1. Pendahuluan
Durabilitas atau ketahanan terhadap kerusakan sangat berpengaruh terhadap kebutuhan akan jumlah
agregat. Beberapa agregat yang memiliki kekuatan standard pun akan mengalami kerusakan saat di
stockpile atau saat masa layan di jalan. Pada hakekatnya ikatan antar butir partikel bisa kuat dan
lemah, namun secara berulang menjadi lemah karena sebagai akibat dari proses perendaman air
seperti akibat cuaca, pembekuan dan lain-lain. Ada dua aspek yang menguji durabilitas agregat ini,
yaitu: kerusakan mekanis dan kerusakan yang diakibatkan reaksi physico-chemical,seperti pelapukan.
Dalam uji abrasi ini tipe tes durabilitas yang diambil adalah tipe tes kerusakan mekanis. Tipe tes
kerusakan mekanis ini sendiri memiliki berbagai macam tipe. Tipe tes kerusakan mekanis:
Aggregate Abrasion Value
Aggregate Attrition Value
Los Angeles Abrasion Value
Polished Stone Value
Sebagai parameter kekuatan agregat, British Standard lebih mendasarkan pada nilai Aggregate Impact
Value dan Aggregate Crushing Value dibandingkan dengan pengujian Los Angeles. Sedangkan AASHTO
dan Bina Marga menggunakan nilai dari pengujian abrasi sebagai parameter kekuatan agregat.
Dimana mensyaratkan nilai abrasi atau keausan agregat tidak lebih dari 40% pada AASHTO dan 30%
pada Spek umum Bina Marga untuk lapisan AC.
Prinsip pengujian Los Angeles adalah pengukuran lepasnya butir agregat dari gradasi standarnya
akibat kombinasi abrasi atau atrisi, tekanan, dan penggilasan di dalam drum baja. Ketika drum
berputar, bilah baja yang terdapat di dalamnya, mengangkat sampel dan bola baja, membawanya
berputar sampai kembali jatuh, mengakibatkan efek tumbuk-tekan/impact-crushing pada sampel.
Sampel sendiri kemudian berguling dengan mengalami aksi abrasi dan penggilasan sampai bilah baja
kembali menekan dan membawanya berputar. Demikianlah siklus yang terjadi di dalam mesin Los
Angeles.
Pengujian/tes Los Angeles telah digunakan secara luas sebagai indikator dari kualitas atau
kemampuan berbagai sumber agregat yang mempunyai komposisi mineral yang sama. Hasil dari
pengujian ini tidak langsung secara sah membenarkan perbandingan antara sumber-sumber agregat
yang jelas berbeda dari asal, komposisi, maupun strukturnya.
Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan salah satu dari 7 (tujuh)
fraksi agregat, yaitu A, B, C D yang merupakan agregat kasar fraksi halus dan E,F, G yang merupakan
agregat kasar fraksi kasar yang dapat dilihat seperti tabel berikut :
2. Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui durabilitas agregat dengan cara mekanis. Pemeriksaan ini
adalah untuk agregat kasar yang lebih kecil dari 75 mm (3"). Durabilitas agregat ditunjukkan dari
angka keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap berat semula
dalam persen.
3. Ruang Lingkup
Pada pengujian ini meliputi prosedur untuk pengujian keausan agregat halus fraksi B dengan ukuran
19,00 mm (3/4") sampai dengan ukuran 1,25 mm (1/2”) dengan menggunakan mesin abrasi Los
Angeles.
4. Persiapan
4.1 Alat
Diperuntukkan untuk ukuran agregat kasar yang lebih kecil dari 37,5 mm (1½ in.)
a) Mesin abrasi Los Angeles, yaitu mesin yang terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua
sisinya dengan diameter 71 cm (28") dan panjang 50 cm (20"). Silinder ini bertumpu pada dua
poros pendek tidak menerus yang berputar pada poros mendatar. Silinder berlubang untuk
memasukan sampel. Penutup lubang terpasang rapat sehingga permukaan dalam selinder
tidak terganggu. Di bagian dalam silinder terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 8,9 cm
(3,56 ").
b) Bola-bola baja mempunyai diameter rata-rata 4,68 cm ( 1 7/8") dan berat masing-masing
antara 400 gram sampai 440 gram.
c) Saringan mulai ukuran 19,00 mm (3/4") sampai 12,5 mm (1/2”).
d) Timbangan dengan kapasitas 5000 gram dan ketelitian 1 gram.
e) Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110 ± 5):C
5. Alur Pengujian
Prosedur pengujian berdasarkan ASTM C 131-01 / AASHTO T 96 – 02 (2015)
6. Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut:
a. Sampel dan bola baja dimasukan kedalam mesin Los Angeles dan mesin diputar dengan
kecepatan 30 sampai 33 rpm untuk 500 putaran.
b. Setelah putaran selesai sampel dikeluarkan kemudian lakukan penyaringan awal dengan
diameter saringan lebih besar dari 1,7 mm (No.12 ). Saring bagian sampel yang lebih halus
Laboratorium Rekayasa Jalan dan Lalu Lintas Halaman B VI - 3
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan – Institut Teknologi Bandung
Modul Praktikum Pengujian Keausan Agregat (Los Angeles Test)
dengan saringan 1,7 mm (No. 12). Butiran yang tertahan/lebih besar dari 1,7 mm (No. 12) dicuci
bersih kemudian dikeringkan dalam oven suhu (110 ± 5):C sampai berat tetap, lalu timbang (B).
Catatan : Tidak dilakukannya proses pencucian sampel setelah tes Los Angeles ini kadang-kadang
akan mengurangi pengukuran, kehilangan yang terjadi sekitar lebih dari 0,2% dari berat sampel
awal.
7. Perhitungan
𝐴−𝐵
Nilai Keausan Los Angeles = × 100%
𝐴
(6.1)
Tabel 6.1 : Daftar gradasi fraksi halus dan berat benda uji
8. Pelaporan
Poin – poin yang perlu dilaporkan dalam pengujian ini adalah :
a) Tabel ringkasan hasil perhitungan pengujian keausan dengan abrasi Los Angeles, dan
b) Analisis nilai keausan dengan abrasi Los Angeles
9,5 6,3 - -
6,3 4,75 - -
4,75 2,38 - -
Jumlah Berat 5.000 gr 5.000 gr
Berat Tertahan Saringan No. 12 4.291 gr 4.215 gr
𝟏𝟒,𝟏𝟖+𝟏𝟓,𝟕
Keausan rata – rata = = 14,94 %
𝟐
LAMPIRAN A
Gambar Alat
LAMPIRAN B
Formulir Uji Keausan Agregat
(…………………………………………….) (…………………………………………….)