BAB V
PETROLOGI BATUAN SEDIMEN KLASTIKA
gipsum, kalsit, dan apatit, juga cangkang karbonat dan silika dari
organisme.
3. Material karbonan: terdiri atas sisa tetumbuhan (darat dan laut) dan
binatang serta bitumen yang terkarbonkan.
4. Material authigenic: umumnya mineral yang terbentuk pada waktu
proses diagenesis berlangsung. Jadi mineral ini terbentuk “segera”
setelah terjadi pengendapan batuan.
Batuan sedimen klastika dibentuk oleh 3 unsur, yakni komponen
(fragmen atau kepingan atau butir), matriks dan semen. Komponen
merupakan unsur yang berukuran lebih besar dalam batuan sedimen
(Gambar 5.1), sedangkan matriks mempunyai ukuran lebih kecil dari
0,03mm (Boggs, 1992). Semen merupakan unsur yang berada di antara
komponen dan berfungsi sebagai pengikat komponen dan matriks.
Semen ini terbentuk setelah terjadi pengendapan (post deposition). Pori
adalah ruang kosong yang tidak ditempati oleh butir, matriks maupun
semen.
5.1 Tekstur
Tekstur merupakan pokok bahasan (subyek) yang sangat penting
dalam batuan sedimen. Pemerian secara lengkap dan rinci tekstur batuan
sedimen akan sangat membantu dalam interpretasi lingkungan dan
proses pengendapan serta kondisi batuan asal atau induknya. Pada
hakekatnya tekstur menggambarkan tentang keadaan fisik kepingan
(fragmen) dan hubungan yang terjadi diantara kepingan. Dalam
beberapa hal tertentu, tekstur difinisikan sebagai aspek geometri dari
kepingan suatu batuan. Ada tiga faktor yang sangat penting dalam
tekstur, yakni: besar butir, bentuk butir dan fabrik (hubungan antar
butir). Bentuk butir terdiri atas bentuk butiran itu sendiri, kebundaran
butir dan tekstur permukaan atau rona mikro dari butiran.
matrik
s
semen
pori/rongga
butir
22
Gambar 5.1: Unsur batuan sedimen klastika yang umumnya terdiri atas
butir atau fragmen, matriks, semen dan pori atau
sarang.
5.1.A Ukuran butir
Ukuran butir merupakan salah satu dari ciri batuan sedimen yang
sangat penting. Pada batuan sedimen klastik ukuran butir berkisar dari
ukuran lempung sampai bongkah. Para ahli batuan sedimen pada
umumnya sangat memperhatikan tiga aspek dari ukuran butir (Boggs,
1995):
a. cara mengukur ukuran butir dan bagaimana menyajikannya,
b. metoda analisa data ukuran butir yang umumnya sangat banyak, dan
bagaimana menyajikannya dalam statistik sehingga mempermudah
interpretasinya,
c. asal-muasal yang signifikan dari semua data itu.
Pada tahun 1922, C.K.Wenworth memperkenalkan suatu skala
(sekarang terkenal dengan nama skala Wenworth) yang sekarang dipakai
sebagai standar ukuran butir (Tabel 5.1).
Walaupun sudah ada skala besar butir dari Wentworth tetapi untuk
menggambarkan statistik dengan baik ukuran butir yang begitu beragam
untuk batuan sedimen masih mengalami kesulitan. Hal lebih disebabkan
karena ukuran batuan sedimen magnitut dari setiap kelas berbeda dan
juga lebih disebabkan umumnya ukuran butir merupakan bilangan
pecahan dalam milimeter. Hal ini tentu menyulitkan dalam
penggambaran dalam grafik. Ini dapat dihindari dengan cara memakai
logaritma. Phi (φ) adalah skala logaritma yang didasarkan pada rumus:
φ = -log
2S
Baik
Jelek
Sangat baik
Sangat jelek
5.1.C Fabric
Fabrik merupakan sifat dari sekumpulan butir yang dipengaruhi
oleh orientasi butir dan kemasan atau packing. Kemasan terutama
dipengaruhi oleh ukuran butir, bentuk butir dan derajat kekompakan.
Orientasi butir dan kemasan ini mempengaruhi sifat batuan sedimen
secara keseluruhan seperti berat jenis, kesarangan (porositas) dan
kelulusan (permeabilitas).
Butiran dari batuan sedimen dapat berbentuk kepingan (platy) atau
bulat lonjong (Boggs, 1995). Ke dua bentuk ini mempunyai
kecenterungan orientasi yang berbeda, yang kepingan akan cenderung
terbaring sejajar dengan bidang perlapisan atau permukaan
pengendapan. Sedangkan butiran lonjong, sumbu terpanjangnya
cenderung sejajar dan mengarah ke tempat tertentu. Orientasi butir ini
sangat tergantung dari proses transportasi dan pengendapan, serta
kecepatan arus dan kondisi lainnya di tempat pengendapannya.
Jika suatu butiran batuan sedimen mempunyai bentuk memanjang
dengan salah satu ujungnya tumpul, seperti tetesan air mata, maka
bagian tumpul inilah yang merupakan bagian yang lebih stabil
dibandingkan ujung lainnya. Sehingga ujung tumpul ini akan mengarah
asal arus atau ujung yang lebih runcing ke arah aliran arus. Pasir dapat
membentuk struktur pergentengan (imbrikasi) dengan sumbu
panjangnya membentuk sudut kecil (kurang 20o) dengan arah asal arus
(Boggs, 1995).
5.2.A Difinisi
Kesarangan atau porositas dari suatu batuan adalah perbandingan
antara jumlah total pori dan total volume, mudahnya
Total pori
Kesarangan = ---------------- X 100%
Total volume
minyak bumi dan air tanah lebih senang dengan kesarang efektif
(effective porosity), yakni perbandingan antara jumlah pori-pori yang
saling berhubungan dan volume keseluruhan.
JENIS MULAJADI
a. Antar butir (intergranular)
atau
I Primer antar partikel (interparticle) Sedimentasi
b. Dalam butir
28
(intragranular) atau
antar partikel (intraparticle)
c. Antar kristal Sementasi
(intercrystalline)
d. Fenetral Sementasi
g
f a
Gambar VI.5: Berbagai jenis kesarangan, a. antar butir, b. dalam butir, c. antar
kristal, d. fenetral, e. moldic, f. vuggy, g. retakan dan h.
stromatactis (Selley, 1988).
29
h. Kesarangan stromatactis
Kesarangan stromatactis banyak ditemukan pada lereng
“gundukan lumpur” (mudmound) Pleozoik di seluruh dunia (Sellet,
1988),dengan panjang sekitar 10 cm dan tinggi 1-3 cm.
Q= K(P1 – P2)A L