Tanggapan Usulan Konsep Pengembangan Toba-DJTR
Tanggapan Usulan Konsep Pengembangan Toba-DJTR
PERCEPATAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA
Januari 2020
USULAN FORUM MASYARAKAT BATAK
SISADO ULAON
Prioritas
Pengembangan dan Nasional
Pembangunan ➢ RPJMN 2015-2019
➢ RKP 2019
Kawasan Pariwisata ➢ Proyek Strategis Nasional (Perpres 56/2018)
➢ Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PP 24/2018)
Kawasan Pariwisata atau Kawasan Otoritatif BOP merupakan kawasan strategis ekonomi yang
diprioritaskan pengembangan dan pembangunannya.
Kawasan strategis ini diharapkan berperan sebagai prime mover – pendorong transformasi dan akselerasi
pembangunan kawasan, baik di dalam maupun di sekitar kawasannya.
Pengembangan dan pembangunan kawasan strategis akan
berimplikasi terhadap dinamika pembangunan kawasan di
Kawasan sekitarnya sehingga diperlukan penataan kawasan yang
Pariwisata terintegrasi antara kawasan pariwisata dan kawasan
sekitarnya.
Fasilitasi penyusunan muatan rencana tata ruang dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang, serta proses persetujuan substansi dalam penetapan peraturan daerah rencana rinci
tata ruang pada Pemerintah Kabupaten di Kawasan Pariwisata Danau Toba dan sekitarnya.
PROSEDUR PENYUSUNAN RRTR
+ MELIBATKAN PEMANGKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT
+ PENYUSUNAN MENCAKUP JUGA PROSES:VALIDASI KLHS DAN VERIFIKASI PETA
Kabupaten/Kota yang Menerima Fasilitasi Percepatan Penyusunan RDTR dan PZ di Sumatera Utara pada T.A. 2019:
Pemerintah telah menetapkan kawasan pariwisata sebagai prioritas nasional dalam rangka menggali potensi daerah
dan mendorong peran sektor industri wisata dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan;
Pengembangan kawasan pariwisata akan berimplikasi terhadap dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya
sehingga perlu segera disusun rencana rinci tata ruang di sekitar kawasan pariwisata agar pembangunan antar
kawasan dapat saling bersinergi;
Perencanaan rinci tata ruang di sekitar kawasan pariwisata dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan serta mempertimbangkan berbagai aspek, terutama fisik kewilayahan dan sosial budaya
sebagai faktor kunci di dalam penyusunan rencana rinci tata ruang;
Direktorat Jenderal Tata Ruang memfasilitasi percepatan penyusunan materi teknis dan proses persetujuan
substansi dalam penetapan perda rencana tata ruang, baik rencana umum tata ruang maupun rencana rincinya.