Fitrah manusia itu baik, dan menyukai kebaikan. Sebejat apapun seseorang , dalam hati yang paling dalam selalu ada penyesalan . Saya percaya , dalam hati kita sudah ada lentera baik yang siap dinyalakan kapanpun kita inginkan. Hanya saja selama ini mati dan gelap, sehingga apa yang kita lakukan tidak sejalan dengan kata hati baik yang menentramkan. Di dalam hati ada sakelar on yang siap kita tekan untuk menyalakan. Sakelar ini yang akan mengaktifkan kebaikan-kebaikan. Dan ajaibnya, Allah tidak menciptakan sakelar off di dalamnya. Hanya ada on, agar kita bisa kapan saja mwnyalakan lentera kebaikan di dala, dada. Di balik kelamnya kehidupan, selalu ada harapan. Tidak peduli seberapa kelam masa lalu.” Lakukan, yang sudah berlalu, biarlah. Fokuskan diri pada masa sekarang dan yang akan datang, mintalah ampun atas segala kesalahan. Bayar semua kelamnya masa lalu dengan tindakan dan prestasi masa depan”
2. Jangan Kerdalikan Diri
Kita kerap menghukumi bahwa kita tidak mampu, tidak berdaya, tidak berbakat, tidak memiliki kemampuan, tidak akan bisa. Padahal kita belum pernah mencobanya. Padahal kita baru gagal sekali. Padahal kita baru membayangkan kkhawatiran yang belum tentu bakal terjadi. Otak kitalah yang membatasi potensi. Otak kitalah kotak korek api membatasi kemampuan lompatan tinggi yang kita punya. Kini mulailah melepas kotak korek api yang ada di kepala kita. Buang jauh- jauh pikiran yang membatasi kemampuan kita. “ Pesimis itu datang ketika kita belum siap maju ke hadapan. Takut kalau gagal. Takut kalau mendapat kritikan. Takut kalau jelek. Takut kalau ditertawakan. Dan segala ketakutan lain yang belum terjadi. Buang jauh-jauh ketakutan dengan mulai menyiapkan senjata perang. Persiapkan segala hal yang akan kita lakukan di sepanjang hari ini. 3. Kematian Tidak Menunggumu Baik Kematian akan datang dan pasti datang. Datang kepada siapa saja yang sudah waktunya tiba. Tidak peduli dengan usia, tidak peduli degan sakit yang didera. Kematian tidak menunggu tua, betapa banyak anak kecil meninggal dunia karena berbagai perkara. Tugas kita bukan mendiskripsi kapan nyawa kita dijemput. Tugas kita bukan juga menghitung waktu yang tepat kita diangkut. Tapi tugas kita adalah mempersiapkan diri untuk menyambut. Tugas kita adalah menjamu kematian dengan ama kebajikan yang berturut- turut. Gunakan kesempatan ini untuk berjuang. Berjuang melawan kebodohan dengan belajar. “ Tidak mudah melatih diri agar terus berbuat baik begitu juga tidak mudah untuk menjaga dari hal-hal yang tidak baik. 4. Kurangi Alasan Banyakin Tindakan Hidup di tengah kenyamana memang mengasyikan. Tidak perlu berjuang berat, hanya butuh kemauan agar hidup mengalir dan berputar seperti itu sepanjang waktu. Sebenarnya ada dua kategori nyaman. Pertama, adalah nyaman hasil perjuangan panjang. Nyaman yang kedua adalah posisi pada lingkungan kurang memadai yang kita hiasi dengan sejuta alasan. 5. Berani Bermimpi dan Mewujudkannya Impian itu seperti peta. Dia akan menunjukan arah tercepat menuju lokasi yang kita harap. Impian juga layaknya mesin pendorong, yang akan memacu kita. Begitulah impian mengubah kebermanfaatan yang sebelumnya kecil menjadi sangat besar. 6. Berani beda itu baik Ada istilah , jadilah yang pertama agar dirimu di kenang. Untuk jadi yang pertama diperlukan kreativitas yang cerdas sehingga apa yang dihasilkan sulit ditiru oleh orang lain. Milikilah sesuatu yang berbeda di keahlian yang kita tekuni. Sesuatu yang berbeda yang benar-benar menjadi pembeda dengan lainnya. 7. Tingkatkan Kualitas Diri Agar Lebih Berarti Jadilah manusia berguna dan mendapatkan posisi penting di tengah mereka. Jika kita tidak bisa memposisikan diri pada jabatan dan kedudukan , kita bisa berusaha menjadi orang yang diperhitungkan karena keilmuan yang kita punya 8. Kalau Kita Mau, Pasti Akan Bisa Kemauan yang ada di dalam diri untuk berubah menjadi lebih baik lagi. Tanpa kemauan , maka segala sesuatu tidak akan pernah terjadi. Begitu pun dengan keinginan untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk banyak orang. “ Berubah memang tidak udah. Harus ada perjuangan dan tekad kuat. Tapi kalau tidak ada perubahan maka hidup akan begitu-begitu saja.” 9. Tingkatkan Manfaat Diri Setiap Hari Bagaimana cara meningkatkan manfaat diri kita? Ya, kita harus meningkatkan kuantitas dan kualitas kebaikan. Kuantitas bisa di lihat dari frekuensi dan besarnya apa yang kita berikan kepada orang lain. Sementara kualitas manfaat ditingkatkan dengan cara meningkatkan kualitas diri kita, yaitu dengan meningkatkan ketrampilan dan kemampuan.