Anda di halaman 1dari 15

ETIKA KEPERAWATAN

“PRINSIP-PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN”

Oleh :
Kelompk 7
Kelas 1.1 D III Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“PRINSIP ETIKA KEPERAWATAN” dalam rangka memenuhi tugas etika
keperawatan.
Mengingat banyaknya kelemahan yang penulis miliki dalam makalah ini
terutama di dalam tulisan maupun penyajiannya, untuk itu penulis selalu
mengharapkan pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki makalah ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terimakasih terutama kepada dosen
dan teman teman yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah
ini serta penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan manfaat bagi
semuanya. Penulis juga mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan
makalah ini.

Denpasar, 7 September 2018

Penulis
i

Daftar Isi
KATA PENGANTAR ………………………………………….………..….... .i
DAFTAR ISI ………………………………………………………….....……..ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ………....………..………….………….………..….….......1

1.2. Rumusan Masalah ……………………………………………………….....2

1.3. Tujuan Penulisan ……………………………………………………..….. ..2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Prinsip Etika Keperawatan……………….……………….3

2.2 Bagian dari Prinsip Etika Keperawatan….……………….…………….......4

2.3 Fungsi Prinsip Etika Keperawatan. ….……………….……………...........9

BAB III PENUTUP

3.1 Simpulan …………………………………………………..................… ..10

3.2 Saran ………………………………………………………................… ...10

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….......................…. .11


ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keperawatan merupakan salah satu profesi yang mempunyai bidang
garap pada kesejahteraan manusia yaitu dengan memberikan bantuan kepada
individu yang sehat maupun yang sakit untuk dapat menjalankan fungsi
hidup sehari-harinya. Salah satu yang mengatur hubungan antara perawat
pasien adalah etika. Istilah etika dan moral sering digunakan secara
bergantian.
Etika dan moral merupakan merupakan sumber dalam merumuskan
standard an prinsip-prinsip yang menjadi penuntun dalam berprilaku serta
membuat keputusan untuk melindungi hak-hak manusia. Etika diperlukan
oleh semua profesi termasuk juga keperawatan yang mendasari prinsip-
prinsip suatu profesi yang tercermin dalam standar praktek professional
(Doheny et all, 1982).
Profesi keperawatan mempunyai kontrak social dengan masyarakat, yang
berarti masyarakat memberi kepercayaan kepada profesi keperawatan untuk
memberikan pelayanan yang di butuhkan. Konsekwensi dari hal tersebut
tentunya setiap keputusan dari tindakan keperawatan harus mampu di
pertanggung jawabkan dan dipertanggung gugatkan dan setiap pengambilan
keputusan tentunya tidak hanya berdasarkan pada pertimbangan ilmiah
semata tetapi juga dengan memperhatikan etika.
Etika adalah peraturan atau norma yang dapat di gunakan sebagai acuan
bagi perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan tang baik dan buruk
yang dilakukan seseorang dan merupakan seuatu kewajiban dan
tanggungjawab moral. (Mila Ismani, 2001).
1
Sehingga dalam bekerja, perawat harus mengetahui prinsip-prinsip etika
keperawatan, ethichal issue dalam praktik keperawatan, dan prinsip-prinsip
legal dalam praktik keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah

2.1 Apa pengertian dari Prinsip Etika Keperawatan?


2.2 Apa saja bagian dari Prinsip Etika Keperawatan?
2.3 Apa saja fungsi prinsip Etika Keperawatan?

1.3 Tujuan Penulisan

3.1 Untuk mengetahui pengertian dari Prinsip Etika Keperawatan.


3.2 Untuk mengetahui apa saja bagian dari Prinsip Etika Keperawatan.
3.3 Untuk mengetahui apa saja fungsi prinsip Etika Keperawatan.
2

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dari Prinsip Etika Keperawatan
Prinsip adalah suatu pernyataan fundamental atau kebenaran umum maupun
individual yang dijadikan oleh seseorang/ kelompok sebagai sebuah pedoman
untuk berpikir atau bertindak.

Sedangkan Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan
buruk yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral.

Etika atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.

Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman
sepatutnya manusia hidup didalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan
atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar, yaitu baik
buruk, kewajiban, dan tanggung jawab.

Moral, berasal dari kata latin yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral
adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar
prilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi
anggota masyarakat dimana ia tinggal.

Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung


jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan. Karena setiap
kita melakukan tindakan kepada pasien kita harus menggunakan etika agar
pasien nyaman.
3

Jadi, Prinsip Etika Keperawatan adalah norma-norma yang dijadikan pedoman


perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga, kolega, atau tenaga
kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan yang bersifat profesional.

2.2 Bagian dari Prinsip Etika Keperawatan

1. Otonomi (Autonomy)
Kata ”otonomi” berarti mengatur dirinya sendiri. Otonomi juga
dapat diartikan sebagai hak kemandirian dan kebebasan individu yang
menuntut pembedaan diri. Praktik profesional merefleksikan otonomi saat
perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang
perawatan dirinya. Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa
individu mampu berpikir logis dan memutuskan serta sebagai dasar
perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dengan cara menghargai
pasien. Aplikasi prinsip moral otonomi dalam asuhan keperawatan ini
contohnya adalah seorang perawat apabila akan menyuntik harus
memberitahu untuk apa obat tersebut. Prinsip otonomi ini dilanggar
ketika seorang perawat tidak menjelaskan suatu tindakan keperawatan
yang akan dilakukannya atau tidak menawarkan pilihan misalnya
menawarkan suntikan atau injeksi di pantat kanan atau kiri apabila
memungkinkan. Perawat dalam hal ini telah bertindak sewenang-wenang
pada orang yang lemah.

2. Berbuat Baik (Beneficience)


Benefisiensi berarti hanya mengerjakan sesuatu yang baik. Prinsip
beneficience ini oleh Chiun dan Jacobs (1997) didefinisikan dengan kata
lain doing good yaitu melakukan yang terbaik. Beneficience adalah
melakukan yang terbaik dan tidak merugikan orang lain , tidak
membahayakan pasien . Apabila membahayakan, tetapi menurut pasien
4
hal itu yang terbaik maka perawat harus menghargai keputusan pasien
tersebut, sehingga keputusan yang diambil perawatpun yang terbaik bagi
pasien dan keluarga. Kadang-kadang dalam situasi pelayanan kesehatan
kebaikan menjadi konflik dengan otonomi. Beberapa contoh prinsip
tersebut dalam aplikasi praktik keperawatan adalah, seorang pasien
mengalami perdarahan setelah melahirkan, menurut program terapi
pasien tersebut harus diberikan tranfusi darah, tetapi pasien mempunyai
kepercayaan bahwa pemberian tranfusi bertentangan dengan
keyakinanya, dengan demikian perawat mengambil tindakan yang dengan
demikian perawat mengambil tindakan yang terbaik dalam rangka
penerapan prinsip moral ini yaitu tidak memberikan tranfusi setelah
pasien memberikan pernyataan tertulis tentang penolakanya. Perawat
tidak memberikan tranfusi, padahal hal tersebut membahayakan pasien,
dalam hal ini perawat berusaha berbuat yang terbaik dan menghargai
pasien.

3. Keadilan (Justice)
Setiap individu harus mendapatkan tindakan yang sama,
merupakan prinsip dari justice (Perry and Potter, 1998 ; 326). Justice
adalah keadilan, prinsip justice ini adalah dasar dari tindakan
keperawatan bagi seorang perawat untuk berlaku adil pada setiap
pasien, artinya setiap pasien berhak mendapatkan tindakan yang sama.
Prinsip Justice dilihat dari alokasi sumber-sumber yang tersedia, tidak
berarti harus sama dalam jumlah dan jenis, tetapi dapat diartikan bahwa
bahwa setiap individu mempunyai kesempatan yang sama dalam
mendapatkannya sesuai dengan kebutuhan pasien. (Sitorus, 2000).
Sebagai contoh dari penerapan tindakan justice ini adalah dalam
5
keperawatan di ruang penyakit bedah, sebelum operasi pasien harus
mendapatkan penjelasan tentang persiapan pembedahan baik pasien di
ruang VIP maupun kelas III, apabila perawat hanya memberikan
kesempatan salah satunya maka melanggar prinsip justice ini.

4. Tidak Merugikan (Nonmaleficience) atau avoid killing


Prinsip ini berarti segala tindakan yang dilakukan pada klien tidak
menimbulkan bahaya / cedera secara fisik dan psikologik. Kewajiban
perawat untuk tidak dengan sengaja menimbulkan kerugian atau cidera.
Ketika menghadapi pasien dengan kondisi gawat maka seorang perawat
harus mempertahankan kehidupan pasien dengan berbagai cara. Tetapi
menurut Chiun dan Jacobs (1997 : 40) perawat harus menerapkan etika
atau prinsip moral terhadap pasien pada kondisi tertentu misalnya pada
pasien koma yang lama yaitu prinsip avoiding killing, Pasien dan
keluarga mempunyai hak-hak menentukan hidup atau mati sehingga
perawat dalam mengambil keputusan masalah etik ini harus melihat
prinsip moral yang lain yaitu beneficience, nonmaleficience dan otonomy
yaitu melakukan yang terbaik, tidak membahayakan dan menghargai
pilihan pasien serta keluarga untuk hidup atau mati. Mati disini bukan
berarti membunuh pasien tetapi menghentikan perawatan dan pengobatan
dengan melihat kondisi pasien dengan pertimbangan beberapa prinsip
moral diatas.

5. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Veracity menurut
Chiun dan Jacobs (1997) sama dengan truth telling yaitu berkata benar
atau mengatakan yang sebenarnya. Veracity merupakan suatu kewajiban
untuk mengatakan yang sebenarnya atau untuk tidak membohongi orang
6
lain atau pasien (Sitorus, 2000). Prinsip veracity berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.Informasi harus ada
agar menjadi akurat,komprehensif,dan objektif untuk memfasilitasi
pemahaman dan penerimaan materi yang ada,dan mengatakan yang
sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan keadaan dirinya selama menjalani perawatan. Prinsip ini dapat
dilanggar ketika kondisi pasien tidak memungkinkan untuk menerima
jawaban yang sebenarnya tetapi perawat menjawab tidak benar misalnya
dengan jawaban ; hasil ukur tekanan darahnya baik, laboratoriumnya
baik, kondisi bapak atau ibu baik-baik saja, padahal nilai hasil ukur
tersebut baik buruknya relatif bagi pasien.

6. Menepati Janji (Fidelity)


Hudak dan Gallo (1997 : 108), menjelaskan bahwa membuat suatu
janji atau sumpah merupakan prinsip dari fidelity atau kesetiaan. Dengan
demikian fidelity bisa diartikan dengan setia pada sumpah dan janji.
Chiun dan Jacobs (1997 : 40) menuliskan tentang
fidelity sama dengan keeping promises, yaitu perawat selama bekerja
mempunyai niat yang baik untuk memegang sumpah dan setia pada janji.
Prinsip fidelity ini dilanggar ketika seorang
perawat tidak bisa menyimpan rahasia pasien kecuali dibutuhkan,
misalnya sebagai bukti di pengadilan, dibutuhkan untuk menegakan
kebenaran seperti penyidikan dan sebagainya. Penerapan prinsip fidelity
dalam praktik keperawatan misalnya, seorang perawat tidak menceritakan
penyakit pasien pada orang yang tidak berkepentingan,
atau media lain baik diagnosa medisnya maupun diagnose
keperawatanya. Selain contoh tersebut yang merupakan rahasia pasien

7
adalah pemeriksaan hasil laboratorium, rahasia pasien adalah
pemeriksaan hasil laboratorium, kondisi ketika mau meninggal dan
sebagainya.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan ini adalah bahwa informasi
tentang klien harus dijaga privasi-nya. Apa yang terdapat dalam dokumen
catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan
klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien diluar area pelayanan, menyampaikan pada
teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.

8. Akuntabilitas (Accountability)
Prinsip ini berhubungan erat dengan fidelity yang berarti bahwa
tanggung jawab pasti pada setiap tindakan dan dapat digunakan untuk
menilai orang lain. Akuntabilitas merupakan standar pasti yang mana
tindakan seorang professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas
atau tanpa terkecuali.
8
2.3 Fungsi Prinsip Etika Keperawatan
Prinsip Etika Keperawatan memiliki fungsi sebagai pedoman khususnya
bagi professional keperawatan, fungsinya sebagai berikut :

1. Prinsip etika keperawatan digunakan sebagai pedoman untuk seorang


perawat dalam berperilaku atau bertingkah laku dan menjalin hubungan
yang baik dengan sesama profesi maupun pasien.
2. Prinsip etika keperawatan bertujuan untuk menunjukan kepada
masyarakat luar bahwa profesi perawat memiliki rasa tanggung jawab
dan siap menerima kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat.
3. Prinsip etika keperawat berfungsi menjadikan sarana pengaturan bagi
diri seorang profesi perawat.
4. Prinsip etika keperawatan sebagai bentuk penetapan hubungan-
hubungan yang harus dipatuhi oleh perawat dengan pasien, dengan
sesama profesi tenaga kesehatan dan dengan sesama profesi
keperawatan sebagai kontributor serta dan dengan masyarakat.
5. Prinsip etika keperawatan digunakan sebagai pedoman bagi seorang
perawat dalam berperilaku dan menjalin hubungan yang baik dengan
pasien maupun sesama profesi perawat dan sebagai landasan dalam
penerapan praktik asuhan keperawatan.
9
BAB II
PENUTUP
3.1. Simpulan
Prinsip Etika Keperawatan adalah norma-norma yang dijadikan
pedoman perawat dalam bertingkah laku dengan pasien, keluarga,
kolega, atau tenaga kesehatan lainnya di suatu pelayanan keperawatan
yang bersifat profesional.
Bagian dari Prinsip Etika Keperawatan, terdiri dari Otonomi
(Autonomy), Berbuat Baik (Beneficience), Keadilan (Justice), Tidak
Merugikan (Nonmaleficience) atau avoid killing, Kejujuran (Veracity),
Menepati Janji (Fidelity), Kerahasiaan (Confidentiality), Akuntabilitas
(Accountability).
Prinsip Etika Keperawatan memiliki fungsi sebagai pedoman
bagi professional keperawatan, salah satunya yaitu digunakan sebagai
pedoman untuk seorang perawat dalam berperilaku atau bertingkah laku
dan menjalin hubungan yang baik dengan sesama profesi maupun
pasien.

3.2 Saran
Hendaknya Sebagai mahasiswa keperawatan mampu
menerapkan dan mengaplikasikan bagaimana etika dan prinsip
keperawatan dalam melakukan asuhan atau tindakan keperawatan
kepada pasien maupun dalam pengabdian masyarakat agar bisa menjadi
tenaga kesehatan.yang bermutu.

10
Daftar Pustaka
Anggara. 2015. “fungsi kode etik dan tujuan kode etik dalam keperawatan”.
http://etikkeperawatan.blogspot.com/2015/04/fungsi-kode-etik-dan-tujuan-
kode-etik.html. Diakses pada tanggal 7 September 2018 pukul 20.02 WITA

Gusti, 2015. “8 Prinsip Etika Dalam Keperawatan”. https://gustinerz.com/8-


prinsip-etika-dalam-keperawatan/. Diakses pada tanggal 7 September 2018
pukul 10.52 WITA.

Wahyuni, Sri. 2016. “Prinsip Nilai Dalam Etika Keperawatan”.


http://prinsipnilaidalametikakeperawatan.blogspot.com/2016/06/prinsip-etika-
keperawatan.html?m=1 . Diakses pada tanggal 7 September 2018 pukul 10.40
WITA
11

Anda mungkin juga menyukai