Abstrak
Bencana banjir merupakan fenomena alam, yang terjadi karena dipicu oleh proses alamiah dan
aktivitas manusia yang tidak terkendali dalam mengeksploitasi alam. Kecamatan Pontianak Selatan
dan Pontianak Tenggara yang merupakan daerah dataran Kota Pontianak dengan ketinggian berkisar
antara 0,1 s/d 1,5 meter diatas permukaan laut sehingga sangat dipengaruhi oleh pasang surut air
sungai sehingga mudah tergenang. Penelitian ini bertujuan untuk pemetaan rawan banjir di Kecamatan
Pontianak Selatan dan Pontianak Tenggara berbasis sistem informasi geografis (SIG). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data berupa observasi, dokumentasi dan
kuesioner. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analitic Hierarchy Process
(AHP) untuk mengetahui penyebab banjir dan; dan Analisis Sumperimpose untuk mengetahui tingkat
rawan banjir. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa banjir di wilayah Kecamatan Pontianak
Selatan dan Pontianak Tenggara disebabkan oleh hujan intensitas tinggi namun air tidak terdrainasi
dengan cepat, musim penghujan terjadi genangan dan run off, sungai pasang terjadi genangan dan
tidak berlangsung lama. Tingkat Kerawanan Banjir di Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak
Tenggara dapat dikelompokkan menjadi menjadi tiga yaitu, Rawan 481 Ha, Cukup Rawan 1268 Ha,
Tidak Rawan 1123 Ha.
Kata kunci: Bencana banjir, AHP, Sistem Informasi Geografis.
Abstract
Flood disaster is a natural phenomenon, which is triggered by natural processes and uncontrolled
human activities. South Pontianak District and Southeast Pontianak are low lying topography (0.1 to
1.5 meters above sea level) adjacent to a river and sea area which is more likely to have floods
particularly when ebb and flow. This study aims to obtain a mapping of flood-vulnerable zones in the
District of South Pontianak and Southeast Pontianak based on geographic information systems (GIS).
The data were collected by observation, documentation and questionnaires and analysed using the
Analytical Hierarchy Process (AHP) to determine the causes of flooding and Superimpose Analysis to
determine the flood-vulnerable level. The results of the study showed that the flood is caused by the high
rain intensity and poor drainages; in rainy season puddles and run-off; and tidal inundation. The flood
vulnerable level of the Districts of South Pontianak and Southeast Pontianak can be grouped into three
categories which are vulnerable to 481 Ha, intermediate vulnerable to 1268 Ha, and unvulnerable to
1123 Ha.
Ki =
=
=3
5. Analisis Sumperimpose
Penyusunan Tingkat Kerawanan Banjir di
Kecamatan Pontianak Selatan dan Pontianak
Tenggara menghasilkan tiga kelas tingkatan yaitu
kerawanan banjir rawan, cukup rawan dan tidak
rawan. Tingkatan kelas kawasan rawan banjir tersebut
diperoleh dari hasil perhitungan nilai bobot dan skor
pada setiap parameter dan variabel yang digunakan
dalam penentuan kelas kerawanan banjir. Variabel
yang digunakan adalah : Topografi, Jenis Tanah,
Gambar 5. Peta Rawan Banjir (Hasil Analisis,2018)
Kedalaman Gambut dan Tutupan Lahan.
Hasil analisis yang menghasilkan peta
Tabel 7. Jenis Data dan Pembobotannya (Hasil kerawanan banjir dengan 3 kategori. Kategori pertama
Analisis,2018) daerah yang berpotensi tingkat rawan banjir meliputi
No Jenis Data Bobot
Tutupan lahan
Kelurahan Akcaya, Bangka Belitung Laut, Bangka
sungai/kanal, tambak, tanah kosong, genangan, Belitung Darat, Bansir Darat, Bansir Laut, Melayu
5 darat, Melayu Laut, dan Parit Tokaya dengan luas 481
danau dan rawa
1
permukiman, RTH, industri, perdagangan dan
4 Ha. Selanjutnya wilayah yang berpotensi tingkat
jasa cukup rawan banjir meliputi Kelurahan Akcaya,
Persawahan 3
perkebunan dan semak belukar 2
Bangka Belitung Laut, Bangka Belitung Darat, Bansir
Hutan 1 Darat, Bansir Laut, Kota Baru, Melayu Laut, Melayu
Topografi darat, dan Parit Tokaya dengan luas 1268 Ha.
2
0 - 1,5 3 Kategori terakhir adalah wilayah yang berpotensi
1,5 - 2,5 2 tidak rawan meliputi Kelurahan Akcaya, Bangka
>2,5 1
3 Jenis tanah
Belitung Darat, Bansir Darat, Bansir Laut, Kota Baru, dibagian bawah lahan gambut tetap basah atau relative
Parit Tokaya, dan Melayu Darat dengan luas 1123 Ha. masih basah. Manakala terjadinya kebakaran hutan di
lahan gambut, kobaran api tersebut akan bercampur
6. Hasil Overlay variabel Spasial dan non spasial dengan uap air yang diserap gambut dan akan
(AHP) mengakibatkan asap yang sangat banyak (Adinugroho
Dari hasil analisis sasaran pertama dan kedua dkk, 2004).
akan menghasilkan sebuah peta tingkat rawan banjir kerawanan terhadap banjir yang disebabkan
dan penyebab banjir di Kecamatan Pontianak Selatan oleh curah hujan ( variabel X,W: hujan intensitas
dan Pontianak Tenggara. Untuk menghasilkan peta tinggi namun air tidak terdrianasi dengan cepat dan
tingkat rawan banjir dan penyebab banjir dengan saat musim penghujan terjadi genangan dan run off).
melakukan overlay hasil sasaran 1 dan sasaran 2 Perbedaan ini disebabkan oleh variabel topografi dari
sebagaimana dengan tujuan penelitian ini peta topografi yang digunakan tidak sesuai dengan
data di lokasi sebenarnya. Berdasarkan peta sistem
Tabel 8. Luas Rawan Banjir Kecamatan Pontianak lahan Repprot (1987) ditunjukkan bahwa lokasi yang
Selatan dan Pontianak Tenggara (Hasil tidak rawan banjir merupakan dome (kubah) gambut,
Analisis,2018) sehingga secara topografi memiliki ketinggian > 2,5
KETERANGAN STATUS
LUAS LUAS meter pada peta topografi. kerawanan terhadap banjir
Ha % yang disebabkan oleh curah hujan ( variabel W: saat
Cukup Rawan Hujan Intensitas Tinggi
Namun Air Tidak Terdrainasi Cepat 322,41 11,26%
musim penghujan terjadi genangan dan run off)
(X) diakibatkan oleh penyempitan ukuran saluran
Cukup Rawan Saat Musim Penghujan drainase, sehingga pada saat terjadi musim penghujan
674,81 23,62%
Terjadi Genangan Dan Run Off (W) air melebihi kapasitas saluran drainase kemudian
Cukup Rawan Saat Sungai Pasang, menyebabkan terjadinya banjir.
Terjadi Genangan Dan Tidak 247,81 8,67%
Berlangsung Lama (Y)
Cukup Rawan W&Y 14,57 0,51%
Rawan Hujan Intensitas Tinggi
Namun Air Tidak Terdrainasi Cepat 58,13 2,03%
(X)
Rawan Saat Musim Penghujan
153,14 5,36%
Terjadi Genangan Dan Run Off (W)
Rawan Saat Sungai Pasang, Terjadi
Genangan Dan Tidak Berlangsung 183,93 6,44%
Lama (Y)
Rawan W&Y 79,50 2.78%
Tidak Rawan Hujan Intensitas Tinggi
Namun Air Tidak Terdrainasi Cepat 564,32 19,75%
(X)
Tidak Rawan Saat Musim Penghujan
556,37 19,47
Terjadi Genangan Dan Run Off (W)
Tidak Rawan Saat Sungai Pasang,
Terjadi Genangan Dan Tidak 2,53 0,09%
Berlangsung Lama (Y)
JUMLAH 2.857,52 100 %