Anda di halaman 1dari 15

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

OLEH KELOMPOK III :

1. NI MADE SRIANTI C2119063


2. NUR CAHYANINGSIH C2119064
3. NI LUH PUTU MEY ANI C2119065
4. NI WAYAN LUH KUSMIRAYANTI C2119066
5. KADEK YUNI WIDHIASTARI C2119067

PROGRAM ALIH JENJANG


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Ilmu Keperawatan didasarkan pada suatu teori yang sangat luas. Proses
keperawatan adalah metode dimana suatu konsep diterapkan dalam praktik keperawatan.
Hal ini bisa disebut sebagai suatu pendekatan problem-solving yang memerlukan ilmu,
teknik, dan ketrampilan interpersonal dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan klien/
keluarga. Proses keperawatan terdiri dari lima tahap yang sequensial dan berhubungan.
Antara lain yaitu pengkajian, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap
tersebut berintegrasi dalam mendefinisikan suatu tindakan perawatan. Salah satunya adalah
implementasi atau pelaksanaan.
Proses keperawatan menyediakan struktur bagian praktis dengan penggunaan
pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan oleh perawat untuk mengekspresikan
kebutuhan perawatan (human caring). Keperawatan digunakan secara terus-menerus ketika
merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan dengan mempertimbangkan pasien
sebagai figur central dalam merencanakan asuhan dengan mengobservasi respons pasien
terhadap setiap tindakan sebagai penatalaksanaan dalam suatu asuhan keperawatan.
Pada saat implementasi perawat harus melaksanakan hasil dari rencana
keperawatan yang di lihat dari diagnosa keperawatan. Di mana perawat membantu klien
dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Sehingga, dengan proses keperawatan, rasa tanggung jawab dan tanggung gugat
bagi perawat itu dapat dimiliki dan dapat digunakan dalam tindakan-tindakan yang
merugikan atau menghindari tindakan yang legal. Semua tatanan perawatan kesehatan
secara hukum perlu mencatat observasi keperawatan, perawatan yang diberikan, dan
respons pasien.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah
a. Pengertian dari Diagnosa keperawatan , implentasi keperawatan, Evaluasi
keperawatan
b. Mengapa rencana keperawatan itu penting
c. Komponen dari tahapan rencana keperawatan yan harus terdokumentasi dalam
asuhan keperawatan
d. Langkah langkah dalam merumuskan rencana keperawatan
e. Contoh kasus

1.3 TUJUAN PENULISAN


Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian dari Diagnosa keperawatan , implentasi
keperawatan, Evaluasi keperawatan
2. Untuk mengetahuiMengapa rencana keperawatan itu penting Untuk mengetahui
3. Komponen dari tahapan rencana keperawatan yan harus terdokumentasi dalam
asuhan keperawatan
4. Untuk mengetahui langkah langkah dalam merumuskan rencana keperawatan
5. Untuk meahami contoh kasus yang ditemukan di rumah sakit

1.4 MANFAAT PENULISAN


Pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca baik dari kalangan
mahasiswa kesehatan, perawat professional maupun masyarat dalam memahami diagnosa
keperawatan

1.5 METODA PENULISAN


Makalah ini disusun dengan metode penelurusan kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Rencana Keperawatan ,Implentasi Keperawatan ,Evaluasi Keperawatan


Rencana keperawatan
Rencana Keperawatan adalah suatu proses di dalam pemecahan masalah yang
merupakan keputusan awal tentang sesuatu apa yang akan dilakukan, bagaimana
dilakukan, kapan dilakukan, siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan
(Dermawan, 2012).
Perencanaan keperawatan adalah rencana tindakan keperawatan tertulis yang
menggambarkan masalah kesehatan pasien, hasil yang akan diharapkan, tindakan-
tindakan keperawatan dan kemajuan pasien secara spesifik (Manurung, 2011).
Perencanaan keperawatan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam
proses keperawatan sebagai pedoman untuk mengarahkan tindakan keperawatan dalam
usaha membantu, meringankan, memecahkan masalah atau untuk memenuhi kebutuhan
pasien (Setiadi, 2012)

Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah suatu tahap ketika perawat mengaplikasikan
asuhan keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada
tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk
menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu, kemampuan melakukan
observasi sistematis, kemampuan memberikan Pendidikan kesehatan, kemampuan
advokasi dan kemampuan evaluasi (Asmadi,2008)

Evaluasi keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah merupaka tahap akhir dari proses keperawatan
yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan. Evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan
lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien
bisa keluar dari siklus proses keperawatan. Jika sebaliknya klien akan masuk kembali
kedalam siklus tersebut mulai dari pengkajian ulang (reassessment) (Asmadi,2008).
Menurut Asmadi (2008) Evaluasi terbagi dua jenis yaitu :
1. Evaluasi formatif ( proses)
Evaluasi formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan tindakan
keperawatan . evaluasi formatif dilakukan segera setelah perawat
mengimplementasikan rencana keperawatan guna menilai tindakan keperawatan
yang telah dilakukan .
2. Evaluasi sumatif (hasil)
Rekapitulasi dan dan kesimpulan dari observasi dan analisa status keehatan sesuai
waktu dan tujuan. Ditulis pada catatan perkembangan. Focus pada evaluasi sumatif
adalah perubahan prilaku atau status kesehatan klien pada asuhan keperawatan.
Tipe evaluasi ini dilaksanakan pada akhir asuhan secara paripurna.

3. Mengapa Rencana Keperawatan Itu Penting


Mengapa rencana keperawatan itu penting karena dengan menyusun rencana
keperawatan kita bisa melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan prioritas dari
diagnose keperawatan untuk kemajuan pasien secara spesifik.
4. Komponen Dari Tahapan Rencana Keperawatan Yang Harus Terdokumentasi Dalam
Asuhan Keperawatan
Komponen dari rencana keperawatan harus diperhatikan untuk menghindari kerancuan
dalam rencana tindakan. Komponen tersebut adalah :
a. waktu.
Semua rencana keperawatan harus diberi waktu untuk mengidentifikasikan tanggal
dilaksanakan, misalnya : pertahankan tungkai kanan tetap dalam posisi istirahat selama
24 jam
b. Menggunakan kata kerja
Semua rencana tindakan keperawatan secara jelas menjabarkan setiap kegiatan,
misalnya : lakukan kompres dingin selama 20 menit.
c. Fokus pada pertanyaan
Spesifik pada pertanyaan “who, what, where, when, which, and how..” : siapa, apa,
dimana, kapan, yang mana, dan bagaimana.
5. Langkah Langkah Dalam Merumuskan Rencana Keperawatan
a. Menetukan prioritas masalah
Prioritas keperawatan adalah penyusunan diagnosa keperawatan atau masalah
pasien dengan menggunakan tingkat kedaruratan atau kepentingan untuk
memperoleh tahapan intervensi keperawatan yang dibutuhkan.
Saat menentukan prioritas diagnosa keperawatan digunakan standar prioritas
kebutuhan dari Maslow, sebagai berikut :
Prioritas 1 : masalah yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologis seperti
respirasi, sirkulasi, nutrisi, hidrasi, eliminasi, suhu dan kesenjangan fisik.
Prioritas 2 : masalah yang berpengaruh pada keselamatan dan keamanan.
Prioritas 3 : masalah yang berpengaruh terhadap cinta dan rasa memiliki.
Prioritas 4 : masalah yang berpengaruh pada rasa harga diri.
Prioritas 5 : masalah yang berpengaruh pada kemampuan mencapai sasaran
pribadi atau aktualisasi diri.
Pengurutan prioritas akan dipengaruhi oleh faktorfaktor persepsi pasien
terhadap prioritas, untuk itu menanyakan kepada pasien tentang apa yang
dirasakannya merupakan hal yang penting.
b. Menetapkan tujuan dan kriteria hasil
Menetapkan tujuan
Tujuan perawatan adalah hasil yang diinginkan dari asuhan keperawatan yang
diharapkan dapat dicapai bersama pasien serta direncanakan untuk mengurangi
masalah yang telah diidentifikasi dalam diagnosis keperawatan (Manurung,
2011).
Saat merumuskan tujuan, ada beberapa petunjuk umum yang perlu diperhatikan
menurut Manurung (2011),yaitu :
1. Tujuan dinyatakan dengan istilah hasil yang ingin dicapai, bukan tindakan
keperawatannya.
2. Tujuan keperawatan harus menggambarkan perilaku pasien yang dapat diamati
dan diukur.
3. Tujuan harus realistis, mencerminkan kemampuan dan keterlibatan pasien.
4. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatan
Kriteria hasil
Kriteria hasil mempunyai ciri-ciri menurut Dermawan (2012) yaitu setiap
kriteria hasil berhubungan dengan tujuan yang telah ditetapkan, hasil yang
ditetapkan dalam kriteria hasil, memungkinkan untuk dicapai, setiap kriteria
hasil adalah pernyataan satu hal yang spesifik, kriteria harus sekonkrit
mungkin untuk memudahkan pengukuran, kriteria cukup besar atau dapat
diukur, kriteria menggunakan kata-kata positif bukan menggunakan kata
negatif.
Pedoman penulisan kriteria hasil menurut Setiadi (2012) adalah berfokus pada
pasien, singkat dan jelas, dapat diobservasi dan dapat diukur, ada batas waktu,
ditentukan oleh perawat dan pasien.

c. Memilih rencana tindakan atau intervensi keperawatan


1. Tindakan keperawatan harus aman bagi pasien.
2. Tindakan keperawatan harus sejalan dengan tindakan pengobatan.
3. Tindakan keperawatan harus didasari prinsip dan pengetahuan yang
digabungkan dari pendidikan dan pengalaman sebelumnya.
4. Tulis sekumpulan tindakan keperawatan untuk mencapai setiap tujuan.
5. Pilih satu kumpulan tindakan keperawatan yang kiranya cocok dengan
sikap yang disebutkan dalam pernyataan tujuan.
6. Tindakan keperawatan harus realistis.
7. Tindakan keperawatan harus penting bagi peningkatan kesehatan
pasien dan sejalan dengan tujuan serta nilai perseorangan pasien.
8. Gunakan pasien sebagai sumber-sumber dalam memilih tindakan
keperawatan.
9. Tulis tindakan keperawatn secara berurutan.
5. Contoh kasus

SISTEM PERNAPASAN (Tuberculosis Paru)


Ny WA umur 52 tahun, jenis kelamin perempuan , agama hindu alamat Br Gede
Abianbase, datang di rawat di ruang oleg tgl 14/11/2019 ,dengan keluhan pasien
mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak sejak 1 bulan yang lalu , dahak susah
dikeluarkan saat batuk dan terasa lengket di tenggorokan. Dari pemeriksaan fisik
pasien didapatkan keadaan umum pasien tampak gelisah, dan lemas. Dari auskultasi
paru didapatkan suara bunyi ronkhi di ½ lapang paru bawah. Frekuensi nafas 26
kali/menit, pergerakan dinding dada terlihat cepat pada saat bernapas, pasien terpasang
O2 nasal 3lt/mnt. Pasien mengatakan bahwa dirinya tinggal dengan orang yang
mengkonsumsi rokok 2 pak/hari selama 25 tahun. Pasien juga mengatakan tidak ada
nafsu makan, mual, dan muntah, pasien dari pagi muntah sebanyak 3x. Pasien
kehilangan BB turun 11 kg, TD 130/60 mmHg, N 120 x/menit, S 37,4°C. Pasien
mengatakan sudah berobat ke puskesmas tapi tidak ada perubahan, kondisi memberat
sejak 2 hari yang lalu. Pasien mengatakan sangat khawatir dengan penyakitnya., Pasien
mengatakan saat batuk di depan orang tidak menutup mulut dan membuang dahak pada
plastik yang ditali dan dibuang di tong sampah. Mukusa bibir terlihat pucat, Riwayat
alergi obat (-), keluhan BAB/BAK (-)
Data Laboratorium:
LED : 60 mm Kalium : 3,41 mEq/L (3,5-5,1 mEq/L)
HB : 10 gr/dl (co: 14-16, ce: 12-14) Klorida : 94,1 mEq/L (98-109 mEq/L)
Eritrosit : 4,08 gr/dl (ce: 4-5) Ureum : 78 mg/dl (10-50 mg/dL)
Leukosit : 11.000 /ul (10.000/ul) Kreatinin: 1,2 mg/dl (0,5-1,5 mg/dL)
Trombosit : 301.000 /ul (150rb-400rb) Sat O² : 95,5 % (100%)
Protein : 8,8 gr/dl (7,2-8 g/dl)
Globulin : 5,9 gr/dl (2,3-3,2 gr/dl)
Natrium : 135 mEq/L (135-145 mEq/L)
Rontgen torax:
Hasil rotgent paru memberi kesan gambaran TB paru
Kultur BTA (+)
Therapi yang didapatkan
IVFD RL 20x/menit
Vit B6 3 x 1 tablet
Ondansentron 3 x 4 mg
Omeprazol 1 x 40 mg
Ambroxol 3Xci
Rifampicin (R) 1 x 350 mg
Isoniazid (H) 1 x 300 mg
Etambutol (E) 1 x 500 mg
Pirazinamid (Z) 1 x 500 mg
Inhalasi Ventolin Nacl 1 :@8 jam

ANALISA DATA
Nama Pasien : Ny WA
No. RM : 267214
Ruangan : Oleg
No. Tanggal Symtom Etiologi Problem
1 15/11/2019 Data Subjektif Mucus Ketidakefektifan
- Pasien mengatakan sesak berlebihan bersihan jalan
napas dan batuk berdahak
- Pasien mengatakan dahak napas
susah dikeluarkan saat
batuk dan terasa lengket di
tenggorokan
Data Ojektif
- Pasien tampak susah
mengeluarkan dahak saat
batuk
- Bunyi ronkhi di ½ lapang
paru bawah
- Pergerakan dinding dada
terlihat cepat pada saat
bernapas
- Hasil rotgent paru memberi
kesan gambaran TB paru
- Pasien tampak gelisah
- Frekuensi napas 26 x/menit,
TD 130 /60 mmHg, N 120
x/menit, S 37,4 °C
Pasien terpasang O2 3 liter/
menit
2 15/11/2019 Data Subjektif Asupan diet Ketidakseimbangan
- Pasien mengatakan tidak yang kurang nutrisi kurang dari
nafsu makan
- Pasien mengatakan mual kebutuhan
dan muntah
- Pasien mengatakan dari pagi
muntak sebanyak 3x

Data Objektif
- BB ↓ 11 kg
- Mukosa bibir terlihat pucat
- HB : 10 gr/dl (lk: 14-16, pr:
12-14)

3 15/11/2019 Data Subjektif Perubahan Anxietas


- Pasien mengatakan sangat dalam status
khawatir dengan
penyakitnya kesehatan
Data Objektif
- Pasien tampak gelisah
- Frekuensi napas 126x/menit
- TD 130/60 mmHg
4 15/11/2019 Data Subjektif - Resiko penyebaran
- Pasienmengatakan tinggal
infeksi
dengan orang yang
mengkonsumsi rokok 2
pak/hari selama 25 tahun
- Pasien mengatakan sesak
napas dan batuk berdahak
- Pasien mengatakan saat
batuk di depan orang tidak
menutup mulut dan
membuang dahak pada
plastik yang ditali dan
dibuang di tong sampah.
Data Objektif
- Pasien terlihat sering batuk-
batuk
- Hasil rotgent paru member
kesan gambaran TB paru
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1 .Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebih
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan diet
yang kurang
3. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
4. Resiko penyebaran infeksi

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan mucus berlebih
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan
diet yang kurang
3. Resiko penyebaran infeksi
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

TUJUAN DAN INTERVENSI


Nama pasien : Ny WA
No RM : 267214
Ruangan : Oleg

No Hari/
Tujuan Intervensi Paraf
Dx Tanggal
1 Rabu,15- NOC: NIC: Ketidakefe
11-2019  Respiratory status :  Pastikan kebutuhan ktifan
Ventilation oral / tracheal bersihan
 Respiratory status : airway suctioning. jalan
patency  Berikan O2 4lt/mnt napas
 Aspiration Control nasal canule
 Setelah dilakukan tindakan  Anjurkan pasien untuk
keperaatan selama 1x24 jam istirahat dan napas
pasien menunjukkan dalam
keefektifan jalan nafas
dibuktikan dengan kriteria  Posisikan pasien untuk
hasil : memaksimalkan
 Mendemonstrasikan batuk ventilasi
efektif dan suara nafas yang  Lakukan fisioterapi
bersih, tidak ada sianosis dada jika perlu
dan dyspnea ,mampu  Keluarkan sekret
mengeluarkan dengan batuk atau
sputum,bernafas dengan suction
mudah.  Auskultasi suara
 Menunjukkan jalan nafas nafas,Catat adanya
yang paten pasien tidak suara tambahan
merasa tercekik,irama  Berikan brokodilator
nafas, frekuensi pernafasan (Nebulezer Ventolin 1
dalam rentang normal, tidak amp @8 jam,ambroxol
ada suara nafas abnormal syrp 3xC1)
 Mampu  Monitor status dinamik
mengidentifikasikan dan  Monitor respirasi dan
mencegah faktor penyebab status O2
 Foto thorak dalam batas
normal
2 Rabu,15/ NOC: NIC:
11/2019  Nutritional Status : food  Kaji pola makan pasien
and fluid Intake  Kaji makanan yang
 Wight control. disukai oleh klien
 Setelah dilakukan tindakan  Kolaborasi dengan ahli
keperawatan selama3x24 gizi untuk menentukan
jam nutrisi kurang teratasi jumlah kalori dan
dengan kriteria hasil: nutrisi yang dibutuhkan
 BB stabil pasien
 Tidak terjadi malnutrisi  Monitor lingkungan
 Tingkat energi adekuat selama makan
 Masukan nutrisi adekuat  Monitor mual muntah
Protein intake.  Monitor intake nutrisi
 Kolaborasi pemberian
anti emtik( injeksi
ondancentron 3x4 mg,
injeksi omeprazole 1x
40 mg)

3. Rabu,15/ NOC: NIC:


11/2019  Immune status Infection
 Knowledge:Infection control(control infeksi)
control
 Bersihkan lingkungan
 Risk control
setelah dipakai pasien
Kriteria Hasil:
lain
 Klien bebas dari tanda dan
 Cuci tangan sebelum
gejala infeksi
dan sesudah tindakan
 Mendeskripsikan proses
keperawatan
penularan penyakit,factor
 Berikan terapi
yang mempengaruhi
antibiotic bila perlu
penularan serta
 Ajarkan pasien untuk
penatalaksanaanya.
batuk efektif dan
 Menunjukkan kemampuan
membuang dahak pada
untuk mencegah timbulnya
tempat tertutup.
infeksi
 Jumlah leukosit dalam batas
Infection Protection
normal
(proteksi terhadap
 Menunjukkan prilaku hidup
sehat infeksi)
 Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik
dan local
 Monitor hitung
granulosit,wbc
 Pertahankan Teknik
asepsis
 Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
4 Rabu,15/ NOC: NIC: Anxietas
11/2019 Kontrol kecemasan diri Pengurangan kecemasan
Tujuan:setelah diberikan  Kaji tingkat
asuhan keperawatn ansietas,catat verbal
pengurangan kecemasan 1x24 dan non verbal pasien
jam diharapkan peningkatan  Jelaskan dan
kecemasan berkurang dengan persiapkan untuk
kriteria hasil: tindakan prosedur
 Ansietas berkurang  Singkirkan stimulus
 Monitor intensitas yang berlebihan
kecemasan  Ajarkan penghenti
 Mencari informasi untuk ansietas yang dapat
menurunkan kecemasan diterapkan
 Memanifestasi prilaku  Anjurkan keluarga
akibat kecemasan tidak ada untuk menemani
disamping klien.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Rencana perawatan terorganisasi sehingga setiap perawat dapat dengan cepat
mengidentifikasi tindakan perawatan yang diberikan. Rencana asuhan keperawatan yang
di rumuskan dengan tepat memfasilitasi kontinuitas asuhan perawatan dari satu perawat
ke perawat lainnya. Sebagai hasil, semua perawat mempunyai kesempatan untuk
memberikan asuhan yang berkualitas tinggi dan konsisten. Rencana keperawatan adalah
bagaimana perawat merencanakan suatu tindakan keperawatan agar dalam melakukan
perawatan terhadap pasien efektif dan efisien
Rencana asuhan keperawatan adalah petunjuk tertulis yang menggambarkan secara
tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan diagnosis keperawatan.

B. SARAN

Dalam pembuatan makalah ini dapat , hal yang dapat kami sarankan baik untuk
mahasiswa keperawatan maupun perawat professional untuk dapat lebih berhati-hati
dalam menentukan diagnosa keperawatan pada klien guna memberikan pelayanan
keperawatan yang tepat pada klien

Anda mungkin juga menyukai