Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN TUGAS TPP

DEFINISI PERENCANAAN ALOKATIF

Oleh:
Hendra Kristanto 1524017

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG

2017
DEFINISI PERENCANAAN ALOKATIF

 Perencanaan alokatif adalah perencanaan yang memperhatikan atau menekankan pada


sistem yang ada atau keefisienan fungsi yang ada (koordinasi, penanganan masalah
dan lain-lain) kadang juga dikenal dengan perencanaan pengaturan.
 Perencanaan Alokatif ditandai dengan upaya penyebaran atau pembagian (alokasi)
sumber-sumber yang jumlahnya terbatas kepada kegiatan-kegiatan dan pihak-pihak
yang akan menggunakan sumber-sumber tersebut yang jumlahnya lebih banyak
dibandingkan dengan ketersediaan sumber-sumber yang akan disebarkan. Upaya
penyebaran ini pada umumnya dilakukan secara rasional pada organisasi atau
lembaga ditingkat pusat (nasional). Planning, Programming, and Budgeting System
(PPBS) merupakan salah satu contoh yang sering digunakan dalam tipe perencanaan
alokatif. Penyebaran sumber-sumber yang tersedia dalam PPBS dilakukan secara
rasional.
 Perencanaan alokatif berkenaan dengan menyukseskan rencana umum yang telah
disusun pada level yang lebih tinggi atau telah menjadi kesepakatan bersama.Jadi inti
kegiatannya berupa koordinasi atau sinkronisasi agar sistem kerja untuk mencapai
tujuan itu dapat berjalan secara efektif dan efisien sepanjang waktu.Karena sifatnya
model perencanaan alokasi kadang – kadang disebut regulatory planning (mengatur
pelaksanaan)
 Perencanaan Alokatif menurut Friedman (1973) dalam Sudjana (2004:66), dapat
dikategorikan kedalam empat tipe yaitu: perencanaan berdasarkan perintah (command
planning), perencanaan berdasarkan kebijakan (policies planning), perencanaan
berdasarkan persekutuan (corporate planning), dan perencanaan berdasarkan
kepentingan peserta (participant Planning).
CIRI-CIRI PERENCANAAN ALOKATIF
Perencanaan alokatif mengandung tiga ciri utama :

1. perencanaan dilakukan secara komprehensif untuk menuntut adanya hubungan yang


erat antara tujuan dengan kegiatan untuk mencapai tujuan. Tujuan harus dirumuskan
dengan jelas dan hasilnya dapat diamati dan diukur.
2. adanya keseimbangan dan keserasian antara komponen-komponen kegiatan. Ciri ini
memberikan gambaran bahwa masalah yang diidentifikasi, tujuan dan kegiatan yang
dirumuskan akan didasarkan atas keseimbangan semua komponen kegiatan.
3. adanya alasan fungsional untuk melakukan perencanaan. Ciri ini menunjukkan bahwa
dalam perancanaan alokatif diisyaratkan adanya pengambilan keputusan secara
rasional sesuai dengan fungsi-fungsi lembaga dan tugas pokok yang berkaitan dengan
masalah yang dihadapi.

TIPE-TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

Perencanaan alokatif meliputi berbagai tipe yang berbeda antara yang satu dengan yang
lainnya. Sasarannya sama yaitu untuk mempertegas tujuan yang akan dicapai dan
menetapkan strategi kegiatan pencapaian tujuan secara efektif dan efesien dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia atau yang dapat disediakan.
Menurut Friedman (1973), dapat dikatagorikan kepada empat tipe yaitu :

 Perencanaan Berdasarkan Perintah (Command Planning)


Perencanaan ini memiliki ciri birokratik yang kuat. Pakar perencanaan yang digunakan oleh
birokrat berperan hanya sebagai tenaga specialist, seperti konsultan perencana. Tipe
perencanaan ini berorientasi pada rencana umum yang telah disusun berdasarkan patokan-
patokan yang telah ditetapkan oleh pimpinan lembaga tingkat atas yang berwenang untuk
memberi perintah.
 Perencanaan Berdasarkan Kebijakan (Police Planning)
Perencanaan ini ditandai dengan kehadiran para pakar perencanaan yang berperan sebagai
penasehat (advisor) bagi para perencana ditingkat pusat, tingkat daerah, dan tingkat lembaga
penyelenggara program. Perencanaan ini didasarkan atas kebijakan-kebijakan yang telah
ditetap sebelumnya. Pengawasan dilakukan untuk terwujudnya proses pengambilan
keputusan mengenai rencana yang merujuk kepada kebijakan yang telah ditetapkan, dengan
mempertimbangkan kondisi dan kemampuan daerah serta lembaga penyelenggara
program.Pengawasan yang ketat oleh lembaga tingkat pusat tidak diperlukan dalam
perencanaan tipe ini karena keketatan pengawasan tersebut dipandang
akan menghambat kreativitas daerah yang memiliki kondisi yang berbeda-beda.
Perencanaan ini membutuhkan kelengkapan informasi dari daerah dan lembaga tingkat pusat.
Informasi ini berkaitan dengan kondisi daerah dan lembaga, termasuk didalamnya adalah
pengalaman, sumber-sumber, potensi, dan kemungkinan hambatan yang berhubungan dengan
rencana yang akan dirumuskan
 Perencanaan Berdasarkan Persekutuan (Corporate Planning)
Perencanaan ini ditandai dengan hadirnya para pakar perencanaan yang berperan sebagai
penghubung dalam perundingan-perundingan antara berbagai pihak yang terlibat dalam
perencanaan. Perencanaan tipe ini lebih menitikberatkan pada proses kegiatan saling
berhubungan antar berbagai pihak baik dalam menentukan tujuan maupun dalam menerapkan
kegiatan untuk mencapai tujuan.Dalam perencanaan ini, proses kegiatan oleh pihak-pihak
yang bersekutu lebih diutamakan dari pada hasil kegiatan yang akan dicapai. Pengambilan
keputusan tidak dilakukan sebelum semua pihak yang menyepakati melalui proses
perundingan. Hasil keputusan dalam perundingan itu biasanya diwarnai oleh perbedaan
kekuatan para peserta yang bersekutu dalam tawar-menawar mengenai kepentingan masing-
masing dan dipengaruhi pula oleh perbedaan ketrampilan setiap pihak dalam mengunakan
kekuatan dan pengaruhnya.Untuk menghasilkan sebuah keputusan tentang suatu program
atau kegiatan, salah satu indikasinya adalah setiap usaha pemecahan masalah harus melalui
perundingan secara terpisah antara pemecahan suatu masalah dengan pemecahan masalah
lainnya. Segi positif dari perencanaan tipe ini adalah dapat menumbuhkan rangkaian jaringan
perundingan yang berkesinambungan sehingga semua pihak dapat saling melakukan
konsultasi secara berkesinambungan, terutama saat pelaksanaan program dilapangan.

 Perencanaan Berdasarkan Kepentingan Peserta (Participant Planning)


Perencanaan ini terjadi apabila dalam proses pengambilan keputusan mengenai rencana untuk
memecahkan masalah nasional atau untuk melaksanakan tugas nasional, ditawarkan atau
diserahkan oleh lembaga tingkat nasional kepada lembaga yang dibentuk oleh masyarakat
dan tersebar dimasyarakat. Lembaga tersebut antara lain : organisasi-organisasi rukun
tetangga, rukun wilayah, kelompok kerja, koperasi, himpunan petani, organisasi pemuda dan
wanita, persatuan keagamaan, ikatan pelajar dan mahasiswa, kelompok belajar, dan lembaga
swadaya masyarakat (LSM) lainnya.
LSM biasanya memiliki sumber dana yang terbatas. Dana biasanya diperoleh dari sumbangan
anggota atau penduduk yang memiliki kemampuan terbatas pula. Sumber dana yang berasal
dari hasil kegiatan ekonomi yang oleh lembaga pada umumnya relatif kecil.Tetapi LSM
tersebut harus berusaha untuk mendapatkan bantuan dari pihak luar baik dari lembaga
pemerintah maupun non pemerintah di tingkat lebih tinggi. Dengan demikian, para perencana
dapat membantu kemampuan para pengelola LSM untuk melakukan hubungan keluar (public
affairs) dan untuk mengembangkan sumber-sumber yang tersedia yang telah dimiliki.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN DARI PERENCANAAN
ALOKATIF

Kelebihan :
 Tujuan dari perencanaan alokatif adalah mengkoordinasi dan mengsinkronisasi agar
sistem kerja untuk mencapai tujuan dapat berjalan secara efektif dan efisien sepanjang
waktu
 adanya keseimbangan atau keserasian anatara komponen-komponen kegiatan
 adanya alasan fungsional untuk melakukan perencanaan
 perencanaan dilakukan secara komprehensip atau menyeluruh

Kekurangan :
 Berorientasi pada hasil sehingga pengkajian sutatu rencana dilakukan dengan
mempertimbangkan hasil atau keluaran (output)
 Tujuan harus dirumuskan dengan jelas dan hasilnya dapat diamati dan diukur.
 Harus adanya alasan fungsional untuk melakukan perencanaan alokatif.
DAFTAR PUSTAKA

 Pantarei. 2009. Perencanaan dalam manajemen administrasi pendidikan.


http://pakjool.blogspot.co.id/2009/01/blog-post.html .(10 november 2017)
 Ilham,Alfian,Nor*) & Sidik,Widiantoro**). 2008.Perencanaan Alokatif.
http://simpangmahar.blogspot.co.id/2009/01/perencanaan-alokatif.html. (10 november
2017)
 Nefo,Riff.2013.Model Perencanaan Pendidikan Luar Sekolah.
http://duniainformatikaindonesia.blogspot.co.id/2013/05/model-perencanaan-
pendidikan-luar.html.(10 November 2017)
 Satria,Himura.2012.Bentuk-bentuk dan teori perencanaan kota dan desa.
http://satriagovernmentunhas09.blogspot.co.id/2012/06/bentuk-bentuk-dan-teori-
perencanaan.html.(10 November 2017)

Anda mungkin juga menyukai