Anda di halaman 1dari 69

Training Of Trainer

APLIKASI sakti

MODUL
ASET TETAP DAN PERSEDIAAN

DIREKTORAT SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI PERBENDAHARAAN


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
PENGERTIAN BMN
• Barang Milik Negara (BMN) meliputi semua barang yang dibeli atau diperoleh
atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.

• Perolehan lainnya yang sah:


– Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis;
– Barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak;
– Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau
– Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh ketentuan hukum tetap.
• Menurut Pedoman Sistem Akuntansi Pemerintah (PSAP) Nomor 05 disebutkan
bahwa persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan
untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak
habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti
komponen bekas.
Levelisasi Penggolongan BMN
• Penggolongan adalah kegiatan untuk menetapkan secara
sistematik mengenai BMN ke dalam golongan, bidang,
kelompok, subkelompok dan sub-sub kelompok.
SUB KELOMPOK
KELOMPOK
KELOMPOK SUB-SUB KELOMPOK
BIDANG SUB KELOMPOK
KELOMPOK SUB-SUB KELOMPOK
GOLONGAN SUB KELOMPOK
SUB-SUB KELOMPOK
BIDANG SUB KELOMPOK
KELOMPOK SUB-SUB KELOMPOK
Penggolongan BMN
(PMK 29/PMK.06/2010)
1 - Persediaan
Golongan 2 - Tanah
3 - Peralatan dan Mesin
Semakin 4 - Gedung dan Bangunan
rinci/ Bidang 5 - Jalan, Irigasi, dan Jaringan
detail 6 - Aset Tetap Lainnya
Kelompok 7 - Kontruksi Dalam Pengerjaan
8 - Aset Tak Berwujud
Sub
Kelompok

Sub–sub
Kelompok
Persediaan – 1151
Tanah – 1311
Peralatan dan Mesin – 1313
Gedung dan Bangunan – 1315
Jalan, Irigasi, dan Jaringan – 1317
Aset Tetap Lainnya – 1319
Bagan Akun Standar Konstruksi Dalam Pengerjaan – 1321
PMK 91/PMK.05/2007 Aset Tak Berwujud –1531
Tabel Kode BMN
Nama dan Kode BMN: Sebuah Contoh

X . XX . XX. XX . XXX
Sub-sub Kelompok Barang
Sub Kelompok Barang
Kelompok Barang
Bidang Barang
Golongan Barang

3 . 10 . 01 . 02 . 001 `
PC Unit
Personal Komputer
Komputer Unit
Komputer
Peralatan dan Mesin
BMN dalam Laporan Keuangan
• Sebelum penerapan basis Akrual Data BMN hanya mensupport
Laporan Neraca
• Setelah Penerapan basis Akrual data BMN mensupport Laporan
Neraca, Laporan Opersional dan Laporan Perubahan Ekuitas
• Penyajian Data BMN dalam LK :
No Laporan Pos yang di support SIMAK BMN
1 Neraca Aset Lancar (Persediaan)
Aset Tetap
Aset Lainnya (ATB, BMN dihentikan,BMN
Kemitraan)
2 Laporan Operasional Beban Persediaan, Beban Penyusutan,
Beban Penyesuaian Nilai Persediaan,
Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan.
3 Laporan Perubahan Koreksi Ekuitas
Ekuitas
PENYAJIAN BMN DALAM NERACA
• Neraca
– Aset Lancar
• Persediaan
– Aset Tetap
• Tanah
• Peralatan dan Mesin
• Gedung dan Bangunan
• Jalan, Irigasi dan Jaringan
• Aset Tetap Lainnya
• Konstruksi Dalam Pengerjaan
• Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
– Aset Lainnya
• Kemitraan dengan Pihak Ketiga
• Aset Tak Berwujud
• Aset Tetap yang Dihentikan dari Penggunaan Aktif Pemerintah
• Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya
• Catatan atas Laporan Keuangan
– Persediaan yang rusak atau usang
– BMN Ekstrakomptabel
– Aset Bersejarah
– Ekstrakomptabel
– Penjelasan atas BMN yang disajikan di Neraca

8
PENYAJIAN TRANSAKSI BMN
DALAM LAPORAN OPERASIONAL

• Kegiatan Operasional
– Beban Persediaan
– Beban Pemeliharaan
– Beban Barang utk Diserahkan kpd Masyarakat
– Beban Bantuan Sosial
– Beban Penyusutan dan amortisasi
• Kegiatan Non Operasional
– Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar
– Beban/Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan

9
PENYAJIAN TRANSAKSI BMN
DALAM LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

• Ekuitas Awal
• Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan
Akuntansi dan Kesalahan Mendasar
– Koreksi Nilai Persediaan
– Selisih Revaluasi Aset Tetap
– Koreksi Nilai Aset Tetap Non Revaluasi

10
BMN Perolehan APBN
• Terkait BAS Penganggaran & Realisasi Belanjanya
• Terkait Menu Transaksi :
Persediaan → Pembelian
MAT → Pembelian, Penyelesaian Pembangunan Langsung,
Pengembangan Langsung, Perolehan KDP dan Pengembangan
KDP
• Akun yang digunakan seharusnya sesuai dengan jenis Akun
BMN yang dihasilkan
– 52XXXX → untuk BMN berupa persediaan ;
57XXXX
– 53XXXX → untuk BMN berupa Aset Tetap/ Aset Lainnya.
AKUN BELANJA BARANG
PERSEDIAAN
AKUN BELANJA TANAH
AKUN BELANJA GEDUNG DAN
BANGUNAN
AKUN BELANJA PERALATAN DAN
MESIN
AKUN BELANJA JALAN, IRIGASI
DAN JARINGAN
AKUN BELANJA ASET TETAP
LAINNYA
MODUL ASET TETAP
MIGRASI TRANSAKSI
SIKLUS MODUL ASET TETAP
SIMAK-BMN

TRANSAKSI BMN TRANSAKSI


TRANSAKSI BMN TRANSAKSI ATR TRANSAKSI KDP
BERSEJARAH PIHAK KETIGA

PEROLEHAN PERUBAHAN PENGHAPUSAN

BMN HILANG
PENCATATAN PERSETUJUAN MONITORING
BMN USANG

PENGHENTIAN
PENGGUNAAN
USULAN AKTIVASI
SUMMARY PENCETAKAN BUKU
PENGHAPUSAN PEMBELIAN
ASET KEMITRAAN

BPYBDS PENCETAKAN PENUTUPAN


PENYUSUTAN
TRANSFER LAPORAN PERIODE
INTERNAL

KONSOLIDASI
INTEGRASI MODUL ASET TETAP

Modul
Administrasi
Inf. Pendetailan

Referensi
Modul
Komitmen

Pembentukan Jurnal &


KWITANSI Input:
Inf. Closing
Kode Modul Modul
Jumlah
Harga Aset Tetap Tracing Jurnal GLP

Persediaan
Modul
Bendahara Summary
Inf. Pendetailan

BAST/BAPP
/BAKP Modul
Persediaan
KONSEP PEREKAMAN, VALIDASI DAN
PERSETUJUAN

Rekam: Validasi: Setuju:

- Dapat diubah dan dihapus - Tidak dapat diubah dan - Tidak dapat diubah dan
- Tidak tampil dalam dihapus dihapus
laporan - Tidak tampil dalam - Tampil dalam laporan
- Siap untuk divalidasi laporan - Terbentuk jurnal
- Dilakukan oleh Operator - Siap untuk disetujui - Dilakukan oleh Approver
- Dapat dibatalkan
- Dilakukan oleh Validator
MEKANISME PEROLEHAN PEMBELIAN

Modul Modul Aset Tetap


Komitmen
(Kode, Jumlah, Nilai)
Melakukan
Pendetailan
Panggil
KWITANSI antara lain
Nomor
meliputi: Tanggal Pencatatan Modul
BAST /
pembukuan, DBR/DBL/KIB GLP
Nomor
Kwitansi
Kondisi Barang,
Merk, Type, dan
Modul Keterangan
Bendahara Cetak
(Kode, Jumlah, Nilai) Buku/Daftar

BAST/BAPP Validator Pembentukan Jurnal Aset


/BAKP Approver

Cetak
Summary
Laporan
MEKANISME PEROLEHAN NON PEMBELIAN

MODUL ASET TETAP


Melakukan
Pencatatan Aset
R/U/H terdiri
Kode BMN,
Jumlah, Nilai, Pencatatan Modul
Tanggal DBR/DBL/KIB GLP
pembukuan,
Kondisi Barang,
Merk, Type, dan
Keterangan Cetak
Buku/Daftar

Validator Pembentukan Jurnal Aset


Approver

Cetak
Summary
Laporan
CAKUPAN MODUL ASET TETAP

Modul Aset Tetap merupakan salah satu modul dalam aplikasi SAKTI yang
digunakan untuk pencatatan dan penjurnalan Barang Milik Negara berupa
Aset Tetap dan Aset Lainnya.

Modul Aset Tetap meliputi transaksi :


Transaksi Barang Milik Negara (BMN);

Transaksi Konstruksi Dalam Pengerjaan (KDP);

Transaki BMN bersejarah;

Transaksi Aset Tetap Renovasi (ATR);

Transaksi Barang Fihak Ketiga (BFK);

Transaksi Barang Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS);

Transaksi BMN Kemitraan dengan pihak ketiga.

24
SOP MIGRASI SALDO AWAL BMN
Transaksi Barang Milik Negara (BMN)

Saldo AwaL

PEROLEHAN PERUBAHAN PENGHAPUSAN

1. Pembelian; 1. Pengurangan; 1. Penghapusan;


2. Transfer masuk; 2. Pengembangan langsung; 2. Transfer keluar;
3. Hibah Masuk; 3. Pengembangan dengan KDP; 3. Hibah keluar;
4. Rampasan; 4. Perubahan kondisi; 4. Reklasifikasi keluar;
5. Penyelesaian Pembangunan 5. Koreksi penambahan nilai; 5. Koreksi pencatatan.
Langsung; 6. Koreksi pengurangan nilai;
6. Penyelesaian Pembangunan 7. Penerimaan aset dari
Dengan KDP; pengembangan aset renovasi
7. Pembatalan Penghapusan;
8. Reklasifikasi Masuk;
9. Bangun Serah Guna;
10. Bangun Guna Serah;
11. Pertukaran;
12. Perolehan Lainnya;
13. Reklasifikasi Dari BPYBDS.

26
TRANSAKSI KONSTRUKSI DALAM PENGERJAAN (KDP)

PEROLEHAN PERUBAHAN PENGHAPUSAN

1. Penghapusan;
1. Pembelian; 1. Pengembangan; 2. Transfer keluar;
2. Transfer 2. Koreksi penambahan 3. Hibah keluar;
nilai;
masuk; 3. Koreksi pengurangan
3. Hibah Masuk nilai;

27
TRANSAKSI ASET TETAP RENOVASI (ATR )

Aset Tetap Renovasi (ATR) adalah renovasi atas aset


tetap bukan milik Satker yang memenuhi persyaratan
kapitalisasi aset tetap
Transaksi ATR terdiri dari:

1. Pembelian;

2. Penyelesaian Pembangunan Langsung;

3. Penyelesaian Pembangunan dengan KDP.

4. Perolehan lainnya

28
TRANSAKSI BMN BERSEJARAH

BMN bersejarah adalah transaksi yang digunakan untuk


pembukuan BMN yang karena nilai kultural, lingkungan,
pendidikan, dan sejarahnya tidak mungkin secara penuh
dilambangkan dengan nilai keuangan berdasarkan harga pasar
maupun harga perolehannya.
Transaksi BMN Bersejarah Terdiri dari :

1. Saldo Awal BMN Bersejarah

2. Perolehan BMN Bersejarah

3. Penghapusan BMN Bersejarah

29
TRANSAKSI BARANG PIHAK KETIGA

Barang Pihak Ketiga adalah barang milik pihak ketiga yang


berada dalam pengelolaan UAKPB
Transaksi BFK Terdiri dari :

1. Perolehan Barang Fihak Ketiga

2. Penghapusan Barang Fihak Ketiga

30
TRANSAKSI BPYBDS

Bantuan Pemerintah Yang Belum Ditetapkan Statusnya (BPYBDS) adalah


proyek Pemerintah yang didanai oleh APBN (Anggaran Pendapatan & Belanja Negara)
yang telah diserahterimakan kepada BUMN (Badan Usaha Milik Negara) untuk
mendukung kegiatan operasional BUMN, serta tercatat dalam neraca BUMN tetapi
belum ada penetapan status dari proyek pemerintah tersebut kepada BUMN.
Transaksi BPYBDS Terdiri dari :

1. Reklasifikasi BMN ke BPYBDS


Digunakan untuk pencatatan BMN yang sudah keluar BASTO (Berita Acara
Serah Terima Operasional) dari Pemerintah kepada BUMN

2. Penghapusan BPYBDS
Digunakan untuk mencatat BPYBDS yang sudah terbit Peraturan Pemerintah
(PP) yang menyatakan bahwa barang-barang BPYBDS sudah dicatat sebagai
aset BUMN dan sudah proses pengalihan status barang tersebut.

31
TRANSAKSI KEMITRAAN PIHAK KETIGA

Aset Kerjasama/Kemitraan adalah aset tetap yang dibangun atau


digunakan untuk menyelenggarakan kegiatan kerjasama/kemitraan
Transaksi Kemitraan Pihak Ketiga Terdiri dari :

1. Reklasifikasi BMN Operasinal ke Kemitraan


Digunakan untuk mencatat Aset BMN yang sedang dalam
masa kemitraan dengan pihak ketiga.

2. Penggunaan Kembali BMN Kemitraan


Digunakan untuk mencatat aset BMN yang sudah selesai
proses kemitraan dengan pihak ketiga.

32
PENCATATAN KIB
Kartu Inventaris Barang (KIB) adalah Kartu untuk mencatat
barang-barang Inventaris secara tersendiri atau
kumpulan/kolektif dilengkapi dengan data asal, volume,
kpasitas, merk, type, nilai/harga dan data lain mengenai barang
tersebut yang diperlukan untuk inventarisasi maupun tujuan lain
dan dipergunakan selama barang itu belum dihapuskan.
KIB Terdiri dari :

1. KIB Tanah

2. KIB Gedung dan Bangunan

3. KIB Alat Angkutan

4. KIB Alat Persenjataan

5. KIB Alat Besar

6. KIB Bangunan Air

33
DBR & DBL

DBR adalah daftar barang yang mencatat informasi terkait


Barang Inventaris yang ada dalam sebuah ruangan

DBL adalah daftar barang yang mencatat informasi terkait


Barang Inventaris yang tidak ada dalam sebuah ruangan

34
PENCATATAN BARANG HILANG
Pencatatan barang digunakan untuk mencatan BMN yang secara
substantive sudah dinyatakan hilang berdasarkan bukti ketentuan yang
berlaku.
Pencatatan barang hilang akan menyebabkan kondisi BMN dengan status
hilang dan masih muncul di semua buku dan laporan BMN

Jenis transaksi ini terdiri dari :

1. Pencatatan Barang Hilang

2. Pembatalan Pencatatan Barang Hilang

35
PENGHENTIAN BMN
DARI OPERASIONAL PEMERINTAH

Penghentian BMN dari Operasional Pemerintah digunakan untuk


mencatan BMN yang sudah dalam kondisi Rusak Berat atau
Hilang dan dihentikan dalam operasional pemerintah.
Penghentian BMN dari Operasional Pemerintah akan
memindahkan BMN dari Kategori Aset Tetap Menjadi Aset
Lainnya (Aset Yang Dihentikan Dari Operasional Pemerintah)

Transaksi Ini terdiri dari :

1. Penghentian Aset Dari Penggunaan

2. Pembatalan Penghentian Aset Dari Penggunaan

36
USULAN PENGHAPUSAN

Penghentian BMN dari Operasional Pemerintah digunakan


untuk mencatan BMN yang sudah dalam kondisi Rusak Berat
atau Hilang dan dihentikan dalam operasional pemerintah.

Penghentian BMN dari Operasional Pemerintah akan memindahkan


BMN dari Kategori Aset Tetap Menjadi Aset Lainnya (Aset Yang
Dihentikan Dari Operasional Pemerintah)

Transaksi Ini terdiri dari :


1. Usulan Penghapusan
2. Pembatalan Usulan Penghapusan

37
TUTUP BUKU TRANSAKSI

• Tutup buku transaksi BMN merupakan proses tutup


buku saat periode transaksi BMN dinyatakan berakhir;
• Tutup buku transaksi BMN dilakukan sebelum Modul
Akuntansi dan Pelaporan melakukan periode tutup
buku;
• Pada saat Modul Akuntansi dan Pelaporan melakukan
tutup buku permanen maka Modul Aset Tetap secara
otomatis melakukan tutup buku pada periode
berkenaan;
• Apabila terdapat transaksi yang belum dicatat setelah
tutup buku dilakukan maka transaksi tersebut dicatat
pada periode berikutnya.

38
PERHITUNGAN PENYUSUTAN

• Penyusutan Aset Tetap, adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan


penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset;
• Perhitungan penyusutan aset tetap dilakukan setiap semester;
• Perhitungan penyusutan terdiri dari Perhitungan penyusutan sementara
dan Perhitungan penyusutan final
• Laporan Perhitungan penyusutan sementara dilakukan untuk
menghitung nilai akumulasi penyusutan lebih awal pada semester
terkait dan proses ini tidak melakukan penjurnalan ke dalam Modul
Akuntansi dan Pelaporan
• Perhitungan penyusutan final dilakukan untuk menghitung nilai
akumulasi penyusutan pada akhir semester yang bersifat final sehingga
apabila ada aset yang belum dicatat maka akan dicatat pada periode
berikutnya;
• Perhitungan penyusutan final akan melakukan penjurnalan secara
otomatis;
• Perhitungan penyusutan final dilakukan setelah akhir semester dan
sebelum Modul Akuntansi dan Pelaporan melakukan rekonsiliasi ke
KPPN pada periode Juni atau Desember

39
TRANSAKSI PERIODE UNAUDITED DAN AUDITED

• Transaksi Periode unaudited adalah transaksi ketika


periode Januari sampai Desember telah dilakukan
tutup buku
• Pencatatan transaksi periode unaudited diberikan
kode periode 13 dan tanggal buku 31 Desember
• Transaksi periode audited adalah transaksi ketika
periode unaudited telah dilakukan tutup buku
• Pencatatan transaksi periode audited diberikan
kode periode 14 dan tanggal buku 31 Desember.

40
SUMMARY DATABASE
Summary database digunakan untuk meringkas data transaksi untuk
keperluan pencetakan laporan BMN. Data yang dihasilkan dari proses
summary digunakan untuk mencetak laporan seperti Laporan BMN,
Neraca, Lap. Penyusutan dll. Sedangkan untuk mencetak Buku/Daftar
BMN menggunakan tabel detailnya sehingga transaksi yang belum di
summary tidak akan muncul dalam laporan tetapi sudah bisa di cetak
dalam Buku / Daftar BMN
LAPORAN BMN
Laporan BMN terdiri dari :

1. Laporan Barang Kuasa Pengguna;

2. Laporan Persediaan;

3. Laporan Penyusutan;

4. Laporan Kondisi Barang;

5. Laporan Posisi BMN di Neraca;

6. Laporan Catatan Ringkas BMN;

7. Laporan BPYBDS;

8. Laporan Barang Hilang;

9. Laporan Barang Usang;

10. Laporan Barang Rusak Berat.

42
BUKU BARANG
Buku BMN terdiri dari :

1. Buku Barang;

2. Buku Barang bersejarah;

3. Kartu Identitas Barang;

4. Catatan Mutasi Perubahan;

5. Daftar Barang Ruangan;

6. Daftar Barang Lainnya;

7. Kartu KDP;

8. Daftar Transaksi BMN;

9. Daftar BMN Yang DihentikanPenggunaannya;

10. Dafatr BPYBDS;

11. Daftar Barang Hilang;

12. Daftar Barang Usang;

13. Daftar Barang Rusak Berat;

14. Daftar Barang Fihak Ketiga.

43
MODUL PERSEDIAAN
RUANG LINGKUP PERSEDIAAN
Ruang lingkup modul persediaan mencakup:
• Pengelolaan persediaan di Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) sebagai
satker induk
• Pengelolaan persediaan di Unit Akuntansi Pembantu Kuasa Pengguna Barang
(UAPKPB) sebagai satker pembantu

• Transaksi persediaan bisa dilakukan di UAKPB atau UAPKPB (jika ada), sedangkan
yang melakukan pelaporan persediaan adalah UAKPB.
• Komunikasi data antarUAKPB dan UAPKPB melalui mekanisme Kirim/Terima ADK.
PERSEDIAAN DALAM SAKTI
Modul persediaan berfungsi mengelola transaksi masuk atau keluar atas
persediaan yang dimiliki Satker, seperti :
• perolehan yang berasal dari pembelian oleh PPK maupun Bendahara
atau cara perolehan lainnya pemakaian barang
• transfer antar satker maupun internal satker,
• hibah masuk atau keluar,
• penghapusan terhadap barang usang atau rusak,
• koreksi,
• penghapusan,
• opname fisik
• pelaporan.
KETERKAITAN DENGAN MODUL LAIN

Komitmen Aset Tetap

Administrator Persediaan

Bendahara GL/Pelaporan

• BAST dari komitmen atau • Persediaan melakukan • Summary transaksi


kuitansi dari bendahara pencatatan atas keluar persediaan dipergunakan
menjadi dasar pencatatan masuknya barang oleh aset tetap
barang persediaan persediaan, melakukan
• Jurnal transaksi persediaan
opname fisik dan membuat
dikelola oleh GL/pelaporan
• Administrator menyediakan laporan
data referensi
LEVEL PENGGUNA MODUL
PERSEDIAAN

OPERATOR
• Operasional Aplikasi

APPROVER
• Persetujuan
• Tutup periode
ALUR PROSES MODUL PERSEDIAAN
Mulai

Migrasi Referensi
Setting Metode dan Transaksi

Transaksi Transaksi Transfer Opname


Masuk Keluar Masuk/Keluar
Koreksi
Fisik

Persetujuan Cetak Laporan

Tutup Buku Konsolidasi

Selesai
Modul Persediaan

# Metode Pencatatan dan Penilaian

[1]Aplikasi Persediaan
menggunakan metode Rumus HST
pencatatan perpetual dan
pelaporan secara periodik NP = QP x HP
Dimana:
•NP : Nilai per jenis persediaan pada tanggal
Neraca
•QP : Kuantitas/jumlah persediaan pada tanggal
[2]Aplikasi persediaan pelaporan ( dalam unit) berdasarkan Laporan
Persediaan
menggunakan metode •HP : Harga pembelian terakhir persediaan
(dalam rupiah per unit), berdasarkan faktur
penilaian HST (Harga Satuan pembelian

Terakhir)
# Aplikasi Persediaan
Kebijakan Akuntansi Persediaan

• Persediaan dicatat menggunakan pendekatan aset, yang berarti


saldo awal dan setiap penambahan persediaan akan secara
otomatis diakui sbg penambah saldo persediaan.
• Updating nilai saldo persediaan diperhitungkan pada saat
persediaan digunakan dengan penyesuaian pada akhir periode
pelaporan berdasarkan hasil stock opname.

• Nilai beban persediaan diperhitungkan dari total penggunaan persediaan


selama periode tahun anggaran atau dengan memperhitungkan saldo awal
persediaan ditambah dengan pengadaan persediaan dan dikurangi dengan
saldo akhir atau nilai sisa persediaan hasil stock opname.
• Saldo akhir persediaan yang diperhitungkan dalam perhitungan beban
persediaan adalah nilai persediaan hasil stock opname, bukan catatan saldo
persediaan dalam hal terjadi perbedaan nilai.
MONITORING STATUS TRANSAKSI

(Melihat Detail Transaksi)

Jenis Aset :
1. Barang Milik Negara
2. Konstruksi Dalama Pengerjaan
3. BMN Sejarah
4. Barang Pihak Ketiga

Status Transaksi :
1. Rekam
2. Validasi
3. Setuju

Jenis Transaksi dan Periode Transaksi


Setting Metode
Dalam Modul Persediaan SAKTI ini terdapat dua metode yang
harus disetting terlebih dahulu di awal penggunaannya.

Metode tersebut adalah :


1. Metode Pencatatan
2. Metode Penilaian

Setting Metode

Metode Pencatatan Metode Penilaian


Metode Pencatatan
Metode pencatatan adalah metode yang digunakan untuk
menentukan bagaimana pencatatan transaksi persediaan dilakukan.

Metode pencatatan yang digunakan dalam Modul Persediaan SAKTI ini


adalah Metode Perpetual.

Metode perpetual adalah metode yang menentukan pencatatan persediaan


dilakukan secara langsung dan berkesinambungan sesuai dengan jumlah dan harga
pokok pada setiap transaksi.
Metode Penilaian
Metode Penilaian adalah metode yang digunakan untuk
melakukan penilaian persediaan.

Metode Penilaian yang digunakan dalam Modul Persediaan SAKTI ada dua yakni:
1. Metode Harga Satuan Terakhir
2. Metode Harga Rata-rata

Metode Penilaian

Harga Satuan
Harga Rata-rata
Terakhir
MIGRASI PERSEDIAAN
ADK
Referensi
Aplikasi Modul
Persediaan Pembuatan ADK Proses Migrasi Persediaan
ADK
Transaksi

Laporan
Laporan
Rincian
Pencocokan Hasil
Migrasi
MIGRASI PERSEDIAAN
Migrasi Persediaan adalah suatu proses paling awal dalam pengunaan Modul Persediaan berupa
pemindahan ADK referensi dan ADK data transaksi persediaan dari Aplikasi Persediaan Eksisting ke
dalam Database SAKTI

Migrasi Persediaan memindahkan saldo barang di periode Desember TAYL

Migrasi Persediaan dilakukan oleh satker yang sebelumnya telah menggunakan Aplikasi Persediaan

Satker baru tidak perlu melakukan proses ini

Migrasi Persediaan hanya dilakukan sekali sepanjang pemakaian SAKTI dan dilakukan sebelum transaksi
persediaan yang lain diinputkan
Catatan dalam Migrasi
Diawali dengan tutup periode November TAYL

Terdapat dua ADK migrasi yang harus di upload secara berurutan yakni Referensi kemudian Data
Transaksi

Memastikan kesesuaian data dari hasil cetakan masing-masing aplikasi

Migrasi data transaksi bisa diulang selama belum dilakukan persetujuan

Diakhiri dengan tutup periode Desember TAYL

Data persediaan yang gagal di migrasi atau yang belum masuk dalam Aplikasi Persediaan bisa diinputkan
melalui menu Saldo Awal
Transaksi Masuk dan Keluar
Persediaan
Masuk Keluar

• Saldo Awal • Habis Pakai


• Pembelian • Transfer Keluar
• Transfer Masuk • Hibah Keluar
• Hibah Masuk • Keluar Lainnya
• Rampasan • Usang
• Reklas Masuk (in progress) • Rusak
• Reklas Masuk dari Aset (in • Penghapusan Usang/Rusak
progress) • Reklas Keluar (in progress)
• Reklas Keluar ke Aset (in
progress)
TRANSAKSI MASUK PEMBELIAN

Transaksi masuk pembelian adalah proses pencatatan masuk barang persediaan yang
bersumber dari data pembelian dari Modul Bendahara maupun dari Modul Komitmen.

Proses pencatatan masuk melalui pembelian ini adalah dengan melakukan pendetilan
barang persediaan.

Data sumber yang digunakan adalah kuitansi, BAST maupun dokumen lainnya yang sah.
TRANSAKSI MASUK PEMBELIAN
Komitmen

Database Persediaan

Bendahara

• Komitmen dan Bendahara • Persediaan melakukan


mencatat transaksi pendetilan per kode barang
pembelian barang persediaan berdasarkan data
persediaan per sub-sub pembelian dari Komitmen
kelompok dan Bendahara
TRANSAKSI MASUK SELAIN
PEMBELIAN
Selain pembelian, barang persediaan juga bisa diperoleh
melalui transaksi berikut ini:
1. Saldo Awal
2. Transfer Masuk
3. Hibah Masuk
4. Rampasan
5. Perolehan lainnya
TRANSAKSI KELUAR HABIS PAKAI
• Transaksi keluar habis pakai adalah transaksi
pengeluaran barang persediaan untuk penggunaan
atau pemakaian
• Dokumen yang digunakan adalah bon permintaan
barang persediaan
TRANSAKSI KELUAR SELAIN HABIS PAKAI

Selain habis pakai, barang persediaan juga bisa dikeluarkan melalui


transaksi berikut ini:
1. Transfer Keluar
2. Hibah Keluar
3. Usang
4. Rusak
5. Keluar lainnya
6. Penghapusan Usang/Rusak
KOREKSI
• Koreksi persediaan digunakan untuk melakukan koreksi
terhadap pencatatan barang persediaan, baik jumlah
maupun nilainya.
• Koreksi ini dilakukan tanpa melalui kegiatan opname fisik.
• Koreksi harus mendapat persetujuan oleh user Approval.
OPNAME FISIK
• Opname fisik adalah suatu kegiatan di akhir periode pelaporan
yang berfungsi untuk mengetahui saldo barang secara riil dengan
cara memeriksa fisik barang persediaan di gudang.
• Hasil berita acara opname fisik ini akan diinputkan ke dalam Modul
Persediaan dan akan menjadi saldo akhir barang persediaan.
• Hasil inputan opname fisik ini harus disetujui terlebih dahulu oleh
KPB dengan user Approval.
PELAPORAN
Laporan yang dihasilkan oleh Modul Persediaan adalah sebagai
berikut:
1. Laporan Buku Persediaan
2. Laporan Persediaan
3. Laporan Rincian Persediaan
4. Laporan Daftar Transaksi Persediaan
5. Laporan Mutasi Barang Persediaan
6. Laporan Posisi Persediaan di Neraca
Konsolidasi dengan Aset Tetap

Modul Tutup Modul Aset


Database
Persediaan Periode Tetap
SAKTI

Proses konsolidasi dengan Modul Aset Tetap terjadi secara


otomatis pada saat Modul Persediaan melakukan proses tutup
periode transaksi bulan yang akan dikonsolidasi.
TERIMA KASIH

DIREKTORAT SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI PERBENDAHARAAN


DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
69

Anda mungkin juga menyukai