Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Para sosiolog memandang betapa pentingnya pengetahuan tentang proses
sosial,mengingat bahwa pengetahuan perihal struktur masyarakat saja belum
cukup untuk memperoleh gambaran yang nyata mengenai kehidupan bersama
manusia.Bahkan Tamotsu Shibutani menyatakan bahwa sosiologi mempelajari
transaksi sosial yang mencangkup usaha dalam bekerja sam,a antar pihak,karena
semua kegiatan kegiatan manusia yang didasarkan pada gotong royong.
Pengetahuan tentang berbagai proses sosial memungkinkan seseorang untuk
memperoleh pengertian mengenai segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak
masyarakat.Dahulu banyak sarjana sosiologi yang menyamakan perubahan sosial
dan proses sosial,kareana ingin melepaskan diri dari titik berat pandangan para
sarjana sosiologi klasik yang lebih menitik beratkan pada struktur dari pada
masyarakat.
Dewasa ini,para sosiolog memperhatikan kedua segi masyarakat
tersebut,yaitu segi statisnya atau struktur masyarakat,serta segi dinamisnya atau
fungsinya masyarakat.
1.3 Tujuan
Untuk mempelajari dan memperdalam ilmu pengetahuan Antropologi
mengenai proses interaksi sosial.
1.4 Manfaat
Agar mahasiswa pembaca lainnya mudah dalam memahami materi tentang
proses interaksi sosial
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Ciri-ciri pokok interaksi sosial adalah pelaku lebih dari 1 orang. Suatu
interaksi sosial minimal baru bisa dilakukan lebih dari 1 orang. Artinya
interaksi sosial harus dilakukan oleh 2 orang atau lebih. Tidak bisa dikatakan
sebagai interaksi sosial jika hanya 1 orang saja.
3
2.3 Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial
4
3. Identifikasi
Identifikasi, yaitu proses yang berawal dari rasa kekaguman seseorang
kepada tokoh idolanya. Kekaguman tersebut mendorong seseorang untuk
menjadikan dirinya sama atau identik dengan tokoh tersebut. Bila dibanding
dengan imitasi, proses dalam identifikasi lebih mendalam, Karena dalam
identifikasi seseorang mencoba menempatkan dirinya seperti keaadaan orang
lain, atau dengan kata lain ia mengidentikkan atau menyamakan dirinya dengan
orang lain. Proses identifikasi biasanya berlangsung dalam keadaan dimana
orang yang melakukan identifikasi benar-benar mengenal pihak yang menjadi
tokoh atau idola sehingga sikap, pandangan, serta keyakinan yang dipunyai
idola tersebut ingin dimiliki dan dijiwainya. Jadi, tidak sekadar mencontoh
seperti dalam imitasi, tetapi lebih dari itu ia ingin menjadi sama dengan idola.
4. Simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang yang
membuatnya merasa seolah-olah berada dalam keadaan orang lain. Bila
dibandingkan dengan identifikasi, maka simpati mirip dengan identifikasi yaitu
dalam hal kecenderungan menempatkan diri dalam keadaan orang lain.
Namun, perbedaannya yaitu di dalam simpati yang memegang peranan penting
adalah perasaan meskipun dorongan utamanya adalah keinginan untuk
memahami dan bekerja sama dengan pihak lain tanpa memandang kedudukan
dan status.Adapun identifikasi didorong oleh keinginan menjadi sama dengan
pihak lain yang dianggap memiliki kelebihan tertentu atau dianggap sebagai
idola.
Contoh dalam simpati antara lain : seseorasng yang ikut merasa iba
kepada kawannya yang terbaring di rumah sakit dengan cara menjenguk. Atau,
seseorang memberikan ucapan selamat kepada teman karena ikut merasakan
5
senang atas keberhasilan kawannya tersebut dalam lomba baca puisi tingkat
nasional.
5. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulus yang
diberikan seseorang kepada orang lain sedemikian rupa sehingga orang yang
diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan
secara kritis, rasional, dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi bersifat positif
karena dapat mendorong individu berpikir kritis dan kreatif. Sebaliknya sugesti
bersifat negatif karena dapat mendorong individu berperilaku irasional.
Motivasi dapat diberikan dari seorang individu kepada kelompok, kelompok
kepada kelompok, atau kelompok kepada individu. Wujud motivasi bisa dilihat
dari berbagai contoh sikap atau perilaku.
6. Empati
Empati hampir mirip dengan sikap simpati. Perbedaannya, sikap empati
lebih menjiwai atau lebih terlihat secara emosional, misalnya jika kita melihat
keluarga atau kerabat kita terkena musibah, sikap empati membuat kita seolah-
olah ikut merasakan penderitaan akibat musibah tersebut.
6
sebagai akomodasi. Akomodasi ini memiliki bentuk segresi, konsiliasi,
adjudikasi, mediasi, koersi dan juga kompromi. Tujuan dari menyatukan
pemahaman di beberapa kelompok tersebut yang membuat tidak ada yang
bertikai.
Adapun bentuk – bentuk akomodasi, yaitu :
1. Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya
dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
2. Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak
yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3. Arbitration adalah suatu cara untuk mencapai compromise apabila
pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri.
4. Mediation hamper menyerupai arbitration. Pada mediation
diundanglah pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang
ada.
5. Conciliation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-
keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu
persetujuan bersama.
6. Toleration juga sering dimanakan tolerant-participation. Adalah
suatu bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
7. Stalemate adalah suatu akomodasi, dimana pihak-pihak yang
bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada suatu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
8. Adjudication adalah penyelesaian perkara atau sengketa di
pengadilan.
c) Asimilasi, ini ialah pelaburan dari dua kebudayaan yang berbeda yang
akan menjadi satu kebudayaan baru untuk bisa mendapatkan tujuan
bersama.
d) Akulturasi, hal ini memang cukup mirip dengan asimilasi akan tetapi
kebudayaan asli dari sebuah kelompok akan masih tetap ada. Dua
kebudayaan akan berpadu serta bisa menghasilkan budaya yang baru tanpa
harus membuat budaya yang asli menghilang.
7
Contoh : interaksi sosial asosiatif seperti, masyarakat memilih atau
menentukan RT ataupun RW. Kemudian adanya proses tawar menawar
pada seorang penjual dan pembeli.
2. Disosiatif, merupakan sebuah hasil dari dari hubungan negatif yang bisa
menimbulkan adanya perpecahan. Dan berikut ini jenis dari interkasi sosial
disosiatif:
a. Oposisi, merupakan sebuah kelompok maupun individu yang
menendang dan juga menyalahkan suatu yang telah lama dan
pelaku disebut dengan oposan.
b. Kompetisi, merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk meraih
sebuah prestasi serta bisa menentukan apa yang terbaik
c. Kontravensi, jenis ini ada di tengah- tengah antara oposisi dan juga
kompetisi. Hal yang seperti ini akan menjadikan indvidu merasa
bimbang sebab sebuah ketidak pastian dari individu lainnya
maupun menyembunyikan sebuah perasaan sebab adanya individu
lainnya.
Contoh : interaksi sosial disasosiatif seperti, adanya tawuran antar
supporter bola dan lain sebagainya.
8
2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Proses sosial adalah cara cara berhubungan yang dilihat apabila individu
individu dan kelompok kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem
serta bentuk hubungan tersebut, atau apa yang terjadi bila ada perubahan
perubahan yang menyebabkan goyahnya pola kehidupan yang telah ada.
Interaksi sosial merupakan hubungan hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antar individu,antar kelompok manusia,maupun antar
orang perorang dengan kelompok manusia.
Ciri-ciri interaksi Sosial
1. Jumlah pelaku lebih dari 1 orang
3.2 Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu kami meminta agar pembaca berkenan memberikan kritik dan saran
demi kesempurnaan dimasa mendatang .
10