Kejang
DEFINISI perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
venosus.
Infeksi: meningitis, meningoensefalitis, abses otak.
Trauma kepala yang akut atau kronis dengan hematoma
subdural.
Gangguan metabolik: hipo/hypernatremia,
hipo/hiperkalsemia, hipo/hiperkalsemia,
amfetamin.
Epilepsy
Tumor
Penyakit kolagen: SLE, vaskulitis, sarkoidosis.
Dll: antidepresan, antipsikotik, analgesic, anesthesia local,
TANDA & GEJALA Anamnesis: mananyakan onset, ada aura yang mendahului
PEMERIKSAAN
PENUNJANG Laboratorium: Hb, Ht, Leukosit, trombosit, glukosa,
bangkitan pertama.
Lumbal punksi: bila dicurigai infeksi SSP
EEG: bila bangkitan diragukan, bila diduga status
status epileptikus.
- bersikaplah tenang, jangan berteriak atau mengguncang
pasien.
- Pastikan pasien terlindung dari trauma dan aspirasi
- Pasisikan pasien dalam posisi lateral decubitus
- Longgarkan pakaian yang mengikat
- Berikan oksigenisasi yang baik
- Jangan masukan apapun kedalam mulut pasien
- Observasi sampai pulih kesadaran
- Bila pasien hipoglikemia, beri glukosa 50% sebanyak
50cc
- Bila pasien dicurigai minum alkohol beri thiamine
pertama:
Tingkat rekurensi akan bertambah bila terdapat:
Abnormalitas dalam pemeriksaan fisik.
Gambaran EEG abnormal
Bentuk bangkitan parsial
Usia <12 atau >60 tahun
Riwayat keluarga (+)
Riwayat kejang demam (+)
Bangkitan timbul saat tidur.
EPILEPSI
DEFINISI Epilepsi merupakan manifestasi gangguan fungsi otak
daripada wanita.
kelainan neurodegeneratif.
maupun tidak.
- Mioklonik: kedutan motorik aritmik (tidak teratur)
- Klonik: kedutan motorik ritmik (teratur), lebih lama dari
mioklonik.
- Tonik: ekstensi atau fleksi tonik mendadak pada kepala,
cepat..
PROGNOSIS Pasien epilepsi 1/3 nya akan bebas dari serangan paling sedikit
2 tahun dan bisa lebih dari 5 tahun sesudah serangan terakhir
obat dihentikan.
HAL PENTING LAIN Komplikasi dapat menyebabkan kerusakan otak akibat hipoksia
dan retradasi mental dapat timbul akibat kejang berulang.
Dapat timbul depresi dan keadaan cemas.
Sumber:
STATUS EPILEPTIKUS
DEFINISI Kejang yang berkepanjangan dimana kejang berlangsung
dilobus frontal.
pseudo SE.
2. Etiologi non-epileptik:status epilepsi terjadi pada
intoksikasi.
- SE fokal
← - SE-NK Umum
← - SE-NK fokal
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA & GEJALA
PEMERIKSAAN Elektroensefalogram (EEG) merupakan pemeriksaan terpenting
PENUNJANG pada suatu bangkitan epileptik, yang tidak dapat digantikan oleh
pemeriksaan lain.
akteter dower.
Pemeriksaan segera: tes darah untuk evaluasi metabolit,
EPILEPSI
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS/
PATOFISIOLOGI
TANDA & GEJALA
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
HAL PENTING LAIN
Sumber:
SKLEROSIS MULTIPEL
DEFINISI Suatu peradangan yang terjadi di otak dan sumsum tulang
Afrika (2,3).
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS/ Multipel Sklerosis diyakini terutama dimediasi (namun
PATOFISIOLOGI
tidak eksklusif) oleh autoreaktif sel Th1 secara auto-antigen yang
diaktifkan di perifer oleh mekanisme yang belum dikenalkan
(pilihan termasuk mimikri molekuler dengan faktor peptida
lingkungan menular; super-antigens; kerusakan toleransi imunologi
oleh mekanisme lain, dll). Sel-sel T aktif berploriferasi,
mengekspresikan berbagai reseptor dan molekul adhesi, mensekresi
mediator proinflamasi dan metaloproteinase, mengaktifkan blood-
brain barrier (BBB) dan berinteraksi untuk masuk ke dalam otak,
dimana mereka mengalami reaktivasi oleh autoantigen lokal yang
dihadirkan oleh molekul MHC kelas II diekspresikan pada
mikroglia aktif, astrosit dan makrofag. Ini memulai reaksi inflamasi
lokal di mana sitokin, kemokin dan mediator lain disekresikan oleh
sel-sel aktif, menarik dan mengaktifkan komponen lainnya dari
sistem kekebalan tubuh (makrofag, sel T sitotoksik, sel B, astrosit
dan komplemen) dan menyebabkan serangan terpadu pada mielin,
akson dan glia, yang dimediasi oleh sel sitotoksik dan sitokin,
fagositosis, protease, antibodi antimyelin, komplemen, glutamat,
NO dan intermediet oksigen reaktif lain. Hasil berupa edema,
demielinasi, transeksi aksonal, kehilangan oligodendrocytes dan
aktivasi astrosit berkontribusi terhadap disfungsi neurologis, untuk
pembentukan plak akut diikuti kemudian oleh bekas luka gliotic
dan hilangnya volume otak. Proses lain seperti apoptosis,
pergeseran Th1 ke Th2, pelepasan faktor pertumbuhan dan sitokin
oleh glia aktif, dan perubahan lingkungan sitokin yang
berkontribusi terhadap regulasi dan resolusi dari respon inflamasi
lokal. Hal ini memungkinkan pelepasan blok konduksi, reorganisasi
jalur fungsional pada tingkat selular dan tingkat sistem, remielinasi
dan beberapa aktivitas regeneratif, dan sinyal pemulihan
fungsional. Mekanisme restoratif ini hanya efektif sebagian dan
hanya untuk sementara, seperti akumulasi hilangnya aksonal
ireversibel dari waktu ke waktu secara signifikan, reaktivitas
astrosit menyegel lesi, dan gliosis menyebabkan penghalang fisik
untuk remielinasi lebih lanjut, mengurangi kapasitas untuk
mengakomodasi defisit kumulatif, dan menandai transisi ke tahap
defisit persisten. Kehilangan dukungan trofik dari glia ke akson
dapat berkontribusi pada degenerasi aksonal kronis dan
peningkatan defisit klinis yang merupakan karakteristik dari fase
progresif dari penyakit
2.Gangguan penglihatan
Sejumlah besar pasien menderita gangguan penglihatan
sebagai gejala-gejala awal. Dapat terjadi kekaburan
penglihatan, lapang pandang yang abnormal dengan
bintik buta (skotoma) baik pada satu maupun pada
kedua mata..
4. Tanda-tanda serebelum
nistagmus (gerakan osilasi bola mata yang cepat dalam
arah horisontal atau vertikal) dan ataksia serebelar
dimanifestasikan oleh gerakan-gerakan volunter,
intention tremor, gangguan keseimbangan dan disartria
5. Disfungsi kandung kemih
Lesi pada traktus kortikospinalis seringkali
menimbulkan gangguan pengaturan sfingter sehingga
timbul keraguan, frekuensi dan urgensi yang
menunjukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih
yang spastis.
6. Gangguan afek
Banyak pasien menderita euforia, suatu perasaan senang
yang tidak realistik. Ini di duga disebabkan terserangnya
substansia alba lobus frontalis. Tanda lain gangguan
serebral dapat berupa hilangnya daya ingat dan
demensia.
PROGNOSIS
HAL PENTING LAIN
Sumber: Kapita Selekta Neurologi, Neurologi Praktis, Pedoman Praktis pengobatan Penyakit
Saraf
motor.
terjadinya ALS
PATOGENESIS/ Pada ALS yang diturunkan secara genetik terjadi mutasi gen yang
PATOFISIOLOGI bertugas menghasilkan enzim antioksidan, yang melindungi sel
saraf dari radikal bebas. Respon Autoimun. Kadang, sistem imun
seseorang dapat menyerang sel normal di tubuhnya sendiri, hal ini
lah yang terjadi pada ALS
KLASIFIKASI a. Sporadis - bentuk paling umum dari als di amerika serikat -
tahun 1950.
( NCV)
2. Pemeriksan darah dan urin termasuk kedalamnya
ventilasi mekanis.
b. Physical theraphy
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, seorang
lebih jelas.
e. Dukungan Nutrisi
Seorang dokter baiknya bekerja sama dengan anggota
Sumber:
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS Pasien dengan cedera tulang belakang komplit memiliki
kesempatan kurang dari 5% unuk pemulihan. Jika kelumpuhan
komplit berlanjut pada 72 jam setelah cedera, tingkat kesembuhan
adalah nol.
Sumber:
SYNDROMA KAUDA EQUINE
DEFINISI Cauda equina syndrome (CES) adalah kondisi neurologis yang
serius di mana terjadi kerusakan pada cauda equina akibat
pemadatan atau penyempitan yang simultan dari radik saraf
lumbosacral multipel dibawah konus medullaris, sehingga
menyebabkan hilangnya fungsi pleksus lumbal secara akut dari
bagian bawah conus medullaris berupa gangguan neuromuscular
dan gejala-gejala urogenital.
EPIDEMIOLOGI Angka kejadian cauda equina syndrome realtif cukup jarang, baik
yang disebakan oleh trauma maupun yang bukan disebakan oleh
trauma di mana dilaporkan hanya 4-7 kasus dari 10.000-100.000
pasien.
ETIOLOGI herniasi, pecahnya diskus intradural, stenosis tulang belakang
sekunder untuk kondisi lain tulang belakang, luka trauma, tumor
primer seperti ependymomas
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS/ CES mungkin akibat dari setiap lesi yang menekan akar saraf
PATOFISIOLOGI
cauda equina. Akar saraf ini sangat rentan terhadap cedera, apabila
memiliki epineurium yang kurang berkembang. Epineurium yang
berkembang dengan baik dapat melindungi cauda equina dari
tegangan dan tarikan.
Agen anti-inflamasi
Agen anti-inflamasi, meliputi steroid dan NSAID, mungkin efektif
pada pasien dengan penyebab inflamasi dan sudah banyak
digunakan dalam pengobatan nyeri punggung, tapi tidak ada bukti
yang menunjukkan bahwa obat-obat tersebut memberikan manfaat
yang signifikan.
Pembedahan
Tujuannya adalah untuk memebebaskan tekanan saraf pada cauda
equina dengan memindahkan alat-alat yang mengkompresi dan
meningkatkan ruang kanalis spinalis.
Rehabilitasi medic dan Fisioterapi
PROGNOSIS o Pasien dengan ischialgia bilateral dilaporkan memiliki
prognosis yang kurang baik dibanding yang mengalami
ishialgia unilateral.
o Pasien dengan gejala anestesi perineal komplit kemungkinan
besar akan menderita paralisis bladder permanen.
o Luasnya defisit sensorik tipe sadel atau perineal merupakan
prediktor perbaikan/penyembuhan yang paling penting. Pasien
dengan defisit unilateral memiliki prognosis yang lebih baik
daripada pasien dengan defisit bilateral.
o Wanita dan pasien dengan disfungsi bowel memiliki outcome
yang lebih buruk.
Sumber:
NEUROGENIC BLADDER
DEFINISI Suatu disfungsi bladder akibat kerusakan system saraf pusat
atau saraf tepi yang terlibat kedalam pengendalian berkemih.
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI A. Kelainan pada sistem saraf pusat :
1. Alzheimer’s disease
2. Meningomielocele
3. Tumor otak atau medulla spinalis
4. Multiple sclerosis
5. Parkinson disease
6. Cedera medulla spinalis
7. Pemulihan stroke
B. Kelainan pada sistem saraf tepi :
1. Neuropati alkoholik
2. Diabetes neuropati
3. Kerusakan saraf akibat operasi pelvis
4. Kerusakan saraf dari herniasi diskus
5. Defisiensi vitamin B12
Sumber: