NIM : 128694054 RESUME BAB 1 PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN A. Ilmu Akuntansi Menurut Accounting Principles Board (APB) System Statement No. 4, akuntansi merupakan suatu kegiatan jasa yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk memberikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi yang akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi diantara alternatif-alternatif yang ada. Akuntansi dapat dipandang secara sempit sebagai suatu kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraiaan, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data keuangan dasar dalam bentuk laporan keuangan berdasarkan hasil dari kegiatan operasi suatu unit organisasi guna menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepntingan ini dibagi menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak eksternal. Yang dimaksud pihak internal merupakan manajemen dari organisasi tersebut, dimana laporan kuangan ini dijadikan sebagai dasar dalam menentukan arah kebijakan organisasi kaitannya dengan investasi, pendanaan dan kegiatan operasional. Sedangkan pihak eksternal pengguna kaporan keuangan adalah kreditor, kelompok pemegang saham, serikat buruh, analis keuangan, dan badan atau lembaga pemerintahan. Penyusunan laporan keuangan betujuan untuk : (1) Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit. (2) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut. (3) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. (4) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaandalam melunasi utang-utangnya. (5) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan (6) Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai laporan keuangandalam memperkirakan arus kas masuk perusahaan. Kebutuhan akan tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap bukan hanya aspek keuangan saja menjadikan akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang dianggap tepat untuk mengatasi permsalahan tersebut. Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi berperan sebagai media komunikasi yang telah distandardisasi guna dapat mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa yang terjadi di organisasi. Saat ini sudah banyak berkembang aplikasi yang dapat menunjang akuntansi sebagai sistem informasi, seperti sistem informasi manajemen (Management Information System-MIS), pemrosesan data (Data Processing) dan sistem informasi akutansi (Accounting Information System-AIS). B. Ilmu Keperilakuan American Accounting Association;s Committees berdasarkan pada Behavioral Science Content of the Accounting Curriculum mendefinisikan ilmu keperilakuan sebagai penemuan yang relatif baru. Ilmu keperilakuan mempelajari mengenai perilaku manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial. Tujuan ilmu keperilakuan memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku manusia sampai pada generalisasiyang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang didukung oleh bukti empiris, dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi. C. Akuntansi Keperilakuan Akuntansi memiliki peran dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non- keuangan yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil sebuah keputusan bisnis. Namun pemilihan atau penetapan suatu keputusan bisnis juga melinbatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan.Sehingga akuntansi keperilakuan didefinisikan sebagai subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi. Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pelaksana maupun penyusun informasi akuntansi perlu memiliki etika perilaku profesi yang baik guna menopang kegiatan operaional organisasi sehari-hari. Ketika pelaksana maupun penyusun informasi akuntansi tidak memiliki etika perilaku profesi sesuai yang diharapkan, maka laporan keuangan akan menjadi tidak andal dan sangat berpotensi menjadi bias dalam memberikan evaluasi kinerja terhadap unit maupun individu dalam lingkungan operasi organisasi. Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek akuntansi manajemen, khususnya penganggaran (Budgeting). Namun sekarang sudah berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi dan audit. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor manusia yang memengaruhi keputusan bisnis dan hasilnya. Manfaat utama akuntansi keperilakuan adalah menyediakan informasi bisnis yang memungkinkan para CEO, CFO dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan memengaruhi variabel- variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur, tetapi sangat menentukan bisnis mereka. Riset akuntansi keperilakuan berhubungan dengan: (1) Pengambilan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor. (2) Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunnan anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, inverstor maupun wajib pajak. (3) Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan pertimbangan dalam pengambilan keputusan. D. Dimensi Akuntansi Keperilakuan Ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi : (1) Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi sistem akuntansi. (2) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi. (3) Cara dimana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan.. (4) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengomunikasikan perilaku para pemakai data. (5) Pengembangan strategi guna memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita- cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi. Tugas dari akuntan keperilakuan adalah menyelidiki bagaimana perilaku orang saat ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan rekan-rekankerja mereka. Kemudian informasi keperilakuan tersebut dapat digunakan untuk membuat penilaiaan mereka sendiri tentang bagaimana kemungkinan orang akan berperilaku di masa mendatang dan bagaimana pola perilaku ini akan memengaruhi potensi relaitf laba masa mendatang dari setiap perusahaan. Tujuan internal dari akuntan keperilakuan tidak hanya menyediakan informasi mengenai sikap karyawan terhadap manajemen, melainkan juga alasan-alasan mereka bersikap demikian dan rekomendasi untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang. Selain itu adanya akuntan keperilakuan juga memberikan kemudahan dalam mengukur dan mengevaluasifaktor-faktor keperilakuan yang relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal dan eksternal. Tanpa informasi keperilakuan ini, laporan akuntansi tidak lengkap sehingga data yang relevan untuk pengambilan keputusan seluruhnya tidak tersedia. E. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan Riset dalam bidang akuntansi keperilakuan pada awalnya lebih bersifat normatif, dengan topik yang diangkat mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertangggungjawaban dan masalah harga transfer. Namun adanya temuan yang bertolak belakang antara riset yang dilakukan oleh Hopwood (1972) dengan Otley, mengundang banyak peneliti untuk menyelidikinya, hingga kemudian digunakan teori kontijensi dalam riiset akuntansi. Secara umum teori ini menyatakan penyusunnan dang penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik organisasi dan kondisi lingkungan di aman sistem tersebut diterapkan. Berikut beberapa variabel kontijensi yang memengaruhi desain sistem pengendalian manajemen : (1) Ketidakpastian seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal lainnya. (2) Teknologi dan saling ketergantungan, seperti proses produksi, produk massal, batch yang kecil/besar dan lain-lain. (3) Industri, perusahaan, dan unit variabel, seperti kendala masuk dalam industri, rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan. (4) Strategi kompetitif, seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan. (5) Faktor-faktor yang dapat diamati, seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lain-lain. F. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan mausia dengan akuntansi, bagaimana keperilakuan dapat memengaruhi perubahan atas cara akuntansi dilaksanakan dan bagaimana prosedur akuntansi dapat digunakan lebih efektif untuk membantu individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya. Ilmuwan keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek-aspek teori motivasi, kepuasan sosial maupun bentuk sikap. Sementara itu, para akuntan keperilakuan menerapkan unsur-unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk menghasilkan hubungan dengan situasi akuntansi yang ada. Hal ini sering menyebabkan adanya saling tumpang tindih dalam beberapa bidang. Kedua kelompok tersebut menggunakan prinsip sosiologi dan psikologis untuk menilai dan memecahkan permasalahan organisasi. Berikut menunjukkan beberapa perbedaan dari akuntan keperilakuan dengan ilmuwan keperilakuan : Perbedaan Akuntan Keperilakuan Ilmuwan Keperilakuan Area keahlian Keutamaan akuntansi : Keutamaan ilmu sosial : pengetahuan dasar ilmu tidak ada pengetahuan sosial akuntansi Kemampuan mendesain Bukan merupakan elemen Elemen kunci dalam dan melaksanakan utama dalam pelatihan pelatihan perencanaan proyek keperilakuan Pengetahuan dan Elemen kunci dalam Bukan merupakan elemen pemahaman terhadap pelatihan utama dalam pelatihan pekerjaan organisasi bisnis secara umum dan sistem akuntansi secara khusus. Orientasi Profesional Ilmiah Pendekatan masalah Praktik Teoritis dan praktik Fungsi Melayani klien dan Ilmu lanjutan dan menasihati manajemen pemecahan masalah Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap bidang Terbatas dalam disiplimn keperilakuan akuntansi yang luas dalam ilmu keperilakuan Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketika akuntan keperilakuan dan ilmuwan keperilakuan memiliki kemampuan yang sama terhadap pendekatan akuntansi yang berkaitan dengan dilema organisasi, baik akuntan keperilakuan maupun ilmuwan keperilakuan memainkan peran yang berbeda, bahkan saling melengkapi, dalam memecahkan masalah.