Anda di halaman 1dari 11

Bank Syariah

Prinsip Syariah
Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan (penyimpanan dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha,
atau kegiatan lainnya) berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga Dewan Syariah Nasional (DSN) yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang syariah.
Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas
Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Bank Umum Syariah adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. (UU No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah).
Tujuan Perbankan Syariah
Perbankan Syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan,
kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Kegiatan usaha bank syariah antara lain:
Penghimpunan Dana:
Dana yang ditempatkan nasabah di Bank Syariah dalam bentuk Simpanan atau Investasi berdasarkan Akad antara Bank Syariah
dan Nasabah yang bersangkutan.

 Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad wadi’ah
atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Giro, Tabungan, atau bentuk lainnya yang
dipersamakan dengan itu.
 Tabungan adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain
yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan
itu.
 Deposito adalah Investasi dana berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip
Syariah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan Akad antara Nasabah Penyimpan dan
Bank Syariah dan/atau UUS.
 Giro adalah Simpanan berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah yang
penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau
dengan perintah pemindahbukuan.
 Investasi adalah dana yang dipercayakan oleh Nasabah kepada Bank Syariah dan/atau UUS berdasarkan Akad
mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah dalam bentuk Deposito, Tabungan, atau
 bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu.

Penyaluran Dana (Pembiayaan)


Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;
 Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik;
 Transaksi jual beli dengan memperoleh keuntungan dalam bentuk piutang murabahah, salam, dan istishna;
 Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan
 Transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara Bank Syariah dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/atau diberi fasilitas dana untuk
mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan keuntungan,
ujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.

Prinsip Operasi Bank Syariah


Bank Syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
Persamaan komponen Bunga & Riba
Bunga Riba
Transaksi berdasarkan pinjaman (Qardh) Akad berdasarkan pinjaman (Qardh)
Tambahan ke atas pokok Tambahan ke atas pokok
Tambahan tersebut berbentuk nominal, Tambahan tersebut bisa berbentuk nominal, flat,
prosentase tetap (flat) dan atau majemuk. majemuk, barang dan atau manfaat.
Prosentase tersebut dikaitkan dengan jumlah Dalam bentuk prosentase, selalu dikaitkan
pokok dengan jumlah pokok
Besarnya bunga dikaitkan dengan tempo Besarnya tambahan bisa dikaitkan dengan tempo
pembayaran pembayaran

Perbedaan Bunga & Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil


Bunga biasanya terjadi dalam transaksi Bagi hasil hanya terjadi pada akad Bagi Hasil
pinjaman (kredit) dan penghimpunan dana. (Mudharabah & Musyarakah) bukan akad
Pinjaman (Qardh).
Dana untuk pembayaran bunga bisa diambil Dana bagi hasil hanya bisa diambil dari hasil
dari penghasilan manapun pengelolaan dana tersebut.
Besarnya prosentase bunga dikaitkan dengan Besarnya bagi hasil berdasarkan pada jumlah
jumlah uang yang dipinjamkan keuntungan/pendapatan yang diperoleh dan
nisbah yang disepakati.
Bunga harus tetap dibayar walaupun proyek Bagi hasil adalah bagi untung dan bagi rugi.
merugi. Kalau untung dibagi menurut nisbah dan kalau
rugi ditanggung oleh penyandang dana.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah bagi hasil meningkat seiring dengan
sekalipun jumlah keuntungan proyek yang peningkatan jumlah keuntungan.
dibiayai berlipat.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak Tidak ada yang meragukan keuntungan bagi
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. hasil.

Perbedaan Bunga & Margin Keuntungan Bunga

Bunga Marjin Keuntungan


Bunga biasanya terjadi dalam transaksi Marjin keuntungan hanya terjadi pada akad jual
pinjaman (kredit) dan penghimpunan dana beli.
Besarnya prosentase bunga dikaitkan dengan Prosentase marjin keuntungan didasarkan pada
jumlah uang yang dipinjamkan. kesepakatan antara pembeli dan penjual.

Bunga harus tetap dibayar walaupun proyek Marjin keuntungan adalah hak penjual dan
merugi. merupakan bagian dari harga yang disepakati
antara pembeli dan penjual.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak Tidak ada yang meragukan marjin keuntungan
dikecam) oleh semua agama termasuk Islam. atas transaksi jual beli.
Perbedaan Bunga & Upah/Sewa (Ujrah)

Bunga Upah/Sewa (Ujrah)

Bunga biasanya terjadi dalam transaksi pinjaman Upah sewa hanya terjadi pada akad Ijarah (sewa
(kredit) dan penghimpunan dana. menyewa).

Bunga biasanya berbentuk prosentase. Upah sewa biasanya berbentuk nominal.

Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) Tidak ada yang meragukan upah ataupun sewa
oleh semua agama termasuk Islam. dalam transkasi sewa-menyewa atau upah-
mengupah.
Daftar isi

1. Sejarah
2. Prinsip perbankan syariah
3. Produk perbankan syariah

3.1. Titipan atau simpanan

3.2. Bagi hasil

3.3. Jual beli

3.4. Jasa

4. 4Pengelolaan dana
5. 5Referensi
Scholarly articles for bank syariah menurut para ahli

Bank Syariah: Dari teori ke praktik - Antonio - Cited by 3665


Bank dan Lembaga Keuangan - Abdullah - Cited by 62
Penerapan Prinsip Syariah dalam Pelaksanaan Akad … - Yuspin - Cited by 11

Pengertian Bank Syariah Menurut 4 Ahli dan UU Indonesia


Pengertian Bank Syariah Menurut Ahli dan UU Indonesia. Apa itu bank syariah?
Pengertian bank syariah secara umum adalah salah satu jenis bank yang ...
Nov 27, 2018 - Pengertian Perbankan Syariah Menurut Para Ahli Muhammad Syafi'i Antonio,
bank syariah dikategorikan sebagai bank Islam apabila ...
Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan .... Mengundang
para ahliuntuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan dalam ...
Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli ... Menurut Antonio dkk (2006:17) bank syariah
minimal mempunyai 5 prinsip dalam melakukan kegiatan usahanya, ...

Pengertian Bank Syariah, Sejarah, Fungsi, Tujuan, Ciri, Jenis, Produk ...

1 Pengertian Bank Syariah.


1.1 Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli;
1.2 Drs. H. Karnaen Perwata Atmadja;
1.3 Ensiklopedia Islam;
1.4 UU No. 10 Tahun ...
LANDASAN TEORI A. Bank Syariah 1. Pengertian Bank ...

berdasarkanprinsip syariah dan menurut jenisnyaterdiri


atas. Bank Umum Syariah dan BankPembiayaanRakyat Syariah.6.Jadi,penulis berkesimpulan .

Pengertian Bank Syariah beserta Fungsinya | Pengertian dan Definisi

Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli. Siamat Dahlam. Menurut Siamat Dahlam, bank
syariah merupakan bank yang menjalankan usaha perbankan ...

Pengertian, Prinsip Dan Landasan Hukum Bank Syariah Sesuai UU ...


Jun 17, 2017 - Pengertian Bank Syariah Menurut Para Ahli. Pengertian bank adalah suatu
badan atau lembaga yang kegiatannya menghimpun dana dari ...

Pengertian, Fungsi dan Sejarah Bank Syariah | Pengertian Pakar

Feb 23, 2015 - Pengertian Bank Syariah Menurut Sudarsono, Bank Syariah adalah lembaga
keuangan negara yang memberikan kredit dan jasa-jasa lainnya ...
Searches related to bank syariah menurut para ahli

Perbankan syariah
Perbankan syariah atau perbankan Islam (Arab: ‫ المصرفية اإلسالمية‬al-Mashrafiyah al-Islamiyah)
adalah suatu sistem perbankanyang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah). Pembentukan
sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau
memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada
usaha-usaha berkategori terlarang (haram). Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin
absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi
makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain.
Meskipun prinsip-prinsip tersebut mungkin saja telah diterapkan dalam sejarah perekonomian Islam,
namun baru pada akhir abad ke-20 mulai berdiri bank-bank Islam yang menerapkannya bagi lembaga-
lembaga komersial swasta atau semi-swasta dalam komunitas muslim di dunia.[1][2]

Sejarah
Suatu bentuk awal ekonomi pasar dan merkantilisme, yang oleh beberapa ekonom disebut
sebagai "kapitalisme Islam", telah mulai berkembang antara abad ke-8 dan ke-12.[3] Perekonomian
moneter pada periode tersebut berdasarkan mata uang dinaryang beredar luas saat itu, yang menyatukan
wilayah-wilayah yang sebelumnya independen secara ekonomi.
Pada abad ke-20, kelahiran perbankan syariah tidak terlepas dari hadirnya dua gerakan renaisans Islam
modern, yaitu gerakan-gerakan neorevivalis dan modernis.[2] Sekitar tahun 1940-an,
di Pakistan dan Malaysia telah terdapat upaya-upaya pengelolaan dana jamaah haji secara non
konvensional. Tahun 1963, Islamic Rural Bank berdiri di desa Mit Ghamr di Kairo, Mesir.[4]
Perbankan syariah secara global tumbuh dengan kecepatan 10-15% per tahun, dan menunjukkan tanda-
tanda pertumbuhan yang konsisten pada masa depan.[5] Laporan dari International Association of Islamic
Banks dan analisis Prof. Khursid Ahmad menyebutkan bahwa hingga tahun 1999 telah terdapat lebih dari
200 lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, yaitu di negara-negara dengan mayoritas
penduduk muslim serta negara-negara lainnya di Eropa, Australia, maupun Amerika.[6]Diperkirakan
terdapat lebih dari AS$ 822.000.000.000 aset di seluruh dunia yang dikelola sesuai prinsip-prinsip syariah,
menurut analisis majalah The Economist.[7] Ini mencakup kira-kira 0,5% dari total estimasi aset dunia pada
tahun 2005.[8] Analisis Perusahaan Induk CIMB Group menyatakan bahwa keuangan syariah adalah
segmen yang paling cepat tumbuh dalam sistem keuangan global, dan penjualan obligasi
syariah diperkirakan meningkat 24 persen hingga mencapai AS$ 25 miliar pada 2010.[9]
Prinsip perbankan syariah]
Perbankan syariah memiliki tujuan yang sama seperti perbankan konvensional, yaitu agar lembaga
perbankan dapat menghasilkan keuntungan dengan cara meminjamkan modal, menyimpan dana,
membiayai kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang sesuai. Prinsip hukum Islam melarang unsur-unsur
di bawah ini dalam transaksi-transaksi perbankan tersebut:[4]
1. Perniagaan atas barang-barang yang haram,
2. Bunga (‫ ربا‬riba),
3. Perjudian dan spekulasi yang disengaja (‫ ميسر‬maisir), serta
4. Ketidakjelasan dan manipulatif (‫ غرر‬gharar)
Perbandingan antara bank syariah dan bank konvensional adalah sebagai berikut:[4]
Bank Islam Bank Konvensional

 Melakukan hanya investasi yang halal menurut hukum Islam  Melakukan investasi baik yang halal atau haram menurut
 Memakai prinsip bagi hasil, jual-beli, dan sewa hukum Islam
 Berorientasi keuntungan dan falah (kebahagiaan dunia dan  Memakai perangkat suku bunga
akhirat sesuai ajaran Islam)  Berorientasi keuntungan
 Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kemitraan  Hubungan dengan nasabah dalam bentuk kreditur-debitur
 Penghimpunan dan penyaluran dana sesuai fatwa Dewan  Penghimpunan dan penyaluran dana tidak diatur oleh dewan
Pengawas Syariah sejenis

Afzalur Rahman dalam bukunya Islamic Doctrine on Banking and Insurance (1980) berpendapat
bahwa prinsip perbankan syariah bertujuan membawa kemaslahatan bagi nasabah, karena menjanjikan
keadilan yang sesuai dengan syariah dalam sistem ekonominya.[10]

Produk perbankan syariah[sunting | sunting sumber]


Beberapa produk jasa yang disediakan oleh bank berbasis syariah antara lain:
Titipan atau simpanan[sunting | sunting sumber]

 Al-Wadi'ah (jasa penitipan), adalah jasa penitipan dana dimana penitip dapat mengambil dana
tersebut sewaktu-waktu. Dengan sistem wadiah Bank tidak berkewajiban, namun diperbolehkan,
untuk memberikan bonus kepada nasabah. Bank Muamalat Indonesia-Shahibul Maal.
 Deposito Mudharabah, nasabah menyimpan dana di Bank dalam kurun waktu yang tertentu.
Keuntungan dari investasi terhadap dana nasabah yang dilakukan bank akan dibagikan antara bank
dan nasabah dengan nisbah bagi hasil tertentu.

Bagi hasil[sunting | sunting sumber]


 Al-Musyarakah (Joint Venture), konsep ini diterapkan pada model partnership atau joint venture.
Keuntungan yang diraih akan dibagi dalam rasio yang disepakati sementara kerugian akan dibagi
berdasarkan rasio ekuitas yang dimiliki masing-masing pihak. Perbedaan mendasar dengan
mudharabah ialah dalam konsep ini ada campur tangan pengelolaan manajemennya sedangkan
mudharabah tidak ada campur tangan

 Al-Mudharabah, adalah perjanjian antara penyedia modal dengan pengusaha. Setiap keuntungan
yang diraih akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Risiko kerugian ditanggung penuh oleh
pihak Bank kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan.

 Al-Muzara'ah, adalah bank memberikan pembiayaan bagi nasabah yang bergerak dalam bidang
pertanian/perkebunan atas dasar bagi hasil dari hasil panen.

 Al-Musaqah, adalah bentuk lebih yang sederhana dari muzara'ah, di mana nasabah hanya
bertanggung-jawab atas penyiramaan dan pemeliharaan, dan sebagai imbalannya nasabah berhak
atas nisbah tertentu dari hasil panen.
Jual beli[sunting | sunting sumber]
 Bai' Al-Murabahah, adalah penyaluran dana dalam bentuk jual beli. Bank akan membelikan barang
yang dibutuhkan pengguna jasa kemudian menjualnya kembali ke pengguna jasa dengan harga yang
dinaikkan sesuai margin keuntungan yang ditetapkan bank, dan pengguna jasa dapat mengangsur
barang tersebut. Besarnya angsuran flat sesuai akad diawal dan besarnya angsuran=harga pokok
ditambah margin yang disepakati. Contoh: harga rumah 500 juta, margin bank/keuntungan bank 100
jt, maka yang dibayar nasabah peminjam ialah 600 juta dan diangsur selama waktu yang disepakati
diawal antara Bank dan Nasabah.

 Bai' As-Salam, Bank akan membelikan barang yang dibutuhkan di kemudian hari, sedangkan
pembayaran dilakukan di muka. Barang yang dibeli harus diukur dan ditimbang secara jelas dan
spesifik, dan penetapan harga beli berdasarkan keridhaan yang utuh antara kedua belah pihak.
Contoh: Pembiayaan bagi petani dalam jangka waktu yang pendek (2-6 bulan). Karena barang yang
dibeli (misalnya padi, jagung, cabai) tidak dimaksudkan sebagai inventori, maka bank melakukan akad
bai' as-salam kepada pembeli kedua (misalnya Bulog, pedagang pasar induk, grosir). Contoh lain
misalnya pada produk garmen, yaitu antara penjual, bank, dan rekanan yang direkomendasikan
penjual.

 Bai' Al-Istishna', merupakan bentuk As-Salam khusus di mana harga barang bisa dibayar saat
kontrak, dibayar secara angsuran, atau dibayar di kemudian hari. Bank mengikat masing-masing
kepada pembeli dan penjual secara terpisah, tidak seperti As-Salam di mana semua pihak diikat
secara bersama sejak semula. Dengan demikian, bank sebagai pihak yang mengadakan barang
bertanggung-jawab kepada nasabah atas kesalahan pelaksanaan pekerjaan dan jaminan yang timbul
dari transaksi tersebut.

 Al-Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa,
tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri.

 Al-Ijarah Al-Muntahia Bit-Tamlik sama dengan ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas
barang dan jasa melalui pembayaran upah sewa, namun dimasa akhir sewa terjadi pemindahan
kepemilikan atas barang sewa.

Jasa[sunting | sunting sumber]


 Al-Wakalah adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad (perwakilan)
yang sesuai dengan prinsip prinsip yang di terapkan dalam syariat islam.

 Al-Kafalah adalah memberikan jaminan yang diberikan oleh penanggung kepada pihak ketiga untuk
memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung, dengan kata lain mengalihkan tanggung
jawab seorang yang dijamin dengan berpegang pada tanggung jawab orang lain sebagai jaminan.

 Al-Hawalah adalah akad perpindahan dimana dalam prakteknya memindahkan hutang dari
tanggungan orang yang berhutang menjadi tanggungan orang yang berkewajiban membayar hutang
(contoh: lembaga pengambilalihan hutang).

 Ar-Rahn, adalah suatu akad pada transaksi perbankan syariah, yang merupakan akad gadai yang
sesuai dengan syariah.

 Al-Qardh adalah salah satu akad yang terdapat pada sistem perbankan syariah yang tidak lain adalah
memberikan pinjaman baik berupa uang ataupun lainnya tanpa mengharapkan imbalan atau bunga (
riba . secara tidak langsung berniat untuk tolong menolong bukan komersial.

Pengelolaan dana[sunting | sunting sumber]


Laju pertumbuhan perbankan syariah di tingkat global tak diragukan lagi. Aset lembaga keuangan syariah
di dunia diperkirakan mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per tahun. Di
Indonesia, volume usaha perbankan syariah selama lima tahun terakhir rata-rata tumbuh 60 persen per
tahun. Tahun 2005, perbankan syariah Indonesia membukukan laba Rp 238,6 miliar, meningkat 47 persen
dari tahun sebelumnya. Meski begitu, Indonesia yang memiliki potensi pasar sangat luas untuk perbankan
syariah, masih tertinggal jauh di belakang Malaysia.
Tahun lalu, perbankan syariah Malaysia mencetak profit lebih dari satu miliar ringgit (272 juta dollar AS).
Akhir Maret 2006, aset perbankan syariah di negeri jiran ini hampir mencapai 12 persen dari total aset
perbankan nasional. Sedangkan di Indonesia, aset perbankan syariah periode Maret 2006 baru tercatat
1,40 persen dari total aset perbankan. Bank Indonesia memprediksi, akselerasi pertumbuhan perbankan
syariah di Indonesia baru akan dimulai tahun ini.
Implementasi kebijakan office channeling, dukungan akseleratif pemerintah berupa pengelolaan rekening
haji yang akan dipercayakan pada perbankan syariah, serta hadirnya investor-investor baru akan
mendorong pertumbuhan bisnis syariah. Konsultan perbankan syariah, Adiwarman Azwar Karim,
berpendapat, perkembangan perbankan syariah antara lain akan ditandai penerbitan obligasi berbasis
syariah atau sukuk yang dipersiapkan pemerintah.
Sejumlah bank asing di Indonesia, seperti Citibank dan HSBC, menyambut penerbitan sukuk dengan
membuka unit usaha syariah. Sementara itu sejumlah investor dari negara Teluk juga tengah bersiap
membeli bank-bank di Indonesia untuk dikonversi menjadi bank syariah. Kriteria bank yang dipilih
umumnya beraset relatif kecil, antara Rp 500 miliar dan Rp 2 triliun. Setelah dikonversi, bank-bank
tersebut diupayakan melakukan sindikasi pembiayaan proyek besar, melibatkan lembaga keuangan
global.
Adanya perbankan syariah di Indonesia dipelopori oleh berdirinya Bank Muamalat Indonesia yang
diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)dengan tujuan mengakomodir berbagai aspirasi dan
pendapat di masyarakat terutama masyarakat Islam yang banyak berpendapat bahwa bunga bank itu
haram karena termasuk riba dan juga untuk mengambil prinsip kehati-hatian. Apabila dilihat dari segi
ekonomi dan nilai bisnis, ini merupakan terobosan besar karena penduduk Indonesia 80% beragama
Islam, tentunya ini bisnis yang sangat potensial. Meskipun sebagian orang Islam berpendapat bahwa
bunga bank itu bukan riba tetapi faedah, karena bunga yang diberikan atau diambil oleh bank berjumlah
kecil jadi tidak akan saling dirugikan atau didzolimi, tetapi tetap saja bagi umat Islam berdirinya bank-bank
syariah adalah sebuah kemajuan besar.
Sistem perbankan syariah di Indonesia masih berinduk pada Bank Indonesia. Idealnya, pemerintah
Indonesia mendirikan lembaga keuangan khusus syariah yang setingkat Bank Indonesia, yaitu Bank
Indonesia Syariah.

Referensi[sunting | sunting sumber]


Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini:

Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Wikisource memiliki naskah sumber yang berkaitan dengan artikel ini:

Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2008 Tentang Surat Berharga Syariah Negara

1. ^ Rammal, H. G., Zurbruegg, R. (2007). Awareness of Islamic Banking Products Among Muslims: The Case of Australia. dalam Journal of
Financial Services Marketing, 12(1), 65-74.
2. ^ a b Saeed, Abdullah. (1996). Islamic Banking and Interest: A Study of the Prohibition of Riba and its Contemporary
Interpretation. Leiden, Netherlands: E.J.Brill.
3. ^ Subhi Y. Labib (1969), Capitalism in Medieval Islam dalam The Journal of Economic History, 29 (1), hlm. 79-96 [81, 83, 85, 90, 93, 96].
4. ^ a b c Syafi'i Antonio, Muhammad (2001). Bank Syariah, Dari Teori ke Praktik, penyunting Dadi M.H. Basri, Farida R. Dewi, Cet. 1,
Jakarta: Gema Insani Press. ISBN 979-561-688-9.
5. ^ http://www.imf.org/external/pubs/ft/wp/2008/wp0816.pdf Islamic Banks and Financial Stability: An Empirical Analysis, hlm. 5
6. ^ Khursid Ahmad, Islamic Finance and Banking: The Challenge of the 21st Century, dalam Imtiyazuddin Ahmad (ed.) Islamic Banking and
Finance: The Concept, The Practice and The Challenge (Plainfield: The Islamic Society of North America, 1999).
7. ^ "Sharia calling". The Economist. 2009-11-12.
8. ^ Slater, Joanna (2007-01-10). "World's Assets Hit Record Value Of $140 Trillion". The Wall Street Journal.
9. ^ https://archive.is/20121206032354/www.iran-daily.com/1388/12/11/MainPaper/3630/Page/5/Index.htm
10. ^ Afzalur Rahman, Islamic Doctrine on Banking and Insurance (London: Muslim Trust Com

Bank Mega Syariah


PT. Bank Mega Syariah

Jenis Perseroan Terbatas

Industri Keuangan Syariah dan komponennya

14 Juli 1990 sebagai PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu)


27 Juli 2004 sebagai PT Bank Syariah Mega Indonesia
Didirikan
2 November 2010 sebagai PT Bank Mega Syariah

Kantor Menara MegaSyariah Jl.HR Rasuna Said Setia Budi

pusat Jakarta, Indonesia

Tokoh Emmy Haryanti.


kunci (Presiden Direktur)

Produk -Tabungan Utama iB

-Tabungan Utama Platinum iB

-Tabungan Rencana iB

-Tabungan Investasi syariah iB

-Tabungan Plus iB

-Tabungan Haji iB

-Tabungan Haji Anak iB

-Deposito Plus iB

-Giro Utama iB

Pemilik CT. Corp melalui anak perusahaan

PT Mega Corpora

Situs web www.megasyariah.co.id


Logo lama Bank Mega Syariah 2004-2013

Bank Mega Syariah adalah lembaga Perbankan syariah yang berpusat di Jakarta.
Bank ini berawal dari anak usaha Asuransi Tugu yaitu PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu) yang berdiri
pada 14 Juli 1990.
Pada 2001, bank ini diambil alih CT Corp (d/h Para Group) melalui Mega Corpora(d/h PT Para Global
Investindo), pada tanggal 25 Juli 2004 di konversi menjadi Bank Syariah dengan nama PT Bank Syariah
Mega Indonesia disingkat BSMI[1] [2], lalu resmi beroperasi sebagai bank syariah pada 25 Agustus 2004.[3]
Pada tanggal 7 November 2007, melakukan perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum
konvensional yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk , tetapi berbeda warna.
Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, bank ini berganti nama menjadi PT Bank Mega
Syariah.
Pada tanggal 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi Bank devisadan kemudian pada
tanggal 8 April 2009 memperoleh izin dari Kementerian Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai
bank penerima setoran biaya penyelenggaraan Ibadah haji (BPS BPIH). [4]
Dalam perjalanannya, Bank Mega Syariah telah melakukan perubahan logo dengan bentuk dan warna
yang signifikan dengan logo Bank Mega serta kepindahan kantor pusatnya ke Menara Mega Syariah,
Kuningan, Jakarta. [5]
Slogan dari bank ini adalah: Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa.
Sejak 8 Juni 2015 posisi Direktur Utama dijabat oleh Emmy Haryanti. [6]

Daftar isi

 1Manajemen
 1.1. Dewan Komisaris
 1.2. Dewan Direksi
 1.3. Dewan Pengawas Syariah
 2Pemegang Saham
 3Produk dan Jasa
 4Referensi
 5Pranala luar
Manajemen[sunting | sunting sumber]
Dewan Komisaris[sunting | sunting sumber]

 Komisaris Utama : Prof. DR. IR. H. Mohammad Nuh, DEA


 Komisaris : Rachmat Maulana
 Komisaris : Ari Prabowo
Dewan Direksi[sunting | sunting sumber]

 Direktur Utama : Emmy Haryanti


 Direktur : Yuwono Waluyo
 Direktur : Marjana
Dewan Pengawas Syariah[sunting | sunting sumber]

 Ketua Dewan Pengawas Syariah : KH Ma'ruf Amin


 Anggota Dewan Pengawas Syariah : Dr. H. Achmad Satori Ismail
 Anggota Dewan Pengawas Syariah : Kanny Hidaya Y

Pemegang Saham[sunting | sunting sumber]


Daftar Pemegang Saham Bank Mega Syariah:
1. PT Mega Corpora:100% [7]

Produk dan Jasa[sunting | sunting sumber]


1. Tabungan Utama iB - Tabungan Utama iB adalah tabungan dengan akad wadiah yang
memberikan kemudahan, kenyamanan dan keuntungan sesuai prinsip syariah.
2. Tabungan UtamaPlatinum iB - Tabungan Utama Platinum iB adalah tabungan dengan
akad mudrabah mutlaqah yang diperuntukkan khusus bagi nasabah perorangan yang
menginginkan pelayanan utama dengan berbagai keuntungan dan fleksibilitas yang diberikan.
3. Tabungan Rencana iB - Tabungan Rencana iB adalah tabungan perencanaan dengan
akad mudrabah dengan fleksibilitas tinggi yang dapat digunakan untuk merencanakan semua
kegiatan sesuai keinginan.
4. Tabungan Investasya iB - Tabungan Investasya iB adalah tabungan dengan
prinsip mudrabah yang memberikan bagi hasil lebih tinggi untuk dana investasi lebih besar.
5. Tabungan Plus iB - Tabungan Plus iB adalah tabungan investasi dengan prinsip mudrabah yang
memberikan manfaat lebih dalam mengelola bisnis.
6. Tabungan Haji iB - Tabungan Haji iB adalah tabungan dalam mata uang rupiah dengan
akad mudrabah mutlaqah yang diperuntukkan khusus bagi nasabah perorangan yang akan
menjalankan ibadah haji.
7. Tabungan Haji Anak iB - Tabungan Haji Anak iB adalah tabungan dalam mata uang rupiah
dengan akad mudrabah mutlaqah yang diperuntukkan khusus bagi nasabah perorangan khusus
anak yang akan menjalankan ibadah haji.
8. Deposito Plus iB - Deposito Plus iB adalah investasi syariah berjangka dengan prinsip mudrabah
mutlaqah yang memberikan hasil lebih besar.
9. Giro Utama iB - Giro Utama iB adalah sarana penyimpanan dana dengan prinsip akad wadiah
yad dhamanah yang memberikan keutamaan dalam kenyamanan dan kemudahan bertransaksi.

Referensi[sunting | sunting sumber]


1. ^ Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum konvensional
menjadi bank umum syariah. ^ http://www.bsmi.co.id/about-us/about-mega-syariah
2. ^ Bank Mega Syariah adalah bank syariah ke 3 di Indonesia setelah Bank Muamalat dan Bank Mandiri Syariah
3. ^ http://haji.kemenag.go.id/v2/content/daftar-nama-bps-bpih
4. ^ http://www.bsmi.co.id/news/milad-ke-10-bank-mega-syariah
5. ^ http://www.bsmi.co.id/news/rapat-umum-pemegang-saham-rups-bank-mega-syariah
6. ^ http://www.megasyariah.co.id/about-us/stakeholders

Anda mungkin juga menyukai