Anda di halaman 1dari 19

KERANGKA ACUAN KERJA

(TOR)

KEGIATAN:
Perencanaan Pedestrian, Jalan, dan Jembatan

PEKERJAAN :
Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak
Sebidang Rel Kereta Api)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG


DINAS PEKERJAAN UMUM
TAHUN ANGGARAN 2017
KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE (TOR)
Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak
Sebidang Rel Kereta Api)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Jalan merupakan prasarana penghubung melalui darat yang digunakan untuk lalulintas manusia
maupun barang dari suatu tempat menuju tempat lainnya. Selain itu pada aspek kegiatan
penataan ruang, jaringan jalan memiliki manfaat untuk mengarahkan pertumbuhan sebuah
kawasan yang dilintasinya. Sebagaimana telah ditetapkan dalam PERDA No. 14 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang, Kota Semarang menetapkan rencana
struktur jaringan transportasi yang dimaksudkan untuk mengarahkan pemerataan pelayanan
transportasi dan perkembangan wilayah Kota Semarang.
Perencanaan geometri jalan rel dalam suatu trace, pasti akan melewati sebuah jalan raya,
dan ini memerlukan perencanaan yang baik dan benar tentang perlintasan jalan rel,
karena pada perlintasan inilah faktor kecelakaan antara kereta api dan pengguna jalan
raya sering terjadi, untuk meminimalkan faktor kecelakaan di perlintasan, maka perlu
suatu desain yang baik terhadap perlintasan berdasarkan peraturan-peraturan yang telah
ditetapkan, pada era modern dengan mobilisasi kereta api yang tinggi dan super cepat
dalam suatu jalan rel yang melewati jalan raya dalam perencanaan sebaiknya
menggunakan lintasan tidak sebidang atau jalan layang untuk jalan raya, sehingga antara
jalan rel dan jalan raya tidak bersinggungan, hal ini akan meminimalkan kecelakaan yang
sering terjadi di perlintasan serta dapat menghindari kemacetan jalan raya di daerah
perlintasan, tapi hal ini memungkinkan jika lokasi di daerah perlintasan memungkinkan
untuk dibangun berupa jalan layang.
Adapun tingginya angka kecelakaan di perlintasan sebidang menimbulkan kerugian jiwa maupun
materi. Selain itu dilain pihak kerugian juga dialami oleh para pengguna lalu-lintas di jalan raya.
Yaitu gangguan berupa tundaan (delay) yang menimbulkan kerugian cukup besar bagi pengguna
jalan raya, baik kerugian akibat bertambahnya waktu perjalanan yang ditempuh oleh pengguna
jalan raya dimana kenderaannya akan berhenti sehingga menimbulkan antrian kenderaan di pintu
perlintasan sebidang maupun kenyamanan
pengguna jalan raya dalam berlalu lintas akibat perubahan geometrik jalan yang
diakibatkan oleh rel kereta api. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap kondisi
rambu, maka sistem peringatan di pintu perlintasan sebidang agar berkurangnya
kemungkinan terjadinya kecelakaan di pintu perlintasan sebidang.
Standar manajemen perlintasan sebidang diatur dalam Undang-Undang No.23 Tahun 2007
Tentang Perkeretaapian, dan Pedoman Teknis Perlintasan Sebidang Antara Jalan Dengan Jalur
Kereta Api dari Departemen Perhubungan. UU No 23 tahun 2007 tentang perkeretaapian pada
Pasal 90 Ayat d jelas jelas juga mencantumkan bahwa penyelenggara prasarana perkeretaapian
berhak dan berwenang mendahulukan perjalanan kereta api di perpotongan sebidang dengan jalan
raya. Jelasnya, kereta api harus diprioritaskan lewat perlintasan. Bahkan jika kita merunut lebih
jauh dengan mengacu pada pasal 64 dan 65 pada PP 43/1993 tentang Prasarana dan Lalulintas
Jalan, tersebut telah ditegaskan bahwa setiap pengemudi atau pemakai jalan harus/wajib
mendahulukan kereta api. bahkan dari delapan prioritas jenis kendaraan, kereta api sendiri
menempati urutan pertama dalam urutan/hirarki prioritas kendaraan yang harus didahulukan oleh
pengguna jalan kemudian secara berurutan adalah kendaraan pemadam kebakaran yang tengah
bertugas, Ambulans yang tengah mengangkut orang sakit, kendaraan penolong kecelakaan lalu
lintas, kendaraan Kepala Negara atau Tamu Negara, iring-iringan jenazah, konvoi, pawai, atau
kendaraan orang cacat, dan terakhir adalah kendaraan pengangkut barang khusus.
Standar ini mengatur persyaratan perlintasan sebidang serta standar pemasangan rambu,
marka dan palang pintu perlintasan. Bila jumlah kereta api yang melintas melebihi batas
persyaratan perlintasan sebidang dengan palang pintu yakni 35.000 smpk, maka perlu
perlintasan tidak sebidang.
Oleh karena itu, dalam rangka mewujudkan rencana tersebut perlu ditindaklanjuti dengan
langkah penyusunan detail enginering design (DED) Belanja Jasa Kerjasama
Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api)
Kota Semarang tahun 2017. Dalam pelaksanaan DED nanti supaya berkoordinasi dengan
PT KAI, Dinas Binamarga Propinsi Jawa Tengah bila perlu, dan instansi lain yang terkait
lainnya.
1.2. Lingkup Perencanaan
Melihat tingkat kepentingan dan dukungan masukan sumber daya maka lingkup ruas yang akan
dilakukan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak
Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017, yakni di Jl. Madukoro, Jl. Puri
Anjasmoro, dan Jl. Kokrosono (bila memungkinkan) (lihat gambar. 1)

Jl. Kokrosono
Lokasi Perencanaan

Lokasi Perencanaan

Jl. Puri Anjasmoro

Jl. Madukoro

(gambar.1)
1.3. Maksud, Tujuan dan Sasaran
1.3.1. Maksud.
Maksud penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED
Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah
membangun akses jalan yang aman dan nyaman tanpa adanya delay akibat jalur KA
serta mengurangi tingkat kecelakaan.
1.3.2. Tujuan.
Tujuan penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED
Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah
Menyusun Dokumen Perencanaan berupa Desain dan Dokumen Lelang bagi Simpang
tidak sebidang rel KA.
Pekerjaan disain dan penyediaan dokumen lelang tersebut dapat dibagi dalam beberapa
tahapan proses yaitu :
a. Tahap pengumpulan data lapangan.
b. Tahap analisis data lapangan perencanaan dan penggambaran.
c. Pembuatan dokumen lelang.
d. Penggandaan dokumen lelang.

1.3.3. Sasaran.
Sasaran penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED
Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 adalah
sebagai berikut:
a) Tersusunnya Kajian yang bersifat teknis dan bisa diterapkan di lapangan di
sepanjang titik simpang yang telah ditetapkan.
b) Tersusunnya desain simpang tidak sebidang dan jenis struktur bangunan yang
digunakan
c) Tersusunnya sistem manajemen lalu lintas sepanjang simpang yang telah
ditetapkan, meliputi semua desain simpang baik sebidang maupun tidak sebidang,
desain rambu, marka dan alat kelengkapan manajemen lalu lintasnya.
d) Tersusunnya konstruksi pelengkap simpang yang meliputi railling, gorong-gorong,
saluran drainase maupun talud penahan di sepanjang ruas yang telah ditetapkan
dengan meminimasi permasalahan dan dampak yang ditimbulkan.
e) Tersedianya gambar teknis yang memenuhi syarat kelengkapan pembangunan
simpang tidak sebidang
f) Tersedianya dokumen Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
g) Tersedianya perhitungan anggaran biaya yang diperlukan.

II. LINGKUP KEGIATAN


2.1. Lingkup kegiatan ini adalah :
1) Inventarisasi geometrik jalan berikut foto dokumentasinya
2) Koordinasi dengan instansi terkait
3) Pengukuran Topografi
4) Pemeriksaan daya dukung tanah
5) Inventarisasi sumber material di sekitar lokasi proyek dilengkapi dengan
pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium adalah pemeriksaan material
dari sumber material (quarry) yang dapat digunakan sebagai bahan pembentuk
badan jalan maupun perkerasannya.
6) Melakukan penyelidikan tanah (soil investigation) secara mendetail untuk
mengetahui jenis tanah, sudut geser tanah, kohesi tanah, minerologi tanah,
geolistrik, serta tes pendukung lainnya guna mengetahui perilaku tanah dalam
berbagai kondisi.
7). Mengumpulkan data perhitungan lalu lintas, peta lokasi dan data-data lain yang
perlu untuk pembuatan disain.
8). Analisis data lapangan, disain dan gambar-gambar
9). Penyiapan Dokumen Lelang
Selama berlangsungnya pekerjaan, setiap kemajuan pekerjaan sesuai dengan
lingkup tugasnya harus dilaporkan kepada PPTK / Pengawas Pekerjaan
(counterpart) dalam bentuk laporan Konsultasi pekerjaan.
Setiap hasil disain harus diketahui oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota
Semarang setelah disetujui oleh Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan, sebelum
hasil tersebut dituangkan dalam dokumen lelang. Laporan akhir dituangkan dalam
Laporan Perencanaan.

2.2 Data dan Fasilitas Penunjang


1). Penyediaan oleh Pengguna Jasa
Data dan fasilitas yang disediakan oleh pengguna jasa yang dapat digunakan dan
harus dipelihara oleh penyedia jasa.
a). Laporan dan Data
Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi.
b). Akomodasi dan Ruangan Kantor
Tldak ada akomodasi dan ruangan kantor yang akan dtsediakan oleh Pengguna
Jasa, penyedia jasa harus menyediakan akomodasi dan ruangan kantor.
c). Staf Ahli dan Staf Teknik sebagi Pengawas/Pendamping
Pengguna jasa akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai
pengawas atau pendamping (counterpart), atau project officer (PO) dalam
rangka pelaksanaan jasa konsultansi.
d). Fasilitas yang disediakan oleh Pengguna Jasa yang dapat digunakan oleh
penyedia jasa.
Pengguna Jasa hanya menyediakan dokumen dokumen pendahulu sebagai acuan atau
referensi bagi konsultan perencana dalam menyusun dokumen perencanaan.
2). Penyediaan oleh penyedia jasa
Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa atau
beli atas nama Pengguna Jasa
Barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dengan cara sewa :
a). Akomodasi dan ruangan kantor (bila ada)
b). Kendaraan roda empat
c). Kendaraan roda dua
d). Computer dan printer
e). Peralatan ukur dan drone

2.3. Alih Pengetahuan


Apabila dipandang perlu oleh pengguna jasa, maka penyedia jasa harus mengadakan
pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan
pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf Dinas Pekerjaan Umum Kota
Semarang yang ditunjuk.

III. SISTEM PELAKSANAAN

3.1. Metodologi
a. Sebelum memulai kegiatan pekerjaan, konsultan harus mengadakan konsultasi terlebih
dahulu dengan Pengendali Kegiatan, Staf Ahli dan Staf Teknik Dinas Pekerjaan Umum
Kota Semarang, yaitu untuk mendapatkan konfirmasi mengenai lokasi yang akan
ditangani.
b. Konsultan harus berusaha untuk mendapatkan informasi umum mengenai kondisi ruas
jalan yang akan disurvai dari data Base yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum
Kota Semarang, sehingga dapat mempersiapkan hal-hal yang diperlukan dalam
pelaksanaan survai di setiap ruas jalan serta kelengkapan lainnya.
c. Pengumpulan data lapangan
Pengumpulan data lapangan yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini dilakukan dengan
menggunakan cara pengumpulan data lapangan yang telah dikembangkan oleh
Pekerjaan Umum.
- Pemboran Mesin

1) Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94


2) Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary drilling) dengan
diameter mata bor minimum 75 mm.
3) Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1
putaran per detik.
4) Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik
5) Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan
dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter
minimum 100 mm
6) Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak
terjadi tekanan yang berlebih pada tanah
7) Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih.
Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi pengambilan sampel
berikutnya
- Sondir (Pneutrometer Static)
Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan
lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan daya lekat tanah setiap
kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir
halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung komponen
berangkal dan kerakal serta batu gamping yang berongga, karena hasilnya akan
memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah.
Ada dua macam alat sondir yang digunakan :
Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton
Sondir berat dengan kapasitas 10 ton
Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, pekerjaan sondir
dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut-turut menunjukan harga >
150 kg/cm2 dan alat sondir terangkat keatas, apabila pembacaan manometer belum
menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang
diletakan pada baja kanal jangkar.
Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi konus dan jumlah
hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah perlawanan penetrasi konus (qc) pada
tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat (JHP) secara kumulatif.

- Inventarisasi Geometrik Jalan


Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan data umum mengenai
kondisi perkerasan yang ada dan kondisi geometri jalan yang bersangkutan.
Pemeriksaan dilakukan dengan metode yang disederhanakan yaitu cukup mencatat
kondisi rata-rata setiap 1 km yang dicatat selama berkendaran.
Data yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :
(1). Lebar perkerasan yang ada, dalam meter.
(2). Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Nacas, Lasbutag,
Penetrasi Macadam, Kerikil, Tanah, Soil Cement, dsb.
(3). Kondisi daerah samping serta sarana utilitas yang ada saluran samping,
gorong-gorong, bahu jalan, kondisi drainase samping, jarak pagar /
bangunan /tebing ke pinggir perkerasan.
(4). Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi yang
ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.
(5). Data yang diperoleh disusun didalam formulir HR.3.1.
(6). Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometrik jalan minimal 1 (satu)
buah foto per kilometer.
(7). Foto ditempel pada formulir HR.3.2. dengan mencantumkan hal-hal yang
diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan foto,
tanggal pengambilan foto dan tinggi petugas yang memegang papan
informasi lokasi.
- Inventarisasi Geometrik Jembatan
Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai kondisi
jembatan yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.
Informasi yang harus diperoleh dari pemeriksaan ini adalah sebagai :
(1). Nama dan lokasi jembatan.
(2). Dimensi jembatan yang meliputi bentang, lebar, jenis lantai dan kondisi
jembatan.
(3). Perkiraan volume pekerjaan bila diperlukan pekerjaan perbaikan atau
pemeliharaan.
(4). Mencatat Semua Data dan mendokumentasikan yang di peroleh di lapangan
(5). Foto dokumentasi sebanyak 2 (dua) lembar untuk setiap jembatan yang diambil
dari arah memanjang dan melintang.

- Mengumpulkan data yang lain yang berkaitan dengan ruas jalan yang bersangkutan
yang akan berguna dalam proses disain, misal data perhitungan lalu lintas, peta
lokasi dan lain-lain.

d. Analisis data lapangan, disain dan gambar-gambar


Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan, konsultan harus mengadakan analisa
data dengan mengikuti ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

- Analisis lendutan balik dan CBR


Lendutan balik rencana dan nilai CBR rencana ditentukan dengan menggunakan
program komputer yang tersedia, dimana untuk lendutan balik (D) ditentukan
berdasarkan formula :
D= % + 1.0 s
Dimana = D Lendutan balik rencana pada section tertentu.
= % Lendutan balik rata-rata pada section tertentu.
= s Standar deviasi pada section terttentu.
- Analisis data lalu lintas untuk menghitung besarnya beban gandar kumulatif selama
umur rencana dan menghitung besamya ADT pada pertengahan umur
rencana.
- Penentuan unique section, yaitu suatu seksi jalan yang mempunyai karakteristik
seragam dalam beberapa variabel disain seperti :
(1). lebar perkerasan yang ada/rencana
(2). Lendutan balik dan CBR rencana
(3). Nilai beban lalu lintas
(4). Perubahan situasi

- Mempelajari kemungkinan pemakaian type bahan perkerasan yang sesuai untuk


daerah tertentu.
- Type perkerasan yang diijinkan dalam pekerjaan ini adalah type yang sekarang
dipakai Pekerjaan Umum.
- Melakukan disain tebal perkerasan tambahan menurut metoda yang telah
ditetapkan.
- Menganalisis hasil disain sehingga diperoleh hasil disain yang optimal dan selalu
memperhatikan batasan-batasan dalam biaya proyek.
- Menganalisis dan menghitung volume pekerjaan.
- Menyiapkan gambar-gambar yang diperlukan.

e. Pengadaan Dokumen Lelang


Tujuan dari pekerjaan ini adalah untuk menyiapkan dokumen pelelangan yang
diperlukan pada saat pelelangan pekerjaan terutama dokumen teknis

3.2. Tim Pelaksanan DED


Untuk melaksanakan penyusunan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga
lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api), dibutuhkan tenaga ahli
dengan pengalaman kerja antara lain sebagai berikut:
a). Ketua Tim (Team Leader)
Ketua Tim (Team Leader) adalah Ahli Jalan/Transport, disyaratkan seorang S2 dengan
disiplin ilmu yang sama minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atau
swasta yang telah disamakan/terakreditasi, mempunyai SKA Kualifikasi Muda - Ahli Teknik
Jalan (kode 202) atau Ahli Teknik Jembatan (kode 203) yang
dikeluarkan oleh Lembaga sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam
bidang perencanaan pekerjaan jalan dan jembatan dibuktikan dengan surat
keterangan / referensi pekerjaan dari pengguna jasa, dan mengetahui dengan baik
proses perencanaan dengan permasalahannya.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh
kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan selama masa pelaksanaan
penuh sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
Sudah biasa bekerja dengan metoda disain Jembatan yang sedang dikembangkan oleh
Departemen Pekerjaan Umum disamping metoda teknik perkerasan khusus yang
dipakai pada kondisi tertentu.
Tugas dan tanggung jawab Ketua Tim meliputi:
a. Mempersiapkan petunjuk teknik dan setiap kegiatan pekerjaan baik pengambilan
data, pengolahan maupun penyajian akhir seluruh hasil pekerjaan.
b. Meneliti dan menyarankan tipe dan bahan jembatan serta jalan yang dapat
dipakai untuk lokasi jembatan dan ruas jalan yang direncanakan.
c. Bertanggung jawab terhadap seluruh lingkup pekerjaan perencanaan teknis jalan
dan jembatan serta menjamin bahwa hasil pekerjaan sesuai dengan Acuan Tugas
dan petunjuk- petunjuk lain yang diberikan Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat
Pelaksana Teknis Kegiatan.
d. Melaksanakan koordinasi dengan instansi yang terkait serta seluruh anggota tim.
e. Memantau kemajuan pekerjaan dan memberikan laporan periodik kepada
Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
f. Bersama Pejabat Pembuat Komitmen / Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
konsultasi dengan instansi yang terlibat untuk mendiskusikan segala hal yang
bersangkutan dengan perencanaan teknis jalan / jembatan yang ditangani.
g. Meninjau lokasi yang akan direncanakan guna :
Menentukan tipe dan desain jembatan utama
Menentukan jenis dan desain jalan pendekat bila
ada Menentukan jenis dan tebal perkerasan jalan
Mengkonfirmasikan kebutuhan dan tingkat pekerjaan yang
diperlukan.
Menentukan survai lapangan yang dibutuhkan dan data yang diperlukan
untuk melaksanakan disain teknis detail.
h. Mempersiapkan rencana kerja detail untuk pekerjaan penyelidikan (investigasi),
dimana diperlukan dan mengkoordinir semua kegiatan Team Lapangan dalam
melaksanakan rencana kerja dilapangan.
i. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia seperti data data lalu lintas,
menyiapkan disain detail, prakiraan jumlah dan harga teknis, demikian pula gambar
gambar teknis dari semua jalan/jembatan yang akan direncanakan.

b). Tenaga Ahli Jembatan/Struktur


Tenaga Ahli Struktur/Jembatan disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1)
minimal pengalaman 8 tahun atau S2 dengan disiplin ilmu yang sama
(struktur/transport) minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atau
swasta yang telah terakreditasi, mempunyai SKA Kualifikasi Muda - Ahli Teknik
Jembatan (kode 203) atau Ahli Teknik Terowongan (kode 205) yang dikeluarkan
oleh Lembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidang
perencanaan pekerjaan jembatan dibuktikan dengan surat keterangan / referensi
pekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan
permasalahannya.
Tugas dan kewajibannya :
a. Membantu Ketua Tim, merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam
pekerjaan perencanaan teknis Jembatan, dan bangunan pelengkap yang diperlukan.
b. Menganalisa data survai lapangan dan data lain yang tersedia, menyiapkan detail
desain, prakiraan jumlah dan harga teknik, demikian pula gambar-gambar teknik
dari semua jembatan yang akan direncanakan.
c. Memastikan bahwa rencana Jembatan yang dihasilkan adalah pilihan yang
paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh
Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum.

c). Tenaga Ahli Mekanika Tanah


Tenaga Ahli Mekanika Tanah disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil (S1)
minimal pengalaman 8 tahun atau S2 dengan disiplin ilmu yang sama
(Sipil/Struktur) minimal pengalaman 3 tahun lulusan universitas negeri atau swasta
yang telah terakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - Ahli Teknik
Jalan (kode 202) atau Ahli Geoteknik (kode 216) yang dikeluarkan oleh Lembaga
Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidang analisis
tanah/geoteknik dibuktikan dengan surat keterangan / referensi pekerjaan dari
pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan permasalahannya.
Tugas dan kewajibannya meliputi:
a. Mengendalikan semua personil yang terlibat dalam pekerjaan penyelidikan bahan /
material baik di lapangan maupun di laboratorium serta menyusun rencana kerjanya.
b. Memeriksa hasil pengujian dan membuat laporan analisisnya.
c. Memeriksa hasil data tanah patahan / tanah gerak dan membuat laporan
analisisnya, serta memberikan rekomendasi untuk penaganannya.

d). Tenaga Ahli Dokumen, Estimasi Biaya, dan Spesifikasi


Tenaga Ahli Dokumen, Estimasi Biaya, dan Spesifikasi disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Sipil (S1) minimal pengalaman 5 tahun lulusan universitas negeri atau
swasta yang telah terakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - Ahli
Teknik Jalan (kode 202) atau Ahli Teknik Jembatan (kode 203) yang dikeluarkan
oleh Lembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidang
estimasi biaya dan penyiapan spesifikasi dan dokumen dibuktikan dengan surat
keterangan / referensi pekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses
perencanaan dengan permasalahannya.
Tugas dan kewajibannya meliputi:
a. Mengadakan analisis perhitungan harga satuan mengumpulkan data harga
bahan / material serta peralatan untuk kegiatan konstruksi yang sedang berjalan
sebagai pembanding.
b. Menghitung kuantitas dari bahan dan kebutuhan yang lain sesuai dengan disain.
c. Bertanggung jawab atas perhitungan harga dan biaya konstruksi sesuai dengan
disainnya.

d. Menyusun dan menyiapkan laporan-laporan dokumen pengadaan dan dokumen


kontrak untuk setiap pembagian pelaksanaan yang telah ditetapkan.
e. Melakukan perhitungan estimasi / kuantitas pekerjaan
f. Menyusun Engineer's Estimate.
g. Melakukan survey harga bahan / material khusus yang belum ditetapkan di
dalam analisa harga satuan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Semarang.
e). Tenaga Ahli Arsitektur Lansekap
Tenaga Ahli Arsitek Lansekap disyaratkan seorang Sarjana Teknik Arsitektur (S1)
minimal pengalaman 7 tahun lulusan universitas negeri atau swasta yang telah
terakreditasi, mempunyai minimal SKA Kualifikasi Muda - Ahli Arsitektur
Lansekap (kode 103) / SKA Muda – Ahli Arsitektur yang dikeluarkan oleh
Lembaga Sertifikasi resmi, mempunyai NPWP, berpengalaman dalam bidang
perencanaan lansekap/bangunan dibuktikan dengan surat keterangan / referensi
pekerjaan dari pengguna jasa, mengetahui dengan baik proses perencanaan dengan
permasalahannya.
Tugas dan kewajibannya meliputi :
- bertanggung jawab Mendesain bentuk-bentuk bangunan pelengkap dan pendukung jalan
- Berkoordinasi dengan tenaga ahli lainya kaitanya dengan desain bangunan
pelengkap dan pendukung jalan.

3.3. Kebutuhan Tenaga Pendukung


Dalam menyelesaikan pekerjaannya tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dapat dibantu oleh
beberapa Tenaga Penunjang lainnya seperti Asisten, Drafter/Juru gambar, office manajer,
Surveyor, Operator komputer, Pelayanan Kantor dan lainnya. Tenaga Asisten adalah
lulusan S1 dengan pengalaman 0-3 tahun di bidangnya. Jumlah tenaga penunjang yang
diperlukan disesuaikan dengan kebutuhan. Surveyor lulusan SMK Teknik 8 tahun, Office
manager lulusan D3/S0 3 tahun, Juru gambar lulusan SMK Teknik 3 tahun, Operator
komputer lulusan SMA/SMK 3 tahun, dan pesuruh lulusan minimal SLTP.
3.4. Daftar Peralatan
Peralatan yang digunakan untuk pekerjaan ini meliputi perangkat komputer, GPS,
kamera, counter, rol meter, water pas,Total Station dan peralatan penunjang lainnya.

3.5. Sumber Dana


Sumber Dana pekerjaan ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
(APBD) Kota Semarang Tahun Anggaran 2017, sebesar Rp. 500.000.000,00 (Lima Ratus
Juta Rupiah) dengan nilai HPS sebesar Rp. 499.699.000,00 (Empat Ratus Sembilan
Puluh Sembilan Juta Enam Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu Rupiah)

3.6. Pemberi Tugas


Pemberi tugas adalah Pejabat Pembuat Komitmen Belanja Jasa Kerjasama
Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api)
Kota Semarang tahun 2017 yang dikelola oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Semarang.

3.7. Jadwal Waktu Pelaksanaan


Waktu pelaksanaan untuk kegiatan / pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak
Ketiga lainnya (DED Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang
tahun 2017 ditetapkan selama 3,5 (tiga setengah) bulan atau 105 (seratus lima) hari
kalender terhitung sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).

3.8. Keluaran
Disain perencanaan teknik jalan yang optimal, efisien dan feasible untuk dilaksanakan
sesuai kondisi riil lapangan yang mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.
Penyedia Jasa Konsultansi bertanggung jawab atas hasil yang telah direncanakan, dan
tetap memberikan pelayanan informasi sewaktu dibutuhkan oleh Pengguna Barang/Jasa.
Termasuk produk animasi 3D minimal 3 menit dengan dubbing suara dan gambar produk
pembebasan lahan

3.9. Sistem Pelaporan dan Pembahasan


Keseluruhan hasil pekerjaan akan disampaikan dalam serangkaian laporan yang terdiri dari:

a. Laporan Pendahuluan, berisi :


- Daftar Isi
- Daftar Jalan
- Peta Lokasi Proyek
- Uraian
- Photo Dokumentasi
b. Laporan Antara/Interim, berisi :
▪ Daftar Isi
▪ Peta lokasi kegiatan
▪ Perkembangan/kemajuan Teknik ▪
Perkembangan/kemajuan Biaya ▪
Analisis pendukung
▪ Lampiran Pendukung
c. Laporan Akhir, berisi :
- Laporan Perencanaan
Meliputi ringkasan uraian dari Laporan Survai Pendahuluan, pengolahan dan
perhitungan perencanaan.
Susunan laporan perencanaan untuk tiap jalan adalah sebagai berikut:
▪ Daftar lsi
▪ Peta lokasi proyek/jalan
▪ Data perencanaan
▪ Perhitungan teknis
▪ Rekomendasi teknis
▪ Perkiraan biaya konstruksi.
▪ Lampiran :
- Dokumen Pelelangan
Penyedia jasa harus menyiapkan Dokumen Pelelangan.
- Master Gambar Rencana
Master Gambar rencana harus dibuat dengan ukuran A3.
Semua hasil laporan pekerjaan harus dijilid rapi dan diberi sampul sesuai dengan standar
Direktorat Jenderal Pekerjaan Umum, dengan ukuran sebagai berikut:
- Ukuran buku, ukuran kertas adalah A4
- Ukuran gambar rencana adalah A3

Distribusi penyerahan pekerjaan adalah sebagai berikut :


Jenis Hasil Pekerjaan Jumlah
(1). Laporan Pendahuluan 3 buku
(2). Laporan Antara 3 buku
(3). Laporan Akhir 3 buku
(4). Dokumen RAB dan Analisa Harga 3 buku
(5). Laporan Survey Topografi 3 buku
(6). Laporan Survey lalu lintas 3 buku
(7). Gambar Perencanaan A 3 3 buku
(8). Laporan Penyelidikan Tanah 3 buku
(9). Album Dokumentasi/Visualisasi 3 buku
(10). Gambar Pembebasan Tanah beserta Diskripsinya 3 buku
(11). Ringkasan Exekutif 15 buku
(12). HDD External Soft Copy Laporan & Doc. Tender 2 buah
(13). Animasi 3 D 2 buah
(14). Dokumen Tender 2 set
(15). Dokumen Lainya yang diperlukan -

SCHEDULE LAYANAN
KEGIATAN KONSULTAN
TAHUN ANGGARAN 2017
MM
NO POSISI
1 2 3 4

1 KETUA TIM / AHLI JALAN 1 1 1 0,5 3,5

2 TA. STRUKTUR/JEMBATAN 1 1 1 0.5 3,5

3 TA. MEKANIKA TANAH 1 1 1 0,5 3,5

4 TA. DOKUMEN, AHS, DAN SPEC 1 1 1 0,5 3,5

5 TA. ARSITEKTUR/LANSEKAP 1 1 1 0,5 3,5

6 Ass. AHLI JALAN 1 1 1 0,5 3,5

7 Ass. AHLI STRUKTUR/JEMBATAN 1 1 1 0,5 3,5

8 SURVEYOR (2 ORANG) 1 1 2

9 OFFICE MANAGER 1 1 1 0,5 3,5

10 OPERATOR KOMPUTER 1 1 1 0,5 3,5

11 DRAFTER (JURU GAMBAR) 1 1 1 0,5 3,5

12 PESURUH/PENJAGA 1 1 1 0,5 3,5

Demikian Kerangka Acuan Kerja untuk dapat digunakan sebagai acuan dalam rangka
pelaksanaan pekerjaan Belanja Jasa Kerjasama Konsultan/Pihak Ketiga lainnya (DED
Perlintasan Jalan Tidak Sebidang Rel Kereta Api) Kota Semarang tahun 2017 yang
dibiayai dengan APBD Kota Semarang T.A. 2017.
Semarang, Juni 2017

Ditetapkan,
PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

M. TEQI WIJAYA, ST
NIP 197907072009011006

Anda mungkin juga menyukai