Anda di halaman 1dari 5

Nama : Kurniawan Tricahyo Pamungkas

Kelas : S1 Akuntansi 2012A


NIM : 128694054
RESUME BAB 1
PENGANTAR AKUNTANSI KEPERILAKUAN
A. Ilmu Akuntansi
Menurut Accounting Principles Board (APB) System Statement No. 4, akuntansi
merupakan suatu kegiatan jasa yang memiliki fungsi sebagai sarana untuk memberikan
informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, mengenai suatu entitas ekonomi
yang akan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi diantara
alternatif-alternatif yang ada. Akuntansi dapat dipandang secara sempit sebagai suatu
kegiatan yang meliputi proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan,
pengklasifikasian, penguraiaan, penggabungan, pengikhtisaran, dan penyajian data
keuangan dasar dalam bentuk laporan keuangan berdasarkan hasil dari kegiatan operasi
suatu unit organisasi guna menghasilkan informasi yang relevan bagi pihak yang
berkepentingan.
Pihak yang berkepntingan ini dibagi menjadi dua yaitu pihak internal dan pihak
eksternal. Yang dimaksud pihak internal merupakan manajemen dari organisasi
tersebut, dimana laporan kuangan ini dijadikan sebagai dasar dalam menentukan arah
kebijakan organisasi kaitannya dengan investasi, pendanaan dan kegiatan operasional.
Sedangkan pihak eksternal pengguna kaporan keuangan adalah kreditor, kelompok
pemegang saham, serikat buruh, analis keuangan, dan badan atau lembaga
pemerintahan.
Penyusunan laporan keuangan betujuan untuk :
(1) Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan
dan pemberian kredit.
(2) Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan
menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari
kekayaan tersebut.
(3) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba.
(4) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan
perusahaandalam melunasi utang-utangnya.
(5) Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber
pendanaan perusahaan
(6) Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
laporan keuangandalam memperkirakan arus kas masuk perusahaan.
Kebutuhan akan tersedianya informasi secara cepat, relevan, dan lengkap bukan
hanya aspek keuangan saja menjadikan akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang
dianggap tepat untuk mengatasi permsalahan tersebut. Sebagai suatu sistem informasi,
akuntansi berperan sebagai media komunikasi yang telah distandardisasi guna dapat
mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala, dan peristiwa yang terjadi di
organisasi. Saat ini sudah banyak berkembang aplikasi yang dapat menunjang akuntansi
sebagai sistem informasi, seperti sistem informasi manajemen (Management
Information System-MIS), pemrosesan data (Data Processing) dan sistem informasi
akutansi (Accounting Information System-AIS).
B. Ilmu Keperilakuan
American Accounting Association;s Committees berdasarkan pada Behavioral
Science Content of the Accounting Curriculum mendefinisikan ilmu keperilakuan
sebagai penemuan yang relatif baru. Ilmu keperilakuan mempelajari mengenai perilaku
manusia dalam lingkungan fisik maupun sosial.
Tujuan ilmu keperilakuan memahami, menjelaskan, dan memprediksi perilaku
manusia sampai pada generalisasiyang ditetapkan mengenai perilaku manusia yang
didukung oleh bukti empiris, dikumpulkan secara impersonal melalui prosedur yang
terbuka untuk peninjauan maupun replikasi dan dapat diverifikasi.
C. Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi memiliki peran dalam menghasilkan informasi keuangan maupun non-
keuangan yang digunakan sebagai dasar dalam mengambil sebuah keputusan bisnis.
Namun pemilihan atau penetapan suatu keputusan bisnis juga melinbatkan aspek-aspek
keperilakuan dari para pengambil keputusan.Sehingga akuntansi keperilakuan
didefinisikan sebagai subdisiplin ilmu akuntansi yang melibatkan aspek-aspek
keperilakuan manusia terkait dengan proses pengambilan keputusan ekonomi.
Dari pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pelaksana maupun penyusun
informasi akuntansi perlu memiliki etika perilaku profesi yang baik guna menopang
kegiatan operaional organisasi sehari-hari. Ketika pelaksana maupun penyusun
informasi akuntansi tidak memiliki etika perilaku profesi sesuai yang diharapkan, maka
laporan keuangan akan menjadi tidak andal dan sangat berpotensi menjadi bias dalam
memberikan evaluasi kinerja terhadap unit maupun individu dalam lingkungan operasi
organisasi.
Pada awal perkembangannya, riset akuntansi keperilakuan menekankan pada aspek
akuntansi manajemen, khususnya penganggaran (Budgeting). Namun sekarang sudah
berkembang dan bergeser ke arah akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi dan
audit. Akuntansi keperilakuan menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku
untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan melaporkan faktor
manusia yang memengaruhi keputusan bisnis dan hasilnya. Manfaat utama akuntansi
keperilakuan adalah menyediakan informasi bisnis yang memungkinkan para CEO,
CFO dan perencana strategis lainnya untuk mengukur dan memengaruhi variabel-
variabel yang secara konvensional tidak dapat diukur, tetapi sangat menentukan bisnis
mereka.
Riset akuntansi keperilakuan berhubungan dengan:
(1) Pengambilan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor.
(2) Pengaruh dari fungsi akuntansi, seperti partisipasi dalam penyusunnan
anggaran, karakteristik sistem informasi, dan fungsi audit terhadap perilaku
baik karyawan, manajer, inverstor maupun wajib pajak.
(3) Pengaruh hasil dari fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan
penggunaan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
D. Dimensi Akuntansi Keperilakuan
Ruang lingkup akuntansi keperilakuan meliputi :
(1) Aplikasi dari konsep ilmu keperilakuan terhadap desain dan konstruksi
sistem akuntansi.
(2) Studi reaksi manusia terhadap format dan isi laporan akuntansi.
(3) Cara dimana informasi diproses untuk membantu pengambilan keputusan..
(4) Pengembangan teknik pelaporan yang dapat mengomunikasikan perilaku
para pemakai data.
(5) Pengembangan strategi guna memotivasi dan memengaruhi perilaku, cita-
cita serta tujuan dari orang-orang yang menjalankan organisasi.
Tugas dari akuntan keperilakuan adalah menyelidiki bagaimana perilaku orang saat
ini dan bagaimana mereka memandang pekerjaan, perusahaan, dan rekan-rekankerja
mereka. Kemudian informasi keperilakuan tersebut dapat digunakan untuk membuat
penilaiaan mereka sendiri tentang bagaimana kemungkinan orang akan berperilaku di
masa mendatang dan bagaimana pola perilaku ini akan memengaruhi potensi relaitf
laba masa mendatang dari setiap perusahaan. Tujuan internal dari akuntan keperilakuan
tidak hanya menyediakan informasi mengenai sikap karyawan terhadap manajemen,
melainkan juga alasan-alasan mereka bersikap demikian dan rekomendasi untuk
memperbaiki perilaku yang menyimpang. Selain itu adanya akuntan keperilakuan juga
memberikan kemudahan dalam mengukur dan mengevaluasifaktor-faktor keperilakuan
yang relevan dan mengomunikasikan hasilnya guna pengambilan keputusan internal
dan eksternal. Tanpa informasi keperilakuan ini, laporan akuntansi tidak lengkap
sehingga data yang relevan untuk pengambilan keputusan seluruhnya tidak tersedia.
E. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan
Riset dalam bidang akuntansi keperilakuan pada awalnya lebih bersifat normatif,
dengan topik yang diangkat mengenai penyusunan anggaran, akuntansi
pertangggungjawaban dan masalah harga transfer. Namun adanya temuan yang bertolak
belakang antara riset yang dilakukan oleh Hopwood (1972) dengan Otley, mengundang
banyak peneliti untuk menyelidikinya, hingga kemudian digunakan teori kontijensi
dalam riiset akuntansi. Secara umum teori ini menyatakan penyusunnan dang
penggunaan desain sistem pengendalian manajemen bergantung pada karakteristik
organisasi dan kondisi lingkungan di aman sistem tersebut diterapkan.
Berikut beberapa variabel kontijensi yang memengaruhi desain sistem pengendalian
manajemen :
(1) Ketidakpastian seperti tugas, rutinitas, repetisi, dan faktor-faktor eksternal
lainnya.
(2) Teknologi dan saling ketergantungan, seperti proses produksi, produk massal,
batch yang kecil/besar dan lain-lain.
(3) Industri, perusahaan, dan unit variabel, seperti kendala masuk dalam industri,
rasio konsentrasi, dan ukuran perusahaan.
(4) Strategi kompetitif, seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan.
(5) Faktor-faktor yang dapat diamati, seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya
organisasi dan lain-lain.
F. Persamaan dan Perbedaan Ilmu Keperilakuan dan Akuntansi Keperilakuan
Ilmu keperilakuan mempunyai kaitan dengan penjelasan dan prediksi keperilakuan
manusia. Akuntansi keperilakuan menghubungkan antara keperilakuan mausia dengan
akuntansi, bagaimana keperilakuan dapat memengaruhi perubahan atas cara akuntansi
dilaksanakan dan bagaimana prosedur akuntansi dapat digunakan lebih efektif untuk
membantu individu dan organisasi dalam mencapai tujuannya.
Ilmuwan keperilakuan terlibat dalam riset terhadap aspek-aspek teori motivasi,
kepuasan sosial maupun bentuk sikap. Sementara itu, para akuntan keperilakuan
menerapkan unsur-unsur khusus dari riset atau teori tersebut untuk menghasilkan
hubungan dengan situasi akuntansi yang ada. Hal ini sering menyebabkan adanya
saling tumpang tindih dalam beberapa bidang. Kedua kelompok tersebut menggunakan
prinsip sosiologi dan psikologis untuk menilai dan memecahkan permasalahan
organisasi.
Berikut menunjukkan beberapa perbedaan dari akuntan keperilakuan dengan ilmuwan
keperilakuan :
Perbedaan Akuntan Keperilakuan Ilmuwan Keperilakuan
Area keahlian Keutamaan akuntansi : Keutamaan ilmu sosial :
pengetahuan dasar ilmu tidak ada pengetahuan
sosial akuntansi
Kemampuan mendesain Bukan merupakan elemen Elemen kunci dalam
dan melaksanakan utama dalam pelatihan pelatihan
perencanaan proyek
keperilakuan
Pengetahuan dan Elemen kunci dalam Bukan merupakan elemen
pemahaman terhadap pelatihan utama dalam pelatihan
pekerjaan organisasi bisnis
secara umum dan sistem
akuntansi secara khusus.
Orientasi Profesional Ilmiah
Pendekatan masalah Praktik Teoritis dan praktik
Fungsi Melayani klien dan Ilmu lanjutan dan
menasihati manajemen pemecahan masalah
Kepentingan dalam ilmu Terbatas terhadap bidang Terbatas dalam disiplimn
keperilakuan akuntansi yang luas dalam ilmu
keperilakuan
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa ketika akuntan keperilakuan dan
ilmuwan keperilakuan memiliki kemampuan yang sama terhadap pendekatan akuntansi
yang berkaitan dengan dilema organisasi, baik akuntan keperilakuan maupun ilmuwan
keperilakuan memainkan peran yang berbeda, bahkan saling melengkapi, dalam
memecahkan masalah.

Anda mungkin juga menyukai