Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PASAR UANG DAN PASAR MODAL

TENTANG OBLIGASI
Dosen Pengampu : Dita Roosemella Paramadina SE,MM

Disusun Oleh :
Kelompok 6/Akuntasi Q-2016
Nurhayati 21601082019
Durrotul Yatimah 21601082195
Rifana Wahyu RS 21621082256

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2018

BAB 1
PENDAHULUAN

1.LATAR BELAKANG

Saat ini semakin berkembangnya zaman, dan semakin kompleksnya masalah


ekonomi, system keuangan dituntut agar berjalan efisien dan efektif. Pada dasarnya system
keuangan ini adalah untuk menjembatani alaran dana dari pihak yang surplus dana ke pihak
yang defisit dana. Dalam perspektif umum, rumah tangga dan individu adalah pihak yang
surplus dana dan perusahaan adalah pihak yang memerlukan dana atau defisit dana. Individu
secara tidak langsung menyediakan dana bagi perusahaan melalui lembaga perantara
keuangan atau financial intermediary. Lembaga keuangan tersebut selanjutnya menyalurkan
dana kepada perusahaan baik dalam bentuk kredit atau melalui pembelian surat surat
berharga melalui pasar keuangan atau financial market, pasar keuangan ini ada 2 jenis yaitu :
pasar uang dan pasar modal. Instrument pasar uang ini seperti : SBI, commercial paper,
sertifikat deposito, dll. Sementara pasar modal ini instrumentnya seperti : saham, obligasi,
reksadana dan derivative.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai apa itu obligasi, jenis jenis obligasi serta
cara perhitungan yield obligasi. Sedikit mengenai obligasi, pada dasarnya obligasi ini surat
penyertaan utang perusahaan terhadap pemilik obligasi. Dengan munculnya pasar keuangan
ini memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk mendapat dana lebih dan mendapatkan
modal yang besar tanpa harus ke bank untuk meminjam uang sebagai modal yang harus
melalui prosedur prosedur yang panjang dan lama. Salah satunya dengan obligasi ini
perusahaan dapat mendapatkan modal atau pinjaman dana dari pihak pihak yang memiliki
dana yang lebih atau surplus dana. Namun pemegang obligasi ini juga mengharapkan bunga
dari obligasi tersebut atau sering disebut kupon.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang disampaikan dimakalah ini, maka dapat
dirumuskan rumusan masalah makalah sebagai berikut :

1. Apa itu obligasi ?


2. Jenis jenis obligasi ?
3. Cara perhitungan yield obligasi ?

C. Tujuan penulisan makalah

Makalah yang berjudul “ Definisi, Jenis Obligasi dan Cara Perhitungan Yield Obligasi
“ ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Investasi, selain bertugas
untuk memenuhi tugas mata kuliah makalah ini juga bertujuan untuk memberikan
pengetahuan tentang obligasi, jenis jenis obligasi serta cara menghitungnya. Mengingat
semakin banyaknya perusahaan yang bermunculan dan semakin banyaknya perusahaan yang
mengeluarkan surat utang atau obligasi ini penting agar mengetahui lebih mendalam tentang
obligasi dan peranannya obligasi dalam financial perusahaan.
BAB 11

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN OBLIGASI

Obligasi ini merupakan instrument keuangan ( sekuritas ) yang ditransaksikan pada


pasar modal, obligasi ini merupakan surat tanda utang jangka panjang yang dikeluarkan oleh
pemerintah dan perusahaan baik swasta maupun milik pemerintah untuk mendapatkan modal.
Obligasi ini janji dari pihak yang menerbitkan utang ( issuer ) untuk membayar imbalan
bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukankepada pihak pembeli obligasi, sementara obligasi ini dapat dipindahtangankan.

Berbeda dengan saham, obligasi ini tidak mempunyai hak terhadap manajemen dan
kekayaan perusahaan. Artinya perusahaan yang mengeluarkan obligasi hanya mengakui
memiliki hutang kepada si pemegang obligasi sebesar obligasi yang dimilikinya. Oleh karena
itu, dalam struktur modal perusahaan yang terlihat dalam neraca, obligasi dimasukkan dalam
modal asing atau utang jangka panjang. Utang ini akan dilunasi apabila telah jatuh tempo
waktunya.

Obligasi ini merupakan salah satu jenis efek pendapatan tetap ( fixed income
securities ). Sedangkan ciri ciri efek pendaptan tetap ini sebagai berikut :

1. Merupakan surat berharga yang mempunyai kekuatan hukum


2. Memiliki batas periode atau jangka waktu tertentu
3. Adanya pendapatan tetap
4. Memiliki nilai nominal

Dalam obligasi ini umumnya memiliki jatuh tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun
ada juga obligasi yang memiliki jatuh tempo antara 7 sampai 10 tahun. Obligasi ini
sebenarnya sama dengan utang jangka panjang yang diperoleh melalui bank, hanya saja
obligasi ini penjualannya dipublikasikan dan dijual kepada investor langsung dan prosesnya
tidak serumit bank. Dengan adanya obligasi ini memungkinkan perusahaan memperoleh
modal yang besar dengan mudah. Tingkat bunga obligasi biasanya tetap dan dibayarkan satu
tahun sekali atau dua kali dalam setahun. Namun pemegang obligasi ini memiliki resiko yang
cenderung lebih kecil dari pemegang saham biasa karena pembayaran dividen kepada
pemegang saham setelah pembayaran kupon kepada pemegang obligasi.

Obligasi ini meupakan salah satu sumber dana eksternal tidak lepas dari kemungkinan
terjadinya resiko gagal pelunasannya. Oleh karena itu sejak awal 1900-an dilakukan
pemeringkatan obligasi dengan dasar probabilitasnya untuk tidak mampu dilunasi ( default ).
Di Indonesia terdapat perusahaan yang bergerak dalam bidang ini adalah PT Pemeringkat
Efek Indonesia ( PT PEFINDO ). Perusahaan ini dalam prakteknya bekerja sama dengan
Standar & Poor’s Corporation. Oleh karena itu pemeringkatnya juga menggunakan cara yang
sama dengan yang digunakan oleh Standard & Poor’s. Standard & Poor’s Coorporation
( S&P ), Moody’s Investors Service ( Moody’s), yang merupakan lemabaga pemeringkat
obligasi utama dan mengelompokan obligasi seperti ini:

Investment Grade Junk Bond


S&P Aaa Aa A Baa Ba B Caa C
Moody’s AAA AA A BBB BB B CCC D
Obligasi yang merupakan triple A dan double A adalah obligasi yang sangat aman
untuk investasi. Single A dan triple B berada dibawah dua yang pertama tetapi cukup bagus
untuk dikelompokkan sebagai obligasi yang aman untuk investasi. Sehingga empat peringkat
pertama ini sering disebut investment grade bond. Peringkat selanjutnya yaitu double B dan
dibawahnya merupaka obligasi yang memiliki resiko dan return yang tinggi serta bersifat
sangat spekulatif sehingga sering disebut junk bond, obligasi ini memiliki kemungkinan
untuk tidak dilunasi yang sangat tinggi.

Pengelompokan oboligasi seperti diuraikan dimuka memiliki dua implikasi. Pertama


peringkat obligasi yang merupakan indicator risk default akan mempengaruhi secara
langsung terhadap tingkat bunga obligasi dan biaya modal obligasi perusahaan penerbitnya.
Kedua obligasi juga dibeli investor kelembagaan yang memiliki keterbatasan atas obligasi
mana yang akan dibeli, sehingga jika peringkat obligasi suatu perusahaan merosot dibawah
BBB, obligasi akan sulit dibeli oleh investor kelembagaan. Dan pada umumnya pemilik
obligasi akan merubahnya dalam bentuk saham apabila mereka merasa pasar telah menilai
perusahaan terlalu rendah atau undervalue. Dengan merubah obligasi yang mereka miliki
menjadi saham, maka mereka berharap secara berangsur angsur angsur pasar akan melakukan
apresiasi nilai perusahaan yang berarti harga saham akan meningkat sehingga mereka
mendapatkan capital gain.

Obligasi ini juga memiliki keuntungan tapi juga memiliki resiko, untuk keuntungan
dari obligasi ini sendiri adalah :

1. Pendapatan bunga, bunga yang diterima secara periodic. Pada umumnya tingkat bunga
obligasi berada diatas bunga sertifikat deposito
2. Capital gain, selisih lebih antara harga jual dengan harga beli dimana harga jual > daripada
harga beli
3. Special feature gain, keuntungan khusus yang melekat pada pemegang obligasi yang
diberikan penerbit, misalnya dengan memberikan waran

Sedangkan resiko dari obligasi ini adalah sebagai berikut :

1. Resiko tingkat bunga pasar, resiko yang dihadapi pemegang obligasi karena naiknya tingkat
bunga pasar
2. Resiko daya beli, resiko karena naik tingkat inflasi yang menyebabkan harga harga naik,
akibatnya daya beli menurun
3. Resiko wanprestasi, resiko yang dihadapi karena ketidakmampuan issuer dalam membayar
kewajiban baik bunga maupun pokoknya
4. Resiko likuiditas, resiko yang dihadapi karena kesulitan untuk memenuhi kewajiban yang
sudah jatuh tempo
5. Resiko jangka waktu jatuh tempo, resiko yang dihadapi karena makin panjang jangka waktu
jatuh tempo maka makin labil harga pasarnya
6. Resiko mata uang, resiko ini dihadapi oleh investor yang membeli obligasi dalam denominasi
mata uang asing. Resikonya adalah perbedaan nilai tukar mata uang asing dengan mata uang
local
7. Resiko call, resiko ini dihadapi oleh investor karena issuer dapat menarik obligasi sesuai
dengan aturan dalam kontrak.
2. Jenis-Jenis Obligasi
Obligasi yang dikeluarkan oleh emiten juga bergam tergantung keinginan dari emiten,
dan jenis-jenis obligasi dapat dilihat dari berbagai segi sebagai berikut :

1. Obligasi dilihat dari sisi penerbit

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk
badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.
b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.
c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut
membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).
2. Obligasi dilihat dari system pembayaran bunga
a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara
periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.
b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik
sesuai dengan ketentuan penerbitnya.
c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan
sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.
d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan
sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu
seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga
deposito dari bank pemerintah dan swasta.
3. Dilihat dari hak penukaran / opsi
a. Convertible Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk mengkonversikan obligasi tersebut ke dalam sejumlah saham milik
penerbitnya.
b. Exchangeable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi
untuk menukar saham perusahaan ke dalam sejumlah saham perusahaan afiliasi
milik penerbitnya.
c. Callable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada emiten untuk membeli
kembali obligasi pada harga tertentu sepanjang umur obligasi tersebut.
d. Putable Bonds: obligasi yang memberikan hak kepada investor yang
mengharuskan emiten untuk membeli kembali obligasi pada harga tertentu.
e. Euro Bonds: perusahaan dapat menerbitkan obligasi dalam mata uang asing dan
dijual diluar negri, contoh : PT BNI menerbitkan obligasi di Amerika dalam mata
uang rupiah
f. Yankee Bonds: perusahaan dapat menerbitkan obligasi dengan mata uang setempat
dimana obligasi tersebut ditawarkan, contoh : PT BNI menerbitkan obligasi di
Amerika dalam mata uang dollar.
4. Dilihat dari segi jaminannya
a. Secured bonds : obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya
atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga. Dalam kelompok ini termasuk
didalamnya adalah :
 Guaranteed bonds, obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan penagguangan dari pihak ketiga
 Mortgage bonds, obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin
dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.
 Collateral trust bonds, obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki
penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang
dimilikinya.
b. Unsecured bonds : obligasi yang tidak dijamin dengan kekayaan tertentu tapi
dijamin dengan kekayaan penerbit secara umum
5. Dilihat dari segi nilai nominal
a. Konvensional bonds : obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal,
Rp 1 miliar per lot
b. Retail bonds : obligasi yang diperjualbelikan dalam satuan nilai nominal yang
kecil, baik corporate bonds maupun governments bonds
6. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil
a. Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem
kupon bunga.
b. Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan
perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syar
 Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan
akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas
obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.
 Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad
sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa
diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

Dalam obligasi juga terdapat bond indenture ini adalah dokumen legal yang digunakan
untuk melindungi pemegang obligasi. Maksud adanya bond indenture ini supaya ketika
obligasi telah dikeluarkan, misal jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak untuk
menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Dengan
demikian pemegang obligasi khawatir jangan jangan kepentingan dia terkorbankan hanya
karena manajer ingin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena itu
dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis utang, cara pembayaran, dan
berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur.

3. Cara perhitungan yield obligasi


Setiap investasi tentunya harus diukur tingkat returnnya. Pendapatan obligasi adalah
bunga atau kupon dan pendapatan atau imbal hasil atau return yang akan diperoleh dari
investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi. Sebelum memutuskan untuk berinvestasi
obligasi, investor harus mempertimbangkan besarnya yield obligasi sebagai factor pengukur
tingkat pengembalian tahunan yang akan diterima.

Ada 2 istilah dalam penentuan yield yaitu current yield dan yield to maturity, untuk
kupon yang dibayarkan dengan jumlah tetap, besarnya kupon yield juga tetap. Kupon yield
ini dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kupon yield (Ky) = kupon / nilai pari.

1. Current yield, adalah yield yang dihitung berdasrkan jumlah kupon yang diterima selama
satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.

Current yield = bunga tahunan / harga obligasi

Contoh :

a. Jika obligasi PT BNI memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per tahun
sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal Rp 1.000.000.000,
maka:

current yield = 170.000.000 / 980.000.000 = 17% / 98%

= 17,34%

b. Obligasi Berlian II tahun 2003 memberikan bunga tetap sebesar 14,50 % per tahun.
Jika anda membeli denominasi / harga nominal obligasi sebesar Rp.500 juta, berapa
besarnya kupon yield dan current yield? Harga pasar obligasi adalah 102 % (at
premium), dan umur obligasi 4 th. Maka :

Kupon yield = kupon ( C ) / harga pari ( Pn )


C = 14,50% x 500.000.000 = 72.500.000
Pn = 500.000.000
Ky = 72.500.000 / 500.000.000
= 14,50

Current yield = bunga tahunan / harga pasar


= 72.500.000 / ( 102% x 500.000.000 )
= 72.500.000 / 510.000.000
CY =14,21 %

2. Yield to maturity adalah tinkat pengembalian atau pendapatan yang akan diperoleh investor
apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo. Formula YTM yang sering kali digunakan oleh
para pelaku adala YTM approximation atau pendekatan nilai YTM, sebagai berikut :

YTM approximation = C + (Pn – P / n ) / (( Pn + P ) / 2 ) x 100%


Keterangan:
C = kupon
n = periode waktu
Pn= redemption value
P = harga pembelian

Contoh soal :
a. Obligasi PT BNI dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94.25% memiliki kupon
sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 juli 2007.
Berapakah besar YTM approximationnya?

C = 16 %
n = 3 tahun 10 bulan 7 hari = 3,853 tahun
R= redemption
P = 100%

YTM approximation = ( 16 + (( 100 – 94,25 ) / 3, 853 )) / ((100 + 94,25) / 2)


= 17,49 / 97,13
= 0,18 x 100%
= 18%

b. Obligasi Berlian II tahun 2003 memberikan bunga tetap sebesar 14,50 % per tahun.
Jika anda membeli denominasi obligasi sebesar Rp.500 juta, berapa besarnya kupon
yield dan current yield? Harga pasar obligasi adalah 102 % (at premium), dan umur
obligasi 4 th.
C = 14,50% x 500.000.000 = 72.500.000
Pn = 500.000.000
P = 102% x 500.000.000 = 510.000.000
n=4

YTM = (72.500.000 + (( 500.000.000 – 510.000.000 / 4)) / (( 500.000.000 + 510.000.000 ) / 2)


= ( 70.000.000 / 505.000.000 )
= 0,1386 x 100 %
= 13,86 %
Kesimpulan :
1. Bila harga pasar = nilai nominal maka YTM = CY = KY
2. Bila harga pasar > nlai nominal maka YTM < CY < KY
3. Bila harga pasar < nilai nominal maka YTM > CY > KY

BAB III
PENUTUP

1.KESIMPULAN
Obligasi kini menjadi alternatif bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dalam
jumlah yang besar tanpa harus melalui syarat syarat yang rumit ketika akan meminjam dana
ke bank Karena dalam obligasi ini penjualannya akan dipublikasikan dan dijual kepada
investor langsung. Pada dasarnya ini obligasi adalah surat tanda utang yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk memperoleh modal. Secara umum obligasi memiliki jangka waktu jatuh
tempo antara 10 sampai 30 tahun, namun ada juga obligasi yang memiliki jangka waktu jatuh
tempo antara 7 sampai 10 tahun. Sedangkan bunga atau kupon yang diberikan bagi pemegang
obligasi ini stabil berbeda dengan pemegang saham yang cenderung berfluktuatif. Sedangkan
bagi perusahaan dengan adanya obligasi dan saham prefern ini memberikan perlindungan
pajak. Hal ini disebabkan karena pembayaran bunga dan deviden untuk saham prefern dan
obligasi yang komulatif ini merupakan pengurang pajak. Dilihat dari segi kepemilikannya
pemegang obligasi ini disebut sebagai kreditur, serta obligasi ini memiliki jatuh tempo.
Konsekuensinya lain penggunaan obligasi ini adalah ketidakmampuan membayar bunga
dapat mengakibatkan kebangkrutan sedangkan ketidakmampuan membayar dividen tidak
berakibat apa apa.

Dalam obligasi juga terdapat bond indenture ini adalah dokumen legal yang
digunakan untuk melindungi pemegang obligasi. Maksud adanya bond indenture ini supaya
ketika obligasi telah dikeluarkan, misal jangka waktu 30 tahun, maka manajer dapat bertindak
untuk menggunakan dana tersebut untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
Dengan demikian pemegang obligasi khawatir jangan jangan kepentingan dia terkorbankan
hanya karena manajer ingin memaksimumkan kemakmuran pemegang saham. Oleh karena
itu dalam bond indenture ini dimuat secara spesifik tentang jenis utang, cara pembayaran, dan
berbagai batasan atau persyaratan yang diajukan oleh pemegang obligasi atau kreditur.
DAFTAR PUSTAKA

1. Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta,Salemba,2006) 2.


Padjii Anoraga,S.E.,MM., Pengantar Pasar Modal,(Jakarta,PT Rineka Cipta,1995) 3.
http://doweanali.blogspot.com/2012/12/pengertianobligasi.html.16.00/9.10.2014

[1] Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta,Salemba,2006) hlm:295 [2]
Padjii Anoraga,S.E.,MM., Pengantar Pasar Modal,(Jakarta,PT Rineka Cipta,1995) hlm:70 [3]
http://doweanali.blogspot.com/2012/12/pengertian-obligasi.html.16.00/9.10.2014

Anda mungkin juga menyukai