data dari tiap-tiap RTU disebut
“Polling”. terkadang MTU dan HMI dapat dijadikan 1 bagian, ketika MTU menggunakan
komputer yang sama dengan HMI.
3. RTU atau Remote Terminal Unit adalah subsistem SCADA yang berfungsi sebagai terminal-
terminal (semacam stasiun data) dari hasil pengukuran, pengendalian, pemantauan status dan
lain-lain. RTU juga berfungsi menerjemahkan, mengkonversi, menghitung sinyal dari
transducer seperti pengukuran arus listrik, Flow, Static Pressure, Differensial Pressure,
temperatur, dan lain-lain. dari hasil pengukuran tersebut hal yang dilakukan RTU adalah
melakukan kendali(jika merupakan sistem kendali) kemudian mentransmit data ke MTU atau
langsung mentransmit ke MTU jika sistem di RTU bukan untuk pengendalian (Controlling).
RTU juga dapat berfungsi sebagai pengatur set point yang dikirimkan dari HMI/MTU ke RTU
tersebut.
4. PLC atau Programmable Logic Controller adalah sebuah controller logic yang dapat diProgram
sesuai kebutuhan kita. PLC pada sistem SCADA biasanya di tempatkan pada RTU, jadi PLC
merupakan subsistem dari RTU. PLC ini bertugas melakukan pengolahan/pengambilan data
dari transducer/sensor transmitter yang juga memungkinkan untuk melakukan pengendalian
pada sistem di RTU tersebut misal digunakan untuk pengaturan bukaan Valve.
5. Sistem Komunikasi, merupakan sebuah cara untuk mengkomunikasikan data dari RTU ke MTU.
pada RTU yang terletak jauh dari pusat control (MTU) maka sistem komunikasi biasanya
menggunakan Radio. pada industri tertentu ada yang lebih memilih menggunakan GSM Radio
yang biasanya untuk RTU yang sangat jauh tidak terjangkau dengan radio biasa atau bisa
menggunakan radio biasa namun harus menggunakan beberapa repeater agar radio pada RTU
dapat berkomunikasi dengan Radio pada MTU.
D. Fungsi Secara Umum
1. Telemetri (akusisi data)
Merupakan akusisi data dengan menggunakan peralatan khusus untuk melakukan
pengukuran besaran fisik lalu ditransmisikan data tersebut ke tempat lain(Master Station).
2. Telesinyal (pensignalan terhadap indicator – indicator)
Pengambilan status yang dapat dimonitor di pusat kontrol berupa sinyal alarm dan
indikasi yang terhubung ke modul digital input pada RTU. Sinyal alarm untuk 1 kondisi ON
dan OFF sedangkan indikasi memiliki dua keadaan untuk Close-loop dan Open-loop.
3. Telecontrol (pengontrolan)
Pengiriman perintah dari Master Station ke RTU untuk merubah status kondisi.

Anda mungkin juga menyukai