Anda di halaman 1dari 16

DUKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG

PERCEPATAN PEMBANGUNAN
KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA

Januari 2020
USULAN FORUM MASYARAKAT BATAK
SISADO ULAON

Usulan Konsep Pengembangan Kawasan Danau Toba dsk

Permasalahan • Pembebasan lahan dilakukan dengan


memperhatikan tanah adat;
• Melakukan sosialisasi yang lebih intensif dan
Konflik lahan dan
menawarkan kerjasama yang setara;
prioritas pembangunan • Pelibatan masyarakat dalam
pengembangan dan pembangunan kawasan;
• Pembangunan mengadaptasi kearifan lokal;
• Padu-serasi regulasi.
*bercetak tebal terkait erat dengan tata ruang
➢ PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG DI
KAWASAN DANAU TOBA DAN SEKITARNYA
DUKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL TATA RUANG DALAM RANGKA PERCEPATAN PENGEMBANGAN
KAWASAN PARIWISATA DANAU TOBA
DANAU TOBA SEBAGAI DESTINASI PARIWISATA SUPER PRIORITAS

Danau terluas di Asia Tenggara (112.960 ha);


Secara administratif berada di tujuh kabupaten di
Sumatera Utara;
Salah satu kawasan pariwisata andalan Indonesia.
Februari 2019, Pemerintah menetapkan Danau
Toba sebagai salah satu destinasi pariwisata super
prioritas bersama Borobudur, Mandalika dan
Labuan Bajo.
URGENSI PENYUSUNAN RENCANA TATA RUANG

Prioritas
Pengembangan dan Nasional
Pembangunan ➢ RPJMN 2015-2019
➢ RKP 2019
Kawasan Pariwisata ➢ Proyek Strategis Nasional (Perpres 56/2018)
➢ Percepatan Pelaksanaan Berusaha (PP 24/2018)

Kawasan Pariwisata atau Kawasan Otoritatif BOP merupakan kawasan strategis ekonomi yang
diprioritaskan pengembangan dan pembangunannya.
Kawasan strategis ini diharapkan berperan sebagai prime mover – pendorong transformasi dan akselerasi
pembangunan kawasan, baik di dalam maupun di sekitar kawasannya.
Pengembangan dan pembangunan kawasan strategis akan
berimplikasi terhadap dinamika pembangunan kawasan di
Kawasan sekitarnya sehingga diperlukan penataan kawasan yang
Pariwisata terintegrasi antara kawasan pariwisata dan kawasan
sekitarnya.

Pemerintah perlu segera memfasilitasi dan menyusun


RENCANA DETAIL TATA RUANG dan
PERATURAN ZONASI DI KAWASAN
PARIWISATA DAN SEKITARNYA
Perpres 13/2012 tentang RTR Pulau
Sumatera

Perpres 81/2014 tentang RTR


Kawasan Danau Toba dan Sekitarnya

Perda 2/2017 tentang RTRW Prov.


Sumatera Utara

Perda RTRW Kabupaten

Fasilitasi penyusunan muatan rencana tata ruang dan ketentuan pengendalian pemanfaatan
ruang, serta proses persetujuan substansi dalam penetapan peraturan daerah rencana rinci
tata ruang pada Pemerintah Kabupaten di Kawasan Pariwisata Danau Toba dan sekitarnya.
PROSEDUR PENYUSUNAN RRTR
+ MELIBATKAN PEMANGKU KEPENTINGAN DAN MASYARAKAT
+ PENYUSUNAN MENCAKUP JUGA PROSES:VALIDASI KLHS DAN VERIFIKASI PETA

Persiapan: metodologi, tinjauan kebijakan, delineasi kawasan rencana, sosialisasi

Pengumpulan data dan informasi

Pengolahan dan analisis data

Perumusan konsep dan muatan RRTR

Penyusunan dan pembahasan rancangan peraturan daerah


Pemerintah daerah menindaklanjuti materi teknis yang telah disusun melalui
proses legislasi dan juga sebagai bahan masukan pada revisi RTRW.
PENDEKATAN PERENCANAAN

Penyusunan RDTR, termasuk di kawasan pariwisata


dan sekitarnya, menggunakan pendekatan multi-
facet: mempertimbangkan berbagai skala, aspek, dan
aktor.
Pendekatan yang peka terhadap pembangunan
berkelanjutan dan keunikan wilayah pada akhirnya
akan mendorong pertumbuhan kawasan yang kompak
sekaligus terkendali.
Keunikan wilayah atau kearifan lokal menjadi dasar perumusan tujuan penataan kawasan di dalam RDTR.
Sebagai contoh, perumusan tujuan RDTR Pangururan yang disusun pada 2017. Dasar perumusan adalah keunikan bentang alam Toba
dan sosial budaya Adat Batak.
Perkembangan Status RTRW dan RDTR di Sumatera Utara
pada Kawasan Danau Toba DSK per Juni 2019

Perda yang Sudah  Tahapan PK


Memasuki Masa 1. Persiapan
Perda Nomor Perda Status RDTR
Peninjauan
Kembali 2. SK Penetapan PK
RTRW Prov. Sumatera 2/2017 - - 3. SK Tim PK
Utara 4. Pelaksanaan PK
RTRW Kab. Toba 12/2017 - Penyusunan RDTR Perkotaan Balige (2019) 5. Rekomendasi PK (Rev/Tidak)
Samosir
RTRW Kab. Tapanuli 3/2017 - Penyusunan empat RDTR di Kab. Tapanuli
 Proses Revisi (6)
Utara Utara, termasuk percepatan RDTR OSS  Penetapan Perda Hasil Revisi
RTRW Kab. Humbang 1/2018 - - 7. Proses Rekom Gubernur
Hasundutan
8. Proses Persub
RTRW Kab. Samosir 3/2018 - Penyusunan INSDAL Simanindo (2019);
Proses penyesuaian materi teknis dan 9. Proses Pembahasan di Dewan
legalisasi RDTR Pangururan 10. Proses Evaluasi Provinsi
RTRW Kab. Dairi 7/2014 √ - 11. Perda
RTRW Kab. Karo 2019 - -

RTRW Kab. Simalungun 10/2012 √ Penyusunan sembilan RDTR di Kab.


Samosir, termasuk penyusunan INSDAL
Parapat (2018)
PASAL 33 AYAT (1) PP 24/2018 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN
BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK (OSS)
Izin Lokasi Terletak di lokasi yang telah sesuai peruntukannya
diterbitkan menurut Rencana Detail Tata Ruang
tanpa Percepatan
komitmen pelaksanaan
Terletak di lokasi KEK, KI, KPBPB berusaha
dalam hal
tanah lokasi
usaha dan/
atau kegiatan: Berasal dari otorita atau badan penyelenggara Percepatan
pengembangan kawasan penyusunan RDTR
pada kawasan
dengan investasi
Yang akan dipergunakan untuk Proyek Strategis Nasional tinggi.
PROSES PERCEPATAN PENYUSUNAN RDTR
FASILITASI PERCEPATAN PENYUSUNAN 55 RDTR DAN PZ
PADA DAERAH YANG MEMILIKI INVESTASI TINGGI SEBAGAI
INSTRUMEN PEMBERIAN PERIZINAN INVESTASI DI DAERAH
PERAN TATA RUANG DALAM PELAKSANAAN OSS

Kabupaten/Kota yang Menerima Fasilitasi Percepatan Penyusunan RDTR dan PZ di Sumatera Utara pada T.A. 2019:

• KABUPATEN DELI SERDANG


• KABUPATEN TAPANULI UTARA
• KABUPATEN BATUBARA
PENUTUP

 Pemerintah telah menetapkan kawasan pariwisata sebagai prioritas nasional dalam rangka menggali potensi daerah
dan mendorong peran sektor industri wisata dalam pembangunan ekonomi dan meningkatkan daya saing kawasan;
 Pengembangan kawasan pariwisata akan berimplikasi terhadap dinamika pembangunan di kawasan sekitarnya
sehingga perlu segera disusun rencana rinci tata ruang di sekitar kawasan pariwisata agar pembangunan antar
kawasan dapat saling bersinergi;
 Perencanaan rinci tata ruang di sekitar kawasan pariwisata dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan serta mempertimbangkan berbagai aspek, terutama fisik kewilayahan dan sosial budaya
sebagai faktor kunci di dalam penyusunan rencana rinci tata ruang;

 Direktorat Jenderal Tata Ruang memfasilitasi percepatan penyusunan materi teknis dan proses persetujuan
substansi dalam penetapan perda rencana tata ruang, baik rencana umum tata ruang maupun rencana rincinya.

Anda mungkin juga menyukai