Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGONTROL HALUSINASI


DENGAN CARA MENGHARDIK DI RUANGAN KETAPANG
RSKD DADI PROVINSI SUL-SEL

Disusun Oleh:
Adtnan Dio Trefes Molewe Suariani
Agustina Talu Shelfilia Ra’u
Andreas Josep Djayadi Yolanda Sandy
Angelina Sumeng Septrianto Marannu Sapan
Apriana Bura Novrecia Duika Timbang
Aprilia Putri Pricilia Serlyanti Tangdiseru
Rosliana Daud Reza Aditiya Sima

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STELLA MARIS MAKASSAR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan Proposal Terapi Aktivitas
Kelompok ini dengan baik dan tepat pada waktunya .Proposal TAK yang berjudul
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK STIMULASI PERSEPSI SENSORI
MENGONTROL HALUSINASI DENGAN CARA MENGHARDIK DI
RUANGAN KETAPANG RSKD DADI PROVINSI SUL-SEL.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu kami dalam penyusunan proposal ini , terutama
untuk dosen pembimbing kami ibu Elmiana Bongga Linggi, S.Kep, Ns., M.Kes
dan juga kepala ruangan H. Kamarudin, S.Kep, Ns., ketapang dan pegawai di
rungan ketapang yang telah memberikan kritikan dan saran kepada kami selama
kami dinas di ruang ketapang.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih memiliki kekurangan oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat
membangun sehingga pada kesempatan yang akan datang kami dapat
meminimalkan kesalahan dalam pembuatan ataupun pelakasaan TAK.

Makassar, 29 November 2019


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................


KATA PENGANTAR ...................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................
TOPIK ...........................................................................................................
TUJUAN ........................................................................................................
LANDASAN TEORI .....................................................................................
KLIEN ............................................................................................................
PENGORGANISASIAN ..............................................................................
PROSES PELAKSANAAN ..........................................................................
DOKUMENTASI ..........................................................................................
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK
STIMULASI PERSEPSI SENSORI MENGONTROL HALUSINASI
DENGAN CARA MENGHARDIK

A. Topik
Mengenal halusinasi (isi, waktu, frekuensi, jenis, situasi, respon) dan
menghardik halusinasi.
B. Tujuan
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti TAK pasien dapat mengenal halusinasi dan cara
mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
b. Tujuan khusus
a) Membina hubungan saling percaya antara klien.
b) Klien dapat mengenal halusinasi.
c) Klien dapat memahami cara mengontrol halusinasi dengan menghardik.
d) Klien dapat memperagakan cara mengontrol halusinasi.
C. Landasan Teori
1. Terapi Aktifitas Kelompok
a) Pengertian
Terapi aktifitas kelompok merupakan tindakan keperawatan untuk
memberikan sebuah stimulus untuk pengobatan kepada klien yang
memilih latar belakang dan masalah yang sama.
b) Jenis terapi aktifitas kelompok
Terapi aktifitas kelompok dibagi menjadi empat yaitu sebagai berikut:
(1) Terapi aktifitas kelompok stimulasi kognitif atau persepsi
Klien dilatih mempersepsikan stimulus yang disediakan.
Kemampuan persepsi klien dievaluasi dan ditingkatkan pada tiap
sesi. Dengan proses ini, diharapkan respon klien terhadap berbagai
stimulus dalam kehidupan menjadi adaptif. Stimulus yang
disediakan dapat berupa membaca artikel, majalah, buku, puisi,
menonton acara televise, dll.
(2) Terapi aktifitas kelompok stimulasi sensori.
Terapi ini digunakan sebagai stimulus sensori klien. Kemudian
diobservasi reaksi sensori klien terhadap stimulus yang disediakan
berupa ekspresi perasaan secara nonverbal (ekspresi wajah, gerakan
tubuh). Aktifitas yang digunakan sebagai stimulus adalah musik,
seni, menyanyi dan menari.
(3) Terapi aktifitas kelompok orientasi realitas.
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu
diri sendiri, orang lain yang ada disekeliling klien dan lingkungan
yang pernah mempunyai hubungan dengan klien. Aktifitas dapat
berupa orientasi orang, waktu, tempat, benda yang ada disekitar dan
semua kondisi nyata.
(4) Terapi aktifitas kelompok sosialisasi.
Klien dibantu untuk melakukan sosialisasi dengan individu yang ada
disekitar klien.
2. Halusinasi
a. Pengertian Halusinasi
Halusinasi adalah persepsi yang kuat atas suatu peristiwa atau objek yang
sebenarnya tidak ada.Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra (yaitu
penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman, atau perabaan).
b. Proses Terjadinya Halusinasi
Halusinasi merupakan salah satu respon maldaptif individu yang berada
dalam rentang respon neurobiology (Stuart dan Laraia, 2001). Ini
merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien yang sehat
persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan
stimulus berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indera
(penglihatan, pendengaran, penghidu, pengecapan dan perabaan), Klien
dengan halusinasi mempersepsikan suatu stimulus panca indera walaupun
sebenarnya stimulus itu tidak ada. Di antara kedua respon tersebut adalah
respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu
salah mempersepsikan stimulus yang diterima yang disebut sebagai ilusi.
Klien mempunyai ilusi jika interpretasi yang dilakukan terhadap stimulus
panca indera tidak akurat sesuai yang diterima. Menurut Stuart dan Laraia
(2001) rentang respon tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
1) Respon Adaptif Respon Maladaptif
2) Pikiran Logis Distorsi pikiran Gangguan pikir/delusi.
3) Persepsi akurat Ilusi Halusinasi.
4) Emosi konsisten Reaksi emosi yang Sulit berespon emosi.
5) dengan pengalaman berlebihan atau minus Prilaku disorganisasi.
6) Perilaku sesuai Prilaku aneh/tidak bisa Isolasi sosial.
7) Berhubungan sosial Menarik diri.
c. Tahapan Terjadinya Halusinasi
Halusinasi berkembang melalui 4 tahapan (ernawati dkk, 2009) yaitu:
1) Tahap 1 (non psikotik)
Memberi nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi
merupakan suatu kesenangan.
Karateristik:
(a) Mengalami ansietas, kesepian, rasa bersalah dan ketakutan.
(b) Mencoba berfokus pada pikiran yang dapat menghilangkan
ansietas Fikiran dan pengalaman sensorik masih ada dalam
control kesadaran.
Perilaku yang mucul:
(a) Tersenyum atau tertawa sendiri.
(b) Mengerakkan bibir tanpa suara.
(c) Pergerakan mata yang cepat.
(d) Respon verbal lambat, diam, dan berkonsentrasi.
2) Tahap 2
Tahap ini biasanya klien bersikap menyalahkan dan mengalami tingkat
kecemasan berat. Secara umum halusinasi yang ada dapat menyebabkan
antipasti.
Karateristik:
(a) Pengalaman sensori menakutkan.
(b) Merasa dilecehkan oleh pengalaman sensori tersebut.
(c) Mulai merasa kehilangan control.
(d) Menarik diri dari orang lain.
Perilaku yang muncul:
(a) Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan dan tekanan
darah.
(b) Perhatian terhadap lingkungan berkurang.
(c) Konsentrasi terhadap pengalaman sensori.
(d) Kehilangan kemampuan membedakan halusinasi dengan realita.
3) Tahap 3
Klien biasanya tidak dapat mengontrol dirinya sendiri tingkat kecemasan
berat, dan halusinasi tidak dapat ditolak.
Karateristi:
(a) Klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya
(halusinasi).
(b) Isi halusinasi menjadi atraktif.
(c) Klien menjadi kesepian bila pengalaman sensori berakhir
Perilaku yang muncul:
(a) Mengikuti perintas halusinasi.
(b) Sulit berhubungan dengan orang lain.
(c) Perhatian terhadap lingkungan sedikit kurang atau hanya
beberapa detik.
(d) Tidak mampu mengikuti perintah dari perawat, tampak tremor,
dan berkeringat.
4) Tahap 4
Klien sudah sangat dikuasai oleh halusinasi dan biasanya klien tampak
panik.
Perilaku yang muncul:
(a) Perilaku panik.
(b) Potensial untuk bunuh diri atau membunuh.
(c) Tindak kekerasan agitasi, menarik dan katatonik.
(d) Tidak mampu merespon terhadap lingkunganya.
c. Karateristi Klien Yang Mengikuti Tak
1. Karakteristik Klien
a) Klien yang tidak gelisah.
b) Klien kooperatif .
c) Klien yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi dalam kelompok
kecil.
d) Klien yang tenang dengan kondisi fisik yang baik.
e) Bersedia mengikuti kegiatan terapi aktifitas.
f) Klien yang panca indranya masih memungkinkan.
g) Klien dengan masalh keperawatan jiwa yang sama.
2. Proses Seleksi
a) Klien diobservasi sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan.
b) Membuat daftar nama klien yang dapat mengikuti TAK.
c) Menyeleksi nama-nama klien yang akan diikutkan dalam TAK dengan
meminta saran dari perawat ruangan.
d) Membuiat kontrak waktu dan tempat kepada klien yang telah ditentukan
bersama perawa ruangan.
d. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
Hari/tanggal : Jumat, 29 November 2019
Tempat pertemuan : Ruangan Ketapang
Waktu : 09:30 – 10:15 Wita
Durasi : 45 menit
Kegiatan : Terapi Aktifitas Kelompok Mengontrol Halusinasi
Jumlah anggota : 14 orang.
2. Tim Terapis
a) Leader (Andreas Joseph Djayadi)
1) Katalisator: yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan
jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien
termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya.
2) Auxilery ego: sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah
atau mendominasi.
3) Koordinator mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian tujuan
dengan cara memberi motivasi kepda anggota untuk terlihat dalam
kegiatan.
b) Co-Leader (Suriani)
1) Mendampingi jika terjadi bloking.
2) Mengoreksi dan mengingatkan leader jika terjadi kesalahan.
3) Bersama leader memecahkan masalah
c) Obeserver (Sr. Agustina Talu, Yolanda Sandi, Rosliana Daud)
1) Mengobservasi persiapan dan pelaksanaan TAK dari awal sampai
akhir.
2) Mencatat semua aktivitas dalam terapi aktivitas kelompok.
3) Mengobservasi perilaku pasien
d) Fasilitator (Angelina Sumeng, Apriana Bura, Aprilia Putri, Shelfilia
Ra’u, Septrianto Marannu Sapan, Reza Aditiya Sima).
1) Membantu klien meluruskan dan menjelaskan hal yang harus
dilakukan.
2) Mendampingi peserta TAK.
3) Memotivasi klien untuk aktif dalam kelompok.
4) Menjadi contoh bagi klien selama kegiatan.
e) Dokumentasi (Adtnan Dio Trefes Molewe, Novrecia Duika Timbang,
Pricilia Serlyanti Tangdiseru).
1) Mengatur musik.
2) Mendokumentasikan jalannya TAK.
3. Setting Tempat
a) Terapis dan klien duduk bersama membentuk lingkaran.
b) Ruangan nyaman dan tenang.
4. Alat yang digunakan
a) Bola.
b) Speaker Musik.
c) Buku catatan dan pulpen .
5. Metode
a) Dinamika Kelompok.
b) Diskusi.
c) Tanya jawab.
e. Proses Pelaksanaan
1. Orientasi
a) Salam dan perkenalan
‘’Selamat pagi bapak-bapak,bagaimana keadaannya hari ini? Senang bisa
bertemu lagi disini‘’.Baiklah bapak-bapak sebelum kita melakukan
kegiatan hari ini,Saya akan memperkenalkan diri (Terapis dan anggota
yang berperan dalam TAK memperkenalkan diri dimulai dari nama
lengkap dan nama panggilan serta tempat tinggal)’’.
b) Evaluasi atau Validasi
‘’Bagaimana perasaan bapak dan ibu hari ini ‘’.
c) Penjelasan Tujuan Dan Aturan Main
‘’Nah bapak dan ibu sebelum kita melakukan kegiatan hari ini Saya akan
menyampaikan tujuannya yaitu:
1) Membina hubungan saling percaya antara perawat dan klien.
2) Klien dapat memahami cara menghardik halusinasi.
3) Klien dapat memperagakan cara menghardik halusinasi.
‘’Selanjutnya Saya akan membacakan aturan permainan.’’Aturan ini
dibuat agar kegiatan permainan ini dapat berjalan baik dan lancar
Peraturannya antara lain:
(a) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok,harus meminta
ijin kepada terapis dengan mengangkat tangan.
(b) Tidak diperbolehkan makan ,minum dan meroko selama
permainan.
(c) Lama kegiatan kegiatan 45 menit.
(d) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.
‘’Apakah bapak-bapak setuju dengan peraturan ini?’’.
‘’Selanjutnya Saya akan menjelaskan cara permainannya
.Caranya bapak-bapak menggunakan bola dan iringan musik
,dengan memberikan bola ini kepada teman yang berada
disamping kanan secara bergiliran dan cepat ,apabila musik
berhenti disalah satu dari bapak-bapak disini, dia akan
dipersilahkan untuk berdiri (bersama fasilitator)lalu
mempraktekkan kegiatan yang kita ajarkan nanti. Semua bapak-
bapak yang ada disini mendapat giliran untuk mempraktekan
kegiatan yang akan kita lakukan bersama.’’
2. Kerja
a) Sesi 1
Memperkenalkan diri (nama lengkap, nama panggilan, asal, hobi).
b) Sesi 2
Mengenal halusinasi, seperti : (isi, waktu, frekuensi, jenis, situasi,
respon).
‘’Nah langsung saja,kegiatan yang dilakukan adalah bapak dapat
menceritakan cara yang biasa bapak lakukan saat halusinasi datang “
langsung saja saya contohkan misalnya, saya mendengarkan suara
bisikan tanpa ada wujudnya, saya percaya bahwa saya mendengar suara
tersebut tetapi saya sendiri tidak melihat wujudnya, saya mendengar
suara tersebut sewaktu-waktu, suara tersebut paling sering saya dengar
ketika malam hari dan pada saat saya sendiri, ketika mendengarkan suara
tersebut rasanya saya ingin marah, dan ingin memukulnya kemudian saya
menutup telinga saya sambil mengatakan “pergi... jangan ganggu saya,
kamu suara palsu”.
“nah, seperti itu ya bapak-bapak”.
(setelah terapis menjelaskan cara permainan maka permainan dimulai
dengan iringan musik oleh operator).
Catatan Permainan:
a) Bagi klien yang mendapatkan bola saat musik berhenti diharapkan klien
untuk berdiri.
b) Bagi klien yang mendapatkan bola perawat mengarahkan klien untuk
menyebutkan cara yang dilakukan untuk mengontrol halusinasi.
3. Terminasi
a) Evaluasi “ bagaimana perasaan bapak-bapak setelah melakukan
permainan ini?”
b) Kontrak yang akan datang “ terima kasih bapak dan ibu telah
meluangkan waktunya untuk hari ini, untuk pertemuan yang akan datang
akan dibahas cara untuk mengontrol halusinasi dengan melakukan
bercakap-cakap dengan orang lain.”
PROSES PELAKSANAAN

LAMPIRAN 1 (Setting tempat)

Keterangan:

Leader :

Co Leader :

Klien :

Fasilitator :

Observer :
LAMPIRAN 2

Evaluasi formatif
a. Kemampuan Verbal

Nama Klien
No Aspek yang Dinilai

1 Menyebutkan cara yang selama ini


digunakan untuk mengatasi
halusinasi
2 Menyebutkan efektivitas cara yang
digunakan
3 Menyebutkan cara mengatasi
halusinasi dengan menghardik
4 Memperagakan cara menghardik
halusinasi
Jumlah

b. Kemampuan Nonverbal

Namaklien
No Aspek yang Dinilai

1 Kontak mata
2 Duduk tegak
3 Menggunakan bahasa tubuh yang
sesuai
4 Mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir
Jumlah
Keterangan :
1. Di bawah judul nama klien tulis nama panggilan klien yang mengikut
ikegiatan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: halusinasi.
2. Untuk setiap klien semua aspek dinilai dengan memberitanda untuk
yang ditemukan dengan tanda bila tidak ditemukan.
3. Jumlah kemampuan yang ditemukan, bernilai 3 atau 4 klien mampu
dan nilai 0, 1 atau 2 klien belum mampu.
f. Dokumentasi
Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses
keperawatan setiap klien. Contoh: klien mengikuti TAK stimulasi persepsi
sensori. Klien mampu memperagakan cara menghardik halusinasi, anjurkan
klien mengguanakannnya jika halusinasi muncul.

Anda mungkin juga menyukai