Anda di halaman 1dari 9

SUMMARY

MANAJEMEN RESIKO

DOSEN PENGAJAR

Ir. Sri Hermiati. MM.

DISUSUN OLEH

Dicky Panca Alfarizky

INSTITUT TRANSPORTASI DAN LOGISTIK TRISAKTI


MANAJEMEN TRANSPORTASI DARAT
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena telah melimpahkan rahmat-Nya
berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga Summary ini selesai pada waktunya.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada teman-teman sekalian yang telah membantu,
baik bantuan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan. Saya menyadari sekali, didalam penyusunan summary ini masih jauh dari kesempurnaan serta
banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian kepada
dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar
harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah
saya untuk ke depannya agar bisa berkembang.

Saya berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembacanya dan juga bermanfaat.
BAB 8
PEMETAAN RISIKO

Penanganan resiko akan lebih baik jika saja diketahui statusnya, tetapi dipetakan pemetaan ini dikenal
dengan istilah Risk Mapping. Pemetaan resiko dilakukan dengan membuat grafik yang memilki dua sumbu
dimana sumbu Vertikal adalah kemungkinan dan sumbu Horizontal adalah konsekuensi. Yang dipetakan
dalam grafik pemetaan resiko ini adalah kejadian-kejadian yang bersiko.

Setiap kejadian mengandung kemungkinan dan konsekuensi. Dari hasil pengukuran resiko akan diketahui
berapa besar kemungkinan dari suatu kejadian yang merugikan dan berapa besar konsekuensi yang timbul
dari kejadian yang merugikan tsb.

Misalnya sebuah pabrik memiliki kemungkinan kebakaran 1% dan jika terajdi kebakaran, konsekuensi
kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp.100.000.000,. Pabrik yang sama memiliki mobil angkutan yang
setiap kali mengangkut barang memiliki kemungkinan kecelakaan 5% dan jika terjadi kecelakaan akan
terjadi kerugian Rp.10.000.000,.

Setelah semua resiko telah diketahui statusnya dan telah dipetakkan, maka hal yang selanjutnya akan
dilanjutkan adalah menangani resiko-resiko tersebut. Ada 2 cara menangani resiko:
1. Mengendalikan resiko
2. Menandai resiko
Resiko perlu dikendalikan untuk membuat resiko tsb sekecil-kecilnya. Jika terjadi tersiko, perlu ada cara-
cara untuk mendanainya sehingga kerugian yang dialami menjadi sekecil-kecilnya.

Pemetaan risiko juga ditujukan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingan bagi
perusahaan memiliki keterbatasan dalam sumber daya manusia dan jumlah uang sehingga perushaan peru
meneapkan mana yang perlu dihadapi terlebih dahulu mana yang dinomor duakan, dan mana yang perlu
diabaikan. Selain itu prioritas juga ditetapkan karena tidak semua risiko memiliki dampak pada tujuan
perusahaan.
BAB 9
EVALUASI RISIKO

Evaluasi risiko adalah untuk membuat keputusan berdasar pada hasil analisa risiko tentang perlunya
perlakuan dan prioritas perlakuan terhadap risiko. Dalam beberapa keadaan evaluasi risiko dipakai untuk
analisa yang lebih jauh.

Proses yang ada dalam evaluasi risiko akan menentukan risiko mana saja yang membutuhkan mitigasi
khusus dan bagaimana prioritas mitigasinya. Hasil dari evaluasi risiko akan menjadi inputan bagi proses
penentuan rencana tindaklanjut (mitigasi). Sifat dari keputusan yang akan diambil & kriteria yang akan
digunakan dalam pengambilan keputusan, sebaiknya telah ditetapkan pada tahap penyusunan konteks,
dan perlu ditinjau kembali pada tahap evaluasi ini.

B. Kriteria Evaluasi Risiko

Kriteria dalam pengambilan keputusan harus konsisten dengan konteks eksternal, internal, dan
manajemen risiko yang telah didefinisikan. Juga harus memperhatikan tujuan / sasaran proyek, tujuan
pengelolaan risiko, dan tanggapan tim manajemen. Keputusan dalam mengevaluasi berdasarkan pada
peringkat risiko yang telah diperoleh dari hasil analisis risiko, juga dapat didasarkan atas nilai ambang yang
ditetapkan sesuai dengan:
a. Tingkat dampak yang telah ditentukan
b. Kemungkinan timbulnya suatu kejadian tertentu
c. Efek kumulatif dari beberapa kejadian
d. Rentang ketidakpastian terhadap tingkat-tingkat risiko
BAB 10
METODE YANG DAPAT DIPILIH DALAM MENGENDALIKAN RISIKO

Upaya-upaya untuk menanggulangi risiko harus selalu dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau
diminimumkan. Sesuaikan dengan sifat objek yang terkena risiko, ada beberapa cara yang dapat dilakukan
(perusahaan) untuk meminimumkan risiko kerugian , antara lain:

1. Melakukan pencegahan dan penggurangan terhadap kemungkinan terjadinya peristiwa yang


menimbulkan kerugian, misalnya membangun gedung dengan bahan-bahan yang anti terbakar untuk
mencegah bayaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja,melakukan
pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan hasil produksi untuk menghindari risiko
pencurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan,
sabotase dan pengacuan.
2. Melakukan retensi, mentolerir membiarkan terjadinya kerugian, dan untuk mencegah tergantungnya
operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh:
pos biaya lain-lain atau tak terduga dalam anggaran perusahaan).
3. Melakukan pengendalian terhadap risiko, contohnya melakukan hedging(perdagangan berjangka)
untuk menanggulangi risiko kelangkaan dan fluktuasi harga dan bahan baku/pembantu yang diperlukan.
4. Mengalihkan/memindahkan risiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak
pertanggungan (asuransi) dengan perusahaan asuransi terhadap risiko tertentu, dengan membayar
sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan asuransi akan mengganti kerugian
bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai perjanjian.
Tugas dari seorang manajer risiko adalah berkaitan erat dengan upaya memilih dan menentukan
cara-cara/metode yang paling efisien dalam pengendalian risiko yang dihadapi perusahaan. Seorang
manajer risiko pada prinsipnya dapat menggunakan dua pendekatan/cara menanggulangi risiko:
1. Penanganan Risiko (Risk Control)
2. Pembiayaan Risiko (Risk Financing)
BAB 11
PERHITUNGAN EVALUASI

Ada beberapa teknik untuk menghitung risiko tergantung jenis risiko. Evaluasi yang lebih sistematis
dilakukan untuk ‘menghitungr’ risiko. Sebagai contoh kita bisa memperkirakan probabilitas (kemungkinan)
risiko atau suatu kejadian jelek terjadi. Dengan probabilitas tersebut kita berusaha ‘mengukur’ risiko.
Sebagai contoh, ada risiko perusahaan terkena jatuhan meteor atau komet, tetapi probabilitas risiko
semacam itu sangat kecil (0,000000001). Karena itu risiko tersebut tidak perlu diperhatikan.
Untuk risiko lain, evaluasi dan pengukuran yang berbeda bisa dilakukan. Sebagai contoh, risiko perubahan
tingkat bunga bisa diukur dengan teknik duration (durasi). Modul identifikasi dan pengukuran risiko
spekulatif akan banyak membicarakan pengukuran risiko perubahan tingkat bunga. Risiko pasar bisa
dievaluasi dengan menggunakan teknik VAR (Value At Risk). Pemahaman kita terhadap beberapa risiko
sudah cukup baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut sudah berkembang. Sementara pemahaman
kita terhadap risiko lain belum begitu baik sehingga teknik pengukuran risiko tersebut belum begitu
berkembang. Teknik lain untuk mengukur risiko adalah dengan mengevaluasi dampak risiko tersebut
terhadap kinerja perusahaan.
BAB 12
PENTINGNYA MONITORY DAN PROSEDUR MONITORY

Monitoring menjadi bagian yang direncanakan dalam proses manajemen risiko Dalam monitoring
dilakukan pemeriksaan atau pemantauan, yang dapat dilakukan baik secara berkala maupun insidental
ketika diperlukan. Tanggung jawab untuk monitoring ini harus didefinisikan dengan jelas. Risk
Monitoring adalah proses pelacakan pelaksanaan manajemen risiko dan terus mengidentifikasi dan
mengelola risiko baru. Selain memantau risikonya sendiri, proses risk monitoring melacak dan
mengevaluasi keefektifan strategi manajemen risiko. Temuan yang dihasilkan oleh risk monitoring tersebut
dapat digunakan untuk membuat strategi baru dan memperbaharui strategi lama terbukti tidak efektif.

Monitoring dilakukan sementara kegiatan sedang berlangsung guna memastikan kesesuaian proses dan
capaian sesuai rencana, tercapai atau tidak. Bila ditemukan penyimpangan atau kelambanan maka segera
dibenahi sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai rencana dan targetnya. Jadi, hasil monitoring menjadi
input bagi kepentingan proses selanjutnya. Fungsi-fungsi monitoring lain yaitu;

1. Ketaatan (compliance). Monitoring menentukan apakah tindakan administrator, staf, dan semua yang
terlibat mengikuti standar dan prosedur yang telah ditetapkan.
2. Pemeriksaan (auditing). Monitoring menetapkan apakah sumber dan layanan yang diperuntukkan bagi
pihak tertentu (target) telah mencapai mereka.
3. Laporan (accounting). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu “menghitung” hasil
perubahan sosial dan masyarakat sebagai akibat implementasi kebijaksanaan sesudah periode waktu
tertentu.
4. Penjelasan (explanation). Monitoring menghasilkan informasi yang membantu menjelaskan
bagaimana akibat kebijaksanaan dan mengapa antara perencanaan dan pelaksanaannya tidak cocok
BAB 13
TUJUAN MANAJEMEN RESIKO DAN INDIKATOR KEBERHASILAN MANAJ. RESIKO

Tujuan yang ingin dicapai dalam mempelajari konsep manajemen resiko ini antara lain sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kapabilitas kepemimpinan seorang manajer perusahaan


2. Untuk menumbuhkan sifat dinamis dan progresif seorang manajemen perusahaan
3. Untuk mengurangi sebanyak myngkin pengambilan keputusan yang didasari atas intuisi dan
perasaan seorang manajer
4. Untuk meningkatkan keterampilan penggunaan alat analisis manajemen resiko dalam proses
pembuatan seorang manajer perusahaan.
5. Melindungi perusahaan dari tingkat risiko yang signifikan yg dapat menghambat pencapaian tujuan
perusahaan
6. Memberikan kerangka kerja yg konsisten atas risiko yang ada pada proses bisnis dan fungsi-fungsi
dalam perusahaan tersebut
7. Mendorong manajemen untuk bertindak positif mengurangi resiko kerugian, menjadikan
pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing dan keunggulan kinerja perusahaan
8. Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya
pengelolaan risiko
9. Mendorong setiap insan untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko perusahaan, sebagai
upaya untuk memaksimalkan nilai perusahaan demi mencapai tujuan yg diiinginkan bersama.
10. Mecari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut setelah terkena peril.

INDIKATOR KEBERHASILAN MENEJ.RISIKO

1. Ambang batas bawah (Medium Threshold),


Merupakan ambang batas awal yang memberikan indikasi suatu peristiwa risiko dapat terjadi
dengan kemungkinan yang kecil. Dengan hal ini bisa memperkecil suatu risiko yang dapat terjadi
disuatu permasalahan.
2. Ambang batas atas (High Threshold),Merupakan ambang maksimum yang memberikan indikasi
suatu peristiwarisiko dapat terjadi dengan kemungkinan besar.
3. Satuan ukur (Value Unit)
Satuan ambang batas (threshold) pengukuran suatu permasalahaan serta memberikan indikasi
dalam metode menangani permasalahan yang ada atau yang akan datang.
BAB 14
TUJUAN PEMBELAJARAN MENEJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian


yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia, termasuk: penilaian risiko,
pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan /
pengelolaan sumber daya.
Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko,
mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Risiko
dapat dikategorikan ke dalam dua bentuk:

1. Risiko spekulatif
Risiko spekulatif adalah suatu keadaan yang dihadapi perusahaan yang dapat memberikan keuntungan dan
juga dapat memberikan kerugian. Risiko spekulatif kadang-kadang dikenai pula dengan istilah risiko bisnis
(business risk ). Seseorang yang menginvestasikan dananya di sualu tempat menghadapi dua kemungkinan.
Kemungkinan pertama investasinya menguntungkan atau malah investasinya merugikan Risiko yang
dihadapi seperti ini adalah risiko spekulatif.

2. Risiko murni
Risiko murni (pure risk) adalah sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa
dan tidak mungkin menguntungkan. Salah satu contoh adalah kebakaran, apabila perusahaan menderita
kebakaran maka perusahaan tersebut akan menderita kerugian. kemungkinan yang lain adalah tidak
terjadi kebakaran. Dengan demikian kebakaran hanya menimbulkan kerugian. Salah satu cara
menghindarkan risiko murni adalah dengan asuransi Sehingga besarnya kerugian dapat diminimalkan, itu
sebabnya risiko murni kadang dikenal dengan istilah risiko yang dapat diasuransikan (insurable risk ).

Perbedaan utama antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada atau tidak,
untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk risiko murni tidak dapat
kemungkinan untung.

Tujuan mempelajari manajemen risiko yaitu;

1. Agar dapat melakukan tindakan penanggulangan risiko, untuk memenuhi kewajiban yang berasal
dari pihak ketiga/pihak luar.
2. Dapat menyelamatkan operasi perusahaan
3. Mencari upaya-upaya agar operasi perusahaan tetap berlanjut setelah terkena peril
4. Mengupayakan agar pendapatan perusahaan tetap mengalir, meskipun tidak sepenuhnya, paling
tidak cukup untuk menutup biaya variabelnya
5. Untuk memberikan keamanan pekerjaan, karena manajer yang dapat menangani risiko dengan
baik tidak saja dapat menyelamatkan perusahaannya dari kemungkinan rugi tapi juga dirinya.

Anda mungkin juga menyukai