Anda di halaman 1dari 14

o Pembangunan Pabrik Semen Dinilai


Tak Merusak Lingkungan

Raden Jihad Akbar



 ARSIP

Sabtu, 11 Maret 2017 | 12:27 WIB


Photo :

 VIVA.co.id/Daru Waskita
Pabrik semen.
O SHARE


VIVA.co.id – Pengamat Pembangunan Djuni Thamrin berpendapat, ada kontestasi


tidak fair dan seimbang dalam menilai kepentingan pembangunan industri semen nasional
yang dijalankan oleh BUMN dengan penilaian keselarasan ekologi. Khususnya, dimensi
lingkungan yang dikampanyekan oleh para aktivis.
Dalam pandangan para aktivis lingkungan, pengadaan semen sebagai salah satu komoditi
strategis untuk pembangunan infrastruktur pasti akan merusak dan mengorbankan
lingkungan. Pemikiran itu dinilai paradigma lama yang sempit.

"Dalam paradigma pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan industri semen dapat


dilakukan dengan tetap menjaga kelestarian dan keberlangsungan hidup bagi generasi
berikut," kata Thamrin dikutip dari keterangan resminya, Sabtu 11 Maret 2017.

Lebih lanjut Thamrin mengatakan, kasus pendirian pabrik semen milik negara di Rembang
misalnya, merupakan contoh pembangunan industri semen yang berwawasan lingkungan.
Ditinjau dari rencana BUMN itu menjalankan penambangan dan produksinya, pengalaman
panjang mereka telah melakukan produksi semen yang ramah lingkungan.

Sisa penambangan baru gamping di site Tuban dan Gresik Jawa Timur telah direklamasi
kembali yang kemudian ditanami dengan tanaman produktif. Sekarang sudah menjadi hutan,
dibandingkan dengan Rona awalnya yang gersang bebatuan.
Kemudian, sisa penggalian tanah liat sudah ditransformasi menjadi embung ataupun waduk
mini yang dapat memberikan pengairan untuk sawah di sekitarnya dan perikanan tambak
terpadu. Produksi tani sawah bahkan dapat dilakukan panen tiga kali per tahun dengan rata-
rata produksi 9 ton per hektare gabah kering.

Secara lanskap lingkungan reklamasi dan embung itu membuat pemandangan menjadi asri
dan sejuk. Sehingga sangat cocok dijadikan daerah wisata dan olahraga.

LIHAT JUGA

Pesan Mbah Moen, Ulama Karismatik NU ke
Anaknya Maju Pilkada


Mensos Ingin Warga Punya Saham PT Semen
Indonesia di Rembang


Bupati Rembang Klaim Lebih Banyak Warga
Dukung Pabrik Semen


Warga Rembang Surati Presiden Pakai Kertas
Semen


Dukung Petani Kendeng, Mahasiswa di Makassar
Semen Kaki


Menteri ESDM Siap Dukung KLHK Soal Uji
Lingkungan Kendeng

"Bahkan di Gresik salah satu site penggalian tambang batu gamping untuk industri semen
telah dijadikan daerah hijau dan perumahan elite baru," ujarnya membela.
Kekhawatiran kelompok aktivis lingkungan akan hilangnya lokasi sawah mereka dan
terjadinya kerusakan lingkungan, kemungkinan tidak akan terjadi. Karena dengan penerapan
sistem penambangan yang menggunakan ilmu pengetahuan mutakhir, semua potensi
kerusakan sudah dibuatkan mitigasinya.

"Mulai dari penentuan lokasi, cara menambang, manajemen lingkungan, kontrol dan seluruh
rangkaian tata kelola telah diperhitungkan secara detail dalam amdal yang kredibel,"
ungkapnya.

Tidak hanya potensi dampak lingkungan, potensi dampak sosial, ekonomi serta budaya juga
sudah masuk dalam agenda perencanaan amdal dan pengelolaan industri. Bahkan, warga dan
pemerintah lokal dipersilahkan untuk ikut dalam pengawasan seluruh proses produksinya.

Jadi, sejauh ini tidak ada kontestasi dan benturan paradigma industri dan lingkungan dalam
industri semen di Kabupaten Rembang. Potensi kontestasi justru sangat mungkin terjadi
antara modal asing dan BUMN untuk menguasai pasokan semen di Jawa dan Indonesia.
Hampir semua pemain besar industri semen dunia sudah ada dan sudah mencengkram
pengaruhnya di Indonesia.

Menurut dia, Presiden Soekarno pada 1957 saat meresmikan pabrik semen Gresik yang
sekarang menjadi holding Semen Indonesia, sudah berpesan agar pabrik semen sebagai alat
perjuangan bangsa jangan dihancurkan, karena penjajahan baru adalah penguasaan bahan
baku dan pasar, termasuk semen. (mus)

Anda mungkin juga menyukai