Anda di halaman 1dari 21

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktik
dan menyusun laporan kerja praktik yang berjudul “Laporan Perencanaan Tambang
Menggunakan Software Micromine” tanpa ada suatu halangan apapun. Shalawat
beiring salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW yang telah kita
nanti-nantikan syafaatnya di dunia dan di akhirat.
Laporan ini dibuat berdasarkan pada studi beberapa literatur dan melakukan
pengamatan langsung di lapangan pada saat kerja praktik dari tanggal 24 Juni – 23
Juli 2019. Banyak sekali manfaat yang penulis dapatkan dari pelaksanaan kerja
praktik, terutama pengalaman kerja di dunia pertambangan yang tidak didapat di
bangku perkuliahan.
Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini banyak pihak yang terlibat, baik
langsung maupun tidak langsung. Maka dari itu, kami selaku penulis mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Haqul Baramsyah selaku Koordinator Program Studi
Teknik Pertambangan Universitas Syiah Kuala.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan, baik dari segi penyusunan, bahasa maupun penulisan. Oleh karena itu,
Penulis mengharapkan saran dan kritikan yang sifatnya membangun untuk
perbaikan laporan ini.
Demikianlah laporan ini dibuat agar bermanfaat khususnya bagi penulis
maupun pembaca, terima kasih.

Banda Aceh, 31 Desember 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang............... .................................. Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah............... ............................. Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan........................... .....................................................................................4
1.4 Manfaat..................................... ....................... Error! Bookmark not defined.
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................18
2.1 Sumber Daya Dan Cadangan Mineral .............................................................. 18
2.1.1 Sumber Daya Mineral (Mineral Resources) ............................................19
2.1.2 Cadangan Mineral (Mineral Reserves).........................................................19
2.2 Perencanaan Tambang ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Pertimbangan Dasar Perencanaan Tambang .................................................... 18
2.4 Data Awal Perencanaan Tambang ................................................................... 18
2.5 Perancangan Batas Akhir Penambangan (Ultimate Pit Limit)............................18
2.5.1 Optimasi Pit (Optimisation Pit) ................... Error! Bookmark not defined.
2.5.2 Penjadwalan Produksi (Schedulling) .......... Error! Bookmark not defined.
2.5.3 Perancangan Tambang (Mine Design) .................................................... 18
2.5.5 Pemilihan Alat (Equipment Selection) .................................................... 18
2.5.6 Rencana Keuangan (Financial Report)................................................... 18
2.6 Perangkat Lunak Micromine (Software Micromine) ....................................... 18
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............. Error! Bookmark not defined.
3.1 Lokasi dan Waktu ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.2 Langkah-Langkah Kerja .................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................56
4.1 56
4.2 56

2
BAB V PENUTUP .................................................... Error! Bookmark not defined.
5.1 Kesimpulan ...................................................... Error! Bookmark not defined.
5.2 Saran.... ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................74

3
BAB I
PENDAHULAAN

1.1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya sumber daya alam seperti
sumber daya batu bara dan mineral (mineral resources) seperti nikel, emas, perak,
bauksit, tembaga, dan timah, akan tetapi belum dapat dikelola secara optimal untuk
meningkatkan penerimaan negara dan mensejahterakan rakyat Indonesia. Diduga,
penyebab utamanya adalah sebagian besar perusahaan tambang beroperasi di hulu
(upstream), mengekspor bijih (mineral mentah) yang bernilai tambah rendah.
Pertambangan adalah suatu cara untuk mengekstrak sumber daya alam yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumber dana untuk pembangunan nasional. Kegiatan
penambangan umumnya dilakukan dengan cara pembukaan hutan, pengerukan dan
penimbunan. Yang pada akhirnya berdampak pada kesuburan tanah sebagai media
pertumbuhan tanaman yang disebabkan karena terkupasnya lapisan tanah yang
memgandung unsur hara oleh kegiatan penambangan.
Ada beberapa tahap yang harus dilakukandalam industri pertambangan yaitu
penyelidikan umum hingga reklamasi. Hal yang pertama dilakukan itu dengan
kegiatan perencanaan tambang terlebih dahulu yang nantinya dapat diketahui dulu
kelayakan dari tambang tersebut.
Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan tambang yaitu perancangan
(desain) pit tambang yang dilakukan setelah tahap eksplorasi dan studi konseptual.
Hal – hal yang penting dalam perancangan tambang adalah penentuan batas pit
limit, desain pit tambang, geometri penambangan, penjadwalan produksi dan
rancangan sequence penambangan.
Perencanaan tambang umumnya dilakukan dengan menggunakan bantuan
software khusus, diantara seperti surpac, minescape, micromine, dan lain-lain. Pada
pembahasan laporan ini, software yang digunakan untuk perencanaan tambang
adalah micromine.

4
1.1.2 Rumusan Masalah
1) Apa definisi perencanaan tambang?
2) Apa saja hal yang menjadi pertimbangan dasar dalam perencanaan tambang?
3) Apa saja data awal dalam perencanaan tambang?
4)
Pada penulisan laporan ini memperhatikan beberapa pertimbangan
1.1.3 Tujuan
1) Mengetahui definisi perencanaan dan perancangan tambang
2) Mengetahui pertimbangan dasar perencanaan tambang
3) Mengetahui tahapan dalam perencanaan tambang
4) Mengetahui data awal dalam perencanaan tambang

1.1.4 Manfaat

5
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sumber Daya dan Cadangan Mineral

2.1.1 Sumber Daya Mineral (Mineral Resources)


Sumber Daya mineral terdiri dari:
1. Sumber Daya Mineral Tereka (Infered Mineral Resources)
Sumber daya mineral tereka adalah jumlah mineral di daerah penyelidikan
atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung berdasarkan data yang
memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap penyelidikan
prospeksi. Titik pengamatan mempunyai jarak yang cukup jauh sehingga
penilaian dari sumber daya tidak dapat diandalkan. Daerah sumber daya
ini ditentukan dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan
kualitas data dari titik pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi
dalam daerah antara 1,2 km – 4,8 km.
2. Sumber Daya Mineral Tertunjuk (Indicated Mineral Resources)
Sumber daya mineral tertunjuk adalah jumlah mineral di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi pendahuluan. Densitas dan kualitas titik pengamatan
cukup untuk melakukan penafsiran secara relistik dari ketebalan, kualitas,
kedalaman, dan jumlah insitu mineral dan dengan alasan sumberdaya yang
ditafsir tidak akan mempunyai variasi yang cukup besar jika eksplorasi
yang lebih detail dilakukan. Daerah sumber daya ini ditentukan dari
proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam daerah antara
0,4 km – 1,2 km.
3. Sumber Daya Mineral Terukur (Measured Mineral Resources)

6
Sumber daya mineral terukur adalah jumlah mineral di daerah
penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan, yang dihitung
berdasarkan data yang memenuhi syarat–syarat yang ditetapkan untuk
tahap eksplorasi rinci. Densitas dan kualitas titik pengamatan cukup untuk
diandalkan untuk melakukan penafsiran ketebalan batubara, kualitas,
kedalaman, dan jumlah mineral insitu. Daerah sumber daya ini ditentukan
dari proyeksi ketebalan dan tanah penutup, rank, dan kualitas data dari titik
pengukuran dan sampling berdasarkan bukti geologi dalam radius 0,4 km.

2.1.2 Cadangan Mineral (Mineral Resources)


Cadangan mineral dibagi menjadi dua, sebagai berikut:
1. Cadangan Mineral Terkira (Probable Mineral Reserves)
Sumberdaya batubara terunjuk dan sebagian sumberdaya batubaraterukur
tetapi berdasarkan hasil kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah
terpenuhi sehingga hasil kajiannya dinyatakan layak.
2. Cadangan Mineral Terbukti (Proven Mineral Reserves)
Sumberdaya batubara terukur yang berdasarkan kajian kelayakan
semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga hasil kajiannya
dinyatakan layak.

Gambar 1.1 Hubungan Antara Sumber Daya Mineral dan Cadangan Mineral

7
2.2 Perencanaan Tambang
Perencanaan adalah penentuan persyaratan dalan mencapai sasaran, kegiatan
serta urutan teknik pelaksanaan berbagai macam kegiatan untuk mencapai suatu
tujuan dan sasaran yang diinginkan. Pada dasarnya perencanaan dibagi atas 2
bagian utama, yaitu:
1. Perencanaan strategis yang mengacu kepada sasaran secara menyeluruh, strategi
pencapaiannya serta penentuan cara, waktu, dan biaya.
2. Perencanaan operasional, menyangkut teknik pengerjaan dan penggunaan
sumber daya untuk mencapai sasaran.
Dari dasar perencanaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu perencanaan
akan berjalan dengan menggunakan dua pertimbangan yaitu pertimbangan
ekonomis dan pertimbangan teknis. Untuk merealisasikan perencanaan tersebut
dibutuhkan suatu program-program kegiatan yang sistematis berupa rancangan
kegiatan yang dalam perencanaan penambangan disebut rancangan teknis
penambangan rancangan teknis ini sangat dibutuhkan karena merupakan landasan
dasar atau konsep dasar dalam pembukaan suatu tambang khususnya tambang bijih
nikel.
Perencanaan tambang merupakan suatu tahap penting dalam studi kelayakan dan
rencana operasi penambangan. Perencanaan suatu tambang terbuka yang modern
memerlukan model komputer dari sumberdaya yang akan ditambang, baik berupa
block model untuk tambang bijih atau kuari, maupun grided seam model untuk
endapan tabular seperti batubara.
Perencanaan tambang dapat dijelaskan dengan membuat suatu rancangan
tambang untuk mencapai ultimate pit limit dalam jangka waktu tertentu secara
aman dan menguntungkan. Dimana didalamnya berisikan juga perancangan batas
akhir penambangan, tahapan (pushback), urutan penambangan, penjadwalan
produksi, dll (hal yang berkaitan dengan geometri). Sementara aspek perencanaan
tambang lainnya meliputi perhitungan kebutuhan alat dan tenaga kerja, perkiraan
biaya modal dan ongkos operasi.

8
Perencanaan tambang memiliki tujuan membuat suatu rencana produksi
tambang untuk sebuah cebakan bijih yang akan menghasilkan aliran kas dan
memaksimalkan kriteria ekonomi (NPV/ROR) dan menghasilkan tonase bijih pada
tingkat produksi yang telah ditentukan dengan biaya serendah mungkin. Kegiatan
perencanaan tambang berawal dari diperolehnya data utama sebagai masukan
berupa data geologi, kualitas bijih, geoteknik, infrastruktur, metalurgi, pemasaran
(marketing). Berikutnya dengan petunjuk dan batasan dari bagian manajemen
perusahaan tambang dikembangkan desain penambangan kemudian rancangan
penambangan (geometri tambang) dimana didalamnya terdapat produksi alat dan
penjadwalan produksi. Sementara aspek yang tidak berkaitan dengan geometri
tambang berupa perkiraan pembiayaan baik itu ongkos modal maupun ongkos
operasi juga ikut diestimasi. Penggabungan dari seluruh aspek tersebut akan
menghasilkan keluaran berupa alternatif-alternatif tambang dan dapat dijadikan
acuan untuk fase berikutnya.

2.3 Pertimbangan Dasar Perencanaan Tambang


Dalam suatu perencanaan tambang, khususnya tambang bijih nikel terdapat dua
pertimbangan dasar yang perlu diperhatikan, yaitu:
Dalam perencanaan tambang, ada beberapa hal yang menjadi dasar
pertimbangan dalam mendesain suatu tambang dimana dasar-dasar ini yang
nantinya akan menentukan kemajuan atau memprediksi bagaimana suatu tambang
akan beroperasi secara maksimal. Beberapa dasar pertimbangan tersebut yaitu:
2.1.1 Pertimbangan Ekonomis
Pertimbangan ekonomis ini meliputi anggaran, dalam melakukan
perencanaan tambang, uang merupakan faktor yang sangat menentukan dalam
pelaksanaan tambang. Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang menentukan
dalam mempertimbangkan masalah ekonomi:
a. Nilai dari endapan bahan galian yang akan ditambang.
b. Ongkos produksi.
c. Ongkos stripping of overburden dengan terlebih dahulu mengetahui
stripping ratio.

9
d. Keuntungan yang diharapkan.
e. Kondisi pasar.
2.1.2 Pertimbangan Teknis
a. Sequence Penambangan
Perencanaan sequence penambangan merupakan bagian dari long term planning,
yang berguna untuk menentukan lokasi-lokasi mana saja yang akan ditambang
perbulannya, spesifikasi alat yang digunakan dalam jangka waktu tertentu
sehingga mencapai target produksi dalam suatu penambangan.
b. Desain Dumpingan
Dumpingan merupakan lokasi material lepas atau overburden dibuang. Dalam
menentukan lokasi dumpingan perlu diperhatikan beberapa faktor yaitu
lokasinya tidak terlalu jauh dari loading point, luas, dan tidak menggangu proses
penambangan sekarang hingga akhir tambang. Luasnya dumpingan didesain
sesuai dengan jumlah waste atau overburden yang digali dan tentunya harus
diperhitungkan faktor pengembangannya.
c. Menentukan Ultimate Pit Slope (UPS)
Ultimate pit slope adalah kemiringan maksimal dari suatu lereng di suatu
pertambangan dimana pada akhir operasi penambangan yang tidak
menyebabkan kelongsoran atau jenjang masih dalam keadaan stabil. Dimensi
jenjang/bench.
d. Kondisi Geometri Jalan
Jalan angkut pada lokasi tambang sangat mempengaruhi kelancaran operasi
penambangan terutama dalam kegiatan pengangkutan. Beberapa geometri yang
perlu diperhatikan agar tidak menimbulkan gangguan/hambatan yang dapat
mempengaruhi keberhasilan kegiatan pengangkutan.
e. Pemilihan Sistem Penirisan
Penirisan tambang adalah upaya untuk mencegah atau mengeluarkan air yang
masuk atau menggenangi suatu daerah penambangan yang dapat aktivitas
penambangan.
f. Kondisi Geologi

10
Topografi suatu daerah sangat berpengaruh terhadap sistem penambangan yang
digunakan. Dari faktor topografi ini,dapat ditentukan cara penggalian, tempat
penimbunan overburden, penentuan jenis alat, jalur-jalur jalan yang
dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.

2.4 Data Awal Perencanaan Tambang


Pada awal tahap perencanaan untuk setiap proyek tambang yang baru, terdapat
banyak faktor dari berbagai jenis yang harus dipertimbangkan. Beberapa faktor
tersebut dapat dengan mudah diperoleh, sedangkan beberapa faktor lain diperoleh
dengan suatu keharusan melakukan studi yang mendalam contohnya geometri pit.
Adapun data yang harus ada untuk perencanaan tambang yaitu:
1. Data Kondisi Ekonomi
Seperti data harga bahan galian yang akan ditambang. Perusahaan akan
mengeluarkan investasi sekecil mungkin serta mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya.
2. Data Jenis Batuan
Jenis batuan berpengaruh pada metode penambangan yang digunakan dan juga
akan berpengaruh terhadap pemilihan alat mekanis.
3. Data Struktur Geologi
Struktur geologi dapat terdiri atas lipatan, patahan, rekahan, perlapisan serta
gerakan – gerakan tektonis. Struktur dapat berpengaruh terhadap kestabilan
tambang.
4. Data kondisi Topografi
Data topografi berpengaruh terhadap sistem penambangan. Dari faktor topografi
ini, dapat ditentukan cara penggalian, penentuan alat, tempat penimbunan
overburden, jalur-jalur jalan yang dipergunakan,dan sistem penirisan tambang.
5. Data Iklim
Kondisi iklim akan berpengaruh terhadap efisiensi pekerjaan
6. Data Kebutuhan Air
Kebutuhan air salah satunya berpengaruh pada kegiatan penyiraman jalan
tambang.

11
7. Data Air tambang
Pemilihan sistem penirisan yang tergantung kondisi air tanah dan curah hujan
daerah penambangan.
8. Data Kondisi Jalan tambang
Data kondisi jalan tambang diantaranya seperti lain lebar jalan, kemiringan jalan,
jumlah lajur dll akan berpengaruh pada efisiensi produksi
Tabel 2.1 Data Awal Perencanaan Tambang
No Data Keterangan
1 Topografi Skala 1 : 500; 1:1000
Ketinggian
Temperatur
Presipitasi
2 Kondisi Iklim
Angin, maks dan arah
Kelembaban
Awan, kabut
Sumber : mata air, sungai, danau,
bor
3 Air
Ketersediaan
Kuantitas, Kualitas
Pada area tambang
Lingkungan tambang
4 Struktur Geologi
Kemungkinan gempa bumi
Akibat pad slope
Kedalaman
5 Air Tambang Konduktivitas
Metode Penirisan
6 Permukaan Vegetasi
Tipe/Jenis
7 Pengujian Lab
Batuan

Berdasarkan data awal yang diperoleh seperti diatas maka dapat ditentukan
perencanaan pembuatan geometri pit, jalan tambang, lokasi waste (lokasi
penimbunan overburden), yang kemudian dilakukan perancangan (design) yang
sesuai untuk mengeksploitasi bahan galian semaksimal mungkin, sehingga yang
nantinya akan menentukan umur dan keuntungan perusahaan tambang.

12
2.5 Perancangan Batas Akhir Penambangan (Ultimate Pit Limit)
2.5.1 Optimasi Pit (Pit Optimisation)
Mining sequence merupakan bentuk-bentuk penambangan yang
menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang dari titik awal masuk hingga
bentuk akhir pit. Mining sequence disebut juga phase, slice, stage atau pushback.
Tujuan umum dari mining sequence adalah untuk membagi seluruh volume yang
ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan yang lebih kecil sehingga mudah
ditangani. Mining sequence yang direncanakan dengan baik akan memudahkan
perancangan tambang yang amat kompleks menjadi lebih sederhana.
Dalam merencanakan suatu mining sequence, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan seperti faktor geologi, geoteknik, alat berat yang digunakan,
penjadwalan produksi, desain pit penambangan, disposal serta rencana penyaliran.
Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi, maka tahapan
penambangan yang direncanakan akan berjalan dengan baik. Tahapan
penambangan yang dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah
kerja dan menyediakan ruang kerja yang cukup untuk operasi peralatan kerja
tambang. Terdapat beberapa langkah yang diperhatikan dalam rancangan tahapan
penambangan, yaitu :
1. Tingkat produksi overburden dan batubara yang tertambang pada setiap tahapan
penambangan.
2. Ukuran dan jenis alat yang digunakan sehingga lebar minimum jenjang operasi
dapat ditentukan.
3. Dimensi jalan masuk ruang kerja dan sudut lereng akhir.
4. Merancang tahapan penambangan secara detail dengan melibatkan jalan angkut
dan dimensi lereng tunggal dengan memperhatikan tonase cadangan dan
overburden pada selang kedalaman tertentu.

2.5.2 Penjadwalan Produksi (Schedulling)


Dalam merencanakan suatu kegiatan penambangan maka harus terlebih
dahulu membuat perencanaan penjadwalan produksi. Penjadwalan produksi ini
akan sangat dengan waktu dan pembagian jumlah material yang akan diproduksi,

13
baik itu batubara ataupun overburden. Adapun beberapa parameter yang
berpengaruh dalam membuat perencanaan penjadwalan produksi adalah :
1. Produktivitas Alat
Produktivitas alat menunjukkan kemampuan dari suatu alat yang digunakan
untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Untuk itu perlu diketahui
produktivitas dari masing masing alat, baik itu untuk loader maupun hauler,
sehingga dapat ditentukan jumlah produksi yang direncanakan sesuai dengan
kemampuan dari alat-alat tersebut. Parameter alat gali yang diperlukan untuk
menentukan jumlahnya adalah besarnya produksi per jam yang dihasilkan alat
tersebut. Ada 2 cara untuk menghitung besarnya produksi ini, yaitu
menghitung langsung hasil produksi melalui data hasil pengamatan di lapangan
ataupun menggunakan spesifikasi alat dari handbook

14
Gambar 2.2 Waktu siklus hauler (Andi Tenrisukki, 2003)

2. Phisycal Availability (PA)


Angka PA yang biasanya dinyatakan dalam persen ini untuk menunjukan
seberapa besar ketersediaan secara fisik alat untuk bekerja.
3. Utilization Availability (UA)
Angka ini menunjukan seberapa besar alat itu digunakan untuk bekerja. Jadi
secara tidak langsung UA ini berubungan dengan jam kerja dari alat tersebut.
Adapun rumus yang digunakan untuk menentukan UA adalah :
UA = ((P+G)/ (P+G+S)) x 100%
Alat tidak akan bekerja terus selama 24 jam penuh karena berbagai hal yang
disebut loss time. Adapun yang mempengaruhinya adalah :
 Istirahat
 Pergantian shift
 Hari libur
 Safety talk
 Sholat jumat
 P5M
 Pengisian fuel alat
 Hujan dan slippery
Setelah membuat rencana produksi, maka selanjutnya adalah menentukan alat-
alat pendukung. Alat pendukung ini berfungsi sebagai penunjang untuk mendukung
kinerja dari alat produksi. Adapun alat pendukung ini berupa alat dorong (dozer),
grader, compactor, lighting plant dan water truck. Untuk menentukan jumlah alat
dozer ini, dilakukan dengan menentukan lokasi penempatannya (tidak berdasarkan
perhitungan produksi). Seperti contohnya penempatan di loading point/front
penambangan sebaiknya ditempat 1 unit dozer., begitu juga untuk lokasi disposal.
Keuntungan lain dengan metoda alokasi ini adalah jenis dan dimensi dozer yang
diinginkan dapat disesuaikan. Begitu juga untuk alat tambang grader dan
compactor, jumlahnya ditentukan berdasarkan perkiraan kebutuhan saja yang

15
berdasarkan perkiraan panjang jalan tambang yang ada dengan dimensi jalan
tersebut. Untuk lighting plant, penentuan jumlahnya berdasarkan jumlah face dan
disposal yang ada. Begitu juga untuk lokasi loading point lainnya seperti stockpile,
crusher, civil project yang diperkirakan akan aktif pada malam hari. Water truck
hanya digunakan ketika kondisi road haul dalam keadaan berdebu sehingga perlu
disiram dengan air untuk meminimalkan debu yang timbul saat peralatan lewat.

2.5.3 Perancangan Tambang (Mine Design)


1. Perancangan Open Pit dan Pushback (Open Pit Design and Pushback)
Tahapan tambang atau biasa disebut pushback adalah bentuk-bentuk
penambangan yang menunjukkan bagaimana suatu pit akan ditambang, dari titik
awal hingga ke bentuk akhir pit. Adapun tujuan dari pembuatan pushback ini, yaitu:
untuk membagi seluruh volume yang ada dalam pit ke dalam unit-unit perencanaan
yang lebih kecil sehingga lebih mudah ditangani. Tahapan -tahapan penambangan
yang dirancang secara baik akan memberikan akses ke semua daerah kerja yang
cukup untuk operasi peralatan yang efisien. Dalam merancang tahapan tambang
adanya suatu kriteria-kriteria (Irwandy Arif, 2002) diantaranya seperti di bawah
berikut :
a) Harus cukup lebar agar peralatan tambang dapat bekerja dengan baik. Lebar
pushback minimum 10-100m.
b) Memperhatikan sekurang-kurangnya memiliki satu jalan angkut untuk
setiap pushback, dengan memperhitungkan jumlah material yang terlibat dan
memungkinkannya akses keluar. Jalan angkut ini harus menunjukkan pula akses ke
seluruh permukaan kerja.
c) Penambahan jalan pada suatu pushback akan mengurangi lebar daerah
kerja.
d) Tambang tidak akan pernah sama bentuknya dengan rancangan tahap -tahap
penambangan, karena dalam kenyataanya beberapa pushback dapat saja dikerjakan
secara bersamaan.
2. Perancangan Tempat Penimbunan Tanah Penutup (Waste Dump Design)

16
Waste dump adalah suatu daerah dari tambang terbuka tempat
pembuanganmaterial kadar rendah dan/atau material bukan bijih yang harus digali
dari pit untuk memperoleh bijih/material kadar tinggi. Langkah pertama dalam
mendesain waste dump ialah bagaimana menyeleksi tempat yang tepat untuk
menangani waste rock selama umur tambang. Seleksi tempat sendiri dipengaruhi
oleh berbagai faktor, seperti berikut : lokasi dan ukuran pit, topografi, volume waste
rock yang akan dipindahkan, kondisi tanah/batuan sekitar, peralatan yang akan
digunakan. Setelah berbagai pertimbangan diseleksi, dilanjutkan dengan pemilihan
alternatif-alternatif lokasi yang ada. Setelah memilih alternatif yang terbaik dan
yang mungkin maka desain dapat dibuat.
Perencanaan material ke disposal menjadi hal yang penting untuk direncanakan
dalam membuat suatu rencana tahapan penambangan. Salah satu yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan material adalah keseimbangan material (material
balance). Material balance berkaitan dengan pembagian material overburden ke
tempat penimbunan (disposal) dengan memperhatikan faktor jarak angkut dan
memaksimalkan ruang disposal. Beberapa langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam perencanaan material balance, antara lain:
1. Membuat semua desain tambang dan disposal untuk bisa melihat semua
kemungkinan penempatan material.
2. Menghitung volume dari total material terambil dengan waste dump yang
tersedia, apakah sudah sesuai.
3. Pemilihan loading point dan dump point sesuai rencana dan volume yang
diinginkan, di tahap ini dapat ditentukan juga jarak hauling yang diingikan.
4. Tahap simulasi semua data, desain dan jarak yang disesuaikan dengan rencana
yang ada.
Tempat penimbunan (disposal) dapat dibagi menjadi dua, yaitu waste dump dan
stockpile. Waste dump adalah suatu daerah pada operasi tambang terbuka dimana
tanah penutup (overburden) dibuang sedangkan stockpile digunakan untuk
menyimpan batubara atau material yang akan digunakan diwaktu yang akan datang
seperti top soil. Waste dump ada dua macam, yakni :

17
1. In pit dump (IPD) lokasinya pada daerah penambangan yang sudah selesai
tambang.
2. Out pit dump (OPD) lokasinya berada di luar daerah pit limit (steril area)
Perencanaan lokasi serta bentuk dari waste dump dan stockpile akan berpengaruh
terhadap jumlah gilir truk (match factor) yang diperlukan, demikian pula biaya
operasi yang diperlukan. Daerah yang diperlukan untuk waste dump pada
umumnya luasnya 2-3 kali dari daerah penambangan (pit). Hal ini dipengaruhi
oleh beberapa hal, antara lain :
a. Material yang telah dibongkar (loose material) berkembang 30 – 45 %
dibandingkan dengan material in situ atau biasa disebut swell factor.
b. Sudut kemiringan untuk suatu dump umumnya lebih landai dari pit.
c. Material pada umumnya tidak dapat ditumpuk setinggi kedalaman dari pit.
Metode penimbunan material sendiri ada beberapa macam yang dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Jenis metode penimbunana antara lain :
1. Valley Fill / Crest Dumps
Metode ini dapat diterapkan di daerah yang mempunyai topografi curam.
Elevasi puncak (dump crest) ditetapkan pada awal pembuatan dump. Truck
membawa muatannya ke elevasi ini dan membuang muatannya ke lembah di
bawahnya. Elevasi crest ini dipertahankan sepanjang umur tambang. Dump
dibangun dengan besarnya sudut kemiringan lereng sama dengan angle of repose.
Kerugiannya pada daerah dengan topografi curam akan membutuhkan biaya yang
mahal. Dumping akan mulai pada kaki (toe) dari dump final, yang berarti
pengangkutan truck yang panjang pada awal proyek serta diperlukan usaha yang
cukup besar untuk pemadatan yang memenuhi persyaratan reklamasi.
2. Terraced Dump
Dapat diterapkan jika topografi tidak begitu curam pada lokasi timbunan.
Timbunan dibangun dari bawah ke atas dan tiap lift biasanya 20–40 meter
tingginya. Ada untung ruginya dari segi ekonomi antara jarak horisontal untuk
perluasan lift terhadap kapan memulai suatu lift baru. Lift-lift berikutnya terletak
lebih ke belakang sehingga sudut lereng keseluruhan (overall slope angle)
mendekati yang dibutuhkan untuk reklamasi.

18
Hal-hal yang diatur dalam kaitannya dengan penimbunan adalah manajemen
tanah pucuk, konstruksi timbunan dan rehabilitasi serta rencana revegetasi.
Pelapisan top soil merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan. Kegiatan ini
dilakukan setelah pelaksanaan penimbunan overburden telah sesuai rancangan.
Urutan tahapan pelapisan top soil terdiri dari :
a. Penimbunan tanah penutup dengan rancangan tinggi jenjang maksimum 10
m dan sudut lereng sesuai sudut jatuh material (angle of repose) 55°.
b. Pemotongan crest untuk membentuk sudut 22 s/d 25°.
c. Penimbunan soil untuk melapisi timbunan overburden.
d. Perataan soil dengan ketebalan pelapisan 1,25 m, dan pada lereng
membentuk sudut 20°.

Gambar 2.3 Rencana penimbunan top soil

2.5.4 Pemilihan Alat (Equipment Selection)


Parameter pemilihan alat yang digunakan untuk me
1. Kondisi Tanah dan Batuan
2. Target Produksi
3. Karakteristik Material
4. Tebalan dan kemiringan Coal / Ore
5. Jarak angkut
6. Topography
7. Cuaca

19
2.5.5 Data Keuangan (Financial Report)
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau sering disingkat dengan NPV adalah selisih antara
nilai sekarang dari arus kas yang masuk dengan nilai sekarang dari arus kas yang
keluar pada periode waktu tertentu. NPV atau Net Present Value ini
mengestimasikan nilai sekarang pada suatu proyek, aset ataupun investasi
berdasarkan arus kas masuk yang diharapkan pada masa depan dan arus kas keluar
yang disesuaikan dengan suku bunga dan harga pembelian awal. Net Pressent Value
menggunakan harga pembelian awal dan nilai waktu uang (time value of money)
untuk menghitung nilai suatu aset. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa NPV
adalah Nilai Sekarang dari Aset yang dikurangi dengan harga pembelian awal.
Dimana umumnya ketika didapat NPV > 0, proyek dapat diterima.
2. Rate of Return (ROR)
Definisi rate of return merupakan perbandingan antara uang
masuk/keluar (gain/loss) terhadap uang (assets, capital) yang diinvestasikan yang
dinyatakan dalam %.
3. Payback Period
Definisi dari payback period adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal dari suatu proyek investasi. Pada analisis investasi tambang
sendiri dikenal istilah aliran kas ( cash flow).Secara singkat aliran kas dapat
dijelaskan sebagai selisih uang masuk dengan uangyang keluar pada suatu kurun
waktu tertentu.

2.6 Perangkat Lunak Micromine (Micromine Software)


Micromine didirikan di Australia Barat pada tahun 1986, Micromine adalah
penyedia solusi perangkat lunak intuitif independen milik warga Australia untuk
industri pertambangan dan eksplorasi. Perangkat Lunak ini mengambil,
mengelola, memvisualisasikan dan memahami data untuk mengendalikan dan
melaporkan produksi tambang.
Micromine adalah aplikasi yang dibuat untuk membantu dalam mengerjakan
hampir seluruh proses dalam industri pertambangan. Mulai dari eksplorasi,

20
permodelan, penghitungan data, estimasi cadangan, eksploitasi bahkan hingga
merencanakan perhitungan ekonomis. Oleh karena itu, banyak perusahaan besar
dalam dunia pertambangan yang menggunakan software ini. Micromine mengalami
perkembangan dari tahun 1997 hingga versi terbaru Micromine yang terbaru adalah
versi 12.5. Dalam setiap perkembangannya micromine selalu menambahkan
banyak peningkatan fasilitas dan interview. Namun berkembangnya versi
micromine justru membuat setiap pengerjaan Micromine jadi semakin mudah.

21

Anda mungkin juga menyukai