Anda di halaman 1dari 4

Nama : Norahima Nabila N.

No : 23

Kelas : XII MIPA 1

Quipper Blog

Belajar Biologi Teori Mutasi untuk Materi Dasar SMA

Pengertian Mutasi

Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan
gen maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosom disebut aberasi. Mutasi pada gen
dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi
mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.

Perubahan pada sekuens basa DNA akan menyebabkan perubahan pada protein yang dikode oleh gen.
Contohnya, bila gen yang mengkode suatu enzim mengalami mutasi, maka enzim yang dikode oleh gen
mutan tersebut akan menjadi inaktif atau berkurang keaktifannya akibat perubahan sekuens asam
amino. Namun mutasi dapat pula menjadi menguntungkan bila enzim yang berubah oleh gen mutan
tersebut justru meningkat aktivitasnya dan menguntungkan bagi sel.

Mutasi Gen

Mutasi gen atau disebut juga mutasi titik (Point mutations) adalah perubahan urutan satu atau dua
pasang basa DNA yang menyusun gen. Urutan nukleotida dalam sebuah DNA disalin dengan kesalahan
yang sangat kecil, yaitu kurang dari satu kesalahan untuk setiap sepuluh miliar nukleotida.

Kesalahan itu akan terus menerus disalin dan diteruskan kesemua generasi sel berikutnya karena urutan
yang salah itu dianggap sebagai urutan yang benar. Perubahan atau mutasi gen bersifat acak, artinya
dapat terjadi pada pasangan basa nitrogen (ada sekitar 1200-1500 pasangan basa) mana saja di
sepanjang kromosom.

Mutasi gen terjadi selama proses translasi ataupun transkripsi pada saat sintesis protein. Perubahan satu
urutan nukleotida saja dapat menyebabkan pengaruh yang tidak bisa dianggap kecil, bergantung pada
bagian mana perubahan itu terjadi.

Mutasi gen atau perubahan urutan nukleotida mungkin mengakibatkan tidak aktif atau tidak
terbentuknya protein penting. Ada dua tipe mutasi gen, yaitu substitusi basa dan mutasi pergeseran
rangka.
Mutasi gen disebabkan oleh adanya perubahan dalam urutan nukleotida perubahan genotif. Bahan-
bahan penyebab terjadinya mutasi disebut dengan mutagen. Sedangkan individu yang memperlihatkan
perubahan sifat (fenotipe) akibat mutasi disebut mutan.

Kegunaan mutasi

Mutasi adalah suatu proses biologi yang telah ada selama adanya kehidupan dalam planet bumi ini. Alel
mutan yang telah dibahas dalam bab sebelum ini tidak bernilai di dalam mengkaji proses mutasi sendiri,
akan tetapi sangat berguna sebagai ciri genetik atau sebagai wakil gen : fungsi persisnya tidak begitu
penting, kecuali sebagai suatu cara untuk melacaknya.

Akan tetapi dalam genetika modern gen mutan telah mempunyai peranan lain karena fungsi persisnya
penting. Gen mutan dapat digunakan dalam menguraikan bagian-bagian penting fungsi biologi dan
memeriksa cara bekerjanya dan hubungannya.

Jadi suatu pengkajian fungsi biologi tertentu dapat menarik untuk mempunyai sebanyak mungkin bentuk
mutan yang mempengaruhi fungsi biologi tersebut. Untuk mengidentifikasi keragaman genetik sama
dengan mengidantifikasi komponen proses biologi, yaitu:

Sistem Melacak Mutasi

Kestabilan bentuk suatu spesies dari generasi ke generasi menunjukkan bahwa mutasi merupakan suatu
proses yang langka. Keadaan ini membuat masalah bagi pakar genetik yang mencoba
mendemonstrasikan mutasi.

Suatu sistem untuk melacak mutasi diperlukan agar pada suatu keadaan, kehadiran suatu alel mutan
dikenal pada tingkat fenotipenya. Sistem semacam ini menjamin bahwa setiap mutasi langka yang
mungkin ada tidak akan terlewati.

Sistem ini harus dibuat agar mutasi resesif tidak akan terselubungi oleh alel normal dominan
pasangannya. Sebagai contoh, kita dapat menggunakan sistem melacak yang pertama kali dibuat dan
digunakan oleh Lewis Stadler dalam tahun 1920 untuk mempelajari mutasi pada jagung dari alel C, yang
fenotipenya biji berwarna, ke alel c, ekspresinya biji putih.

Warna biji jagung disini ditentukan oleh fenotipe endospermanya. Jika dilihat kembali dalam bab siklus
hidup tumbuhan, kita ketahui bahwa jaringan endosperma terbentuk dari sel hasil fusi dua nukleus
betina haploid identik dengan satu nukleus haploid dari sel polen jantan. Jadi jaringan ini mempunyai
tiga set kromosom (3n). Keadaan ini tidak akan tetap menampakkan efeknya dalam kehadiran dua alel
resesif.

Stadler menyilangkan betina cc x jantan CC dan memeriksa ribuan biji pada tongkol jagung hasil
persilangan ini. Setiap biji mewakili individu zuriat. Dalam keadaan tidak ada mutasi, semua biji jagung
akan Ccc berfenotipe berwarna.
Jadi kalau dijumpai satu biji jagung putih maka sudah dapat dipastikan telah terjadi dari C ke cdalam
tetua jantan CC. Meskipun pekerjaan yang harus dilakukan banyak, akan tetapi metode ini sangat
langsung dan dapat dipercaya untuk melacak mutasi.

Dengan meningkatkan banyaknya lokus spesifik yang dipelajari, maka peneliti meningkatkan
kemungkinan melacak suatu mutasi dalam percobaannya. Uji semacam ini disebut uji lukos spesifik.
Sistem ini sudah digunakan secara ekstensif dalam genetika jagung pada dan mamalia.

Sejauh mana Mutasi Terjadi?

Jika sistem melacak mutasi terjadi tersedia, peneliti dapat merancang percobaan untuk menemukan
mutasi. Satu hal sudah pasti adalah bahwa mutasi adalah kejadian yang langka. Terjadinya mutasi bisa
dikategorikan menjadi 3 fase, seperti:

1. Laju Mutasi

Laju mutasi adalah suatu besaran yang mewakili suatu usaha pengukuran banyaknya peluang kejadian
mutasi spesifik yang terjadi dalam satu satuan waktu tertentu. Waktu dapat berupa satau atau beberapa
satuan pengukuran. Suatu satuan satu generasi organisme, generasi sel, atau pembelahan sel biasanya
lebih digunakan daripada satuan waktu aktual seperti hari jam.

2. Frekuensi Mutasi

Frekuensi mutasi adalah frekuensi suatu macam mutasi atau mutan yang spesifik dijumpai dalam suatu
populasi sel atau individu. Populasi sel dapat berupa gamet (dalam organisme tingkat tinggi) atau spora
aseksual, atau setiap tipe sel lainnya.

Nilai peubah ini lebih mudah diukur dibandingkan dengan laju mutasi. Misalkan dalam suatu populasi
berukuran 1000 individu tanaman dijumpai 3 individu memperlihatkan fenotipe mutan spesifik tertentu,
maka frekuensi mutasinya sama dengan 0,3%.

3.Induksi Mutasi

Frekuensi mutasi bisa ditingkatkan dengan menggunakan agen yang bisa meningkatkan frekuensi mutasi
dibandingkan frekuensi mutasi alami. Agen ini disebut Mutagen. Beberapa agen yang bisa meningkatkan
frekuensi mutasi adalah : radiasi sinar X, sinar 7g, sinar ultra violet (UV), dan bahan kimia EMS (etil
metanesulfonat).

Pemuliaan Mutasi

Mutasi dapat digunakan bukan hanya untuk mengupas tentang perubahan-perubahan yang terjadi
dalam sistem biologi, tetapi dapat juga digunakan dalam program pemuliaan tanaman. Seperti telah
dibahas sekilas di dalam bab pendahuluan, bahwa di dalam mencari varietas tanaman dengan sifat yang
lebih baik diperlukan adanya keragaman sifat-sifat dan rekombinasi baru dari sifat-sifat yang baik melalui
persilangan.

Salah satu cara untuk membuat keragaman sifat-sifat adalah melalui penggunaan mutagen. Dengan cara
ini diharapkan terjadi mutasi buatan yang menimbulkan keragaman sifat yang baik untuk diseleksi.

Berbagai prosedur bisa dipakai untuk membuat mutasi buatan dengan mutagen. Di antaranya melalui
perlakuan mutagen terhadap polen, dan kemudian polen ini dipakai untuk polinasi. Pada generasi
berikutnya mutasi dominan akan tampak, sedangkan mutasi resesif akan tampak setelah penyerbukan
sendiri pada generasi selanjutnya.

Cara lainnya adalah melalui perlakuan mutagen terhadap biji. Sel dalam embrio di dalam biji mungkin
menjadi mutan, dan mungkin akan menjadi jaringan nutfah atau jaringan somatik. Jika mutasi terjadi
dalam jaringan somatik maka setiap mutasi dominan akan tampak pada tanaman yang tumbuh dari biji
tersebut,akan tetapi mutasi akan berakhir di tanaman itu.

Mutasi nutfah (germinal), akan tampak pada generasi kemudian, yang kemudian bisa diseleksi sesuai
dengan sifat yang diperlukan. Jadi mutasi bukan hanya dapat dipakai untuk analisis genetik dan
pengupasan sistem dalam biologi, tetapi dapat juga digunakan dalam berbagai macam percobaan dan
penggunaan praktis.

Mutasi gen adalah perubahan urutan satu atau dua pasang basa DNA yang menyusun gen. Mutasi gen
terjadi selama proses translasi ataupun transkripsi pada saat sintesis protein. Mutasi gen atau perubahan
urutan nukleotida mungkin mengakibatkan tidak aktif atau tidak terbentuknya protein penting. Ada dua
tipe mutasi gen, yaitu substitusi basa dan mutasi pergeseran rangka.

Jadi, semua hal tersebut selalu akan berkaitan satu sama lainnya. Jangan capek untuk terus belajar
Mutasi, ya! Semoga bahasan ini bermanfaat!

Penulis: Sritopia

Anda mungkin juga menyukai