Anda di halaman 1dari 5

Peristiwa Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Carolin Farah Diba 1804024
2. Lina Astuti 180463
3. Gede Yogi S N 1804044
4. Siti Sakinah M W 1804104
5. Devi Heri A 1704010
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang


Maha Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah yang berjudul “Peristiwa Tenggelamnya
KM Sinar Bangun” bisa selesai pada waktunya.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan


para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah
ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah
selanjutnya yang lebih baik lagi.
BAB 1
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kapal Motor Sinar Bangun merupakan sebuah kapal feri berjenis ro-ro yang tenggelam di
utara Danau Toba, Sumatera Utara, Indonesia, pada 18 Juni 2018.[4] Kapal feri ini mengangkut
penumpang dari Simanindo di Kabupaten Samosir menuju Tigaras di Kabupaten Simalungun.
Diperkirakan 164 penumpang hilang akibat tenggelamnya kapal ini,[5] akan tetapi
ketiadaan manifes mempersulit kepastian jumlah penumpang dan kendaraan yang terangkut saat
pelayaran.[6]

KM Sinar Bangun berlayar dari Pelabuhan Simanindo di Kabupaten Samosir, yang terletak di Pulau
Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras di Kabupaten Simalungun. Laporan dari pihak terkait
menunjukkan bahwa penumpang yang menaiki kapal ini adalah wisatawan yang mengunjungi
kawasan Danau Toba pada masa libur Hari Raya Idulfitri 1439H. Kapal tersebut diduga tenggelam
sekitar pukul 17:00 dan 17:30 waktu setempat.[8] Laporan awal menunjukkan kapal tersebut memuat
hingga 5 kali kapasitas maksimal penumpang dari 43 penumpang.[9]
Saksi mata yang selamat dari musibah menutukan bahwa kapal berlayar saat cuaca hujan berangin
dan ombak tinggi.[10][11] Saksi mata lain menuturkan bahwa kemudi kapal tersentak saat
musibah.[11] Kapal tersebut terombang-ambing setidaknya tiga kali sebelum terbalik ke arah kanan
dari berlayarnya kapal. Kapal tersebut tenggelam 22 menit setelah bertolak dari Pelabuhan
Simanindo.

Pascakejadian, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia mengirimkan tim dari Komite


Nasional Keselamatan Transportasi ke lokasi. Sementara itu, kepolisian melaporkan bahwa kejadian
tersebut terjadi saat cuaca buruk. Hal tersebut dapat menjadi sebab kejadian tenggelamnya kapal
ini. Berdasarkan tambahan laporan dari saksi mata, polisi kemudian menambahkan faktor muatan
berlebih yang menyebabkan kapal tersebut tenggelam.[20]
Beberapa jam sebelum musibah, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika sudah
memperingatkan sebanyak dua kali kepada pelaku jasa penyeberangan untuk tidak berlayar di
sekitar Danau Toba karena cuaca buruk.[21] Peringatan tersebut diumumkan pada pukul 11:00 dan
14:00 WIB.[22] BMKG memperingatkan bahwa terjadi peningkatan kecepatan angin dari dua hingga
tiga meter per detik menjadi enam meter per detik sekitar pukul 17.00 WIB di Kabupaten Samosir
atau sekitar Danau Toba. Kecepatan angin tersebut setara 12 knot dan berpotensi memicu ombak
setinggi 75 sentimeter hingga 1,25 meter.[23]
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa kapal ini mengangkut beban berlebih
saat kejadian tersebut terjadi. Bobot kapal dengan massa 35GT hanya mampu mengangkut hingga
43 orang dalam sekali pelayaran.[24] Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian
Perhubungan untuk mengevaluasi standar keamanan angkutan penyeberangan.[25]
Laporan dari kepolisian sementara menyimpulkan bahwa pelayaran tersebut ilegal karena tidak
memiliki manifes dan surat izin pelayaran.[26] Polisi kemudian mengembangkan kemungkinan kasus
pidana dari musibah ini. Pada 21 Juni 2018, polisi menangkap nakhoda kapal Situa Sagala yang
kembali ke rumahnya beberapa jam setelah musibah kapal.[27] Keesokan harinya, nakhoda kapal
tersebut ditetapkan sebagai tersangka.
Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi penyebab kecelakaan kapal KM Sinar Bangun diperairan Danau Toba?
2. Apa saja faktor luar yang mempengaruhi tenggelamnya kapal KM Sinar Bangun?

3. Bagaimana pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak ada lagi peristiwa kecelakaan kapal
yang serupa?

Anda mungkin juga menyukai