Anda di halaman 1dari 8

RESUME MATERI PASCA UTS,SOAL TEORI DAN SOAL CASE STUDY

DISUSUN OLEH

FANJI ABDULLAH CA116112420


1. RESIKO AUDIT DALAM SDM

Audit Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan penilaian dan analisis yang
komprehensif terhadap program-program SDM. Walaupun secara khusus audit ini
dilakukan pada departemen SDM, tetapi tidak terbatas hanya pada aktivitas yang terjadi
pada departemen ini. tidak dan berbagai hal aktivitas SDM yang masih bisa ditingkatkan
kinerjanya.
Tiga bidang utama yang difokuskan pada Audit Sumber Daya Manusia terdiri
atas policy/management audit, performance/operasional audit, dan financial audit.

1. Policy/Management Audit:Penilaian yang dilaksanakan secara sistematis dan


independent, berorientasi ke masa depan terhadap: keputusan dan kebijakan
yang dilakukan oleh manajemen yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas
SDM melalui perbaikan pelaksanaan fungsi manjemen, pencapaian rencana yang
sudah ditetapkan serta pencapaian sosial objektif.

2. Performance/Operasional Audit:Merupakan suatu kegiatan penilaian yang


sistematis yang dilaksanakan secara objective dan independent berorientasi atas
masa depan untuk semua kegiatan yang ada dalam suatu perubahan yang
utamanya dalam bidang SDM.

3. Financial Audit:Mempunyai orientasi pengujian/penilaian secara independent


dan objectif atas tingkat kewajaran dan kecermatan serta data keuangan untuk
memberikan perlindungan keamanan asset perusahaan dengan melakukan
evaluasi kelayakan internal control yang di tetapkan.

Agar tidak menimbulkan risiko, maka SDM perlu dikelola secara profesional, yaitu
dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang ada dalam manajemen SDM.
Yang dimaksud dengan audit sumber daya manusia (SDM) di sini adalah bagaimana
manajemen melakukan pengendalian terhadap:

1. Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang ada dalam organisasi


2. Jumlah sumber daya manusia (SDM) yang benar-benar dibutuhkan organisasi
3. Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki organisasi
4. Kompetensi individual setiap sumber daya manusia yang ada dalam organisasi
5. Upaya peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang dilakukan oleh
organisasi
6. Ketaatan terhadap ketentuan jam kerja
7. Sistem pengembangan karier sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan oleh
organisasi
8. Sistem reward dan punishman yang dilakukan oleh organisasi
9. Pemberhentian dan pemensiunan sumber daya manusia (SDM) yang dilakukan
oleh organisasi dan sebagainya
2. SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT
Pengendalian mutu audit harus mempunyai prosedur sebagai berikut:
1. Independensi yaitu meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi harus
mempertahankan independensi
2. Penugasan Personel yaitu meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh
staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan
dimaksud
3. Konsultasi yaitu meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi memadai
sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi,
pertimbangan (judgement), dan wewenang memadai
4. Supervisi yaitu meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar mutu
yang ditetapkan oleh KAP
5. Pemekerjaan (Hiring) yaitu meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan
memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka melakukan
penugasan secara kompeten
6. Pengembangan Profesional yaitu meyakinkan bahwa setiap personel memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi tanggung
jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan merupakan wahana bagi
KAP untuk memberikan pengetahuan memadai bagi personelnya untuk memenuhi
tanggung jawab mereka dan untuk kemajuan karier mereka di KAP
7. Promosi (Advancement) yaitu meyakinkan bahwa semua personel yang terseleksi
untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat tanggung
jawab yang lebih tinggi.
8. Penerimaan Dan Keberlanjutan Klien yaitu menentukan apakah perikatan dari klien
akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan terjadinya
hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki integritas berdasarkan
pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)
9. Inspeksi yaitu meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-unsur
lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif

Standar Pengendalian Mutu mencangkup struktur organisasi, kebijakan dan


prosedur yang ditetapkan untuk memberikan kyakinan yang memadai tentang
kesesuaian perikatan profesional dengan SPAP. Sistem pengendalian mutu haruslah
komprehensif dan harus dirancang selaras dengan struktur organisasi, kebijakan dan
sifat prakteknya.
Setiap pengendalian mutu memiliki keterbatasan bawaan yang dapat berpengaruh
terhadap efektivitasnya. Perbedaan antar staff dan pemahaman persyaratan
profesioanal, dapat memengaruhi tingkat kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur
pengendalian mutu, yang kemudian memengaruhi efektivitas system tersebut.
3. AUDIT PERSEDIAAN DALAM PERUSAHAAN
Prosedur audit persediaan yang disarankan sebagai berikut :

1. Lakukan Stock Opname.


Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang
perusahaan, Untuk barang consignment out dan barang-barang yang tersimpan di
public warehouse jika jumlahnya material harus dilakukan stock opname, jika tidak
material, cukup dikirim konfirmasi. Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun
atau beberapa waktu sebelum/ sesudah akhir tahun.
2. Lakukan Observasi atas Stock Opname
Amati kembali hasil perhitungan fisik persediaan (stock Opname) yang dilakukan.
Cek Final Inventory List [Inventory Compilation) .
3. Lakukan Peninjauan ulang terhadap Konsep Persediaan
Periksa unit price dari persediaan,periksa ada tidaknya barang-barang yang
rusak,dipakai dan hilang,periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian dan
lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau
sesudah tanggal neraca.
4. Buatkan Laporan Hasil akhir Stock Opname
Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan adjustment jika
diperlukan.
5. Adjustment Persediaan
Lakukan penyesuaian persediaan dari usulan yang di ajukan dan tentukan kebijakan
penyesuaian persediaan dari hasil stock opname yang akan dilakukan
6. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK.
Agar proses Audit Persediaan di perusahaan anda berjalan dengan baik, perlu internal
control yang baik pula atas persediaan, berikut ciri ciri internal control yang baik :

1. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab antara bagial pembelian, penerimaan
barang, gudang, akuntansi dan keuangan.

2. Digunakannya formulir-formulir yang bernomor urut tercetak, seperti:

 purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order pembelian)


 delivery order (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan barang), sales
order (order penjualan), sates invoice (faktur penjualan).
1. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan kas/bank,
maupun pengeluaran kas/bank.

2. Digunakannya anggaran {budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan


penerimaan serta pengeluaran kas.
4. PROSEDUR YANG HARUS DIJALANKAN DISAAT AUDIT DAN INFORMASI
AUDIT OPINI
Terdapat beberapa prosedur yang perlu anda lakukan di dalam audit. Prosedur ini
selain membantu proses audit juga dibutuhkan untuk mendeteksi kecurangan dan
kesalahan yang mungkin terjadi saat pemeriksaan dilakukan. Prosedur audit secara
umum bisa anda simak dibawah ini :

1. Tahap Pertama: Perikatan Audit

Yakni kesepakatan antara pihak auditor dengan perusahaan. Surat perikatan menjadi
bentuk perikatan antara keduanya dimana klien menyerahkan audit laporan
keuangan kepada auditor. Dari sudut pandang sendiri adanya perikatan ini yang
disepakati keduanya mengisyaratkan bahwa auditor menyanggupi untuk melakukan
audit laporan keuangan sesuai dengan kompetensinya.

2. Tahap Kedua: Perencanaan

Dalam tahap ini, auditor merencanakan bagaimana proses audit akan dilakukan.
Auditor perlu memahami bagaimana kegiatan perusahaan tersebut untuk memahami
bisnis dari perusahaan anda. Dalam tahap perencanaan sendiri juga terdapat
beberapa tahapan seperti mempertimbangkan risiko bawaan. Dalam tahap ini auditor
mempertimbangkan risiko salah saji yang melekat pada saldo akun. Selanjutnya ada
tahap pengembangan strategi audit awal terhadap asersi kemudian
mempertimbangkan faktor yang mempengaruhi saldo awal. Auditor juga perlu
mempertimbangkan tingkat materialitas dan melaksanakan prosedur dan analitis.

3. Tahap Ketiga: Pengujian

Pada tahap pengujian audit, auditor melakukan pengujian analitik, pengendalian dan
pengujian substantif. Pengujian substantif adalah prosedur untuk menemukan
kesalahan yang mampu memberikan dampak langsung pada laporan keuangan.
Pengujian analitik sendiri merupakan kegiatan untuk mempelajari data-data serta
membandingkan data dengan informasi lainnya. Pengujian pengendali ialah tindakan
verifikasi efektivitas pengendalian internal klien. Dalam tahap ini, auditor melakukan
tahap pemetaan tentang masalah yang muncul dari proses observasi tersebut.

4. Tahap Keempat: Pelaporan

Pada tahap ini, auditor telah mendapatkan hasil dan tanggung jawab sebagai auditor
telah dilakukan. Pada tahap ini mungkin saja auditor menemukan kesalahan dari
laporan keuangan yang diaudit atau malah sebaliknya. Pada umumnya, semakin besar
suatu perusahaan, maka resiko penyimpangan keuangan juga akan semakin besar.
Auditor biasanya akan melakukan klarifikasi ulang dan mencocokkan hasil auditor
dengan auditor lainnya untuk memastikan kesalahan keuangan tersebut apakah benar
terjadi atau tidak. Setelah itu, barulah auditor akan menyusun hasil evaluasinya
berupa laporan yang akan diserahkan kepada pihak perusahaan. Di dalam laporan
hasil evaluasi tersebut, auditor menulis rekomendasi perkembangan yang dicapai dan
memberikan opininya.

Opini Auditor

Auditor sendiri memiliki beberapa opini yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas
laporan keuangan yang disajikan. Opini auditor tersebut diantaranya adalah sebagai
berikut :

 Wajar Tanpa Pengecualian

Opini jenis ini merupakan opini terbaik yang diberikan terhadap laporan keuangan.
Jika laporan keuangan perusahaan anda mendapatkan opini wajar tanpa
pengecualian, maka itu berarti semua komposisi dalam laporan keuangan tersebut
sudah sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

 Wajar Tanpa Pengecualian Dengan Paragraf Penjelasan

Opini satu ini bisa diibaratkan dengan nilai C dalam mata kuliah. Walau laporan
keuangan disajikan secara wajar namun ada beberapa hal tidak sesuai sehingga
auditor menambahkan paragraf penjelasan. Sebagai contoh, kurang konsistennya
entitas dalam menerapkan GAAP atau ada beberapa data yang diharuskan ada namun
tidak disajikan.

 Tidak Wajar

Auditor akan memberikan opini ini bilamana laporan keuangan yang disajikan secara
umum tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia.

 Tidak Memberikan Pendapat

Auditor juga bisa memberikan opini tidak berpendapat bilamana ruang lingkup
pemeriksaannya dibatasi sehingga auditor tidak bisa melakukan pemeriksaan sesuai
dengan standar audit yang ditetapkan.

 Wajar Dengan Pengecualian

Opini ini menerangkan bahwa laporan keuangan telah disajikan secara wajar namun
masih terdapat penyimpangan sehingga harus dikecualikan.
Soal teori
 RESIKO AUDIT DALAM SDM
PERTANYAAAN:
APA SAJA YANG PERLU DIKENDALIKAN DALAM AUDIT SDM ?

 SISTEM PENGENDALIAN MUTU AUDIT


PERTANYAAN:
APA PROSEDUR DALAM PENGENDALIAN MUTU AUDIT?

 AUDIT PERSEDIAAN DALAM PERUSAHAAN


PERTANYAAN
SEBUTKAN LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGAUDIT PERSEDIAAN?

 PROSEDUR YANG HARUS DIJALANKAN DISAAT AUDIT DAN INFORMASI


AUDIT OPINI
PERTANYAAN
SEBUTKAN LANGKAH PROSEDUR AUDIT YANG BENAR & APA SAJA OPINI
AUDIT ?

STUDY CASE

Hasil laporan keuangan Garuda Indonesia untuk tahun buku 2018. Dalam
laporan keuangan tersebut, Garuda Indonesia Group membukukan laba bersih
sebesar USD809,85 ribu atau setara Rp11,33 miliar (asumsi kurs Rp14.000
per dolar AS). Angka ini melonjak tajam dibanding 2017 yang menderita rugi
USD216,5 juta.
Namun laporan keuangan tersebut menimbulkan polemik, lantaran dua
komisaris Garuda Indonesia yakni Chairal Tanjung dan Dony Oskaria (saat ini
sudah tidak menjabat), menganggap laporan keuangan 2018 Garuda
Indonesia tidak sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK).Pasalnya, Garuda Indonesia memasukan keuntungan dari PT Mahata
Aero Teknologi yang memiliki utang kepada maskapai berpelat merah
tersebut. PT Mahata Aero Teknologi sendiri memiliki utang terkait
pemasangan wifi yang belum dibayarkan.Kantor Akuntan Publik (KAP)
Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional).
KAP merupakan auditor untuk laporan keuangan tahun 2018 PT Garuda
Indonesia (Persero) Tbk yang menuai polemik
Kemenkeu telah menyelesaikan pemeriksaan terhadap KAP Tanubrata
Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of BDO Internasional) terkait
laporan keuangan tahun 2018 milik Garuda. KAP ini merupakan auditor untuk
laporan keuangan emiten berkode saham GIIA yang menuai polemik.
Sekertaris Jenderal Kemenkeu Hadiyanto menyatakan, berdasarkan hasil
pertemuan dengan pihak KAP disimpulkan adanya dugaan audit yang tidak
sesuai dengan standar akuntansi. Kementerian Keuangan juga masih
menunggu koordinasi dengan OJK terkait penetapan sanksi yang bakal
dijatuhkan pada KAP Tanubrata Sutanto Fahmi Bambang & Rekan (Member of
BDO Internasional), yang menjadi auditor pada laporan keuangan Garuda
Indonesia tahun 2018
Dari case diatas dapat disimpulkan bahwa KAP tersebut melanggar kode etik
karna tidak sesuai standar akuntansi,karna laporan keuangan tersebut
palsu,pendapatan yang seharusnya belum terelalisir ternyata sudah
dimasukan sehingga membuat garuda untung yang seharusnya rugi.

Anda mungkin juga menyukai