Anda di halaman 1dari 7

ISSN: 2088-4591 Vol. 8 No.

1 Edisi Mei 2018

Analisis Algoritma Dijktra dan Algoritma Bellman-Ford Sebagai Penentuan


Jalur Terpendek Menuju Lokasi Kebakaran (Studi Kasus: Kecamatan Praya
Kota)
Saeful Hamdi1, Prihandoko2
1,
Program Studi Teknik Informatika-Universitas Amikom Yogyakarta
2,
Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma, Jakarta
Jalan Ring Road, Condongcatur, Depok, Condongcatur, Kec. Depok, Kabuapten Sleman,
Yogyakarta
1
saefulhamdi215@gmail.com, 2 pri@staff.gunadarma.ac.id,

Terima Naskah : 5 Maret 2018


Terima Revisi : 10 Maret 2018

ABSTRAK
Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman-ford merupakan salah satu alogirtma yang digunakan untuk
menentukan jalur terpendek. Cara kerja Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman-Ford memakai strategi
greedy, di mana pada setiap langkah dipilih sisi dengan bobot terkecil yang menghubungkan sebuah simpul yang
sudah terpilih dengan simpul lain yang belum terpilih. Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman-Ford
membutuhkan parameter tempat asal, dan tempat tujuan. Hasil akhir dari algoritma ini adalah jarak terpendek
dari tempat asal ke tempat tujuan beserta rutenya. Untuk pembuatan jalur terpendek melibatkan beberapa faktor,
antara lain kecepatan, tingkat kemacetan, waktu tempuh perjalanan, lebar jalan, dan posisi pipa hidran.
Penentuan jalur terpendek dengan menggunakan kedua algoritma tersebut sebagai refrensi rute yang digunakan
Dinas Pemadam Kebakaran untuk mencapai titik lokasi. penentuan jalur terpendek dilakukan pada daerah kota
praya yang mempunya luas wilayah 31,12 km2. Merupakan wilayah yang tidak terlalu luas namun mempuyai
tata ruang dan aministrasi yang kompleks.
Kata kunci : jalur terpendek Dijkstra dan bellman-ford

ABSTRACT
Dijkstra's Algritma and Bellman-ford Algorithm is one of the algorithms used to determine the shortest path. The
workings of the Dijkstra Algorithm and Bellman-Ford Algorithm use the greedy strategy, in which each step is
selected with the smallest weights linking a selected node with another undelected node. Dijkstra's Algorithm
and Bellman-Ford Algorithm require parameters of origin, and place of destination. The end result of this
algorithm is the shortest distance from the place of origin to the destination along with the route. For the
shortest path construction involves several factors, including speed, congestion level, travel time, road width,
and hydrant pipeline position. Determination of the shortest path by using the two algorithms as a reference
route used by Fire Department to reach the point of location. the determination of the shortest path is done in
the praya city area which has a total area of 31.12 km2. Is a region that is not too broad but mempuyai spatial
and aministrasi complex.
Keywords : Dijkstra's shortest path and bellman-ford

PENDAHULUAN dihubungi tentulah Dinas Pemadam Kebakaran.


Untuk itu mobil pemadam kebakaran harus
Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang memilih jalur terpendek dari kantor pemadam
tidak bisa diprediksi sebelumnya. Peristiwa ini kebakaran ke lokasi terjadinya kebakaran.
antara lain disebabkan oleh hubungan arus pendek Kota Praya mempunyai luas wilayah 31,12
listrik, puntung rokok yang dibuang di sembarang km2. walaupun wilayahnya tidak terlalu luas,
tempat, ledakan tabung gas LPG, dan lain-lain. namun memiliki tata ruang dan administrasi yang
Peristiwa kebakaran dapat menyebabkan kerugian lengkap. sektor pertahanan dalam hal ini pemadam
yang cukup tinggi bagi korbannya. Sehingga dalam kebakaran yang didukung dengan fasilitas serta
penanganannya harus tepat dan cepat. Ketika sarana transportasi yang tersedia di kawasan namun
kebakaran terjadi, pihak yang pertamakali untuk menuju ke tempat kebakaran tersebut, ada

26
Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018 ISSN: 2088-4591

beberapa rute yang bisa ditempuh. petugas Ford perjalan yang akan ditempuh lebih cepat
pemadam kebakaran pastinya menginginkan jalur dengan menghemat bahan bakar.
yang paling efisien untuk menuju tempat kebakaran Penentuan Jarak Terpendek dan Jarak
sehingga dapat menghemat waktu dan biaya. Terpendek Alterrnatif Menggunakan Algoritma
sehingga dapat menjalankan tugas dengan baik dan Dijkstra Serta Estimasi Waktu Tempuh, Asti
lebih sigap dalam memadamkan api. Ratnasari Dkk, (2013). Penelitiannya membahas
Penentuan jalur terpendek dibutuhkan langkah- tentang penggunaan Algoritma Dijkstra sebagai
langkah atau metode untuk dapat menentukan jalur pencarian jalur terpendek pada suatu graf. Hasil
yang tepat dan lebih cepat untuk mencapai titik yang didapatkan dari implementasi sistem yang
lokasi. Algirtma yang digunakan untuk dibuat adalah mampu menemukan jarak terpendek
menentukan jalur terpendek ialah Algoritma dan jarak terpendek alternatif ketika terjadi
Dijkstra dan Algoritma bellmanf-ford. Cara kerja hambatan (pembelokiraan jalan) pada jalur
Algoritma Dijkstra dan Algoritma Bellman-Ford terpendek utama dan juga dapat mengetahui
memakai strategi greedy, di mana pada setiap estimasi waktu tempuhnya.
langkah dipilih sisi dengan bobot terkecil yang Sistem Informasi Geogerafis Pariwisata
menghubungkan sebuah simpul yang sudah terpilih Berbasis Web Dan Pencarian Jalur Terpendek
dengan simpul lain yang belum terpilih. Algoritma Dengan Algoritma Dijkstra, Antonio Gusmao Dkk,
Dijkstra dan Algoritma Bellman-Ford (2013). Tujuan dari penelitiannya untuk membantu
membutuhkan parameter tempat asal, dan tempat kementerian pariwisata timur leste dalam
tujuan. Hasil akhir dari algoritma ini adalah jarak mengembangkan industri pariwisata untuk
terpendek dari tempat asal ke tempat tujuan beserta memperoleh informasi yang mudah diakses dari
rutenya. Untuk pembuatan jalur terpendek berbagai tempat menggunakan internet. Peneletian
melibatkan beberapa faktor, antara lain kecepatan, ini menampilkan peta digital pada Web dengan
tingkat kemacetan, waktu tempuh perjalanan, lebar Google Map API.
jalan, dan posisi pipa hidran.
Algoritma
Tinjauan Pustaka Secara informal algortima adalah prosedur
Rancang Bangun Sistem Informasi Goegerafis komputasi yang didefinisikan dengan baik yang
Untuk Membantu Pencarian Jalur Terpendek mengambil beberapa nilai, atau kumpulan nilai,
Menuju ATM Bank BRI Dengan Metode Tabu sebagai masukan dan menghasilkan beberapa nilai,
Search Algorithm (TS), Umumulhadi Dkk, ( 2016). atau kumpulan nilai sebagai keluaran. Algoritma
Pada penelitiannya menjelaskan bagaimana dengan demikian merupakan urutan langkah-
mempermudah rute dalam pencarian mesin ATM langkah komputasi yang mengubah input menjadi
Bank BRI. Dengan menggunakan metode Tabu output.(Tomas H. Cormen, 2009).
Search Algorithm, dapat mencari cost terendah dari Algoritma Dijkstra
beberapa iterasi yang ada. Kesimpulan dari Algoritma Dijkstra ditemukan oleh Edsger
penelitian yang dilakukan dapat menentukan jalur Wybe Dijkstra pada tahun 1959. Algoritma ini
terpendek dari iterasi yang ada, dalam hal ini merupakan algoritma yang dapat memecahakan
penelitian dan pengujian dilakukan dia Macini masalah pencarian jalur terpendek dari suatu graf
Sawah 1 dan Jalan Borong Raya. pada setiap simpul yang bernilai positif atau tidak
Pencarian Rute Terpendek Menggunakan negative. Dalam pencarian jalur terpendek
Algoritma Dijkstra Pada Sistem Informasi Algortima Dijkstra bekerja dengan mencari bobot
Geogerafis Pemetaan Stasiun Pengisian Bahan yang paling minimal dari suatu graf berbobot, jarak
Bakar Umum. Bery Juanda Dkk, (2016). Pada terpendek akan didapatkan dari dua atau lebih titik
penelitiannya membahas tentang hasil dan dari suatu graf dan nilai total yang didapat adalah
implementasi cara kerja dan fungsi pada sistem yang bernilai palling kecil. Dijkstra merupakan
informasi geogerafis pemetaan SPBU di Kota salah satu varian bentuk algortima populer dalam
Padang. Tujuan dari penelitiannya adalah utuk pemecahan persoalan terkait masalah optimasi
membuat atau menghasilkan sistem pemetaan pencarian lintasan terpendek sebuah lintasan yang
lokasi SPBU di kota padang menggunakan mempunyai panjang minimum dari verteks a ke z
Algoritma Dijkstra. dalam graph berbobot, bobot tersebut adalah
Optimasi Jalur Tercepat Dengan Menggunakan bilangan positif jadi tidak dilalui oleh node negatif.
Modifikasi Algoritma Bellman-Ford (Studi Kasus Namun jika terjadi demikian, maka penyelesaian
Lintasan antara Kecamatan Kota Malang), yang diberikan adalah infiniti (Tak Hingga). Pada
Agustian Aji P, Dkk, (2015). Pada penelitiannya Algortima Dijkstra, node digunakan karen
mengusulkan modifikasi dari Algoritma Bellman- Algoritma Dijkstra menggunakan graf berarah
Ford, sebagai salah satu algortima dalam mentukan untuk penentuan rute lintasan terpendek.
optimasi jalur tercepat antar kecamatan kota
malang. Dengan menggunakan Algortima Bellman-

27
ISSN: 2088-4591 Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018

Mulai Beri label


permanen untuk bertetangga dengan warna yang berbeda pada peta,
titik tersebut
menentukan tata letak jalur transportasi, pengaturan
Inisialisasi
Menghapus dari
jaringan telekomunikasi atau jaringan internet dan
titik awal
dan jarak
tiap titik
daftar tabel
sementara masih banyak lagi. Selain peta, masih banyak hal
Yes
lain dalam dunia nyata yang merupakan repsentasi
Mencari titik terpendek berikutnya
visual dari graf.
Beri label dengan membandinngkan jarak
sementara untuk menuju node tersebut atau melalui
jarak antar titik titik yang telah memiliki label
permanen

e1V0
Menentukan jarak
minimum dari label Ada?
sementara
V2
No
e2
Selesai V5
Gambar 1. Flowchart Algortiam Dijkstra V1 e3
e6
Algoritma Bellman-Ford e5
Algoritma Bellman-Ford dikembangkan oleh
Richard Bellman and Lester Ford, Jr. Algoritma ini e4
V3 V4 V6
sangat mirip dengan Algortima Dijkstra namun
algortima ini mampu mengani bobot negatif pada Gambar 3. contoh Graft
pencarian jalur terpendek pada sebauh graf
berbobot. Algoritma Bellman-Ford merupakan Global Positioning System (GPS)
pengembangan dari Algoritma Dijkstra, Algortima Global Positioning System (GPS) merupakan
Bellman-Ford akan benar jika dan hanya jika graf suatu sistem koordinat yang dapat digunakan untuk
tidak terdapat cycle dengan bobot negatif yang menentukan koordinat suatu lokasi berdasarkan
dicapai dari sumber. posisi bujur, lintang, serta ketinggiannya. Pada
Ciri-ciri Algoritma Bellman-ford: awalnya teknologi ini dikembangkan oleh
1. Bekerja walaupun terdapat edge dengan bobot Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Namun
negatif. pada saat ini teknologi ini dapat digunakan oleh
2. Harus directed edge (jika tidak graf akan masyarakat luas. Untuk mengetahui lokasi dari
memilik cycle dengan bobot negatif). penerima terlebih dahulu perlu diketahui jarak
3. Iterasi i menemukan seluruh shortest path antara satelit dengan penerima. Jarak tersebut dapat
dengan menggunakan i edge. dapat diketahui dengan mengetahui waktu untuk
4. Dapat mendeteksi cycle dengan bobot negatif melakukan transmisi sinyal yang dipancarkan oleh
jika ada. satelit hingga diterima oleh penerima. Jarak
tersebetu dapat dihitung menggunakan rumus
sebagai berikut:

S= c.∆𝑡
Dimana :
S = Jarak yang dihitung
c = merupakan cepat rambat sinyal
udara
∆𝑡 =selang waktu yang dibutuhkan
gelombang dari satelit ke
Gambar 2. Contoh Algoritma Bellman-Ford perangkat GPS.

Graf METODE
Teori graf merupakan pokok bahasan yang Pada penelitian ini akan mengkaji empat
sudah tua usiannya namun memiliki banyak kriteria yang diperlukan untuk mengukur unjuk
terapan dalam kehidupan sehari-hari saat ini. Graf kerja antara Dijkstra dan Bellman-Ford. Menurut
digunakan untuk mempresentasikan objek-objek Russel (2011), ada empat kriteria dalam
diskrit dan hubungan antar objek-objek tersebut. mengevaluasi ferforma dari sebuah algoritma, yaitu
Banyak persoalan di dunia nyata yang merupakan :
gambaran visual dari graf. Contoh salah satu 1. Completeness
repsentasi visual graf adalah peta. Banyak hal yang Pada kriteria ini menilai bagaimana sebuah
dapat digali dari repsentasi tersebut, diantaranya algortima mampu menjamin ketersediaan
menentukan jalur terpendek dari satu tempat ke solusi ketika solusi tersebut memang ada.
tempat yang lain, menggambar dua kota yang Sehingga, pada penelitian ini harus

28
Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018 ISSN: 2088-4591

menjamin menemukan jalur terdekat dari peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa
titik start. berbentuk tulisan, gambar, atau karya
2. Optimality monumental seseorang.
Kriteria ini menjukan kemampuan algortima
dalam menemukan solusi optimal. Dalam Metode Analisis Data
hal ini kemampuan algortima dalam Metode analisis data dilakukan dengan tujuan
menemukan jalur terdekat dengan rute yang untuk memperoleh gambaran mengenai analisis
terpendek. dan perencanaan desain ptototype penentuan jalur
3. Time Complexity terpendek menggunakan algortima dijkstra dan
Kompleksitas waktu menunjukkan seberapa bellman-ford pada pemadam kebakaran menuju
lama sebuah algortima dalam menemukan lokasi kejadian kebakaran berdasarkan titik lokasi
solusi. Solusi penelitian ini adalah, rute hydrat terdekat dari lokasi kejadian kebakaran.
terpendek dalam pencarian jalur terdekat 1. Analisis (Analyze)
dari titik start sampai lokasi tujuan. Tahapan ini bertujuan untuk mengidentifikasi
4. Space Complexity sistem informasi apa yang akan dibagun, sasaran-
Kriteria ini menunjukkan seberapa besar memory sasaran yang akan dicapai, jangka waktu
yang akan dibutuhkan oleh algoritma pencarian pelaksanaan, serta mempertimbangkan cost yang
dalam menemukan rute terpendek pada pencarian akan dihabiskan dan yang tersedia. Dalam hal
jalur terpendek lokasi kebakaran. pecarian jalur terpendek perencanaan sangat
dibutuhkan karena rentan kaitan dengan jalur-jalur
yang akan dilalui dalam pencarian rute, baik dari
Metode Pengumpulan Data segi jalan, tanjakan, kepadatan jalan, dan akses
Metode pengumpulan data adalah cara atau jalan.
teknik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk 2. Desain (Design)
mengumpulkan data. Dalam penelitian ini mentode Analisis sistem digunakan untuk menjawab
pengumpalan data yang dilakukan adalah sebagai pertanyaan What?. Sedangkan Desain sistem
berikut: digunakan untuk menjawab pertanyaan how?.
1. Studi Kasus Desain berkonsentrasi pada bagaimana sistem
Studi pustaka dilakukan dengan mencari dibagun untuk memenuhi fase analisis atau
informasi dari buku, jurnal, artikel, situs perencanaan.
internet yang berhubungan dengan Manfaat desain sistem adalah memberikan
penelitian guna mendukung penelitian ini. gambaran rancang bangun (blue print) yang
2. Wawancara lengkap, sebagai penuntun (guideline) bagi
Wawancara atau interview adalah cara programer dalam membuat aplikasi.
pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi lansung dari HASIL DAN PEMBAHASAN
sumbernya. Wawancara digunanakan bila
kita ingin mengetahui hal-hal dari Penelitian ini dimulai dengan mengkaji kerteria
responden, yang jumlahnya sedikit, secara untuk mengukur kinerja dari masing-masing
lebih mendalam. agloritma untuk untuk mendukung keputusan. Ada
3. Observasi empat jenis kerteria untuk mengevaluasi performa
Observasi atau pengamatan adalah suatu dari algoritma tersebut untuk mendukung dalam
teknik atau cara untuk mengumpulkan data menentukan pengambilan keputusan untuk
dengan jalan mengamati kegiatan yang menentukan jalur terpendek.
sedang berlansung. Pengamatan dapat Kelengkapan (Completeness)
dilakukan dengan partisipasi ataupun Pada kerteria ini mengukur performa algoritma
nonpartisipasi. Dalam pengamatan dari sisi kelengkapan dalam menyediakan solusi.
partisipatori (participatory observation) Kelengkapan dari ketersediaan jalur yang dimulai
pengamat ikut serta dalam kegiatan yang dari titik awal menuju simpul yang berhubungan.
sedang berlansung. Sementara pengamatan Jaminan kelengkapan ketersedian solusi dari
nonpartisipatori (nonparticipatory algoritma mampu menentukan jalur terpendek dari
observation) pengamat tidak ikut serta setiap simpul pada titik koordinat yang telah
dalam kegiatan. Pengamat hanya berperan ditentukan pada sistem Global Positioning System
mengamati kegiatan (GPS). Kelengkapan termasuk dari aspek-aspek
4. Dokumentasi yang mendukung untuk mencapai dari titik simpul
Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh akhir dari graf yang digambarkan.
data lansung dari tempat penelitian, meliputi Optimalitas (Optimality)
buku, peraturan, laporan kegiatan, foto, film Tahapan ini tahap pengkajian kemampuan dari
dokumenter, dan data yang relevan dengan algoritma untuk menemukan solusi jalur terpendek
penelitian. Dokumen merupakan catatan yang optimal. Kerteria ini lanjutan dari kerteria

29
ISSN: 2088-4591 Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018

kelengkapan dimana pada pada kerteria tersebut {karena simpul a adalah simpul asal lintasan
menjamin ketersedian solusi jalur terpendek, terpendek, jadi terpilih dalam lintasan terpendek}
sedangkan pada kerteria optimalias menemukan da ← infinity
solusi jalur terpendek dari ketersediaan solusi jalur {tidak ada lintasan terpendek dari simpul a ke a}
terpendek. Solusi yang dihasilkan ialah {Langkah 2,3,...,n1 :}
membandingkan hasil dari ketersediaan dari for i ← 2 to n-1 do
masing-masing ketersediaan solusi, untuk {Cari j sedemikian sehingga sj = 0 dan dj = min
menemukan jalur yang menuju titik akhir dari (d1,d2,...,dn)}
simpual yang telah digambarkan dalam bentuk Sj ← 1
graf. {simpul j sudah terpilih ke dalam lintasan
kompleksitas waktu (Time Complexity) terpendek}
Evaluasi dari komplesitas waktu menunjukan {perbarui di, untuk i = 1,2,3,...,n dengan : di
waktu yang dibutuhkan oleh algoritma dalam (baru) = min{di(lama), dj + mji}
menemukan solusi jalur terpendek. Penentuan titik endfor
simpul jalur terpendek dedefisikan berdasark titik
koordinat yang ditentukan dari Global Positioning b. Kompleksitas Waktu Algoritma Dijkstra
System (GPS) dan masing titik digambarkan dalam Untuk himpunan simpul serta sisi dengan
bentu graf. Titik simpulan awal ditentukan dan jumlah simpul sebesar V dan jumlah sisi
menghubungkan dengan titik simpul yang dikenali sebesar E, dapat ditentukan kompleksitas
dan yang belum dikenali, menuju titik simpul waktu Algortima Dijkstra dengan notasi Big-
tujuan dari lintasan yang dihubungkan. Kemudian O, yaitu O (| V | 2 + | E |) = O (| V | 2 ), jika
akan ditentukan waktu yang dibutuhkan dari titik algortima menyimpan simpul dan sisi dalam
simpul menuju titik simpul yang lain sampi titik bentuk list berkait ataupun array.
tujuan, sehingga ditemukan solusi jalur terpendek. Algortima dapat lebih efesien dengan
Kompleksitas ruang (Space Complexity) menyimpan graf dalam bentuk adjacency list
Besar beban memori akan mempengaruhi dan menggunakan binary heap sebagi priority
kinerja dari sebuah algoritma untuk mencari solusi queue. Didapatkan dalam notasi Big-0, yaitu O
jalur terpendek. Penggunaan memori akan ((| E | + | V |)log | V |).
ditentukan dengan variable yang didefinisikan.
Variable akan menggunakan ruang pada memori Algoritma Bellman-Ford
yang akan mempengaruhi kinerja dari algoritma. Algortima Bellman-Ford menghitung jarak
terpendrek (dari satu sumber) pada sebuah graf
Algoritma Dijkstra berbobot. Berikut merupakan pseudocode
a. Pesudocode Algortima Dijkstra Algoritma Bellman-Ford.
{ Algoritma Dijkstra } a. Psudocode Algortima Bellman-Ford
procedure Dijkstra record titik {
( list sisi2
input m: matriks, a: integer {simpul real jarak
awal} titik sebelum
) }
{mencari lintasan terpendek dari simpul awal a ke Record sisi {
semua simpul lainya Masukan : matriks titik dari
ketetanggaan (m) dari graf berbobot G dan simpul titik ke
awal a Keluaran: lintasan terpendek dari a ke real bobot
semua simpul lainnya} }
KAMUS
s1,s2,...,sn : interger {larik interger} Function BellmanFord(list semuatitik, list
d1,d2,...,dn : interger {larik interger} semuasisi, titik dari)
i : interger // Argumennya ialah graf, dengan bentuk daftar
titik
ALGORITMA // and sisi. Algoritma ini mengubah titik-titik dalam
{Langkah 0 (inisialisasi) : } // semuatitik sehingga atribut jarak dan sebelum
for i ← 1 to n do // menyimpan jarak terpendek.
si ← 0
di ← mai // Persiapan
endfor for each titik v in semuatitik:
if v is dari then v.jarak = 0
{Langkah 1: } else v.jarak := tak-hingga
sa ← 1 v.sebelum := null

30
Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018 ISSN: 2088-4591

// Perulangan relaksasi sisi Sudah seharusnya sebuah algoritm dapat


for i from 1 to size(semuatitik): menangani segala kemungkinan nilai dalam
for each sisi uv in semuasisi: perhitungan. Sehingga tidaka adanya kerancuan
u := uv.dari dalam memberikan hasil perhitungan. Sisi negatif
v := uv.ke // uv adalah sisi dari u ke v tidak ada dalam kehidupan nyata sehingga perlu
if v.jarak > u.jarak + uv.bobot dikeluarkan dari perhitungan jalur terpendek,
v.jarak := u.jarak + uv.bobot namun joika ditemukan sisi negatif, algoritma
v.sebelum := u harus mampu menanganinya.
Pada algoritma Dijkstra, kompleksitas waktu
// Cari sirkuit berbobot(jarak) negative yang dimiliki algoritma ini lebih kecil
for each sisi uv in semuasisi: dibandingkan algoritma Bellman-Ford. Namun
u := uv.dari dalam kasus-kasus terburuk, kedua algoritma ini
v := uv.ke dapat memiliki kompleksitas waktu yang sama.
if v.jarak > u.jarak + uv.bobot Untuk algoritma Bellman-Ford kompleksitas waktu
error "Graph mengandung siklus berbobot akan selalu O(E.V) untuk segala kemungkinan.
total negatif" Kompleksitas waktu algoritma menjadi sorotan
penting ketika waktu program untuk menghitung
b. Kompleksitas Waktu Algoritma Bellman- menjadi perhatian utama. Program yang baik akan
Ford mempunyai kompleksitas waktu yang kecil
Secara kompleksitas waktu Algoritma sehingga dapat dengan cepat melakukan
Bellman-Ford memiliki satu kemungkinan, perhitungan.
yaitu dengan notasi Big-O diberikan O(|V.E|). SIMPULAN
V adalah jumlah vertex atau simpul dalam graf
berbobot, lalu E adalah edges yang merupakan 1. Algoritma dijkstra Dijkstra dan Bellman-Ford.
jumlah sisi dalam graf. Oleh sebab itu jumlah Merupakan salah satu algoritma yang
sisi ataupun simpul yang sangat besar akan digunakan untuk menentukan jalur terpendek.
menyebabkan algoritma ini akan berjalan lebih Kedua algoritma ini menggunakan strategi
lama dibandingkan dengan Algortima Dijkstra. greedy yang cara kerjanya di mana pada setiap
Berikut penjabaran perhitungan kompleksitas langkah dipilih sisi dengan bobot terkecil yang
wajtu Algoritma Bellman-Ford: menghubungkan sebuah simpul yang sudah
1. Tahap inisialisasi mempunyai terpilih dengan simpul lain yang belum
kompleksitas O(V). terpilih.
2. Tahap kedua yaitu melakukan 2. Untuk mengukur kinerja dari setiap algoritma
pencarian jalur atau jalan terpendek menggunakan empat kerteria yaitu
terhadap suatu simpul s mempunyai kelengkapan (Completeness), optimalias
kompleksitas O(V.E) (optomality), kompleksitas waktu (time
3. Tahap ketiga yaitu pengecekan ada complexity dan kompleksitas ruang (space
atau tidak sisi negative pada jalur, complexity). Keteria tersebut untuk
menpunyai kompleksitas O(E). menganalisis ferforma dari algoritma untuk
Dari semua kompleksitas tersebut dapat menhasilkan solusi yang terbai.
ditentukan kompleksitas waktu algoritma ini 3. Algortima Dijkstra dan Algortima Bellman-
adalah O(V.E). Ford merupakan dua algoritma yang
digunakan untuk mencari rute terpendek.
Perbedaan Algorima Dijkstra dan Algortima Namun tidak seperti Algortima Dijkstra,
Bellman-Ford Algoritma Bellman-Ford dapat digunakan
Dari penjelasan Algoritma Dijkstra dan pada graf yang mengandung simpul negative
Algortima Bellman-Ford tersebut dapat ditemukan selama graf tersebut tidak mengandung kalang
beberapa perbedaan negative yang dapat dicapai dari titik awal.
Algoritma Bellman-Ford dapat melakukan Algoritma Dijkstra lebih menguntungkan dari
perhitungan jarak antar simpul dengan tepat sisi run time, namun untuk permasalahan
walaupun ada yang memiliki nilai negatif. Tidak khusus yang mengandung simpul negative
seperti algoritma Dijkstra yang tidak dapat Algortima Bellman-Ford lebih
melakukan perhitungan apabila ada sisi yang menguntungkan.
memuat nilai negatif, algoritma Bellman-Ford
dapat menyelesaikannya dengan tepat. Hal yang DAFTAR PUSTAKA
dilakukan algoritma Bellman-Ford saat [1]. Thomas H. Cormen, 2009, “ Introduction to
menemukan sisi yang memiliki bobot negatif Algorithm “ penertbit MIT, London
dalam jalur terpendek nya , maka ia akan [2]. Irwansyah, Edy,2013, “ Sistem Informasi
menegembalikan sebuah pesan error jika kita Geogerafis: Pinsip-Prinsip Dasar dan
melihat contoh pada pseudocode diatas.

31
ISSN: 2088-4591 Vol. 8 No. 1 Edisi Mei 2018

Pengembangan Aplikasi” Penerbit DigiBooks, [9]. Aji, Agustian P, 2015, “ Optimasi Jalur
Yogyakarta tercepat Dengan Menggunakan Modifikasi
[3]. Lexy Moleong, 2004, “ Metodologi Penelitian Algoritma Bellman-Ford (Studi Kasus Lintas
Kualitatif (Edisi Revisi)” Penerbit Remaja Antar Kecamatan Kota Malang)”, Jurnal
Rosdakarya, Bandung EECCIS Volume 9 Nomor 2.
[4]. Dr. Sudaryono, 2014, “ Metodologi Riset di [10]. Nasytha Nur Farah, 2014, “ Aplikasi
Bidang IT (Panduan Praktis Teori dan Contoh Pgrouting Untuk Penentuan Jalur Optimum
Kasus)”, Penerbit Andi Offset, Bandung Pada Pembuatan Rute Pemadam Kebakaran
[5]. Milles Matthew dan Michael Huberman, 1992, (Studi kasus Kota Semarang), Jurnal Geodesi
“ Analisis Data Kualitatif”, Penerbit UI Press, Undip, Semarang
Jakarta [11]. Yudi Retanto, 2009, “ Algortima Dijkstra dan
[6]. Abdussakir, 2009, “ Teori Graf Topik Dasar Algortima Bellman-Ford Dalam Pencarian
Untuk Tugas Akhir dan Skripsi”, Penerbit UIN Jalur Terpendek, Makalah IF20191, Bandung
Malang Press, Malang. [12]. Hodia, Maelani, and Khairul Imtihan, 2017, “
[7]. Ummulhadi, 2016, “ Rancang Bangun Sistem Perancangan Sisitem Informasi Praktek Klinik
Informasi Geogerafis Untuk Membantu Kebidanan (PKK) pada Prodi DIII Kebidanan
Pencarian Jalur Terpendek Menuju ATM Bank STIKES Qamarul Huda”. IJNS-Indonesian
BRI Dengan Metode Tabu Reseacrh Journal on Networking and Security 6.3.
Alghorithm”, Jurnal Ilmiah Ilkom Volume 8 [13]. Khairul Imtihan, 2015, “ Perancangan Strategi
Nomor 3. Sistem Informasi Pendidikan pada Sekolah
[8]. Junanda, Berry, 2016, “ Pencarian Rute Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer
Terpendek Menggunakan Algoritma Dijkstra (STMIK) Lombok”. Bianglala Informatika.
Pada Sistem Informasi Geogerafis Pemetaan
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum”, Jurnal
Vokasional Teknik Elektronika dan
Informatika, Padang.

32

Anda mungkin juga menyukai