Anda di halaman 1dari 5

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuntutan terhadap efisiensi memaksa perusahaan untuk membentuk struktur

organisasi yang lebih sederhana, mendorong perusahaan untuk lebih fokus pada

bisnis intinya, dan menyerahkan aktifitas pendukungnya pada pihak lain.

Perkembangan ini mengakibatkan produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu bisnis,

bukan lagi merupakan output dari suatu organisasi secara invidu, namun merupakan

output dari suatu rangkaian organisasi, yang disebut supply chain (Maylor, 2003).

Supply Chain atau rantai pasok merupakan suatu konsep yang relatif baru di

dunia konstruksi, yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur.

Konsep rantai pasok berhubungan erat dengan lahirnya konsep lean production yang

berasal dari pada pemikiran lean thingking yang telah mengubah paradigma

produksi dalam industri manufaktur (Kementerian Pekerjaan Umum, 2013)

Semen adalah komoditas yang sangat strategis bagi Indonesia. Sebagai negara

berkembang yang terus melakukan pemangunan, semen menjadi sesuatu kebutuhan

mutlak. Hal ini diperkuat dengan pembangunan infrastruktur akan terus dilakukan

diberbagai daerah dalam beberapa tahun kedepan. Oleh karena itu, industri semen

dituntut mampu memenuhi permintaan semen yang semakin naik dengan penyebaran

yang semakin meluas (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012).

Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan sistem rantai pasok semen

nasional adalah keseimbangan antara persediaan dan permintaan ( supply and

1
2

demand). Pendekatan ini digunakan dengan maksud untuk mengetahui sejauh mana

kemampuan industri semen nasional dalam menjamin pasokan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen akan permintaan produk (semen) ke depan. Selain itu, dengan

adanya kebijakan program percepatan pembangunan infrastruktur nasional yang telah

disusun dan mulai diimplementasikan, tentunya akan membawa implikasi yang

signifikan terhadap permintaan semen di masa-masa mendatang (Kementerian

Pekerjaan Umum, 2012).

Gambar 1.1 Structure Channel Rantai Pasok Semen


(Sumber : Asosiasi Semen Indonesia, 2012)

Berdasarkan Gambar 1.1 di atas dapat dilihat bahwa lebih dari 50% produksi

semen di Indonesia terdapat di pulau Jawa. Sedangkan daerah timur dapat dikatakan

tidak ada pabrik semen. Dengan menumpuknya pemasok semen di pulau Jawa, hal
3

ini menimbulkan masalah lain terutama dalam masalah harga material khususnya

untuk di daerah luar pulau Jawa. Selain itu waktu dan lamanya pengiriman material

juga menjadi masalah lain yang turut mempengaruhi harga material semen di daerah

luar pulau Jawa (Asosiasi Semen Indonesia, 2012).

Kota Palangka Raya memiliki luas wilayah 2.678 km 2 dan berpenduduk

sebanyak 252,105 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata 94,12 km2 (Badan Pusat

Statistik, 2016). Data realisasi pembangunan perumahan pada tahun 2011 berjumlah

1.101 unit, tahun 2012 berjumlah 1.186 unit, tahun 2013 berjumlah 1.247 unit dan

tahun 2014 berjumlah 1.951 unit. Seiring meningkatnya jumlah penduduk Kota

Palangka Raya maka pembangunan perumahan di Kota Palangka Raya juga semakin

meningkat ( Badan Pusat Statistik, 2015).


Menurut Pandiangan (2016) menyatakan pembetonan adalah item pekerjaan

yang signifikan dan memberikan pengaruh sebesar 13-39% dari biaya total

bangunan. Pembetonan terdiri dari pembesian, semen, agregat kasar, agregat halu dan

air. Dimana untuk material semen sangat berpengaruh besar untuk pekerjaan

pembetonan setelah pekerjaan pembesian. Hal ini menunjukkan bahwa semen

memegang peranan yang sangat penting dalam proyek konstruksi.

Menurut Wardani (2017) yang berjudul “Analisa Rantai Pasok Semen di Kota

Palangka Raya” dengan menggunakan metode system thingking. Bertujuan untuk

menetahui rantai pasok semen di Kota Palangka Raya dan menghitung kebutuhan

semen Kota Palangka Raya pada tahun 2017. Hasil penelitian diperoleh nilai

peramalan semen selama 3 tahun kedepan. Akan tetapi hasil suply masih belum
4

diketahui dari parbik ke distributor, distributor ke retail atau dari distributor ke

proyek-proyek besar.

Berdasarkan sekilas penjelasan tersebut, maka diperlukan suatu penulisan

lebih lanjut mengenai rantai pasok semen yang berada di kota Palangka Raya. Oleh

karena itu penulis tertarik untuk menulis lebih lanjut penyusunan laporan dengan

judul “Pemodelan Rantai Pasok Semen dengan Metode Sistem Dinamik di Kota

Palangka Raya”.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun, permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

1. Bagaimana model dinamik rantai pasok semen di Kota Palangka Raya ?

2. Apa faktor yang paling mempengaruhi proses rantai pasok semen di Kota

Palangka Raya ?

1.3 Batasan Masalah

Agar lebih terarah, maka studi ini dibatasi oleh hal-hal sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan di Kota Palangka Raya.


2. Studi yang akan ditinjau model rantai pasok semen di Kota palangka Raya.
3. Studi yang akan ditinjau adalah kebutuhan semen di Kota Palangka Raya tahun

2018 - 2021.
4. Semen portland (OPC = Ordinary Portland Cement) yang ditinjau adalah tipe I.
5. Dalam penelitian ini pihak yang akan diidentifikasi adalah distributor resmi,

agen dan toko banunan (retail).


6. Data penjualan diambil dari distributor dan toko bangunan (retail).
7. Menggunakan metode Sistem Dinamis.
8. Menggunakan aplikasi PowerSim.
5

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui model dinamik rantai pasok semen di kota Palangka Raya

2. Mengetahui faktor - faktor yang mempengaruhi proses rantai pasok semen di

Kota Palangka Raya

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :

1. Memberikan informasi mengenai ketersediaan semen di kota Palangka Raya.

2. Tambahan pengetahuan dan informasi serta wawasan pada bidang manajemen

dan rekayasa konstruksi.

Anda mungkin juga menyukai