Anda di halaman 1dari 7

AKHLAK MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

SIDOARJO DALAM MENJALANKAN SHOLAT, PUASA, DAN MEMBACA


AL-QUR’AN

Lidya Azaria Putri1, Ibnu Athoillah2


Program Study Akuntansi, Fakultas Bisnis, Hukum, dan Ilmu Sosial, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo

A. PENDAHULUAN
Akhlak pada hakikatnya adalah gambaran kondisi hati seseorang. Ia adalah jiwa dan sifat-
sifat sebenarnya dari seseorangg. Oleh karenanya, apabila hati dan pikiran seseorang telah saleh
(baik), maka akan saleh pula diri dan akhlaknya. Dan sebaliknya apabila hati dan pikirannya
rusak, maka rusak pula diri dan akhlaknya. (Ahmad Hawassy)
Dari sumbernya, akhlak dapat terbentuk dengan dua cara. Yang pertama yaitu sejak
lahir, bahkan sejak dalam kandungan, Allah SWT telah menanamkan sifat baik (sedikit
ataupun banyak) pada diri seseorang. Yang kedua dengan diusahakan, yaitu dengan jalan
seseorang untuk mengusahakan agar dirinya memiliki akhlak yang baik.
Akhlak merupakan sifat atau perilaku yang dapat terlihat dengan jelas, baik dalam kata
ataupun perbuatanyang memotivasi oleh dorongan karena Allah. Namun demikian, banyak pula
aspek yang berkaitan dengan sikap batin ataupun pikiran, seperti akhlak diniyah yang
berkaitan dengan berbagai aspek, yaitu pola perilaku kepada Allah, sesama manusia, dan
pola perilaku kepada alam.
Akhlak terhadap Allah SWT berarti bersikap rendah hati di hadapan-Nya, patuh dan
menyembah, beribadah dan mencintai Allah SWT, takut akan hukumanNya, dan
memuliakanNya. (Qadhi, 2019)
Sebagai hamba Allah SWT, hendaknya berucap dan bertingkah laku terpuji terhadap Allah
SWT baik melalui ibadah langsung kepada Allah SWT, seperti, sholat, puasa, membaca Al-
Qur’an, dll maupun perilaku yang mencermikan bahwa kita telah melakukan komunikasi dengan
Allah SWT. Beberapa akhlak terhadap Allah SWT yaitu
1. Mentauhidkan Allah (QS. Al Ihlas : 1-4).
2. Tidak berbuat musyrik pada Allah (QS. Luqman : 13).
3. Bertakwa pada Allah (QS. An Nisa’ : 1).
4. Banyak berdzikir pada Allah (QS. Al Ahzab : 41-44).
5. Bertawakal hanya pada Allah (QS. Ali Imran : 159).
Dalam berakhlak, bagi Nabi Muhammad SAW Al-Qur’anlah sebagai cerminan. Orang yang
bepegang teguh pada Al-Qur’an dan menjalankan perintah serta mengaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari, maka dia telah meneladani akhlak Rasulullah. Oleh kerena itu setiap
mukmin, hendaknya selalu membaca dan menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam
berperilaku sehari-hari.
Sebagai umat muslim, hendaknya selalu menjalankan kewajiban maupun sunnahNya. Tentu
kewajiban yang paling mendasar yaitu Sholat dan Puasa karena terdapat pada rukun Islam. Pada
kenyataannya, saat ini umat manusia termasuk juga umat muslim banyak yang sibuk mencari
kesejahteraan di dunia hingga banyak yang lalai akan kewajibannya pada Allah SWT. Tidak

1
terkecuali pada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA), padatnya aktivitas
terkadang membuat lupa menjalankan ibadah.
Ibadah Sunnah Allah SWT merupakan hal yang sangat baik dilakukan. Membaca Al-
Qur’an memang tidak diwajibkan, namun sangat dianjurkan karena Al-Qur’an adalah pedoman
hidup umat muslim. Namun, karena kesibukan yang dilakukan, hampir membuat Al-Qur’an
tidak berharga. Banyak yang menjadikan sibuk sebagai alasan untuk tidak membaca Al-Qur’an.
Bahkan tidak sedikit muslim yang masih terbata-bata membaca Al-Qur’an.

B. PERMASALAHAN
Dalam menjalankan ibadah, atas bentuk kecintaan dan menjalankan Akhlak terhadap Allah,
terdapat banyak hal yang dapat dilakukan dalam beribadah. Hal kecil yang mungkin bagi
seorang muslim tidak ada harganya, bisa jadi besar di mata Allah SWT. Maka dari itu,
hendaknya kita selalu berbuat kebaikan selagi masih ada kesempatan untuk melakukannya.
Pada Universitas Muhammadiyah Sidoarjo sendiri masih banyak yang belum bisa membaca
Al-Qur’an dengan lancar dan juga mereka yang telah menguasai bacaan-bacaan namun tidak
membiasakan untuk membaca Al-Qur’an.
Dari uraian diatas, permasalahan yang akan dibahas adalah bagaimana akhlak terhadap
Allah SWT yang dijalankan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo terutama pada
Sholat, Puasa, dan membaca Al-Qur’an serta penyebab yang mendasari haln tersebut.

C. PEMBAHASAN
Sebagai umat Islam, perilaku seorang mukmin diatur dalam Al-Qur’an. Seseorang yang
patuh terhadap Allah SWT dan mengaplikasikan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dialah
orang beruntung di dunia dan di akhirat.
Selain beribadah, kewajiban seorang muslim hendaknya selalu mengingat dan mencintai
Allah SWT. Karena, seorang yang mempunyai rasa cinta yang sangat besar, maka dia senantiasa
melakukan apapun dan akan merasa tenang jika dapat melakukan hal tersebut. Begitu juga
ketika rasa cinta pada Allah SWT sangat besar, maka akan senantiasa melakukan ibadah mulai
dari ibadah yang wajib maupun sunnah. Allah Azza wa Jalla berfirman:

َ‫س ُه ْم ۚ أُو َٰلَئِك‬


َ ُ‫سا ُه ْم أ َ ْنف‬
َ ‫َّللاَ فَأ َ ْن‬ ُ َ‫ُه ُم ْالفَا ِسقُونَ َو ََل ت َ ُكونُوا َكالَّذِينَ ن‬
َّ ‫سوا‬

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan
mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” [al-Hasyr/59:19]

Sebagai mahasiswa, banyak hal yang dilakukan dan hendaknya selalu melibatkan Allah
dalam melakukan sesuatu. Terkadang mahasiswa terfokus melakukan hal tersebut dan lupa akan
kewajibannya. Meskipun banyak hal yang dilakukan, hendaknya tetap berusaha mentaati Allah
SWT dan Rasul-Nya, dan mengembalikan segala perkara yang diperselisihkan kepada Allah dan
Rasul-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َ ‫سو َل َوأ ُ ْو ِلى اْأل َ ْم ِر ِمن ُك ْم فَإِن تَنَازَ ْعت ُ ْم فِي‬


ِ‫ش ْىءٍ فَ ُردُّوهُ ِإلَى هللا‬ َّ ‫َياأَيُّ َها الَّذِينَ َءا َمنُوا أ َ ِطيعُوا هللاَ َوأ َ ِطيعُوا‬
ُ ‫الر‬
‫س ُن ت َأ ْ ِويلا‬
َ ْ‫سو ِل إِن ُكنت ُ ْم تُؤْ ِمنُونَ بِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم اْأل َ ِخ ِر ذَلِكَ َخي ُْرُُ َوأَح‬
ُ ‫الر‬
َّ ‫َو‬
2
“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri (ulama
dam umarâ’) di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’ân) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar
beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan
lebih baik akibatnya.” [an-Nisâ’ / 4:59]
Dari ayat-ayat diatas, dapat diketahui, sebagai seorang muslim, sesibuk apapun
hendaknya selalu mengingat Allah SWT dan selalu beribadah kepada Allah SWT. Terlepas dari
ayat diatas, sebagai mahasiswa tentu wajib melakukan hal-hal positif yang berguna dan tidak
lupa untuk beribadah. Dan terutama yang wajib dilakukan yaitu sholat. Shalat yang wajib
dilaksanakan bagi setiap individu umat muslim yang mukallaf (balig dan berakal) itu ada lima waktu
dalam sehari semalam. Yaitu shalat Shubuh, Dhuhur, Asar, Maghrib, dan Isya’. Dan hal tersebut
telah telrtulis dalam Al-Qur’an surat An-Nisa/4: 103 yang berbunyi

‫علَى ْال ُمؤْ ِمنِيْنَ ِك ٰتبًا َّم ْوقُ ْوتًا‬ ْ ‫ص ٰلوة َ َكان‬
َ ‫َت‬ َّ ‫ا َِّن ال‬
“Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Jadi, memang shalat itu dilakukan tidak sembarang waktu khususnya shalat wajib, ada waktu-
waktu khusus melaksanakannya. (Hasanah, 2019)
Namun, yang terjadi pada mahasiswa Muhammadiyah Sidoarjo, berdasarkan penelitian yang
didapat melalui kuesioner, tingkat kepatuhan mahasiswa Umsida terhadap Allah terpantau masih
kurang. Kewajiban sholat yang seharusnya dilakukan 5 waktu setiap hari karena beberapa alasan
tidak dapat dilaksanakan atau terkadang terlewatkan. Terlepas dari ketepatan waktu sholat,
mahasiswa yang menjalankan sholat 5 waktu hanya sebesar 42,9% dan sisanya sebesar 57,1%
masih belum dapat menjalankan atau masih melewatkan waktu sholat. Dari hasil penelitian,
waktu subuh dan isya’ merupakan waktu yang sering tertinggal karena banyaknya kegiatan yang
membuat kelelahan, lalu tertidur, dan susah bangun di pagi hari. Dan ada pula menyebutkan
sholat ashar karena sedang dalam perjalanan.
Untuk sebuah kewajiban, mahasiswa yang patuh dalam sholat terbilang sangat sedikit.
Sebaliknya, dalam menjalankan puasa wajib, mahasiswa sudah menjalankannya. Banyak
keistimewaan dalam berpuasa. Puasa merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh
Allah Subhanahu wa ta’ala yang mana Allah menjanjikan keutamaan dan manfaat yang besar
bagi yang mengamalkannya, Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasanya
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص ْو ِم أ َ َح ِد ُك ْم فَل‬ َ ‫ فَإِذَا َكانَ يَ ْو ُم‬.ٌ‫صيَا ُم ُجنَّة‬ ّ ِ ‫ َوال‬.‫ فَإِنَّه ُ ِلي َوأَنَا أ َ ْج ِزي بِ ِه‬.‫ام‬ َ َ‫الصي‬ ِ ‫ع َم ِل اب ِْن آد َ َم لَه ُ إَل‬ َ ‫ُك ُّل‬ :‫قَا َل هللا ُ َع َّز َو َج ّل‬
‫ف فَ ِم‬ ُ ‫ لَ َخلُ ْو‬.ِ‫س ُم َح َّم ٍد بِيَ ِده‬ُ ‫صائِ ٌم – َم َّرتَي ِْن – َوالَّذِي نَ ْف‬ َ ‫ إِنِّي‬:‫ فَ ْليَقُ ْل‬،ُ‫ فَإ ِ ْن شَات َ َمهُ أ َ َحد ٌ أ َ ْو قَاتَلَه‬.‫َوَل يَ ْج َه ْل‬ ْ‫صخَب‬ ْ َ‫ث َوَل ي‬ ْ ُ‫يَ ْرف‬
‫ي َربَّهُ فَ ِر َح‬ َ ‫ َوإِذَا لَ ِق‬.ِ‫ط ِره‬ ْ ‫ط َر فَ ِر َح بِ ِف‬
َ ‫ إِذَا أ َ ْف‬:‫َان يَ ْف َر ُح ُه َما‬
ِ ‫صائِ ِم فَ ْر َحت‬َّ ‫ َو ِلل‬.‫هللاِ يَ ْو َم ال ِقيَا َم ِة ِم ْن ِريْحِ ال ِمسْك‬ َ ‫طيَبُ ِع ْند‬ ْ َ ‫صائِ ِم أ‬َّ ‫ال‬
‫ص ْو ِم ِه‬َ ِ‫ب‬

“Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Setiap amal anak Adam adalah untuknya kecuali puasa,
sesungguhnya ia untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, puasa adalah perisai,
maka apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka janganlah ia berkata-kata keji, dan
janganlah berteriak-teriak, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil,
3
apabila seseorang mencelanya atau menzaliminya maka hendaknya ia mengatakan:
Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali), demi Yang diri Muhammad ada di tangan-
Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah pada hari kiamat dari
wangi kesturi, dan bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia berbahagia dengan
keduanya, yakni ketika ia berbuka ia berbahagia dengan buka puasanya dan ketika berjumpa
dengan Rabbnya ia berbahagia dengan puasanya.” (HR Bukhari, Muslim dan yang lainnya)
Dari dalil di atas, dapat diketahui, banyak keuntungan yang didapat jika seorang muslim
menjalankan puasa. Tidak hanya puasa wajib, dalam puasa sunnah tentu tidak kalah istimewa
dengan puasa wajib. Ketika umat muslim rutin menjalankan puasa, niscaya akan dimudahkan
segala urusannya, namun dari data yang didapat, masih sedikit mahasiswa UMSIDA yang
menjalankan sunnahNya. Dalam data yang terkumpul, sebesar 71.4% mahasiswa menjalankan
puasa sunnah hanya pada waktu tertentu saja, dan 14,3% mahasiswa sudah terbiasa
melaksanakan sunnah puasa. Ketika hendak berpuasa sunnah, alasan yang sering dilontarkan
yaitu tidak bangun saat sahur dan menjadikan tidak bertenaga pada siang hari ketika tidak
bangun untuk sahur. Tentu banyak hal yang membuat sulit untuk melakukan sunnah-sunnahNya.
Namun, jika niat telah bulat dan benar-benar karena Allah, ibadah itu tidak akan terasa dan akan
merasa puas ketika berhasil melakukannya.
Dalam menjalankan ibadah sunnah memang sangat sulit dilakukan jika seorang mukmin
tidak terbiasa melakukannya. Begitu juga membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an memang
sunnah, namun sangat dianjurkan oleh Allah SWT. Disebutkan juga dalam shahih Bukhari dan
Muslim, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda,

‫آن ْال َماه ُِر‬ َّ ‫علَ ْي ِه َو ُه َو فِي ِه َو َيتَت َ ْعت َ ُع ْالقُ ْرآنَ َي ْق َرأ ُ َوالَّذِي ْال َب َر َرةِ ْال ِك َر ِام ال‬
ِ ‫سفَ َرةِ َم َع ِب ْالقُ ْر‬ ِ ‫أَجْ َر‬
َ ‫ان ُُلَه شَاق‬

“Orang yang mahir membaca al Qur’an bersama malaikat yang mulia lagi taat. Adapun orang
yang membaca al Qur’an dengan terbata-bata dan berat atasnya maka baginya dua pahala”
Dari dalil shahih di atas, telah disebutkan bahwa seseorang yang membaca Al-Qur’an akan
mendapat pahala dan seorang yang belum dapat melafalkan Al-Qur’an secara lancar akan
mendapatkan dua kali lipat pahala. Mengingat banyaknya pahala yang didapat ketika membaca
Al-Qur’an, hendaknya menyempatkan untuk membaca Al-Qur’an. Namun, dari data yang
didapat, hampir semua mahasiswa tidak rutin membacanya. Bahkan ada yang belum bisa
membaca Al-Qur’an dengan lancar. Hal ini dapat terlihat ketika pertama kali masuk perkuliahan,
Umsida selalu mengadakan tes mengenai sholat dan mambaca Al-Qur’an. Dari data yang
didapat, masih ada mahasiswa yang belum dinyatakan lulus karena tidak memenuhi nilai
standart. Dan rata-rata nilai mahasiswa yang tidak mencapai ketentuan yaitu pada nilai membaca
Al-Qur’an. Mereka yang belum lancar membaca Al-Qur’an mengatakan mereka tidak terbiasa
membaca Al-Qur’an dan jarang membacanya. menurut dalil di atas seorang yang seperti ini, jika
ia membaca Al-Qur’an akan mendapat pahala yang dilipat gandakan. Namun, karena beberapa
alasan, mahasiswa tidak dapat menjalankannya.
D. KESIMPULAN
Akhlak adalah cerminan dari hati seseorang, jika akhlak seseorang itu baik, maka baik pula
perilakunya, sebaliknya, jika akhlak yang dimiliki seseorang telah terkontaminasi oleh
lingkungan yang kurang baik, maka tidak baik pula perilakunya. Akhlak terhadap Allah tentu

4
sangat banyak yang bisa dilakukan mulai dari hal yang sederhana hingga hal yang besar. Namun,
hal yang paling mendasar yang harus dilakukan seorang muslim yaitu hal-hal yang disebutkan
pada rukun Islam. Dan kewajiban seorang muslim yang dilakukan setiap hari adalah Sholat dan
puasa pada bulan Ramadhan, dan menjalankan sunnah-sunnah yang sangat dianjurkan yaitu
puasa selain dibulan Ramadhan serta membaca Al-Qur’an.
Namun, yang terjadi di kalangan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mengenai
akhlak dan ketaatan terhadap perintah Allah dari Sholat, Puasa dan membaca Al-Qur’an
terlampau kurang. Sholat yang seharusnya dilakukan setiap hari diwaktu tertentu nyatanya masih
ada yang tertinggal. Sebanyak 57,1% mahasiswa masih belum menjalankan sholat 5 waktu dan
42,9% sudah menjalankan. Mengenai puasa, mahasiswa telah menjalankan puasa wajib, namun
dalam puasa sunnah terlampau sedikit hanya 14,3% yang sudah biasa menjalankan dan 71,4%
masih belum terbiasa. Bahkan sebesar 14,3% mahasiswa tidak menjalankan puasa sunnah. Serta
untuk membaca Al-Qur’an juga masih jarang dan tidak rutin.
Sebagai umat muslim, hendaknya mulai belajar mentaati kewajiban yang telah ditentukan
oleh Allah SWT dan mulai melakukan sunnahNya. Serta mulai belajar menjadi pribadi yang
lebih baik. Karena bentuk ibadah tidak hanya wajib dan sunnah. Banyak hal ibadah yang
menjadikan pahala. Sekecil apapun hal yang diperbuat, jika merupakan kebaikan dan ikhlas
karena Allah, maka pahalalah yang didapat.

E. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Hawassy, M. Kajian Khlak dalam Bingkai Aswaja. Tangerang: Genggambook e-
Publisher.
Hasanah, A. N. (2019, April 7). Dalil Shalat Lima Waktu dalam Al-Qur’an dan Hadis. pp.
https://bincangsyariah.com/ubudiyah/dalil-shalat-lima-waktu-dalam-al-quran-dan-hadis/.
Luqman. (2016, MARET 18). Hak Allah Ta’ala Yang Wajib Dipenuhi Seluruh Hamba. pp.
https://muslim.or.id/27662-hak-allah-taala-yang-wajib-dipenuhi-seluruh-
hamba.html#sdfootnote1sym.
Muhammad Abduh Tuasikal, M. (2008, Agustus 6). Puasa Sunnah. pp. https://muslim.or.id/294-
puasa-sunnah.html.
Purnama, Y. (2010, Agustus 17). Tafsir Surat Al Baqarah 183: “Berpuasa Menggapai Takwa”.
pp. https://muslim.or.id/4439-tafsir-surat-al-baqarah-183-berpuasa-menggapai-takwa.html.
Qadhi, Y. (2019). Tujuh Rahmat dari Akhlak yang Baik. Noura Books.
Syariah, D. (2014, Januari 10). Dalil Membaca dan Menghafal Al-Quran. pp.
http://dakwahsyariah.blogspot.com/2014/01/dalil-membaca-dan-menghafal-al-quran.html.

F. LAMPIRAN
Pertanyaan :
1. Apakah anda menjalankan sholat 5 waktu?
2. Dalam menjalankan kewajiban, waktu sholat apa yang sering atau terkadang tertinggal?
3. Alasan sholat tertinggal
4. Apakah anda rutin menjalankan puasa wajib?
5
5. Apakah anda rutin menjalankan puasa sunnah?
6. Apakah anda rutin membaca Al-Qur'an?
7. Saat pertama kali masuk perkuliahan, pernah diadakan tes mengenai sholat, membaca Al-
Qur'an, dll. Apakah anda dinyatakan lulus?
8. Kalau iya, adakah kesulitan yang dirasakan saat mengikuti tes tersebut?
9. Kalau tidak, apa kendala anda sehingga dinyatakan tidak lulus? Dan mengapa hal
tersebut?
Hasil

6
7

Anda mungkin juga menyukai