Anda di halaman 1dari 18

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny “L”P2002 CA OVARIUM DENGAN KEMOTERAPI


Di Ruang Kandungan (Merak) RSU Dr. Soetomo Surabaya

Oleh :
Siti Imaftuhah
NIM : (7212034)

PRODI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Kanker ovarium merupakan penyebab kematian utama pada kasus keganasan
ginekologi. Biasanya disebut dengan kanker indung telur yang bersal dari sel
epitel merupakan 90% kasus dari seluruh kanker indung telur.
Kanker epitel ovarium jarang didapatkan pada wanita berusia <40 tahun.
Puncaknya terjadi pada wanita usia 40-60 tahun.
Menurut WHO pada tahun 2013, kanker ovarium merupakan penybab
kematian ke-5 terbanyak di amerika serikat dan merupakan salah satu dari 7
keganasan tersering diseluruh dunia. Di Indonesia data dari Dep Kes menyebutkan
sekitar 3% atau 6,6 juta jiwa menderita kanker ovarium. Provinsi jawa timur
merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang mempunyai jumlah kasus kanker
ovarium yang tinggi, sebanyak 5,6 % wanita menderita kanker ovarium.
Berdasarkan data Dinas kesehatan provinsi jawa timur pada tahun 2014 dengan
jumlahtotal 1.026 kasus.
Pada umumnya kanker ovarium ditemukan pada stadium lanjut. Tumor
membesar dan menyabar ke organ sekitarnya tanpa keluhan. Itulah sebabnya
tumor ini disebut penyakit yang tumbuh dengan diam-diam namun mematikan
(silent killer). Kanker ovarium umunya baru menimbulakan keluhan apabila telah
menyebar kerongga peritoneum.
Dalam hal ini tindakan pembedahan dan terapi sering kali tidak menolong;
penderita kan meninggal karena malnutrisi dan obstruksi otot halus akibat tumor
intraperitoneal, maka dari itu kemoterapi saat ini dianggap salah satu dalam
mengupayakan kesembuhan.
Berdasarakan fenomena diatas penulis tertarik mengambil kasus kanker
ovarium dengan judul “ Asuhan Kebidanan pada Ny “L” umur 42 tahun Ca
ovarium dengan kemoterapi
1.2 TUJUAN
1.2.1 TUJUAN UMUM
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan CA Ovarium
dengan kemotrapi secara komprehensif sesuai dengan Asuhan Kebidanan 7
Varney

1.2.2 TUJUAN KHUSUS


1.2.2.1 Mengumpulkan data dasar, baik data Subjektif maupun data Objektif pada pasien
dengan CA Ovarium dengan kemotrapi.
1.2.2.2 Menginterpretasi data pada pasien dengan CA Ovarium dengan kemotrapi.
1.2.2.3 Mengidentifikasi diagnose dan masalah potensial pada pasien dengan CA
Ovarium dengan kemotrapi.
1.2.2.4 Mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera dan kolaborasi pada pasien Ca
ovarium dengan kemoterapi
1.2.2.5 Merencanakan Asuhan kebidanan pada pasien Ca ovarium dengan kemoterapi
1.2.2.6 Melakukan pelaksanaan Asuhan kebidanan pada pasien Ca ovarium dengan
kemoterapi
1.2.2.7 Mmelakukan evluasi Asuhan kebidanan pada pasien Ca ovarium dengan
kemoterapi
1.2.2.8 Melakukan pencatatan dan pelaporan Asuhan Kebidanan dengan SOAP pada
pasien dengan CA Ovarium dalam kemotrapi

1.3 MANFAAT
1.3.1 Bagi Penulis
Dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman secara
langsung sekaligus penanganan dalam menerapkan ilmu yang diperoleh selama di
akademik, serta menambah wawasan dalam penerapan proses manajemen Asuhan
Kebidanan pada pasien dengan CA Ovarium dalam kemotrapi.
1.3.2 Bagi Institusi Kesehatan
Berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan sebagai tambahan
pengetahuan serta informasi dan sebagai bahan masukan institusi pendidikan
dalam penerapan proses manajemen Asuhan Kebidanan pada pasien dengan CA
Ovarium dalam kemotrapi.

BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Kanker ovarium


2.1.1 Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker yang berkembang di sel-sel yang
menunjang ovarium, termasuk sel epitel permukaan, sel germinal dan sel setroma.
Sel-sel yang bermetastasis dari organ lain menuju ovarium. Tidak dikatakan
sebagai kanker ovarium. ( Safiudin. 2011 )
2.1.2 Etiologi
Penyebab kanker ovarium sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Ca
mamae diduga memeliki hubungan terhadap kejadian kanker ovarium pada
wanita.. sebaliknya pada wanita yang mengidap Ca ovarium juga mempunyai
faktor resiko mengidap Ca mamae 3-4 Kali lipat
Factor predisposisi yang dapat menyebabkan Ca ovarium adalah :
1. Obat kesuburan
2. Merokok dan alcohol
3. Infertilitas
4. Riwayat Ca mamae, kolon dan endometrium
5. Terjadi mutasi gen BRCA1 dan BRCA2 gen penyebab kanker ovarium
6. Nullipara (Dr Taufan 2014 )
2.1.3 Tanda Dan Gejala
Kanker ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10% dari kanker ovarium
yang terdeteksi
Pada stadium awal. Keluhan biasanya nyeri daerah abdomen disertai dengan
keluhan :
1. Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen
(ascites)
2. Gangguan system gastrointestinal : konstipasi, mual, hilangnya nafsu makan dll
3. Gangguan system irinaria : inkontinensia uri
4. Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis
5. Menstruasi tidak lancer
6. Lelah
7. Keluarnya cairan abnormal pervaginam ( vaginal discharge)
8. Nyeri saat berhubungan seksual
9. Penurunan berat badan ( Anwar, 2011 )
2.1.4 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya riwayat, pemeriksaan fisik
ginekologi, serta pemerikasaan penunjang.
a) Riwayat
Dalam melakukan anamnesis perlu diperhatikan umur penderita dan factor resiko
terjadinya kanker ovarium.
b) Pemeriksaan fisik ginekologi
Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan bimanual yang akan membantu
dalam memperkirakan ukuran ,lokasi, konsistensi dan mobilitas dari masa tumor.
Pada pemeriksaan rektovaginal untuk mengevaluasi permukaan bagian posterior,
ligamentum, sakrouterina, parametrium, kavum dauglas dan rectum.
c) Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan dengan :
1) CT scan abdomen pelvis
2) MRI
3) Tumor marker CA – 125 ( Elizabeth. 2011 )
2.1.5 Klalifikasi Stadium
a. Stadium surgical pada kanker ovarium
1) I A : tumor pada satu ovarium, tidak ada tumor diluar permukaan, kapsul
utuh tidak ada cairan asites pada sel kanker
2) IB : tumor pada kedua ovarium, kapsul utuh, tidak ada tumor didaerah permukaan,
tidak ada cairan asites pada sel kanker
3) IC : tumor pada satu / dua ovarium dengan satu dari tanda-tanda sebagai berikut : -
kapsul pecah
- Tumor diluar permukaan kapsul
- Sr positive sel kanker positif pada cairan asites
b. Tumor mengenai satu / dua dengan perluasan ke pelvis
1) II A : perluasan atau implant ke uterus atau tuba fallopi, tidak ada sel kanker pada
cairan asites
2) II B : perluasan keorgan pelvis lainnya. Tidak ada sel kanker di cairan asites
3) II C : tumor pada stadium II A / II B dengan sel kanker positive pada cairan asites
c. Tumor mengenai satu atau dua ovarium dangan metastasis ke peritoneum yang
dipastikan secara mikroskopik diluar pelvis dan atau metastasis ke kelenjar getah
bening regional.
1) III A : metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis
2) III B : metastasis peritoneum mikroskopik diluar pelvis dengan diameter terbesar 2 cm
atau kurang
3) III C : metastasis peritoneum diluar pelvis dengan diameter +_ 2 cm dan atau
metastasis kelenjar getah bening regional.
4) IV : metastasis jauh diluar rongga peritoneum, bila terdapat efusi pleura, maka cairan
pleura mengandung sel kanker positif. Termasuk metastasis pada parenkim hati.
(Anwar, 2011)

2.1.6 Derajat Keganasan kanker ovarium


1. Derajat 1 : Differensiasi baik
2. Derajat 2 : Differensiasi sedang
3. Derajat 3 : Differensiasi buruk

2.1.7 Jenis Kanker Ovarium


1) Tumor epiletial
Berkembang dari permukaan luar ovarium, pada umumnya jenis tumor yang
berasal dari epitel adalah jinak
2) Tumor germinal
Tumor ganas sel germinal ovarium pada prinsipnya terjadi pada remaja dan
wanita usia muda pada umur 16-20 tahun. Kurang lebih 10% penderita
menunjukan gejala akut abdomen akibat pendarahan intrakapsuler, torsi dan atau
rupture
Jenis – jenis dari tumor germinal :
a. Disgerminoma
b. Yolk sac tumor
c. Teratoma
d. Karsinoma embrional
e. Koriokarsinoma
f. Poliembrioma
g. Mixed germ cell tumor
3) Tumor Stronal
Berasal dari jaringan penyongkong ovarium yang memproduksi hormone estrogen
dan progesterone, jenis tumor ini jarang ditemukan. ( Faisal, 2011 )

2.1.8 Penalaksanaan Kanker Ovarium


a) Operasi
b) Radioterapi
c) Kemoterapi
1) Kanker ovarium epitelial
Stadium I : Pilihan terapi stadium I dengan derajat diferensiasi baik sampai
sedang, operasi salpingo-ooforektomi bilateral (operasi pengangkatan tuba fallopi
dan ovarium) atau disertai histerektomi abdominal total (pengangkatan uterus) dan
sebagian jaringan abdominal, harapan hidup selama 5 tahun mencapai 90%, pada
stadium I dengan diferensiasi buruk atau stadium Ic pilihan terapi berupa :
a) Radioterapi
b) Kemoterapisisremik
c) Hisrektomi total abdominal dan radioterapi
Stadium II: Pilihan terapi utama operasi disertai kemoterapi atau radioterapi,
dengan terapi ajuvan memperpanjang waktu remisi dengan harapan hidup selama
5 tahun mendekati 80 %.
Stadium III dan IV: Sedapat mungkin massa tumor dan daerah metastasis
sekitarnya diangkat (sitoreduktif) berupa pengeluran asites, omentektomi, reseksi
daerah permukaan peritoneal, dan usus, jika masih memungkinkan salpingo-
ooforektomi bilateral dilanjutkan terapi ajuvan kemoterapi dan atau radioterapi.
2) Kanker ovarium germinal :
Tumor sel germinal : pengangkatan ovarium dan tuba fallopi dilanjutkan
kemoterapi.

3) Kanker ovarium stromal


Operasi yang dilanjutkan dengan kemoterapi. Kombinasi standar sistemik
kemoterapi berupa TP (paclitaxel + cisplatin atau carboplatin), CP
(cyclophosphamide + cisplatin), CC (cyclophosphamide + carboplatin).
2.2. Tinjauan Pustaka Kemoterapi
2.2.1 Pengertian
Komoterapi adalah penggunaan obat-obatan sintostatika dalam terapi kanker
(Otto, 2005).
Kemoterapi adalah suatu bentuk terapi kanker yang mengalami kemajuan cepat
dan aplikasi baru, bahan-bahan kemoterapi adalah obat sitotostik yang bekerja
dalam berbagai cara pada sel-sel spesifik selama berbagai fase kehidupan sel,
sebagai obat digunakan hanya untuk menghancurkan jenis sel kanker tertentu (
Gruendemen, 2006).

2.2.2 Tujuan
a) Pengobatan.
b) Mengguranggi masa tumor selain pembedahan
c) Menguranggi komplikasi akibat metostase
d) Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki kualitas hidup

2.2.3 Cara Pemberian


Kemoterapi dapat diberikan dengan 5 cara antara lain injeksi. Injeksi
diberikan melalui suntikan diotot, lengan, paha kiri, perut dsb.
a) Intra ateri (IA) diberikan langsung keateri.
b) Intra peritoneal (IP) diberikan langsung ke rongga perut.
c) Intra vena (IV) diberikan langsung kevena
d) Topical berupa krim yang digosokkan ke perut
e) Oral berupa pil kapsul atau cairan

2.2.4 Macam-Macam
Ada 4 macam kemoterapi berdasarkan cara penggunaannyayaitu :
a) Kemoterapi induksi, yaitu pemberian obat kemoterapi sebagai terapi primer
untuk posten yang tidak memiliki alternative terapi lain.
b) Kemoterapi neoadjuvan yaitu pembarian untuk mengngecilkan ukuran sel tumor
atau kanker. Sebelum dilakukan pembedahan pengangkatan tumor atau kanker.
c) Kemoterapi adjuvan yaitu seri kemoterapi yang digunakan sebagai tambahan
dengan modialitas terapi lainnya (pembedahan, nidasi, dan bioterapi) dan
bertujuan untuk mengobati mikrometostosis.
d) Kemoterapi kombinasi yaitu pemberian dua atau lebih zat kemoterapi dalam
terapikanker yang menyebabkan aksi obat lainya atau bertindak secara sinergis.

2.2.5 Persiapan dan Syarat kemoterapi


1. Persiapan
Sebelum pengotan dimulai maka terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan yang
meliputi:
· Darah tepi; Hb, Leuko, hitung jenis, Trombosit.
· Fungsi hepar; bilirubin, SGOT, SGPT, Alkali phosphat.
· Fungsi ginjal; Ureum, Creatinin dan Creatinin Clearance Test bila serim
creatinin meningkat.
· Audiogram (terutama pada pemberian Cis-plastinum)
· EKG (terutama pemberian Adriamycin, Epirubicin).
2. Syarat :
a. Keadaan umum cukup baik.
b. Penderita mengerti tujuan dan efek samping yang akan terjadi, informed
concent.
c. Faal ginjal dan hati baik.
d. Diagnosis patologik
e. Jenis kanker diketahui cukup sensitif terhadap kemoterapi.
f. Riwayat pengobatan (radioterapi/kemoterapi) sebelumnya.
g. Pemeriksaan laboratorium menunjukan hemoglobin > 10 gram %, leukosit >
5000 /mm³, trombosit > 150 000/mm³.
2.2.6 Efek Samping
Pada umumnya efek samping kemoterapi dibagi menjadi empat yaitu :
a) Efek samping kemoteapi segera terjadi (immediate side effect) yang timbul dalam
24 jam pertama pemberian, misalnya :
1) Gejala gastrointestinal, seperti mual muntah, diare, konstipasi, foringiris,
esophogiris dan mukositis.
2) Supresi sumsum tulang, penurunan jumlah sel darah putih (leucopenia) sel
trombosit (trombositopenia) dan sel darah merah (anemia)
3) Kerontokan rambut (alopecia)
b) Efek samping yang awal terjadi (early eide effecte) yang timbul dalam beberapa
hari sampai beberapa bulan, misalnya neuropati perifer, reuroparti.
c) Efek samping yang terjadi belakang (delayed side effects) yang timbul dalam
beberapa hari sampai beberapa bulan misalnya neuropati ferifer, neuropati.
d) Efek samping yang terjadi kemudian (late side effets) yang timbul dalam beberapa
bulan sampai beberapa tahun, misalnya keganasan sekunder.

2.2.7 Obat-Obat Sitotasika


a) Methorexat
b) Cyclophos pamida
c) Cisplatin
d) Carboplotin
e) Acrynomycin
f) Bleomyein
g) Vincristiane
h) Vinblastine
i) Eroposide
j) Parlitakxel

2.2.8 Lama Kemoterapi


Dalam sebagian besar kasus kanker, untuk memperoleh hasil terbaik maka
kemoterapi dilakukan dalam jangka waktu tertentu.Kemoterapi bisa saja hanya
dilakukan dalam satu hari, atau dapat juga berlangsung selama beberapa
minggu.Hal ini tergantung pada jenis dan stadium kanker. Jika pasien
membutuhkan lebih dari satu pengobatan, maka akan ada masa jeda/istirahat agar
tubuhnya pulih kembali. Misalnya kemoterapi satu hari diikuti dengan waktu
istirahat satu minggu, diikuti dengan pengobatan di satu hari lain yang diikuti
masa istirahat tiga minggu, dan lain-lain. Hal ini dapat dilakukan berulang kali.

2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan


2.3.1 Pengkajian
A. Data subyektif
1. Identitas
Data diambil dari pasien yang didapat dari anamnesa antara petugas kesehatan dan
pasien antra lain :
a. Nama : untuk identfikasi pasien
b. Umur : menetukan factor resiko terjadi pada wanita usia muda sebelum
umur 20 tahun dan wanita umur >40 tahun
c. Suku/bangsa : mengetahui pola kehidupan pasien
d. Agama : untuk mengetahui agama yang dianut ibu agar lebih mudah
dalam melakukan pendekatan
e. Pendidikan : mengetahui tingkat pengetahuan ibu sebagai dasar dasar
pemberian KIE.
f. Alamat : mengetahui tempat tinggal pasien, menjaga kemungkinan bila ada
pasien yang namanya sama
Identitas suami
a. Nama Suami : Nama suami klien
Umur : Untuk mengetahui usia suami klien
b. Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan suami klien sebagai
dasar dalam memberikan KIE
c. Pekerjaan : Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh kesehatan suami
klien dalam aktifitasnya.
d. Suku/ bangsa : Untuk mengetahui suku bangsa yang dianut suami klien, untuk
memudahkan dalam memberikan asuhan dan pendekatan.
e. Agama : Untuk mengetahui agama yang dianut oleh suami klien
sehingga memudahkan dalam melakukan asuhan pendekatan.
f. Alamat : Untuk mengetahui daerah mana suami klien tinggal dan adat
kepercayaan serta budaya sebagai kemudahan berkomunikasi.
2. Anamnesa
a. Keluhan utama : Klien datang untuk kemoterapi yang ke-3
b. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Menceritakan kronologi klien, sejak kapan klien merasakan tanda gejala Ca
ovarium sehingga klien di rawat di RSUD Soetomo Surabaya
b) Riwayat kesehatan yang lalu
Menanyakan apakah pernah menderita penyakit Ca mammae, kolon, endometrium
dan penyakit melular seperti HIV, AIDS, TBC. Menurun seperti hipertensi dan
penyakit manahun seperti jantung.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Menanyakan apakah ada keluarga klien yang menderita penyakit menular seperti
HIV, AIDS, TBC. Penyakit menurun seperti hipertensi dan penyakit menahun
seperti jantung
c. Riwayat Kebidanan
a) Riwayat Haid
Mengetahui faal system reproduksi seperti menarce, siklus, lamanya,
banyaknya, dan gangguan haid
b) Riwayat pernikahan
Untuk mengetahui suami keberapa, umur nikah dan berapa lama
c) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Riwayat kehamilan yang lalu melahirkan dimana ditolong oleh siapa dengan usia
kehamilan berapa minggu, persalinan terakhir mengalami perdarahan, melahirkan
spontan, SC, VE, pernah abortus atau tidak, nifas mengalami penyulit atau tidak.
d) Riwayat KB
Alat kontrasepsi apa yang pernah digunakan, lamanya, dan alasan mengapa klien
menggunakan alat kontrasepsi tersebut serta keluhannya.
3. Pola Kebiasaan sehari-hari
g. Pola istirahat
ada atau tidak gangguan, berapa jam waktu istirahat.
h. Pola aktivitas
Aktivitas yang dilakukan sehari – hari, ada tidaknya keluhan yang dirasakan ibu
sehubungan dengan aktivitas yang dilakukan.
i. Pola Eliminasi
Ada gangguan atau tidak saat BAK dan BAB
j. Pola nutrisi
Porsi makan, frekuensi, nafsu makan dan adakah pantangan makanan
k. Pola kebersihan
Mandi berapa kali, frekuensi gosok gigi dan berapa kali ganti baju.
l. Pola seksual
Ada gangguan atau tidak
B. Data Obyektif
1. Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/70 – 120/80 MmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Pernapasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut lurus tidak ada ketombe
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : Konjugtiva merah muda, sclera putih.
Telinga : Simetris, bersih,tidak ada sekrit.
Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak caries.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Payudara : Bentuk simetris tidak ada, benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen : Tampak besar (berisi cairan) dan tidak ada nyeri tekan
Geretalia : tampak flour albus
2.3.2 Interpretasi Data
Diagnosa : Asuhan Kebidanan pada NY “L”CA ovarium dengan
kemotrapi.
Masalah :-
Kebutuhan :
Ds : Klien datang untuk kemoterapi yang ke-3
Do : Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/70 – 120/80 MmHg
Nadi : 80 – 100 x/menit
Pernapasan : 16 – 24 x/menit
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
2.3.3 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL
Diagnosa Potensial : Diagnosa potensial yang kemungkinan terjadi dari diagnosa
awal
Masalah Potensial : -
2.3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
ATAU KOLABORASI
Konsultasi, kolaborasi, rujukan.
2.3.5 MERENCANAKAN ASUHAN KEBIDANAN
Diagnose : Ny ”L” P2002 Ca Ovarium dengan kemoterapi
Tujuan : Setelah di lakukan asuhan kebidanan selama 24 jam, di harapkan kemoterapi
dapat berjalan dengan lancar
Kriteria hasil :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Kompos mentis
TTV
Tekanan darah : 110/80 – 120/80 MmHg
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Nadi : 80 – 100 x/menit
1. Pendekatan dengan keluarga pasien
R/ Terjalinnya hubungan yang baik dan terciptanya rasa saling percaya antara
keluarga pasien dengan petugas kesehatan.
2. Fasilitasi ibu dengan infom consent
R/ Persetujuan keluarga sangat penting untuk setiap melakukan tindakan
3. Lakukan observasi
R/ memantau perkembangan ibu
4. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang kemoterapi
R/ kemoterapi dapat membantu pengobatan Ca ovarium
5. Jelaskan pada ibu dan keluarga tentang efek samping dari kemoterapi
R/ Mendeteksi efek samping kemoterapi

2.3.6 PELAKSANAAN
No Tanggal/jam Tindakan TTD

1 Melakukan Pendekatan personal kepada keluarga pasien


dengan menyapa keluarga pasien dengan sopan, ramah dan
selalu menjadi pendengar yang baik

2 Menfasilitasi pasien dengan infom consent

3 Melakukan observasi

4 Menjelaskan pada ibu tentang kemoterapi Tindakan


kemoterapi ini dilakukan dengan tujuan pengobatan,
mengurangi masa tumor selain pembedahan, dan
memperbaiki kualitas hidup

5 Menjelaskan efek samping kemoterapi seperti mual,


muntah, konstipasi, diare, penurunan jumlah sel darah
merah, dan kerontokan rambut. Efek samping ini terjadi
segera setelah kemoterapi. Dan efek samping neoropati
terjadi beberapa bulan kemudian dan efek samping
keganasan sekunder terjadi di kemudian hari

2.3.7 EVALUASI
1. Terjalin kerjasama yang baik antara petugas dengan ibu dan keluarga pasien.
2. Persetujuan untuk dilakukan tindakan kemoterapi
3. Tekanan darah : 110/80 – 120/80 MmHg
Suhu : 36,5 – 37,5 0C
Pernafasan : 16 – 24 x/menit
Nadi : 80 – 100 x/menit
4. Ibu mengerti dengan penjelasan petugas dan dapat menjelaskan kembali
5. Ibu mengerti dengan penjelasan petugas

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny “L” USIA 42 TAHUN CA OVARIUM
IIIC DENGAN KEMOTRAPI DI RUANG KANDUNGAN (MERAK)
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Tanggal pengkalian : 30-04-15 No. Reg : 12XXXXX


Jam pengkajian : 22:30 MRS : 28-04-15
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama : Ny “L” Nama : Tn “D”
Umur : 42 Tahun Umur : 44 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS Pekerjaan : Polri
Alamat : Griya Permata Meri D2/60 Mojokerto

2. Alasan datang
Ibu mengatakan ingin melakukan kemoterapinya yang ke III

3. Keluhan Utama
Tidak ada
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan 5 bulan yang lalu perut sebelah kiri tampak besar berisi cairan,
ibu periksa ke dokter untuk USG diketahui besar tumor +_ 11 cm kemudian ibu di
rujuk ke RS Dr. Soetomo dilakukan pemeriksaan CT scan hasil yang didapat
dengan diagnose Ca Ovarium IIIC lalu ibu dianjurkan untuk dilakukan operasi
pengangkatan ovarium dan Rahim. Ibu dilakukan operasi pada bulan januari 2015,
kemudian dilanjutkan kemoterapi yang pertama pada bulan februari 2015,
kemoterapi yang kedua pada bulan maret 2015 dan sekarang merupakan
merupakan kemoterapi yang ke-3
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu tidak pernah menderita penyakit menurun seperti hipertensi, asma dan
diabetes, menahun seperti hipertensi, asma dan jantung dan meular seperti
HIV/AIDS, hepatitis dan TBC.dan tidak pernah menderita Ca mammae, kolon
dan endometrium
6. Riwayat Kebidanan
a. Riwayat Menstruasi
Menarche : 14 tahun
Ibu menopause sejak 1 tahun yang lalu
b. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
No Uk Jenis Tempat Pnlng Komplikasi Bayi Nifas
persalinan persalinan
ibu Bayi PB/ Keadaan ASI Keadaa
BB
1 9bln Operasi RS Dokter Porsio - 3,5/51 baik iya baik
bengkak
2 9bln Operasi RS Dokter sungsang - 3,4/40 baik Iya baik

7. Riwayat Perkawinan
Menikah ke :I
Usia saat menikah : 28 tahun
Lama menikah : 32 tahun
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama ibu menggunakan KBIUD
selama 2 tahun, kemudian setelah melahirkan anak keduanya ibu tidak ikut KB.
9. Pola Aktivitas sehari-hari
a. Pola istirahat
Sebelum MRS :
Siang : Waktu istirahat ibu di habisi untuk berkumpul bersama anaknya dan
melakukan pekerjaan kantornya
Malam : + 6-7 jam mulai jam 21.00 - 04.00 WIB tidak ada gangguan
Saat MRS :
Siang dan malam ibu bedres diatas bed
b. Pola aktivitas
Sebelum MRS :
Ibu melakukan aktivitas rumah tangga seperti : menyapu, mencuci piring dan
memasak dengan sendiri, tanpa dibantu oleh keluarga. Kemudian setelah semua
pekerjaan rumah diselesaikan ibu berangkat ke kantor
Saat MRS :
Ibu istirahat total
c. Pola eliminasi
Sebelum MRS
BAK : 4-5 x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada keluhan
BAB : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek bau khas tidak ada
keluhan
Saat MRS
BAK : 4-5 x/hari warna kuning jernih, bau khas, tidak ada
keluhan
BAB : 1 x/hari, warna kuning, konsistensi lembek bau
khas tidak ada
d. Poa nutrisi
Sebelum MRS
Makan : 3x/hari, dengan porsi sedang (nasi, lauk-pauk, sayur) habis
Ngemil : kacang kedelai, rebusan ketela dll
Minum : 8 gelas/hari. ( air putih) habis
Saat MRS
Makan : 3x/ hari sesuai dengan menu RS
Ngemil :-
Minum : 7-8 gelas/hari (air putih)
e. Pola kebersihan
Sebelum MRS
Mandi : 2x/hari
Keramas : 1x dalam 3 hari
Sikat gigi : 2x/hari
Ganti pakaian : 1 x/ hari
Keluhan : Tidak ada
Saat MRS
Mandi : 1x/hari
Keramas : 1x dalam 3 hari
Sikat gigi : 1x/hari
Ganti pakaian : 1x/hari
Keluhan :-

B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
Tekanan darah : 110/70 MmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernapasan : 18 x/menit
Suhu : 36,5 0C
BB : 35 kg
PB : 152 cm
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut lurus tidak ada ketombe
Muka : tidak oedem, tidak pucat
Mata : Konjugtiva merah muda, sclera putih.
Telinga : Simetris, bersih,tidak ada sekrit.
Mulut : Tidak ada stomatitis, gigi tidak caries.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran vena jugularis.
Payudara : Bentuk simetris tidak ada, benjolan abnormal, dan tidak ada nyeri tekan
Abdomen : Tampak ada bekas operasi, tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas : atas dan bawah tidak ada oedem dan nyeri tekan

3. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal : 30-04-15
Jam : 20.00 WIB
No Parameter Hasil
1. HB 10,2 g/dl
2. PLT 45

Terapi yang diberikan (advice dokter) :


1. Inj Dexa 3x1 amp

A. ANALISA DATA
Ny “R” P2002 umur 42 tahun Ca Ovarium IIIC PRO kemotrapi paxus carbo III

B. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 30 April 2015 Jam: 21.00
WIB
No Tanggal/jam Tindakan TTD
1 30-04-15 Melakukan Pendekatan personal kepada
21.00 WIB keluarga pasien dengan menyapa keluarga
pasien dengan sopan, ramah dan selalu
menjadi pendengar yang baik
2 21.05 WIB Menfasilitasi pasien dengan infom consent.
Ibu dan keluar setuju
3 21.10 WIB Melakukan observasi
Tekanan darah : 110/80 MmHg
Suhu : 36,5 0C
Pernafasan : 21 x/menit
Nadi : 83 x/menit
4 21.20 WIB Menjelaskan pada ibu tentang kemoterapi.
Ibu mengerti penjelasan petugas.
5 21.40 WIB Menjelaskan efek samping kemoterapi
seperti mual, muntah, konstipasi, diare,
penurunan jumlah sel darah merah, dan
kerontokan rambut. Efek samping ini terjadi
segera setelah kemoterapi. Dan efek samping
neoropati terjadi beberapa bulan kemudian
dan efek samping keganasan sekunder terjadi
di kemudian hari.ibu mengerti efek samping
kemoterapi. Ibu mengerti dan dapat
menjelaskan kembali

Catatan Perkembangan
Tanggal : 01-05-2015 Jam : 08.00 WIB
S : Ibu mengatakan hanya mual saja.
O : K/u : Baik
Kesadaran : Composmentis
Observasi TTV
TD : 100/70 mmHg
N : 82x/menit
S : 360c
RR : 20x/menit
Advice dokter :
Dexametason 10 mg (4 amp) drip PZ
Diphen 50 Ij drip pz 100
Ranitidine 1 amp drip pz 100
Paxuz 213.44
Carbo 304.91
A : Ny “R” G2002 umur 45 tahun Ca Ovarium IIIC dalam kemoterapi.
P :
09:00 : menginformasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang akan
diberikan, ibu mengerti.
09:10 : Melakukan observasi
Tekanan darah : 110/80 MmHg
0
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 21 x/menit
Nadi : 83 x/menit
10.00 : Menjelaskan ibu tentang kemoterapi. Ibu mengerti
10.15 : Menfasilitasi kebutuhan nutrisi, TKTP (tinggi kalori tinggi protein )
10.30 : Menfasilitasi infom consent, suami dan keluarga setuju
11.00 : memasang infung pz drip dipen 50 mg, ranitidine 50 mg dalam 30tetes/menit.
Tetes lancar reaksi tidak ada .
12:00 : Memasang kemoterapi paxus 213,44 mg 30 tetes/menit. Tetesan lancar
13:00 : Menfasilitasi kebutuhan nutrisi diit TKTP habis 1 porsi
15.00 : memasang kemoterapi carbo 304,91 mg 30 tetes/menit. Reaksi tidak ada
Tanggal : 02-05-15 Jam : 08:00
S : ibu mengatakan sedikit mual
O : Observasi TTV
TD : 110/80 mmHg
N : 80x/menit
S : 36,50c
RR : 24x/menit

Advice dokter :
Paxus carbo H2 (KRS)
A : Ny “R” P2002 umur 42 tahun Ca ovarium IIIC post kemotrapi H2
P :
09.00 : Menginformasikan kepada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti.
10:00 : Memberi KIE tentang nutrisi dengan makan sedikit tapi sering, untuk mengatasi
mual
11:00 : Menjelaskan pada ibu untuk follow up 3 minggu lagi, ibu bersedia

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada pasien dengan diagnosa Ca
Ovarium IIIC + Kemoterapi, yang melibatkan pasien dan keluarga, penulis tidak
menemukan hambatan. Pasien dan keluarga kooperatif saat dilakukan pengkajian
hingga evaluasi dan ditunjang oleh pemeriksaan penunjang lainnya yang sesuai
dengan diagnosa yang ditegakkan.Sehingga asuhan kebidanan dapat dilaksanakan
dengan efektif dan efisien.
B. Saran
1. Bagi Lahan Praktek
Lebih meningkatkan kompetensi dalam pengambilan keputusan klinik
pada kasus gawat darurat serta menjaga mutu pelayanan kebidanan.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Dalam pemberian asuhan kebidanan memerlukan berbagai sumber
kepustakaan oleh karena itu, hendaknya institusi pendidikan menyediakan lebih
banyak sumber kepustakaan untuk lebih meningkatkan pengetahuan mahasiswa.

3. Bagi Mahasiswa
Mahasiwa hendaknya dapat memanfaatkan setiap kesempatan yang ada
untuk menuntut ilmu, pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman dalam
memberikan pelayanan kepada klien di tempat praktek.
4. Bagi Klien atau Keluarga
Agar dapat bekerjasama dengan petugas kesehatan agar klien mendapatkan
pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan.

DAFTAR PUSTAKA

Safiudin (2011), deteksi dini kanker, Fakultas kedokteran universitas Indonesia, Jakarta.

Prawirohardjo, sarwono, 2010.Ilmu kandungan.Yayasan bina pustaka. Jakarta

Dr taufan (2014). Ginekologi. Bandung : Carsinoma Ovarium Yayasan kanker


Indonesia. Bandung

Anda mungkin juga menyukai