Anda di halaman 1dari 2

Abad 21, Satu Miliar Meninggal Akibat Rokok

8 12 2008

NEW YORK, KAMIS - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporannya,
Kamis (7/2), memperkirakan sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia akan meninggal
akibat rokok pada abad 21 jika pemerintah dan warga sipil tidak segera bertindak
mengatasi epidemik penggunaan tembakau.

“Seratus juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke 20 lalu. Jika tren ini terus
berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar kematian pada abad ke-21. Bila tidak
dikendalikan, kematian yang berkaitan dengan tembakau akan meningkat lebih dari
delapan juta per tahunnya pada 2030, dan 80 persen dari kematian tersebut akan terjadi di
negara-negara berkembang,” ungkap laporan yang disampaikan Director General WHO,
Margaret Chan, dalam jumpa pers bersama dengan Walikota New York, Michael
Bloomberg.

Angka tersebut merupakan hasil sebuah studi yang mengungkapkan data-data penting
penggunaan serta kontrol tembakau di negera-negara yang mewakili lebih dari 99 persen
populasi dunia. Riset juga merekomendasikan perlunya penerapan enam strategi berlapis
untuk memerangi epidemik tersebut.

Enam strategi ini adalah memantau penggunaan tembakau dan kebijakan pencegahannya,
melindungi masyarakat dari rokok, menawarkan bantuan untuk berhenti menggunakan
tembakau, memperingati akan bahaya tembakau, menerapkan larangan bagi promosi dan
iklan produk tembakau, serta menaikkan pajak produk tembakau
“Selagi upaya memerangi tembakau mendapatkan momentumnya, secara virtual seluruh
negara harus lebih berperan. Ada enam strategi yang dapat diterapkan setiap negara dan
ketika dikombinasikan menjadi seuatu paket, maka semua itu akan memberi kita
kesempatan terbaik untuk membalikkan epidemik yang berkembang ini,” ungkap Chan.

Laporan WHO juga mencatat bahwa penggunaan tembakau telah berkembang dengan
sangat cepat di negara-negara berpendapatan rendah. Dengan pertumbuhan populasi
tetap, negara-negara ini menjadi sasaran industri tembakau, sehingga jutaan orang setiap
tahunnya menjadi pecandu. Dikatakan pula dalam laporan itu, hampir dua pertiga dari
perokok di dunia tinggal di 10 negara : yakni China ( 30 persen), India (10 persen),
Indonesia, Rusia, Amerika Serikat, Jepang, Brazil, Bangladesh, Jerman dan Turki.

Laporan itu juga mencatat, hanya lima persen dari populasi dunia terlidung oleh undang-
undang nasional anti-rokok yang komprehensif. Sedangkan setengah populasi lainnya —
dua pertiganya hidup di negara berkembang — bahkan tidak memiliki data minimal
tentang penggunaan tembakau.

“Di banyak negara, penggunan tembakau lebih tinggi di antara warga miskin daripada
yang kaya. Dan yang miskin lebih menderita akibat konsekuensi penyakit yang berkaitan
dengan tembakau sehingga menimbulkan penderitaan secara ekonomi dan mengabadikan
siklus kemelaratan dan penyakit,” kata laporan itu

Menurut data, oenggunaan tembakau saat ini telah menyebabkan dunia mengeluarkan
biaya ratusan miliar dolar AS setiap tahunnya. Di negara AS sendiri, kerugian
ekonominya diperkirakan mencapai sekitar 92 milar dolar AS per tahun.

AC
Sumber : AFP - Kompas

Anda mungkin juga menyukai